Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Leukemia ialah salah satu penyakit keganasan yang diakibatkan oleh abnormalitas
genetik pada sel hematopoietic sehingga proliferasi sel darah menjadi berlebihan akibatnya
terjadi kegagalan sumsum tulang. Menurut klasifikasinya leukemia dibagi menjadi tiga
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Juvenille
Myelomonositik Leukemia.
Sekitar 3.250 kasus leukemia baru yang didiagnosis pada penduduk di bawah usia 15
tahun di Amerika Serikat. Sebagian besar dari kasus-kasus tersebut merupakan 77 %
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), kasus AML (Akut Mielogenik Leukemi) 11%, Juvenille
Myelomonositsik Leukemia 1-2%. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kejadian LLA
antara ras kulit hitam dan kulit putih, dimana anak-anak kulit putih memiliki insiden hampir 2
kali lipat lebih besar. Puncak insidens LLA paling tinggi terjadi pada usia 2-5 tahun. Secara
internasional, terdapat variasi antara kejadian LLA pada masa kanak-kanak dan remaja,
dengan rata-rata kejadian pertahun berkisar 9-47 per juta untuk laki-laki dan 7-43 per juta
untuk wanita (Robinson, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Penyakit leukemia merupakan 31% penyakit keganasan yang tersering pada anak di
bawah umur 15 tahun.
Etiologi leukemia akut belum diketahui, akan tetapi faktor-faktor berikut ini penting dalam
patogenesis leukemia:
1. Radiasi ionisasi.
2. Bahan-bahan kimia
3. Obat-obatan (misalnya, penggunaan alkylating agen baik sendiri atau dalam kombinasi
dengan terapi radiasi meningkatkan risiko LMA).
4. Faktor Genetik:
Leukemia limfoblastik akut, sel B atau sel T, dibagi lagi oleh WHO (2008) berdasarkan defek
genetik yang mendasarinya. Pada kelompok B-LLA (LLA sel B) terdapat beberapa subtipe
genetik spesifik misalnya subtipe dengan translokasi t (9; 22) atau t (12; 21), tata ulang gen
(gene rearrangement) atau perubahan jumlah kromosom (diploidi). Subtipe merupakan
petunjuk penting untuk protokol pengobatan optimal dan prognosis. Pada T-LLA (LLA sel T)
kariotipe abnormal ditemukan pada 50% - 70% kasus (Hoffbrand, 2013).
Sedangkan secara morfologik, menurut FAB (French, British and America), LLA dibagi
menjadi tiga yaitu:
1. L1 : LLA dengan sel limfoblas kecil-kecil dan merupakan 84% dari LLA.
2. L2 : Sel lebih besar, inti ireguler, kromatin bergumpal, nukleoli prominen dan sitoplasma
agak banyak, merupakan 14% dari LLA.
3. L3 : LLA mirip dengan limfoma Burkitt, yaitu sitoplasma basofil dengan banyak vakuola,
hanya merupakan 1% dari LLA (Bakta,2006)
1. IDENTITAS PASIEN :
Nama lengkap : An.
Tempat/Tanggal lahir : Pati, 31 Agustus 2000
Alamat : Sukoharjo 1/5 Wedarijaksa, Pati, Jawa Tengah
Suku Bangsa : Jawa
Umur : 16 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMK Kelas 1
Agama : Islam
2. ANAMNESIS
Data pasien didapatkan dari RM no 106695, autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu
pasien di rumah
Tanggal : 10 Januari 2017 Jam : 16.30
Keluhan Utama :
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD Soewondo Pati dengan keluhan demam, demam dirasakan
selama 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, hilang timbul, dan dirasakan seluruh tubuh.
Menggigil disangkal, kejang disangkal, mimisan disangkal. Sejak 2 bulan sebeleum masuk
rumah sakit, pasien juga mengeluhkan sariawan pada lidah dan bibir pasien, sehingga pasien
sulit untuk makan, dan minum. Pasien juga mengeluhkan adanya benjolan yang timbul di
leher kanan dan kiri sejak 2 bulan, konsistensi kenyal, tidak nyeri, berukuran seperti telur
puyuh, dan tidak mengalami pembesaran. Benjolan juga timbul di bagian ketiak kanan dan
kiri selama 1 bulan lebih, konsistensi kenyal, sedikit nyeri, sebesar telur bebek, dan sedikit
mengalami pembesaran. Satu bulan yang lalu, benjolan juga timbul di kedua selangkangan
paha kanan dan kiri, konsistensi kenyal, ukuran seperti telur puyu, tidak nyeri, dan tidak
mengalami pembesaran. Hal ini menyebabkan pasien sedikit sulit berjalan.
BAK lancar seperti biasa, berwarna kuning jernih dengan frekuensi 4-5 kali/hari. Darah (-),
nyeri (-), BAB lancar 1x/hari berwarna kuning kecoklatan, darah (-), lendir (-), nyeri saat
BAB (-).Pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi di tangan bagian kiri, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk-tusuk bersifat hilang timbul sejak 2 hari yang lalu, terdapat bengkak
dan sedikit nyeri, kemerahan tidak ada, hangat saat perabaan tidak ada, riwayat trauma tidak
ada. Nyeri kepala dirasakan pasien 1 minggu yang lalu, tidak menjalar sampai ke bagian
punggung belakang, rasa berputar tidak ada, nyeri kepala berkurang saat istirahat.
Lemas juga dirasakan pasien sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, dirasakan
sepanjang hari, dan lemas dirasakan seluruh tubuh, dan sedikit berkurang jika
beristirahat.Keluhan nyeri kepala disangkal, gangguan penglihatan disangkal.
Keluhan batuk juga dirasakan pasien sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, dahak
disangkal, darah disangkal, sesak disangkal, nyeri dada disangkal, mual muntah disangkal.
Satu bulan yang lalu pasien dirawat di RS Karyadi Semarang dengan diagnosis Leukemia
oleh dokter di RS Karyadi.
Riwayat Perinatal :
Saat hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan setiap bulan, konsumsi obat-
obatan dan jamu disangkal
Pasien merupakan anak ke pertaama dari dua bersaudara
1. Laki-laki/16th/kelas 1 SMK/cukup bulan/2800 gram/PBL lupa/spontan/bidan
2. Perempuan/6th/TK Besar/cukup bulan/2600gram/PBL lupa/spontan/bidan
Riwayat imunisasi:
Hep B : saat lahir
BCG : 1 bulan
DPT/Hep B : 2,3,4 bulan
Polio : 1,2,3,4 bulan
Campak : 9 bulan dan kelas 1 SD
Kesan : Riwayat imunisasi dasar lengkap dan booster campak 1x
Riwayat Perkembangan :
Personal sosial
Pasien masih dapat mengikuti pelajaran di sekolah dan bergaul dengan teman-temannya di
sekolah
Bahasa
Pasien tidak memiliki kesulitan dalam berbahasa, pasien dapat berbicara lancar. Bahasa
sehari-hari yang digunakan pasien adalah bahasa jawa.
Motorik halus
Pasien dapat memasang baut dan memperbaiki sepeda motor sendiri
Motorik kasar
Pasien dapat mengendarai sepeda motor
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati
Periode 5 Desember 2016 11 Februari 2017 7
Leukemia Limfoblastik Akut Rizka Anisa- 406161050
3. PEMERIKSAAN FISIK
Data pasien didapatkan dari RM no 106695 tanggal : 20 Maret 2016
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Kompos mentis
Tampak lemas
Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 115x/ menit
Pernafasan : 25x/ menit
Suhu : 38o C
Data Antropometri :BB = 50 kg ; TB = 162 cm (IMT= 19,05)
Pemeriksaan Sistem
Kepala : Mesocephal, benjolan (-), kelainan kulit kepala (-) muka simetris,
rambut hitam, lurus, distribusi merata, mudah dicabut (-)
Mata : Bentuk dan letak mata normal, simetris ODS, pupil bulat 3 mm
isokor ODS, reflex cahaya langsung dan tidak langsung +/+,
CA -/-, SI -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis perioral (-), makroglosi (-), faring
hiperemis (-), edema (-), tonsil T1-T1, glositis (-)
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, serumen +/+ sedikit, nyeri tekan
tragus (-), nyeri tarik telinga (-), nyeri tekan mastoid (-)
MT: hiperemis (-), edema (-), intak (+), retraksi (-), refleks cahaya
(+), perforasi (-)
Leher : JVP normal, deviasi trakea (-) pembesaran KGB (-)
Thoraks
PARU
Inspeksi : Dada simetris, retraksi (-)
JANTUNG
Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga 5, 1 jari, tidak kuat angkat
ABDOMEN
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, buncit (-), hernia umbilikalis (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik
Kulit : Turgor kulit baik, kulit kering (-), cutis marmorata (-),
sianosis (-) ikterik (-)
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal (-)
Reflex fisiologis : biceps +/+
patella +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Pada tanggal 11 Januari 2017 dilakukan pemeriksaan fisik di rumah pasien (Sukoharjo 1/5
Wedarijaksa, Pati, Jawa Tengah) . Hasil yang didapatkan adalah:
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Kompos mentis
Tampak sehat
Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 102x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : 36,4o C
Data Antropometri :BB = 58 kg ; TB = 163 cm (IMT=21,82)
Pemeriksaan Sistem
Kepala : Mesocephal, benjolan (-), kelainan kulit kepala (-) muka simetris,
rambut hitam, lurus, distribusi merata, mudah dicabut (-)
Mata : Bentuk dan letak mata normal, simetris ODS, pupil bulat 3 mm
isokor ODS, reflex cahaya langsung dan tidaklangsung +/+,
CA -/-, SI -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis perioral (-), makroglosi (-), faring
hiperemis (-), edema (-), tonsil T1-T1, glositis (-)
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, serumen +/+ sedikit, nyeri tekan
tragus (-), nyeri tarik telinga (-), nyeri tekan mastoid (-)
MT: hiperemis (-), edema (-), intak (+), retraksi (-), refleks cahaya
(+), perforasi (-)
Leher : JVP normal, deviasi trakea (-) pembesaran KGB (-)
THORAKS
PARU
Inspeksi : Dada simetris, retraksi (-)
JANTUNG
ABDOMEN
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, buncit (-), hernia umbilikalis (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik
Kulit : Turgor kulit baik, kulit kering (-), sianosis (-) ikterik (-), edema (-)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati
Periode 5 Desember 2016 11 Februari 2017 11
Leukemia Limfoblastik Akut Rizka Anisa- 406161050
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal (-)
Reflex fisiologis : Biceps +/+
Patella +/+
Reflex patologis : Babinski -/-
Chaddock -/-
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (20/3/16)
Makroskopik : Keping- keping jaringan ukuran panjang 0,5 cm, diameter 0,3 cm
dan 0,4 cm, warna putih kekuningan, keras
Mikroskopik : Selularitas sumsum tulang : Hiperseluler menurut umur.
Ratio sel : lemak : 10% : 90 %
Mieloid : eritroid : 2 : 1
Sel blast : >20%
Megakariosit atipik : dapat ditemukan
Granulosit matur : dapat ditemukan
Limfosit matur : dapat ditemukan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati
Periode 5 Desember 2016 11 Februari 2017 12
Leukemia Limfoblastik Akut Rizka Anisa- 406161050
5. RESUME
Telah datang seorang anak laki-laki usia 15 tahun ke IGD RSUD RAA Soewondo Pati
pada tanggal 20 Maret 2016 dengan keluhan panas sejak 1 minggu SMRS panas dirasakan
muncul perlahan-lahan, naik turun dan di seluruh tubuh dengan suhu awal pasien saat diukur
adalah 38C. Keluhan panas membaik setelah diberikan obat penurun panas oleh dokter
puskesmas tetapi ketika 4-6 jam kemudian, panas naik kembali.
Mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik-bintik merah (-) menggigil (-), berkeringat (-),
penurunan kesadaran (-), kejang (-). Batuk (-). Keluhan nyeri sendi (-), bengkak pada sendi
(-), gerakan-gerakan yang tidak terkendali (-), bercak kemerahan pada kulit (-), benjolan di
kulit (-). Riwayat nyeri tenggorok dan nyeri menelan (+) 3 minggu yang lalu.
Awalnya ketika masuk rumah sakit, pasien belum mengeluhkan nyeri pada dada sebelah
kiri, namun setelah 4 hari dirawat di RS, terdapat nyeri dada sebelah kiri, rasanya seperti
ditekan/ditindih. Nyeri dada menetap, tidak menjalar dan dirasakan hilang timbul dan
membaik ketika beristirahat. Sesak nafas (+).
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Tidak ada anggota
keluarga pasien dan teman dari lingkungan pasien yang menderita penyakit seperti ini.
Lingkungan rumah pasien merupakan lingkungan padat penduduk. Riwayat berpergian ke
luar kota (-)
Nafsu makan pasien normal 3x/hari, porsinya sedang 1 piring, tidak vegetarian,
menunya nasi ayam/ikan bergantian, daging 1x/minggu namun pasien jarang mengkonsumsi
sayur. Pasien mengaku jarang jajan sembarangan dikarenakan pasien selalu makan di rumah.
Minum banyak seperti biasa jumlah 2 botol mineral besar/hari (@1200 ml)
BAK lancar seperti biasa, berwarna kuning jernih dengan frekuensi 4-5 kali/hari.
Darah (-), nyeri (-), BAB lancar 1x/hari berwarna kuning kecoklatan, darah (-), lendir (-),
nyeri saat BAB (-).
Dari pemeriksaan fisik pada awal pasien masuk ditemukan keadaan umum kompos
mentis dan tampak lemas. TD: 100/60 mmHg; Nadi 115 kali/menit (takikardi) RR 25x/menit
dan suhu 38oC. Pada auskultasi terdengar murmur holosistolik di apeks sampai axilla disertai
friction rubs.
Pemeriksaan penunjang Hb: 10,7; leukosit: 7,99; hematokrit: 32,3; trombosit 285;
widal (-); ASTO (+), CRP (+)
Pada tanggal 11/1/17 dilakukan pemeriksaan fisik di rumah pasien, didapatkan hasil:
Tampak sehat dan compos mentis, TD: 120/70 mmHg; nadi: 102x/menit; RR: 20x/menit;
suhu: 36,4C. Pada auskultasi masih terdengar murmur holosistolik di apeks sampai axilla
namun sudah tidak ditemukan friction rubs.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati
Periode 5 Desember 2016 11 Februari 2017 14
Leukemia Limfoblastik Akut Rizka Anisa- 406161050
7. PENGKAJIAN
Clinical Reasoning :
Karna ada beberapa kriteria Jones yang dipenuhi pada pasien ini yaitu :
Karditis : ditandai dengan adanya bising pansistolik yang kemungkinan disebabkan
oleh mitral insufisiensi, friction rub dan nyeri dada yang kemungkinan disebabkan
adanya perikarditis dan ( kriteria mayor )
Demam ( kriteria minor )
CRP meningkat (kriteria minor )
Dari 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor disertai adanya bukti infeksi
Streptoccus Beta hemolyticusgoup A berupa peningkatan ASTO pada pasien ini maka
dapat didiagnosis pasien ini mengalami demam rematik akut
8. DIAGNOSIS BANDING
Demam >7 hari: Karditits:
1. Demam typhoid 1. Endokarditis viral
2. Malaria 2. Miokarditis viral
3. TB 3. Endokarditis infektif
4. ISK
9. RENCANA DIAGNOSTIK
1. Kultur tenggorok
2. Elektrokardiografi
3. Ekokardiografi
4. Tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin, albumin)
10. TERAPI FARMAKOLOGIS
1. 02 3-5 liter/menit
2. RL 20 tpm
3. Pamol (paracetamol) tab 3x500 mg prn demam
4. Penicilin Benzatin 1,2 juta IM
5. Aspilet (aspirin) 4x640 mg
11. TERAPI NON FARMAKOLOGIS
- Ad vitam : Dubia
- Ad sanationam : Dubia ad malam
- Ad functionam : Dubia
ANALISIS KASUS
Keterangan:
Demam typhoid disingkirkan karena pasien tidak demam sore hari, riwayat jajan
sembarangan jarang, pasien juga tidak memiliki riwayat gastrointestinal dan tidak
mengalami penurunan kesadaran. Pemeriksaan widal (-)
TB disingkirkan karena pasien tidak mengalami penurunan BB, tidak ada batuk dan
tidak ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit TB
ISK disingkirkan karena pasien tidak memiliki keluhan nyeri pada saat BAK dan
hematuria. Lab urinalisis tidak didapatkan leukosit penuh
DAFTAR PUSTAKA