You are on page 1of 5

Resume Fisika Telinga dan Pendengaran

Tyas Istiqomah
080810191
Teknobiomedik

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Airlangga Surabaya
2009
Fisika Telinga dan Pendengaran

Salah satu indera yang dimiliki manusia yaitu indera pendengaran, yang berupa
sepasang telinga.

Dengan adanya telinga kita dapat mendengar berbagai macam suara yang ada di
sekitar kita. Namun tentunya tidak semua gelombang suara dapat didengar manusia.
Besarnya gelombang suara yang dapat didengar berkisar antara 20 Hz – 20 kHz yang
biasa disebut gelombang audiosonik.

Sebuah kalimat mengatakan, “ Telinga adalah Ekspresi Pikiran dan Perasaan”.


Telinga merupakan sebuah anugerah untuk mengetahui dan mengidentifikasi seluruh
informasi. Manusia memiliki 2 telinga yang dapat mengabaikan atau konsentrasi terhadap
bisikan, keluhan, dan suara teriakan sesuai dengan pikiran dan perasaan seseorang.

Telinga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, tengah, dan dalam dimana
masing-masing bagian memiliki fungsi sendiri hingga kita bisa mendengar suara.

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, kanal auditori (kanal telinga), dan
membrane timpani sebagai batas telinga luar dan tengah.

Daun telinga berfungsi untuk menangkap suara sehingga suara dapat masuk ke
dalam telinga hingga akhirnya kita dapat mendengar. Kanal auditori berfungsi sebagai
penghubung daun telinga dan membrane timpani yang berupa lintasan sempit dengan
panjang sekitar 2,5 cm. Membrane timpani berbentuk kerucut dengan tebal 0,1 mm dan
luas 65 mm² yang bekerja dengan menimbulkan vibrasi lalu diteruskan ke telinga tengah.

Telinga Tengah

Telinga tengah terdiri dari 3 tulang kecil, yaitu os malleulus, os incus, dan os
stapes dan tuba eustachius.

Telinga bagian tengah memegang peranan yang cukup penting, karena


didalamnya terdapat tuba eustachius yang berfungsi menyeimbangakan tekanan antara
telinga luar dan dalam serta mempunyai hubungan langsung dengan mulut.

Telinga Dalam

Telinga bagian dalam berisi cairan yang terletak dalam tulang temporal, yang
terkandung struktur spiral dan biasa dikenal koklea, selain itu juga terdapat oval window.
Koklea memiliki panjang sekitar 3 cm, dan terdiri dari 3 ruangan yaitu : ruangan
vestibular sebagai tempat berakhirnya oval window, ductus koklearis, dan ruangan
timpani.
Lebih jelasnya proses hingga terjadinya pendengaran oleh manusia adalah :

Gelombang bunyi  Daun telinga  Saluran telinga  Membran timpani ( bergetar )


 Telinga tengah (ketiga tulang kecil bergetar)  Telinga dalam ( koklea ) yang penuh
dengan cairan getaran merangsang sel-sel rambut kecil yang melekat pada membrane
( organ Korti )  getaran diubah menjadi pulsa-pulsa listrik ke saraf  pulsa listrik
 otak

Cacat telinga dan alat bantunya

Tidak semua orang memiliki pendengaran normal. Beberapa cacat yang bisa dialami
seseorang yaitu, :

Cacat yang tidak disebabkan karena bising

Sudden deafness
Yaitu ketulian yang tiba-tiba, dan ada suara mendengung pada telinga. Namun
sampai saat ini belum ada kepastian yang jelas mengenai penyebab ketulian ini

Tuli

Tuli konduktif
Tuli jenis ini sifatnya sementara karena ada cairan atau kotoran yang menutupi
gendang telinga. Atau bisa juga karena gendang telinga mengalami penebalan,
sehingga vibrasi suara tidak dapat mencapai gendang telinga.

Tuli perseptif
Hal ini karena sel-sel rambut hilang kepekaan. Tuli ini terjadi dengan tiap-tiap
frekuensi yang memiliki rugi pendengaran berbeda. Sampai saat ini tuli perseptif
tidak bisa disembuhkan.

Tuli kortikal
Tuli jenis ini biasanya menyerang orang tua atau bisa juga karena kebisingan yang
terlalu lama. Penyebabnya adalah cacat pada syaraf otak.

Cacat yang disebabkan karena bising

Temporary Threshold Shift ( kelelahan pendengaran )


Ini adalah saat ketika seseorang kehilangan tajam pendengaran sementara setelah
mendengar suara bising dalam waktu relative singkat. Pendengaran akan pulih kembali
jika bising dihentikan.
Permanent Threshold Shift.
Yaitu seseorang yang kehilangan pendengaran irreversible yang disebabkan
karena kebisingan yang terlalu lama. Gangguan pendengaran ini menyebabkan seseorang
kesulitan untuk menjalani kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami
pembicaraan.

Kedua jenis cacat tersebut biasanya diderita oleh pekerja yang bekerja pada dunia
industri dengan intensitas bising yang tinggi, misalnya pabrik.

Berikut adalah tabel level maksimal kebisingan terhadap telinga manusia dengan
perbedaan frekuensi

f (Hz) 37,5-150 150-300 300-600 600-1200 1200-2400


TI (dB) 100 90 85 85 80

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu para penyandang
cacat pendengaran, diantaranya :

- Terapi hiperbarik
Dengan terapi ini dapat memperbaiki sel-sel dan molekul serta jaringan
yang rusak semaksimal mungkin dengan dosis terapi tertentu. Proses yang terjadi
adalah :
Seorang pasien masuk ke dalam sebuah chamber khusus yang kemudian
bertekanan tinggi kemudian pasien menghirup oksigen 100 % selama 30 menit.
Ini dilakukan sebanyak 3x dan diselingi istirahat 5 menit menghirup udara biasa.
Selama waktu tersebut pasien dilarang tidur, dan harus konsentrasi penuh.

- Alat Bantu dengar yang dipasang di belakang telinga

- Alat Bantu dengar hantaran udara

- Alat Bantu dengar hantaran tulang

- Alat Bantu dengar yang dipasang di badan

Keempat alat Bantu dengar diatas, selain terapi hiperbarik terdiri dari
beberapa komponen, yaitu : Mikrofon untuk menangkap suara
Amplifier untuk meningkatkan volume
Speaker

You might also like