You are on page 1of 23

MAKALAH

ANTIHIPERLIPIDEMIA

Disusun Oleh :

SMK BAKTI INDONESIA KUNINGAN


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................... 2
2.1 Definisi Hiperlipidemia........................................................................... 2
2.2 Mekanisme Kolesterol............................................................................. 5
2.3 Klasifikasi Hiperlipidemia....................................................................... 5
2.4 Gejala Hiperlipidemia.............................................................................. 10
2.5 Patofisiologi hiperlipidemia..................................................................... 11
2.6 Etiologi Hiperlipidemia........................................................................... 12
2.7 Pemeriksaan dan Diagnosis..................................................................... 13
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 20
3.2 Saran ........................................................................................................ 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian pada penduduk Indonesia.
Yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperlipidemia yaitu keadaan di mana kadar lemak
darah naik. Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis
(hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Pada
sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun,
bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia. Obat
antihiperlipidemia sedikitnya dikelompokkan dalam tujuh golongan senyawa. Ada klofibrat,
asam nikotinat, probukol, gemfibrosil, penghambat absorpsi lemak, golongan
statin/mevinolin, dan hormon dekstrotirosin. Namun, penggunaan obat- obatan sintetik relatif
mahal dan tak sedikit menimbulkan efek samping yang merugikan.
Hiperlipidemia atau kadang-kadang disebut dislipidemia terjadi akibat jumlah lipid utama
(lemak) dalam darah (kolesterol atau trigliserida) berlebih, karena gangguan metabolisme atau
kelainan transportasi lipid yang dapat juga merupakan kelainan genetik (keturunan) dari
penyakit lain (seperti diabetes, gangguan tiroid, penyakit hati, atau ginjal).Hiperlipidemia
disebabkan adanya lemak nabati / kolesterol yang terlalu tinggi. Jika kalori dalam makanan
yang dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan
tersimpan di dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut
menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan
antihiperlipidemia serta mekanisme kerja dari obat tersebut khususnya obat simvastatin.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kelebihan kolesterol dalam tubuh.
2. Untuk mengetahui obat untuk penyakit antihiperlipidemia sertamekanisme kerja obat tersebut
di dalam tubuh.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Hiperlipidemia


Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya.
Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai
peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik
dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005).
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber
energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk
di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di
kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi
tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf
yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah
adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa
larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein
yang utama adalah :
1. Kilomikron
2. VLDL(Very Low Density Lipoproteins)
3. LDL (Low Density Lipoproteins)
4. HDL(High Density Lipoproteins)

Sintesis dan metabolisme


1. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa
trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada kilomikron.
Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari
kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan VLDL
yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada
diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid
permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.
2. Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)
Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor trigliserida
ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis
oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan
2
seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan sisa yang
disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara
langsung oleh hati, sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan trigliserida
yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan fenomena klinis pergeseran
beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat disebabkan karena peningkatan
sekresi precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme LDL.

3. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)


Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel
bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester
kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk
sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui
suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA
reduktase. Hati memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel
lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol
dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga disekresikan
dalam empedu.

4. Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)


Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu
lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan
perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat
membawa ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor
scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein (Bertram, Katzung).

Komposisi Lipoprotein dari Subjek Normal (dipiro, 2005)


Komposisi berat (% b/b)
Kolesterol
Kelas Range Diameter (nm)
Lipoprotein density Protein trigliserida bebas ester Fosfolipid
(g/mL)
kilomikron <0.94 75-1200 1-2 80-95 1-3 2-4 3-9
VLDL 0.94- 30-80 6-10 55-80 4-8 16-22 10-20
1.006
LDL 1.006- 18-25 18-22 5-15 6-8 45-50 18-24

3
1.063
HDL 1.063- 5-12 45-55 510 3-5 15-20 20-30
1.21

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan
cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa lemak jenis
tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah. Serangkaian enzimkemudian
mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di
dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil)
dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara :
1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke
dalam darah.
2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.

Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri
koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar kolesterol
total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik dibandingkan dengan kadar
kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total
yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300
mg/dL, maka resiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali.
Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang
dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko;
kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterolbaik) menyebabkan menurunnya
resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL
dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih
dari 25 % dari kadar kolesterol total. Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke,
kadar kolesterol total tidak terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total
dengan kolesterol HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah
kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke,
masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal, tetapi kadar
yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit
arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dL) bisa
menyebabkanpankreatitis.
2.2 Mekanisme Kolesterol
4
Dalam menjalankan fungsinya, kolesterol yang memiliki kepadatan protein lebih rendah
(VLDL, ILDL, LDL) mudah sekali menempel dalam dinding pembuluh darah koroner
sehingga menimbulkan plak (timbunan lemak pada dinding pembuluh darah ini akrab disebut
dengan plak aterosklerosis).
Jika pembuluh darah tersumbat oleh timbunan lemak tersebut, maka dampak lebih
jauhnya diantaranya adalah stroke, serangan jantung, dan lainnya yang mengarah fatal kepada
tubuh manusia. Oleh karena itu LDL akrab dewasa ini dikenal sebagai sebutan kolesterol
jahat.Sementara HDL bersifat menangkap kolesterol yang sedang dalam keadaan bebas di
pembuluh darah untuk kemudiannya terbawa ke dalam hati untuk diproses lebih lanjut. Oleh
karenanya HDL akrab dianggap sebagai kolesterol yang baik.Kolesterol yang kita butuhkan
tersebut dalam keadaan normal diproduksi sendiri oleh tubuh sudah dalam jumlah yang tepat.

2.3 Klasifikasi Hiperlipidemia


Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol dan trigliserida
yang sangat tinggi, yang sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia herediter mempengaruhi system
tubuh dalam fungsi metabolisme dan membuang lemak (Balai Informasi Tekhnologi Lipi,
2009). Terdapat 5 jenis hiperlipoproteinemia yang masing-masing memiliki gambaran lemak
darah serta resiko yang berbeda :

1. Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan yang jarang
terjadi dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak mampu membuang
kilomikron dari dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda dengan kelainan ini mengalami
serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan limpa membesar, pada kulitnya terdapat
pertumbuhan lemak berwarna kuning pink (xantoma eruptif). Pemeriksaan darah
menunjukkan kadar trigliserida yang sangat tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan
terjadi aterosklerosistetapi bisa menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita
diharuskan menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun
lemak tak jenuh ganda).
2. Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit keturunan yang
mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini, biasanya karena serangan jantung.
Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan lemak membentuk pertumbuhan xantoma di
dalam tendon dan kulit. 1 diantara 6 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung
pada usia 40 tahun dan 2 diantara 3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung
5
pada usia 60 tahun. Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1
dari 2 wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia 55 tahun.
Orang yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki kadar kolesterol
total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal karena penyakit arteri koroner pada
masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari faktor resiko, seperti
merokok, danobesitas, serta mengurangi kadar kolesterol darah dengan mengkonsumsi obat-
obatan. Penderita diharuskan menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak, terutama lemak
jenuh dan kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur. Menambahkan bekatul gandum
pada makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali diperlukan obat penurun
lemak.
3. Hiperlipoproteinemia tipe III
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan tingginya kadar
kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak di kulit
pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita, pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15
tahun kemudian. Baik pada pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka
pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali
menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah menunjukkan
tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari VLDL.
Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan peningkatan kadar asam uratdalam
darah. Pengobatannya meliputi pencapaian dan pemeliharaan berat badan ideal serta
mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun kadar
lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan sampai normal, sehingga memperlambat
terjadinya aterosklerosis.
4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota keluarga dan
menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko terjadinya
aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes ringan.
Penderita dianjurkan untuk mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan
menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak darah.
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu
memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Selain
diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
6
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal. Ditemukan
sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri
perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang
mengalami kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali
terjadi setelah penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa
penurunan berat badan, menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa
diberikan obat penurun kadar lemak.

Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less


Tipe Evaluasi Lipoprotein
I Kilomikron
IIa LDL
IIb LDL + VLDL
III IDL (LD1)
IV VLDL
V VLDL + kilomikron

LDL=low density protein


VLDL = very low density protein
IDL = intermediate-density protein

Tipe I
Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan trigliserida di
dalam darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim lipoprotein
lipase atau apo C-II yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL, sehingga
menyebabkan ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah
secara efektif.

Tipe II
Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal (primer)
ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya. Hiperlipoprotein primer
disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan hiperlipoprotein sekunder dapat
disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid, hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat
pulih dengan terapi hormon.
7
Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :
a. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar VLDLnya
normal. Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu hiperkolesterol
familial,defectiv e apolipoprotein B familial, hiperkolesterolemia poligenik.
b. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan trigliserida dalam
darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia familial. Penyakit ini disebabkan karena
meningkatnya produksi hepatik Apo B (merupakan protein utama pada LDL dan VLDL).
Xanthoma pada tipe ini jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD
(Coronary ArteryDisease) prematur.

Tipe III
Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini terkait
dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh reseptor -reseptor sel
hati untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL
dalam plasma dan terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada
hipotiroidisme. Gangguan ini terjadi lebih awal pada pria dibandingkan pada wanita.
Abnormalitas pada toleransi glukosa dan hiperurikemia dapat terjadi.

Tipe IV
Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung di dalam
VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan
dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin) dan obesitas. Kadar kolesterol total
normal atau meningkat sedangkan kadar HDL rendah.

Tipe V
Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat disebut
sebagai hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya normal. Tipe ini merupakan
gangguan yang jarang terjadi. Penyebabnya terkadang dipengaruhi faktor keluarga, terkait
dengan ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak
sempurna dapat dan ancaman resiko pancreatitis seumur hidup. Pada beberapa pasien dapat
diakibatkan alkohol dan diabetes.

Hiperlipidemia Sekunder

8
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu
seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :
1. Diabetus melitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.
Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa
akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama dalam
biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang
berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya
trigliserida.

2. Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar
kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga
kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila penderita ini menjadi
gemuk kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini
akan merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan
peningkatan kadar trigliserida juga.

3. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan
oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein
berlebih.

4. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan dengan
abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar
kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan
kerusakan formasi LCAT.

5. Obesitas
9
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer akan
meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi
VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.

Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)


Penyebab
Penyakit Obat-obatan
Hiperkolesterolemia Hipotiroidisme, penyakit Progestin, diuretik tiazid,
hati obstruktif, sindrom glukokortikoid, -bloker,
nefrotik, anorexia nervosa, isotretionin, inhibitor
intermiten porphyria akut protease,siklosforin,
mirtazapin, sirolimus

Hipertrigliseridemia Obesitas, diabetes melitus, Alkohol, estrogen,


lipodystrophy, sepsis, isotretionin, -bloker,
kehamilan, hepatitis akut, glukokortikoid, resin asam
lupus erythematosis empedu, tiazid,
sistemik. Monoklonal asparaginase, interperon,
gammathophy: multiple antijamur golongan Azol,
myeloma, lymphoma mirtazopin, steroid anabolik,
sirolimus, bexaroten

HDL rendah Obesitas, malnutrisi Non-ISA -bloker, steroid


anabolik, probukol,
isotretionin, progestin

2.4 Gejala Hiperlipidemia


1. Sakit dada
2. Jantung berdebar
3.Berkeringat
4.Cemas
5.Nafas pendek
6.Hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau bergerak
7.Sakit abdominal

10
8.Kematian mendadak

2.5 Patofisiologi hiperlipidemia


Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL,
HDL, Total kolesterol dan Trigliserida dari hati, kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang
bernama LDL( Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan,
termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
HDL (High Densiy Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang memlliki komponen
kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas
dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke
hati. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) adalah Lipoprotein yang dibentuk di hati yang
kemudian akan diubah di pembuluh darah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Bentuk
Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut ke
jaringan seperti dinding pembuluh darah (Jeffry Tenggara, 2008).Kelebihan kolesterol akan
diangkat kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk
dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung
empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL
sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah
Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang jahat karena dapat
menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya ia
membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya
kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini
mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih
berat.
Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein adalah prediktor kuat
untuk penyakit jantung koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan cara
memindahkan kolesterol dari sel dan atheroma. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi
rendah dari HDL fungsional sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko
tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan antara HDL dan LDL semata-mata ditentukan
secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan pengobatan, pemilihan makanan dan faktor
lainnya (Anonim, 2008).

Klasifikasi kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida


11
Jenis Kolesterol Nilai
Kolesterol total
Diinginkan < 200 mg/dL
Cukup tinggi 200-239 mg/dL
Tinggi 240 mg/dL
Kolesterol LDL
Optimal <100 mg/dL
Jauh atau diatas optimal 100-129
Cukup tinggi 130-159
Tinggi 160-189
Sangat tinggi 190
Kolesterol HDL
Rendah <40 mg/dL
Tinggi 60 mg/dL
Trigliserida
Normal <150 mg/dL
Cukup tinggi 150-199 mg/dL
Tinggi 200-499 mg/dL
Sangat tinggi 500 mg/dL

Seperti yang telah disebutkan diatas lipid memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Namun,
apabila terjadi keadaan hiperlipidemia, akan menyebabkan kelainan metabolism lipid.
Kelainan metabolism lipid pada keadaan hiperlipidemia dapat terjadi pada tapaktapak
produksi atau penggunaan lipoprotein yang menyebabkan keadaan hipolipoproteinemia atau
hiperlipoproteinemia (Murrey, 2003).

2.6 Etiologi Hiperlipidemia


Hiperlipidemia biasanya disebabkan oleh :
a. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
b. Obesitas
c. Diet kaya lemak
d. Kurang melakkuakn olahraga
e. Penggunaan alcohol
f. Merokok sigaret
g. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

12
h. Kelenjar tiroid yang kurang aktif

Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat
sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan
lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan
sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200
mg/dl, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah
memiliki kadar kolesterol total di bawah 260mg/dl. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik
dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein
dari aliran darah (Balai Informasi Tekhnologi Lipid, 2009).

2.7 Pemeriksaan dan Diagnosis


Pemeriksaan fisik harus menggambarkan:
a. Ada atau tidaknya faktor resiko jantung
b. Sejarah penyakit jantung atau gangguan lipid
c. Ada atau tidaknya faktor sekunder hiperlipidemia termasuk pengobatan secara bersamaan
d. Ada atau tidaknya xantoma, nyeri abdominal, atau sejarah pancreatitis, penyakit ginjal atau
hati, penyakit pembuluh darah perifer, aneorisme aortic abdominal, atau penyakit pembuluh
darah otak (bruits carotid, stroke, serangan iskemik transient)

2.8 Tatalaksana terapi hiperlipidemia


1. Terapi non farmakologi
Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olahraga bisa
membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya
pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
adalah:
a. Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan
b. Berhenti merokok
c. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam tubuhnya
d. Menambah porsi olahraga
e. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan)
Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan
diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus
sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009).
2. Terapi farmakologi
13
Terapi Farmakologi (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009)
Jenis Obat Contoh Cara Kerja
Penyerap asam empedu Kolestiramin Mengikat asam empedu di usus, dan
Kolestipol meningkatkan pembuangan LDL dari
aliran darah
Penghambat sintesa Niasin Mengurangi kecepatan VLDL (VLDL
protein merupakan prekursos dari LDL)
Penghambat HMG Adrenalin, Flufastatin Menghambat pembentukan kolesterol,
Koenzim-A reduktase Lovastatin dan meningkatkan pembuangan LDL
Vlavastatin dari aliran darah
Sinvastatin
Derivat asam fibrat Klofibrat Meningkatkan pemecahan lemak
Fenofibrat
Gemfibrosil

a. Niasin (asam nikotinat)


Asam nikotinat mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaaan
dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyenangkan. Mekanisme kerja: pada
dosis dalam gram, niasin (NYE a sin) merupakan vitamin larut air, menghambat lipolisis
dengan kuat dalam jaringan lemak-penghasil utama asam lemak bebas yang beredar. Hati
umumnya menggunakan asam lemak dalam sirkulasi sebagai precursor utama untuk sintesis
triasilgliserol. Karena itu, niasin menyebabkan penurunan sintesis triasilgliserol yang
diperlukan untuk produksi VLDL (lipoprotein densitas sangat rendah). Lipoprotein densitas
rendah (LDL, lipoprotein kaya kolesterol) berasal dari VLDL dalam plasma. Karena itu,
reduksi VLDL juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL plasma. Dengan demikian,
baik triasilgliserol (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL) dalam plasma
menjadi rendah. Selanjutnya, pengobatan dengan niasin akan meningkatkan kadar kolesterol-
HDL (HDL merupakan karier kolesterol yang baik). Selanjutnya, dengan meningkatkan
sekresi aktivator plasminogen jaringan dan merendahkan fibrinogen plasma, niasin dapat
mengubah beberapa disfungsi sel endotel penyebab thrombosis yang ada kaitannya dengan
hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Penggunaan dalam terapi : niasin merendahkan kadar plasma kolesterol dan
triasilgliserol. Karena itu, obat ini berguna pada pengobatan hiperlipoproteinemia tipe II b dan
IV, dengan VLDL dan LDL naik. Niasin juga diguanakan untuk pengobatan
hiperkolesterolemia lain yang berat, sering dengan kombinasi antihiperlipidemia lain. Selain

14
itu, obat ini merupakan obat antihiperlipidemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL
plasma.
Farmakokinetik : niasin diberikan per oral. Zat ini diubah dalam tubuh menjadi
nikotinamid yang dimasukkan dalam kofaktor nikotinamid adenine dinukleotida (NAD).
Niasin adalah derivat nikotinamid dan metabolit lain dikeluarkan dalam urin. Nikotinamid
sendiri tidak menurunkan kadar lipid dalam plasma.
Efek samping : efek samping niasin yang paling menonjol adalah kemerahan pada kulit
(disertai perasaan panas yang tidak nyaman) dan pruritus. Pemberian aspirin sebelum minum
niasin mengurangi rasa panas yang diantar oleh prostaglandin. Beberapa pasien juga
mengalami mual dan sakit pada abdomen. Asam nikotinat menghambat sekresi tubular asam
urat dan karena itu mudah terjadi hiperurisemia dan pirai. Telah dilaporkan adanya gangguan
toleransi glukosa dan hepatotoksisitas.

b. Fibrat-Klofibrat dan Gemfibrozil


Obat-obat tersebut merupakan derivat asam fibrat dan keduanya mempunyai mekanisme
kerja yang sama. Gamfibrozil dalam klinik telah menggantikan klofibrat karena kematian
akibat klofibrat lebih tinggi. Kematian tersebut tidak ada hubungannya dengan penyebab
kardiovaskular tetapi lebih ganasan atau komplikasi pasca kolesistektomi dan pankreasitis.
Mekanisme kerja : Kedua obat menyebabkan penurunan trigliserol plasma dengan
memacu aktifitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada kilomikron
dan VLDL, sehingga dapat mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa fibrat dapat menyebabkan penurunan kolesterol
plasma dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan meningkatkan ekskresi biliar
kolesterol ke dalam feses. Fibrat juga merendahkan kadar fibrinogen plasma.
Penggunaan Terapi : Fibrat digunakan dalam pengobatan hipertrigliseridemia,
menyebabkan penurunan yang signifikan pada kadar triasilgliserol plasma. Klofibrat dan
gamfibrozil berguna dalam mengobati hiperlipidemia tipe III (disbetalipoproteinemia),
dengan penumpukan partikel lipoprotein densitas sedang (IDL). Pasien dengan
hipertrigliseridemia (tipe IV) (VLDL meningkat) atau penyakit tipe V (peningkatan VLDL
dan kilomiron) yang tidak responsif dengan diet atau obat lain dapat mengambil manfaat obat-
obat ini.
Farmakokinetik : Kedua obat diabsorpsi sempurna setelah dosis oral. Klofibrat
mengalami esterifikasi menjadi asam klofibrat yang aktif terikat pada albumin dan tersebat
luas seluruh jaringan tubuh. Untuk gamfibrizil secara luas menyebar ke seluruh tubuh dan

15
terikat pada albumin juga.Keduanya mengalami biotransformasi sempurna dan dikeluarkan
dalam urin sebagai konjugat glukuronida.
Efek samping
a. Efek Gastrointestinal
Efek samping paling umum adalah gangguan pencernaan ringan. Efek samping akan
berkurang dengan berkembangnya terapi.
b. Litiasis
Karena obat-obat ini meningkatkan ekskresi kolesterol biliar,terdapat predisposisi untuk
pembentukan batu empedu.
c. Keganasan
Pengobatan dengan kolifibrat telah menyebabkan sejumlah keganasan-terkait dengan
kematian.
d. Otot
Miositis atau peradangan otot polos dapat terjadi dengan kedua obat sehingga pelemahan otot
atau nyeri otot harus dievaluasi. Meskipun jarang, pasien dengan insufisiensi ginjal
mengandung resiko. Miopati dan rhabdomiolisis telah dilaporkan pada beberapa pasien yang
menggunakan gamfibrozil dan lovastatin bersamaan.
e. Interaksi Obat
Kedua fibrat bersaing dengan antikoagulan kumarin dalam pengikatan pada protein plasma,
sehingga meningkatkan efek antikoagulan sepintas. Karena itu kadar protrombin perlu
dimonitor jika pasien meminum kedua obat ini.
f. Kontraindikasi
Keamanan obat-obat ini pada ibu hamil atau menyusui belum jelas. Seharusnya obat-obat ini
tidak digunakan pada pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal atau pasien dengan
penyakit kandung empedu.

c. Resin pengikat asam empedu : kolestiramin dan kolestipol


Mekanisme kerja: kolestiramin dan kolestipol adalah resin pertukaran anion yang terikat
pada asam dan garam empedu bermuatan negatif dalam usus halus. Kompleks resin atau asam
empedu ini dikeluarkan melalui feses, sehingga mencegah asam empedu kembali ke hati
melalui sirkulasi enterohepatik. Berkurangnya konsentrasi asam empedu menyebabkan
hepatosit meningkatkan konversi kolesterol ke asam empedu, menyebabkan suplai senyawa
ini baik kembali, sebagai komponen penting empedu. Akibatnya, konsentrasi kolesterol
intraseluler, mengaktifkan hati untuk meningkatkan ambilan partikel LDL yang mengandung

16
kolesterol, sehingga LDL plasma turun. Ambilan yang miningkat ini dilakukan melalui
upregulasi reseptor LDL pada permukaan sel.
Penggunaan dalam terapi : resin yang mengikat asam empedu (sering dikombinasi
dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe II a dan
II b. kolestiramin juga dapat meringankan pruritus akibat akumulasi asam empedu pada
pasien dengan obstruksi biliar.
Farmakokinetik : kolestiramin dan kolestipol diminum per oral. Karena tidak larut dalam
air dan merupakan molekul yang sangat bessar (berat molekul lebih dari 10 6), keduanya tidak
diabsorbsi atau dimetabolisme dalam usus. Sebaliknya semua dikeluarkan dalam feses.
Efek samping :
a. Efek Gastrointestinal : efek samping paling sering adalah gangguan pencernaan seperti
konstipasi, mual dan flatus.
b. Gangguan Absorbsi : absorbsi vitamin larut lemak A,D,E,K dapat terganggu jika terdapat
dosis resin yang tinggi. Absorbsi asam folat dan askorbat juga dapat berkurang.
c. Interaksi Obat : kolestiramin dan kolestipol mengganggu absorbsi beberapa obat dalam
usus, misalnya tetrasiklin, fenobarbital, digoksin, warfarin, pravastatin, fluvastatin, aspirin,
dan diuretic thiazid. Karena itu, obat-obat harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam
setelah resin pengikat asam empedu ini diminum.
d. Inhibitor HMG CoA reduktase : Lovastatin, praavastatin, simvastatin, dan fluvastatin

Kelompok antihiperlipidemia yang baru ini menghambat tahap pertama aktifitas enzim
dalam sintesis sterol. Analog dengan struktural alamia, asam3-hidroksi-3metil Glutarat
(HMG), semua obat dalam grup ini berpacu dalam menghambat hidrosi metil glutaril koenzim
A (HMG-CoA reduktase). Kecuali fluvastati, inhibitor HMG reduktase lainnya merupakan
modifikasi kimia dari senyawa alamia yang terdapat dalam jamur.

Mekanisme Kerja Inhibisi


a. HMG-CoA reduktase
Lovastatin, simvastatin, pravastatin, fluvastain adalah analog 3-tatin dan simvastatin
adalah lakton yang dihidrolisis menjadi obat aktif. Pravastatin dan fluvastatin aktif dengan
cara demikian. Karena afinitasnya yang kuat terhadap enzim, semua efektif berpacu
menghambat HMG-CoA reduktase, tahapan terbatas dalam sintesis kolesterol. Dengan
menghambat sintesis kolesterol denovo-, obat akan menghabiskan simpanan kolesterol.
b. Penurunan reseptor LDL

17
Penghapusan kolesterol intraseluler menyebabkan sel meningkat jumlah resepto LDL
permukaan sel spesifik yang dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang beredar.
Sehingga, hasil akhir adalah penurunana kolesterolplsama karena sintesis berkurang dan
peningkatan katabolisme LDL. Inhibitor HMG-CoA reduktase, seperti kolestiramin , dapat
meningkatkan kadar HDL plasma pada beberapa pasien sehingga menurunkanresiko
mendapatkan penyakit PJK. Penurunan triasilgliserol juga terjadi sedikit.

3. Penggunaan Dalam Terapi


Obat-obat ini efektif dalam menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis
hiperlipidemia. Namun pasien yang homozigot untuk penyakit hiperkolesterolemia
kekurangan reseptor LDL dan oleh karenanya mendapatkan keuntungan sedikit dari obat-obat
ini. Perlu diperhatikan bahwa meskipun proteksi diberikan karena pengurangan kadar
kolesterol, kira-kira pasien yang diobati dengan obat ini masih menderita masalah koroner.
Karena itu diperlukan strategi tambahan seperti diet, latihan, atau obat tambahan perlu
diberikan.
Farmakokinetik: pravastatin dan fluvastatin hamper seluruhnya dapat diabsorbsi setelah
pemberian oral; dosis oral lovastatin dan simvastatin diabsorbsi 30-50%. Pravastatin dan
fluvastatin adalah obat aktif langsung, sedangkan lovastatin dan simvastatin harus dihidrolisis
menjadi asam. Karena ekstraksi first pass, kerja utama obat-obat ini pada hati. Semua
mengalami biotransformasi, beberapa produk masih tetap aktif. Ekskresi terjadi terutama
melalui empedu dan feses, tetapi pengeluaran melalui urin juga terjadi. Waktu paruh berkisar
antara 1,5-2 jam.
Efek samping :
- Hati : kelainan biokimiawi fungsi hati telah terjadi dalam penggunaan inhibitor HMG-CoA
reduktase. Karena itu, sangat diperlukan menilai fungsi hati dan mengukur kadar serum
transaminase secara periodic. Semua akan kembali normal jika obat dihentikan.
- Otot : miopati dan rhabdomiolisis (disintegrasi atau disolusi otot) jarang dilaporkan. Dalam
beberapa kasus, pasien biasanya menderita insufisiensi ginjal atau mengambil obat seperti
siklosporin, itrakonazol, eritromisin, gemfibrosil atau niasin. Kadar keratin kinase plasma
harus diperiksa secara teratur.
- Interaksi obat : inhibitor HMG-CoA reduktase juga meningkatkan kadar kumarin.
Sehingga, penting untuk sering mengevaluasi waktu protrombin.
- Kontra indikasi : obat-obat ini merupakan kontraindikasi bagi ibu hamil atau menyusui.
Obat-obat ini tidak boleh digunakan pada anak-anak atau remaja.
4. Terapi obat kombinasi
18
Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk mendapatkan penurunan
kadar lipid plasma yang signifikan. Sebagai contoh, pada hiperlipidemia terapi II, pasien
sering diobati dengan kombinasai niasin ditambah obat pengikat asam empedu, seperti
kolestiramin. Kombinasi inhibitor HMG-CoA reduktase dengan zat pengikat asam empedu
juga telah menunjukkan manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL.
Efek Terapi Obat Lipid dan Lipoprotein
Obat Mekanisme Aksi Efek Lipid Efek Lipoprotein Keterangan
Cholestyramine, Naiknya katabolisme Turunnya Turunnya LDL Permasalahan akibat
colestipol, colesevam LDL, turunnya kolesterol komplikasi, ikatan
Absorpsi kolesterol, dengan beberapa obat
golongan asam
Niacin Turunnya LDL, Turunnya Turunnya Masalah dengan
sintesis VLDL trigliserida VLDL,LDL,HDL penerimaan pasaien,
dan kombinasi yg baik
kolesterol dengan resin
obat,menyebabkan
hepatotoksik yang
rendah
Probucol Naiknya bersihan Turunnya Turunnya LDL Menurunnya HDL,
LDL kolesterol dan HDL efikasi dengan
menghambat oksidasi
LDL dan fasilitator
bolak balik kolesterol
Gemfibrozil, Naiknya bersihan Turunnya Turunnya VLDL, Menyebabkan
fenofibrate, clofibrate VLDL dan turunnya trigliserida LDL dan naiknya kolesterol, rendahnya
sintesis VLDL dan HDL lDL akibat HDL,
kolesterol Gemfibrosil
menghambat
glukoronidasi oleh
simvastatin, lovastatin,
atorvastatin
Lomvastatin, Naiknya katabolisme Turunnya Turunnya LDL Naiknya aktivitas
pravastatin, LDL dan kolesterol family heterozygote
simvastatin,fluvastatin, menghambat sintesis hiperkolestrolemia
atrovastatin, LDL dengan kombinasi
furvastatin beberapa agen
Ezetimibe Menghambat Turunnya Turunnya LDL Menimbulkan reaksi
absorpsi koloesterol kolesterol efek samping dan
dan melewati saluran reaksi additive dengan
intestinal obat lain

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Antihiperlipidemia adalah obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam
darah yang salah satu obatnya adalah simvastatin.
imvastatin bekerja menghamba tmenghambat 3-hidroksi-3-metil-glutaril-koenzim A (HMG-
CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai katalis dalam pembentukan
kolesterolsehingga kolesterol dalam darah kembali normal.

3.2 Saran
1. Lakukan pemeriksaan kolesterol secara dini untuk mencegahtimbulnya berbagai macam peny
akit.
2. Penderita harus melakukan diet pengurangan kolesterol baku sebelum dan selama memulai
pengobatan dengan simvastatin danharus melanjutkan diet selama pengobatan dengan
simvastatin.
3. Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaanfungsi hati.

20

You might also like