Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Rianzani Octavia
NIM : B1J013022
Kelas :B
Zodia merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari daerah Irian
(Papua). Oleh penduduk setempat tanaman ini biasa dig unakan untuk menghalau
serangga, khususnya nyamuk apabila hendak pergi kehutan, yaitu dengan cara
menggosokkan daunnya ke kulit (Kardinan, 2014). Zodia memiliki nama latin Evodia
suaveolens, tetapi ada juga yang menyebut dengan Euodia suaveolens. Tanaman perdu
ini berasal dari keluarga Rutaceae (Kardinan, 2007 dalam Maryuni dan Ari, 2008).
Zodia (Evodia suaveolens) yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae,
dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman
ini bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan gas kromatografi, minyak yang
disuling dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%)
dimana linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk (Kardinan,
2014).
Tanaman ini sangat mudah diperbanyak, yaitu melalui biji dan stek ranting.
Biasanya apabila kita sudah memiliki tanaman yang sudah berbunga dan berbiji, maka
bijinya akan jatuh dan tumbuh disekitar tanaman. Saat ini, harga bibit tanaman yang
baru tumbuh dapat mencapai Rp. 5.000 hingga Rp. 10.000 per pohonnya, tanaman
dengan tinggi sekitar 20 cm di dalam pot dapat mencapai harga Rp. 25.000 hingga Rp.
50.000per pohonnya, sedangkan tanaman yang sudah mulai berbunga dapat mencapai
Rp. 75.000 hingga Rp. 100.000, bahkan yang sudah berbiji dapat mencapai Rp. 150.000
hingga Rp. 200.000. Memang harga tanaman ini masih mahal karena masih tergolong
langka dan bagi mereka para pengusaha tanaman, kesempatan ini merupakan ini
merupakan peluang yang baik untuk berbisnis (Kardinan, 2014).
DESKRIPSI
GAMBAR
KLASIFIKASI
MANFAAT
Tanaman dipercaya mampu mengusir nyamuk dan serangga lainnya dari sekitar
tanaman. Oleh sebab itu tanaman ini, sering ditanamam dipekarangan atupun di pot
untuk menghalau nyamuk. Aroma yang dikeluarkan oleh tanaman Zodia cukup
wangi.Biasanya tanaman itu mengeluarkan aroma apabila tanaman tergoyah oleh tiupan
angin sehingga di antara daunnya saling menggosok, maka keluarlah aroma yang wangi.
Saat ini sebagian masyarakat menyimpan tanaman zodia pada pot di dalam ruangan,
sehingga selain memberikan aroma yang khas, juga aromanya dapat menghalau nyamuk
dari ruangan. Namun demikian tidak berarti bahwa nantinya di dalam ruangan terdapat
beberapa bangkai nyamuk sebagai akibaat dari tanaman ini, nyamuk hanya terusir
karenatidak menyukai aroma dari tanaman ini. Penyimpanan tanaman juga sering
diletakkan disekitar tempat angin masuk ke dalam ruangan, nyamuk yang hendak
masukpun terhalau (Kardinan, 2014).
Bentuk zodia cukup menarik sehingga digunakan juga sebagai tanaman hias.
Saat ini sudah banyak tumbuh di daerah Pulau Jawa, bahkan sering dijumpai ditanam di
halaman rumah atau kebun sebagai tanaman hias. Daun zodia terasa pahit, kadang-
kadang digunakkan sebagai obat tradisional, antara lain sebagai tonik untuk menambah
stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam
malaria. Daun zodia dapat disuling untuk menghasilkan minyak asiri (essential oil)
yang mengandung bahan aktif (komponen utama) evodiamine dan rutaecarpine. Diduga,
kedua bahan aktif inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai tanaman ini. Ekstrak
daun Zodia untuk membunuh jentik Aedes 100 % dalam 24 jam membutuhkan dosis
minimal 1,56 %. Dalam artikel Pestida Nabati, dinyatakan bahwa kandungan Zodia
yang dapat dijadika sebagai larvasida adalah Evodiamin dan Rytaecarpin (Boesri dan
Susanti, 2012).
1. Spesimen yang akan dijadikan koleksi dibersihkan dari tanah. Bagian-bagian yang
tidak perlu dibuang. Dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran usahakan tidak
rusak. Permukaan daun diperlihatkan bagian atas dan bawahnya. Jika padi terlalu
panjang dapat dipotong agar dapat ditempel pada kertas herbarium yang berukuran
40 x 30 cm.
2. Kertas koran yang berisi spesimen di tekan dan dijemur dibawah terik matahari
hingga kering dan berwarna coklat.
3. Spesimen di tempek pada kertas herbarium dengan menggunakan selotip.
Sebelumnya kertas herbarium sudah ditempel keterangan tumbuhan.
4. Kertas herbarium di wrapping agar dapat tersimpan dengan baik dan tidak rusak
untuk kepentingan identifikasi dalam Taksonomi tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA