You are on page 1of 10

MORFOMETRI HEWAN VERTEBRATA

Oleh :
Nama : Retno Mayangsari
NIM : B1J013074
Rombongan : VIII
Kelompok :6
Asisten : Ichsan Dwiputra Sofiadin

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Morfometrik adalah ukuran dalam satuan panjang atau perbandingan ukuran


bagian-bagian tubuh luar organisme, sedangkan meristik adalah sifat-sifat yang
menunjukkan jumlah bagian-bagian tubuh luar seperti jumlah jari-jari sirip yang
digunakan untuk penentuan klasifikasi (Afrianto et al., 1996). Ukuran dalam
morfometrik adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian lainnya, misalnya jarak
antara ujung kepala sampai dengan pelipatan batang ekor (panjang baku). Ukuran ini
disebut dengan ukuran mutlak yang biasanya dinyatakan dalam satuan milimeter atau
centimeter. Ciri meristik lebih stabil jumlahnya selama masa pertumbuhan setelah
ukuran tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter morfometrik berubah secara
kontinu sejalan ukuran dan umur (Strauss dan Bond, 1990 dalam Imron, 1998).
Morfometri tradisional adalah perbandingan antara univariated karakter
meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang
mampu mengidentifikasi perbedaan antar spesies. Kekurangan dari morfometri
tradisional ialah sering kali gagal mengidentifikasi perbedaan antara galur populasi.
Kelebihannya ialah bisa lebih cepat dalam pengoperasiannya (Indarmawan, 2010).
Strauss and Bookstein (1982) dalam Winarni et al. (2011) memperkenalkan
pengukuran karakter morfometrik dengan pola truss network, yang mampu
memberikan gambaran tubuh lebih menyeluruh. Teknik truss morphometrics
merupakan salah satu metode untuk menggambarkan bentuk hewan dengan cara
mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-titik patokan. Kelebihan dari
teknik ini dibandingkan teknik lainnya adalah lebih konsisten dalam pengukuran.
Patokan-patokan yang digunakan dapat mendekati suatu gambaran bentuk yang
sebenarnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa teknik
truss morphometrics dapat digunakan sebagai dasar pembeda beberapa species ikan,
udang dan kepiting. Gambaran morfologi yang diperoleh lebih menyeluruh
dibandingkan dengan menggunakan karakater morfometrik baku. Kekurangannya
ialah tidak sederhana dalam pengoperasiannya dan harus lebih teliti.
Morfometri tradisional adalah perbandingan antara univariated karakter
meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang
mampu mengidentifikasi perbedaan antar spesies. Kekurangan dari morfometri
tradisional ialah sering kali gagal mengidentifikasi perbedaan antara galur populasi.
Kelebihannya ialah bisa lebih cepat dalam pengoperasiannya (Indarmawan, 2010).
B. Tujuan

Tujuan praktikum acara morfometri hewan vertebrata adalah sebagai


berikut :
1. Mengetahui karakter morfologi hewan vertebrata yang penting digunakan sebagai
dasar identifikasi.
2. Melakukan analisis karakter morfologi hewan vertebrata secara meristik dan
morfometrik.
3. Mererapkan teknik truss morphometrics pada hewan vertebrata.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat yaitu,
membedakan jenis kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman
morfologis antar populasi atau spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga
hubungan filogenik (Strauss dan Bond, 1990 dalam Imron 1998). Berdasarkan jenis
kelamin, terdapat 15 perbedaan rasio jarak truss dengan panjang total baku pada
macrobacterium jantan dan 14 perbedaan rasio jarak truss dengan panjang total baku
pada M. idae betina. Perbedaan karakter morfologi udang Macrobrachium yang telah
diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah untuk penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan usaha konervasinya, antara lain menentukan
sumber induk yang berkualitas (Winarni et al., 2011).
Menurut Susanto (1993) ikan Tawes memiliki sisik putih keperakan. wilayah
habitat payau juga dapat ditemui ikan yang bukan termasuk habitat air payau yaitu
ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) yang merupakan habitat ikan air tawar karena
daerah stasiun 4 merupakan stasiun peralihan antara air tawar dengan air laut maka
banyak juga ikan air tawar yang masuk pada daerah payau sehingga ikan ini bisa
disebut sebagai ikan yang toleran terhadap salinitas yang luas (euryhaline)
(Purwanto, 2014).
Menurut Khairuman (2008) tawes merupakan salah satu ikan asli negara
Indonesia yang banyak ditemukan di Pulau Jawa. Hal ini juga menyebabkan tawes
memiliki nama ilmiah Puntius javanicus. Namun, berubah menjadi Puntius
gonionotus, dan terakhir berubah menjadi Borbonymus gonionotus. Berikut ini
klasifikasi secara lengkap, yaitu :
Phylum : Cordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidea
Genus : Barbonymus
Spesies : Barbonymus gonionotus
Boiga dendrophyla atau yang biasa dekenal dengan sebutan ular taliwangsa
diduga terpisah dari semua ular lain dalam genus Boiga berdasarkan persamaan
karakter, sementara itu ular relatif panjang dan kecil dengan tubuh yang mampat
secara lateral, bagian punggung lebih tajam dan kepala yang membesar, ular ini lebih
kuat dan bertubuh lebih berat dibandingkan beberapa boiga lainnya. Ular ini didak
luput oleh tubuhnya yang hitam dengan pita (garis) kecil berwarna kuning, saat
masih kecil berwarna keorenan, kepala hitam, supralabial kuning dengan ukiran
hitam. Panjang total maksimum dari ular ini ialah 2, 5 meter. Seperti jenis boiga yang
lain, ular ini mempunya mata yang besar, bagian dorsal yang lembut, single anal, dan
semua subcaudalnya divided (Hoser, 2012).
Klasifikasi Boiga dendrophila menurut Rahayu (2013) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes/ Ophidia
Family : Colubridae
Genus : Boiga
Spesies : Boiga dendrophila.

B. Pembahasan
Patokan titik truss pada tubuh ikan sebanyak 10 buah yang meliputi : 1) titik
paling posterior dari rahang atas (maksila), 2) titik paling posterior dari mata, 3) titik
pangkal dari sirip abdomen, 4) titik pangkal dari sirip dorsal, 5) titik pangkal sirip
anal, 6) titik antara sirip keras dan sirip lunak pada sirip dorsal, 7) titik ujung sirip
anal, 8) titik ujung sirip dorsal 9) titik dorsal pangkal sirip caudal, 10) titik ventral
pangkal sirip caudal. Morfometri sederhana pada ikan menggunakan titik
pengukuran diantaranya adalah panjang total, panjang standar, panjang kepala,
panjang batang ekor, panjang moncong, tinggi sirip dorsal, panjang pangkal sirip
dorsal, diameter mata, tinggi batang ekor, tinggi badan, panjang sirip dada dan
panjang sirip perut. Sedangkan pada ular pengukuran morfometri sederhana
menggunakan titik pengukuran diantaranya adalah panjang total, panjang standar,
panjang kepala, diameter mata, diameter badan, dan jarak mata sampai pangkal
kepala.
Pada pengukuran metode truss morfometri pada hewan vertebrata
pembanding digunakan dua spesies yang berbeda dalam menentukan truss
morphometri, morfometri sederhana dan meristik sebagai pembanding pembanding.
Diantara kelompok pembanding bias dilihat perbedaan antar spesies dari bentuk
tubuh maupun ciri khusus. Pada ikan titik morfometri sederhana lebih komplek dari
pada pada ular seperti pada ikan titik morfometri sederhana meliputi panjang
sirip,tinggi sirip, panjang ekor dan tinggi ekor, sedangkan pada ular titik morfometri
sederhana hanya meliputi panjang total, panjang standar, panjang kepala, lebar
kepala, diameter mata, diameter badan, dan jarak mata sampai pangkal kepala.
Hasil pengukuran dari truss morphometri, morfometri sederhana dan meristik
dari ikan dan ular memiliki banyak perbedaan. Pada praktikum kali ini teknik truss
morphometri tidak digunakan pada pengukuran titik pada ular sehingga ular hanya di
ukur menggunakan teknik morfometri sederhana dan meristik. Perbedaan hasil yang
didapatkan untuk morfometri sederhana antara ikan dan ular yaitu pada panjang total
dan panjang standar pada ular memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pada ikan.
Perbedaan hasil yang didapatkan untuk pengukuran secara meristik yaitu terletak
pada jumlah sisik yang diamati, dimana pada ular sisik yang diamati jauh lebih
banyak dari pada sisik yang diamati pada ikan.
Sisik ular memiliki beberapa ciri khusus yang digunakan untuk pembeda dari
spesies lainnya. Sisik pada ular antara lain : rostral, internasal, prefrontal,
supraocular, parietal, prenasal, postnasal, supralabial, infralabial, mental, preocular,
postocular, temporal, postmental, dan chin shield. Pada kelompok 6 rombongan VIII
digunakan ular taliwangsa (Boiga dendropyla) sehingga tidak ditemukan sisik
prefrontal pada bagian dorsal kepala.
Rumus sirip ikan ditunjukan untuk mengetahui dimana letak jari-jari keras
dan jari-jari lunaknya. Cara menuliskan huruf capital diikuti huruf romawi dan ditulis
huruf capital untuk jari-jari keras dan huruf kecil untuk jari-jari lunak. Huruf capital
digunakan untuk menunjukan jenis sirip (C untuk caudal, D untuk dorsal, dan V
untuk ventral) sedangkan untuk huruf romawi untuk menunjukan jari-jari keras dan
untuk jari-jari lunak menggunakan angka. Ketiga symbol ini dipisahkan
menggunakan tanda titik (D.II.8) apabila sirip menyatu sedangkan apabila sirip
terpisah maka ditulis D1.II. D2. 8. Ikan tawes memiliki sirip keras dibagian dorsal dan
jari-jari keras yang menyatu dengan jari-jari lunakanya dan memiliki jari jari-jari
keras sebanyak 1 dan jari-jari lunaknya sebanyak 8 sehingga ditulis D.I.8.
Ciri khusus diantara spesies ular ditunjukan oleh letak dan ada tidaknya sisik
pada kepala bagian dorsal,ventral dan lateral dimana sisik ini berfungsi sebagai
pembeda antara setiap spesies. Metode yang dapat digunakan untuk menghitung sisik
dorsal pada ular ada tiga yaitu secara sejajar, membentuk huruf V, dan secara zigzag
atau selang-seling.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakter morfologi ikan dan ular yang dapat digunakan sebagai dasar
identifikasi misalnya panjang total, panjang standar, panjang kepala, lebar
kepala, diameter mata, diameter badan, jarak mata sampai pangkal kepala.
2. Karakter morfologi ikan dan ular dianalisis baik secara meristik dan
morfometrik (sederhana dan truss morfometrics).
3. Truss morphometrics dilakukan dengan membuat patokan-patokan dengan
ketentuan tertentu kemudian mengukurnya sesuai ketentuan pula.

B. Saran

Penentuan letak truss dan pengukuran jarak harus lebih teliti dan cermat agar
tidak terjadi kekeliruan.

DAFTAR REFERENSI

Afrianto, E., S. A. Rifai, E. Liviawaty, dan H. Hamdhani. 1996. Kamus Istilah


Perikanan. Kanisius. Yogyakarta.
Hoser, R.T. 2012. Divisions of the Asian Colubrid snake genera Xenochrophis,
Dendrelaphis and Boiga (Serpentes: Colubridae). Australasian Journal of
Herpetology. 12 : 65-76.

Indarmawan, Abulias MN, Bhagawati D, Nuryanto A. 2010. Analisis Variasi


Morfometrik Dan Meristik Scylla serrata Forskal Hasil Tangkapan Dari Dua
Habitat. Seminar Nasional Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya
Akuatik.

Imron. 1998. Keragaman Morfologis dan Biokimiawi Beberapa Stok Keturunan


Induk Udang Windu (Penaeus monodon) Asal Laut yang Dibudidayakan di
Tambak. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Khairuman, & Khairul A. 2008. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi.
AgroMedia. Jakarta.

Purwanto, H. Tyas A. P. Nana K.T.M. 2014. Struktur Komunitas Dan Distribusi Ikan
Di Perairan sungai Juwana Pati. Unnes Journal of Life Science. Vol 3 (1) hal 6.

Rahayu, F.A.S.I. 2013. Pengembangan Modul Keanekaragaman Reptilia Berbasis


Museum Biologi UGM Sebagai Bahan Ajar Mandiri Siswa SMA/MA kelas X.
Skripsi.Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Susanto, H. 2000. Usaha Pembenihan dan Pembesaran Tawes. PT. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Winarni, E. T., A.E. Pulungsari, dan Kusbianto. 2011. Variasi Morfologi


Macrobrachium Idae Asal Sungai Kawung Kabupaten Banyumas Dan Sungai
Luk Ulo Kabupaten Kebumen (morphology variations of Macrobrachium idae
taken from kawung river in banyumas regency and luk ulo river in kebumen
regency. Jurnal Pembangunan Pedesaan. 11 (1) : 29 36.

You might also like