You are on page 1of 3

Review Literatur

Topik Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melakukan


kajian mengenai topik yang akan diangkat. Kajian ini bertujuan untuk
menentukan apakah topik yang akan diangkat tersebut cocok dan bisa diteliti
serta membawa manfaat, dan dapat memberikan gambaran kepada peneliti
mengenai pendekatan penelitian yang bisa digunakan.

Topik penelitian merupakan materi pokok yang akan dipelajari dan digali
lebih lanjut. Usahakan topik dapat dideskripsikan dalam beberapa kata / kalimat
pendek yang bisa dijadikan judul sementara. Topik sebisa mungkin harus singkat,
jelas, mudah dipahami tetapi menarik. Wilkinson (1991) mengatakan judul yang
baik terdiri dari maksimal 12 kata. Saat menentukan topik, peneliti juga harus
bisa memperkirakan apakah topik tersebut menarik minat masyarakat luas atau
hanya golongan tertentu. Tentu saja topik yang lebih umum akan membuat
penelitian kita memiliki peminat yang lebih banyak juga.

Kajian Pustaka

Setelah menentukan topik, peneliti bisa memulai kajian pustaka. Kajian ini
bertujuan untuk mengetahui topik secara lebih mendalam, mencari
perbandingan dengan studi-studi sebelumnya yang dapat memperkuat hasil
penelitian (Cooper, 2010; Marshall & Rossman, 2011), dan memberikan kerangka
kerja dan alur langkah penelitian yang tepat. Sehingga kajian bisa dilakukan
dengan cara mengkritisi penelitian sebelumnya, menggabungkan beberapa hasil
penelitian atau teori, memberi penjelasan mengenai keserasian beberapa topik,
maupun mengidentifikasi masalah penting dari sebuah hasil penelitian ataupun
teori yang sudah ada.

Penggunaan Literatur

Pada Penelitian Kualitatif, kajian pustaka bisa diletakkan di bagian pendahuluan


untuk menunjukkan kerangka arahan penelitian, dalam bagian tersendiri seperti
kebanyakan penelitian untuk menunjukkan latar belakang teori yang kuat (sering
digunakan dalam studi teori kritis maupun etnografi), maupun di belakang untuk
mempertajam perbandingan hasil penelitian seperti pada Grounded Research.
Jumlah literatur yang dikaji disesuaikan dengan perluasan tema yang diinginkan
peneliti. Sedangkan pada Penelitian Kuantitatif / Campuran, kajian pustaka biasa
diletakkan di awal sebagai penunjuk dasar pertanyaan penelitian ataupun
hipotesis dan memiliki bagian tersendiri. Jumlah literatur yang dikaji disesuaikan
dengan topik penelitian, tetapi bagian kajian pustaka pada Penelitian Kuantitatif /
Campuran, hendaknya memenuhi susunan berikut: 1) pengantar, 2) literatur
yang hanya menjelaskan variabel independen, 3) literatur yang menjelaskan
variabel dependen, 4) literatur yang menjelaskan baik variabel independen
maupun dependen, 5) kesimpulan.

Tekhnik Desain
Pembuatan kajian pustaka dimulai dengan menentukan kata kunci untuk
mencari literatur yang sesuai dengan topik. Kemudian berbekal kata kunci,
peneliti melakukan pencarian materi literatur. Sebaiknya pencarian ini dilakukan
dari rumah melalui database yang sudah terkomputerisasi, misalnya dengan
mencari melalui laman website perpustakaan nasional ataupun katalog jurnal
online. Kumpulkan kurang lebih 50 literatur baik buku maupun jurnal yang terkait
topik dan susun skala prioritas. Skala prioritas disusun dengan melihat
kemudahan akses yang kita miliki, ringkasan mengenai bagian dalam buku atau
jurnal (abstract) yang akan kita gunakan untuk mempertimbangkan kesesuaian
informasi di dalamnya dengan penelitian kita, kredibilitas buku/jurnal yang akan
kita gunakan, dan jenis literatur yang akan kita gunakan (apakah merupakan
buku yang disusun banyak penulis, atau makalah dari suatu konferensi terbaru,
dan sebagainya). Ringkasan jurnal / Abstract yang baik seharusnya memuat
permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut, tujuan utama penelitian,
gambaran mengenai sampel-populasi-subjek, kata kunci hasil penelitian, dan
gambaran mengenai kekurangan atau keterbatasan yang ada terkait teknik
maupun metodologi penelitian. Kemudian lakukan review singkat terhadap
literatur tersebut sambil melakukan seleksi. Pertimbangkan apakah informasi
yang didapat di literatur tersebut bisa digunakan dalam penelitian yang akan
diajukan. Kerangka literatur dapat digunakan untuk mempermudah melakukan
seleksi. Kerangka literatur dapat berupa lingkaran seperti diagram venn maupun
pohon bercabang. Tuliskan topik utama di atas serta literatur yang telah
ditemukan mengenai topik utama tersebut (sertakan judul lengkap, penulis, dan
tahun keluarnya literatur untuk mempermudah referensi ulang). Kemudian
tuliskan subtopik yang sesuai dan literatur yang memuatnya. Dari berbagai
subtopik dan penjabaran topik utama, peneliti akan mampu membuat ringkasan
dasar yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun proposal penelitian. Selalu
perhatikan gaya penulisan referensi yang sesuai dalam menyusun kajian
pustaka. Gaya penulisan referensi yang biasa digunakan adalah milik American
Psychology Association (APA) (2010), sedangkan gaya penulisan lain yang juga
umum digunakan tetapi tidak sebanyak APA adalah The Chicago Manual of
Style(University of Chicago Press, 2010). Gaya penulisan referensi ini harus
diseuaikan saat menulis sitasi, saat menentukan bentuk penulisan subtopik
(headings), peletakan catatan kaki, dan pada saat memuat tabel / gambar.

Definisi dari Istilah

Hal yang tidak kalah penting selanjutnya adalah tentang pencatuman definisi
operasional. Dalam sebuah penelitian ilmiah bisa jadi banyak mengandung
istilah khusus yang tidak dipahami oleh masyarakat umum maupun orang-orang
dari bidang spesialisasi yang berbeda, sehingga, untuk menyamakan persepsi
dan konsep tentang suatu istilah yang bisa mengandung arti yang majemuk
maupun luas diperlukan adanya penjelasan mengenai istilah-istilah tersebut.
Meskipun bertujuan untuk membuat khalayak umum lebih mudah memahami
keseluruhan karya tulis, hendaknya istilah tersebut dijelaskan dengan istilah atau
kata lain umum yang baku dan banyak dipakai dalam kajian pustaka literatur
lain, bukan dengan bahasa sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk memberikan
definisi arti yang tepat dan akurat, bukan dengan penerjemahan arti dan konsep
menurut pribadi. Pada Penelitian Kualitatif yang seringkali sifatnya induktif,
definisi operasional suatu istilah diberikan setelah munculnya istilah tersebut
dalam suatu paragraf. Artinya, tidak ada bagian khusus dari karya tulis yang
mencantumkan definisi operasional dari semua istilah yang digunakan.
Sedangkan pada Penelitian Kuantitatif / Campuran yang biasanya bersifat
deduktif, definisi operasional ini diberikan di awal proposal/karya tulis atau bisa
juga diletakkan pada bagian tersendiri sehingga pembaca dapat memahami
semua definisi operasional dari istilah-istilah yang digunakan baru kemudian
membaca proposal/karya tulis tersebut.

You might also like