You are on page 1of 22

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akhir-akhir ini perkembangan industri berkembang dengan sangat pesat.


Tetapi banyak juga akibat negatif yang ditimbulkan, salah satunya adalah
mesin tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks. Semakin rumit dan
kompleksnya mesin menuntut kita supaya dapat menggunakan mesin secara
maksimal. Tentunya tidak hanya mengunakannya saja. Kita juga harus
memelihara mesin tersebut agar mesin tersebut juga awet dan unjuk kerjanya
maksimal. Pemeliharaan mesin dari berbagai masalah harus kita atasi, salah
satunya adalah masalah getaran mesin. Karena,getaran mesin dapat menjadi
beban tambahan pada struktur dan konstruksi pondasi mesin.
Maka dari itu, saya membuat laporan ini supaya lebih memahami tentang
pengukuran getaran mesin yang menggunakan vibration meter dan supaya saya
mengetahui cara pemeliharaan mesin tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1. Bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel CNC PPNS?
2. Bagaimanakah rekomendasi pemeliharaan mesin produksi di Bengkel
CNC PPNS?
1.3. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum pengukuran getaran mekanis ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel
CNC PPNS.
2. Mengetahui bagaimanakah rekomendasi pemeliharaan mesin produksi di
Bengkel CNC PPNS.

1
1.4. Manfaat
Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengukuran getaran dengan vibration
meter serta mengidentifikasi kondisi mesin yang mengalami getaran mekanis
pada kondisi nyata di lapangan.

1.5. Pembatasan Masalah


Pada percobaan kali ini batasan pengambilan variabel yang digunakan
yakni frecuency, velocity, acceleration, dan displacement. Sedangkan yang
diamati adalah identifikasi potensi kerusakan mesin atau peralatan yang
dipakai sesuai dengan standard.

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Getaran


Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda
atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran
terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya
bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi
disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat
disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-
alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu
sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran
(vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari
tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran
peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim,
2002:253).Getaran adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melalui
keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan (Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku Tingkat Getaran).Getaran adalah
gerakan teratur atau tidak teratur suatu benda dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya (SNI 16-7054-2004). Getaran adalah gerakan
yang teratur dari benda atau media dengan arah yang bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB
faktor fisika).

Gambar 2.1 Siklus Getaran

3
Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia.
2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan
kegiatan manusia
3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan
sesaat.

2.2 Getaran Mekanis


Getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker
No.51/MEN/1999 tentang NAB factor fisika)
Getaran mekanis dibedakan menjadi :
1. Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) adalah suatu getaran
yang terjadi karena adanya kontak antara tubuh ( seluruh tubuh ) dengan
permukaan yang bergetar.
Contoh : Pengemudi traktor (kontak tubuh dengan tempat duduk traktor)
2. Getaran pada bagian tubuh tertentu (Partial Body Vibration) adalah
getaran yang terjadi pada bagian-bagian yang terjadi pada bagian-bagian
tubuh tertentu seperti tangan/ kaki yang kotak dengan permukaan yang
sedang bergetar
Contoh : Pekerja memakai gergaji listrik

Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:


1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai
kecepatan getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin /alat tiap satuan
jarak (meter) per detiknya (m/s).
2. Acceleration adalah percepatan. Yang dimaksud adalah percepatan
benda,mesin atau suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis)
tiap satuan jarak (meter) per detik kuadrat (m/s2).

4
3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami
oleh mesin atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat
tersebut tiap millimeter (mm).

2.3 Pengendalian Getaran


Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran mekanis pada
suatu mesin adalah sebagai berikut :
Pengendalian Secara Teknis
1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya
(dilengkapi dengan damping/peredam).
2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya
membalut pegangan alat dengan karet.
3. Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-
bagian yang aus atau memberikan pelumasan.
4. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang
tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.
5. Menggunakan remote kontrol. Tenaga kerja tidak terkena paparan
getaran, karena dikendalikan dari jauh.

2.4 Alat Pengukur Getaran


Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data
getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat
yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan
dalam suatu pengukuran getaran antara lain
o Vibration meter
o Vibration analyzer
o Shock Pulse Meter
o Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada
kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan
persyaratan personal yang menggunakannya.

5
2.4.1 Vibration meter
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga
mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil
data getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari
sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat
ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter
getaran yang akan diukur.
Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level
getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran
tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan
seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya
alat ini digunakan untuk memonitor trend getaran dari suatu mesin.
Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level
getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut
dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.

2.4.2 Vibration Analyzer


Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan
frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin
mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi
getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi
pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk
membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa
pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai data
spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap
frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu
mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan
seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi.

6
2.4.3 Shock Pulse Meter ,
Shock pulse meter adalah , alat yang khusus untuk memonitoring
kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode
analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter
ini adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada
suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan
besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pads sistem SPM ini biasanya
memakai tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa
sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan
menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh
getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi
Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting
karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui
dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang
karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa
prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan
titik ukur adalah
1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.
2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban
dari bearing.
3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara
bearing dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah
bearing digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik
ukur tidak boleh diambil pada posisi ini.

2.4.4 Osciloskop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk
melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat
memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran
suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan
melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan, sebagai contoh,
kerusakan akibat unbalance atau misalignment akan menghasilkan

7
bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi kelonggaran
mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti
friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk
tertentu.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu :
untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non- contact
(proximitor). Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai
posisi dan getaran shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya
digunakan pada mesin- mesin yang besar dan menggunakan sleeve
bearing (bantalan luncur). Disamping itu dengan menggunakan dual
osciloscop (yang memberikan fasilitas pembacaan vertikal maupun
horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal
dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin
ditinjau dari bentuk orbitnya.

2.5 Vibration Meter


Pengukuran getaran mekanis pada praktikum kali ini menggunakan alat
yang disebut dengan vibration meter. Vibration meter didesain untuk
melakukan pengukuran getaran mekanis secara konvensional khususnya untuk
pengujian pada mesin berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan
untuk pengujian percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), dan perubahan
vector (displacement), tetapi juga dapat menunjukan diagnosis kegagalan
secara sederhana.

8
Gambar 2.1 Vibration Meter

Range pengukuran:
Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s2 392 m/s2
Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s 80 cm/s
Perpindahan vector/letak : 0,001 mm 10 mm

Range Frekuensi
Percepatan (Accelaration) : 10Hz 200Hz, 10Hz 500Hz, 10Hz
1KHz, 10Hz 10KHz
Kecepatan (Velocity) : 10Hz 1KHz
Perpindahan vector/letak : 10Hz 500Hz

Akurasi alat = 5%
Range Temperatur = 0 C ~ 40 C
Range Kelembapan = 80%

Vibration meter dapat menghasilkan pengukuran pada status bar


berdasarkan alarm limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis sederhana secara
otomatis akan membunyikan alarm yaitu warning limit jika pengukuran sampai
batas aman (safe state) dan alarm limit jika nilai pengukuran sampai pada batas
kerusakan (destruct state). Kemudian akan masuk ke spectrum testing mode
ketika nilai pengukuran sampai pada batas (limit).

9
Bagian-bagian Vibration Meter
1. Main Body
Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran (display)
Keyboard yang terdiri dari tombol untuk menghidupkan dan
mematikan, kumdian tombol MEAS untuk memulai pengukuran
dan untuk mengakhiri pengukuran. Tombol C untuk cancel dan
OK untuk enter.
Lampu
Menunjukan indikasi charging.
Transducer socket
Adalah tempat menghubungkan transducer dengan main body.
Charging socket
Adalah tempat memasukan charger.

2. Sensor transducer
Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil,
maka pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.

2.6. Teknik Pengukuran Getaran Mesin

2.6.1 Posisi dan Arah Pengukuran


Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada
bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan
sedekat mungkin dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut
gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah
merupakan hasil reaksi gaya dari mesin. Disamping karakteristik getaran
seperti, amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran
yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan
getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari berbagai
arah.
Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang
sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.

10
Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah
pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap
sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam
analisa suatu getaran.

2.6.2 Standard

Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan


batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah
mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut
sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan.

2.7.Assesment Diagram for Vibration


Setelah melakukan pengambilan data oleh vibration meter selanjutnya
dilakukan tahap pengidentifikasian kemungkinan kerusakan pada peralatan
kerja yang terpapar getaran mekanis. Pengidentifikasian dilakukan dengan
membaca Assesment Diagram for Vibration. Pembacaan dilakukan dengan
menghubungkan tiap tiap variabel yang didapat pada pengukuran (acceleration,
displacement, velocity, frecuency) dalam sebuah garis lurus yang saling
berhubungan.

11
Grafik 2.1 Assesment Diagram for Vibration

Acceleration (percepatan) dengan satuan mm/s2 ditandai dengan garis


diagonal (/), displacement (perpindahan/pergeseran) dengan satuan mm
ditandai dengan garis diagonal (\), velocity (kecepatan) dengan satuan mm/s
ditandai dengan garis horizontal (-), frecuency (frekuensi) dapat ditemukan
pada name plate mesin yang akan diukur dengan satuan Hz ditandai dengan
garis vertikal (l). Dengan menghubungkan pertemuan antar titik dari keempat

12
garis tersebut didapatkan luasan daerah yang nantinya akan diidentifikasi
terletak di daerah manakah luasan daerah itu, kemudian ditentukan apakah
peralatan tersebut masih layak digunakan atau dalam kondisi rusak.
Dalam assesment diagram for vibration terdapat 3 probabilitas yang akan
mungkin terbaca yakni Damage Probable, Reccomended, dan daerah
antara. Apabila luasan bidang masuk pada damage probable maka peralatan
harus diganti karena paparan getaran sudah melebihi batas. Apabila luasan
bidang masuk pada reccomended maka peralatan masih dalam batas aman dan
masih bisa digunakan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini
individu-individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya
masalah (Wijaya C, 1995:175). Selain itu menggunakan safety helmet
diperlukan untuk mengurangi resiko terkena benda-benda yang jatuh dari
ketinggian. Earplug juga disarankan untuk mengurangi paparan kebisingan
yang di hasilkan oleh getaran mekanis oleh mesin.

13
BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Penelitian


Latar Belakang
1. Akibat negatif dari perkembangan industri yang berkembang pesat.
2. Pemeliharaan mesin dari masalah getaran mesin supaya mesin awet dan unjuk
kerjanya maksimal.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel CNC PPNS?
2. Bagaimanakah rekomendasi pemeliharaan mesin produksi di Bengkel CNC
PPNS?

Metodologi Penelitian

Data Primer Data Sekunder


1. Acceleration 1. Frekuensi
2. Velocity 2. Rpm
3. Displacement 3. Rekomendasi
kelayakan mesin

Analisis dan Pembahasan


1. Analisis survey awal pengukuran
2. Pengukuran Berdasarkan diagram assessment

Kesimpulan dan Saran

14
3.2 Peralatan
Pengukuran getaran mekanis menggunakan alat yang disebut dengan
vibration meter. Vibration meter didesain untuk melakukan pengukuran
getaran mekanis secara konvesional khususnya untuk pengujian pada mesin
berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan untuk pengujian
percepatan (acceleration), kecepatan (velocity) dan perubahan vector atau letak
(displacement), tetapi juga dapat menunjukkan diagnosis kegagalan secara
sederhana.

Range pengukuran :

Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s - 392 m/s


Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s - 80 cm/s
Perpindahan vector/ letak : 0,001 mm - 10mm

Range Frekuensi

Percepatan (Acceleration) : 10Hz - 200Hz, 10Hz - 500Hz,


10Hz- 1KHz, 10Hz - 10Hz

Kecepatan (Velocity) : 10Hz - 1KHz

Perpindahan vector atau letak : 10Hz - 500Hz

Akurasi Alat = 5%
Range Temperatur =
Range Kelembapan = 80%

Vibration meter dapat menampilkan hasil pengukuran pada status bar


berdasarkan alarm limit dan waring limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis
sederhana secara otomatis akan menyembunyikan alarm yaitu warming limit
jika nilai pengukuran sampai pada batas aman (safe state) dan alarm limit jika
nilai pengukuran sampai pada batas kerusakan (destruct state). Kemudian akan
masuk ke spectrum testing mode ketika nilai pengukuran sampai pada batas
(limit).

15
3.3 Bagian Peralatan
1. Main Body
Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran ( display)
Keyboard yang terdiri dari tekan tombol untuk
menghidupkan dan mematikan, kemudian tombol MEAS untuk
memulai pengukuran dan untuk mengakhiri pengukuran. Tombol C
untuk cancel dan OK untuk enter.
Lampu
Menunujukkan indikasi charging.
Tranducer Socket
adalah tempat menghubungkan tranducer dengan main body.
Changing Socket
Meggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil,
maka pengukuran harus pada tempat datar dan rata.
2. Sensor transducer
Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil, maka
pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.

3.4 Prosedur Kerja


1. Memasang tranducer pada tempat yang telah ditentukan.
2. Menyalakan vibration meter dengan menekan tombol
3. Melihat battery status. Jika menunjukkan 100% berarti kondisi baterai
masih penuh.
4. Mengatur jam dan tanggal pada System untuk menyesuaikan dengan
waktu. Ketika pengukuran selesai hasilnya dapat dilihat dengan tampilan
waktu pengukuran.
5. Mengukur display mode dengan memilih tipe display yang diiginkan
dengan cara display OK atau masuk ke dalam System. Untuk praktikum ini
menggunakan Special Display.
6. Menekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran dan untuk
mengakhiri pengukuran.

16
7. Melepas dari main body dan simpan tranducer pada tempat penyimpanan
jika pengukuran telah selesai.

Cara mengoperasikan menu


1. Untuk memindahkan cursor menggunakan 2,8 untuk naik dan turun, 4,6
untuk ke kanan dan kiri (untuk memindahkan menu).
2. Untuk memindahkan point number tekan tombol 2 untuk naik dan 8 untuk
turun.
3. Tombol OK berfungsi sebagai enter dan C untuk cancel.

17
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengukuran


1. Nama Ruang : Bengkel CNC
2. Tanggal Pengukuran : 11 Juni 2012
3. Team Pengukur : 1. Hoffman Budiarto
2. Agus Hermawan
3. Dyan Hatining Ayu S
4. Peralatan/mesin yang diukur
1. Bengkel Perkakas
a. Mesin CNC type TV series 158B

Tabel 4.1 Data hasil pengukuran


No Alat/mesin Frekue Mesin Pengukuran 1
nsi (Hz) (RPM)
V(mm/s ) D(mm) A(mm/s2)

1 Mesin CNC 50 1300 2,9 x 101 3,05 x 102 2,66


2,9 x 101 3,31 x 102 2,75
2,97 x 101 3,38 x 102 2,76

RATA RATA 2,92 x 101 3,25 x 102 2,72

(Sumber: Hasil Pengukuran Getaran Mekanis, 2012)

18
4.2 Analisa dan Pembahasan
Dari hasil pengukuran pada tabel 4.1 maka dapat dibuat assessment
diagram for vibration dari setiap mesin, sehingga dapat diketahui apakah
mesin tersebut termasuk dalam klasifikasi recommended, transisi atau damage.
Berikut ini hasil assessment diagram for vibration dari setiap mesin

Gambar 4.2 Assessment Diagram


(Sumber : Tata Tertib Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja, 2012)

Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka hasil perolehan data


dimasukkan dalam assessment diagram untuk getaran, maka dapat ditentukan
getaran yang dihasilkan oleh mesin berada pada daerah recommended

19
BAB 5 KESIMPULAN

Berdasarkan data dari hasil pengukuran yang telah diperoleh dan telah
dianalisa serta dibahas pada mesin CNC dapat disimpulkan bahwa getaran yang
dihasilkan oleh mesin CNC masih diijinkan (recommended). Selain itu getaran
pada mesin CNC tidak menyebabkan timbulnya kerusakan pada mesin atau
dengan kata lain peralatan/mesin masih dalam batas aman dan masih bisa
digunakan.
Meskipun getaran yang dihasilkan pada mesin tidak menimbulkan
kerusakan, tetapi mesin harus tetap dilakukan maintenance, control, dan repairing
apabila terjadi kerusakan, agar kinerja mesin bisa maksimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Emil Salim. 2002. Green Company. Jakarta : PT Astra Internasional Tbk.


Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC
Harrington, J. M. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC.
Http//:vibrasisblog.com
Http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHf6c1/5396a4db.dir/do
c.pdf.
Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku Tingkat
Getaran Modul Praktikum PLK-PPNS-ITS
Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
SNI 16-7054-2004

21
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan Velocity, Acceleration, dan Displacement?


Jelaskan!
2. Mengapa perlu melakukan pengukuran getaran mekanis?
3. Apa yang menyebabkan timbulnya getaran mekanis berlebihan pada mesin/
alat?
4. Berapa NAB getaran mekanis pada manusia?

Jawab:

1. Definisi:
Velocity (kecepatan) adalah merupakan besaran yang menyatakan
lintasan (arah perpindahan) tiap satuan waktu.
Acceleration (percepatan) adalah perubahan kecepatan dibagi satuan
waktu.
Displacement (perpindahan) adalah jarak terpendek dari titik posisi
awal ke posisi akhir yang merupakan vektor posisi yang menyatakan
panjang/arah yang berupa garis imajiner yang lurus.
2. Perlu melakukan pengukuran getaran mekanis pada mesin karena dengan
melakukan pengukuran getaran mekanis pada mesin, kita dapat memperoleh
data yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin sehingga
dengan informasi hasil analisa data tersebut kita dapat mengetahui apakah
mesin membutuhkan perbaikan atau tidak.
3. Penyebab timbulnya getaran mekanis yang berlebihan pada mesin/alat:
Kurangnya atau tidak adanya perawatan/pemeliharaan terhadap mesin/alat.
Mesin/alat tidak ditempatkan dengan teratur.
Adanya komponen yang tidak seimbang dalam pergerakan pada mesin.
Tidak adanya alat yang digunakan untuk meredam getaran.
Mesin mengalami kerusakan.

NAB getaran mekanis pada manusia, menurut KEP.51/MEN/1999 yaitu 4 m/s


untuk tangan dan lengan

22

You might also like