You are on page 1of 29

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
( Bentuk dan Ukuran )
Oleh:
Nama : Rizal Hadyan Fadhlillah
NPM : 240110150021
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 27 September 2016
Waktu / Shift : 10.00 12.30 / A1
Co Ass : 1. Rifki Amrullah

2. Adryani Tresna W

3. Arinda Nur Ariva

4. Bintari Ayuningtyas

5. Eki Dwiyan Saputra

6. M. Hanief Bayhaqqi P.

7. Mizanul Hakam

8. Umaya Nur Uswah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya industri pertanian masa kini ke arah pertanian
modern, bentuk penanganan serta pengolahan bahan hasil pertanian kini mulai
beralih menggunakan teknologi. Teknologi ini diantaranya menggunakan alat dan
mesin yang dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan berbagai karakteristik
fisik bahan hasil pertanian serta menghasilkan produk keluaran yang baik. Di
samping itu, bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di
lahan maupun dalam proses penanganan pasca panen, baik yang disebabkan oleh
faktor fisiologis, mekanis, termis, biologis dan kimia.
Untuk dapat merancang teknologi alat dan mesin serta untuk meminimalisir
terjadinya kerusakan pada bahan hasil pertanian, maka mempelajari karakteristik
fisik terutama bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian menjadi sangat penting
untuk dipelajari. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran,
kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap
benda geometri tertentu. Selain untuk keperluan-keperluan di atas, mempelajari
karakteristik fisik bahan hasil pertanian berguna juga untuk membuat tempat
penyimpanannya, menentukan efisiensi dari mesin maupun proses pengolahan,
mengembangkan produk-produk baru dari tanaman dan mengevaluasi serta
mengawetkan mutu produk akhir.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bentuk dan Ukuran


Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam
hal objek fisik bahan dan keduanya diperlukan untuk pendeskripsiam karakteristik
suatu bahan secara jelas. (Nurjanah, 2016)
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran bahan hasil pertanian, yaitu :
a) Bentuk acuan (charted standard)
Dalam metode ini, permukaan dari potongan memanjang dan melintang
sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard).
Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk
memeriksa suatu objek. istilah objek dari bentuk acuan dapat dilihat di tabel yang
tertera dibawah ini :
Tabel 1 : Tabel Bentuk dan Deskripsi
N BENTUK DISKRIPSI
O
1 Bundar (round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
2 Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuknya
3 Oblong Diameter vertikal > diameter horizontal
4 Conic Meruncing kearah bagian puncak
5 Ovate (bulat telur) Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
6 Lopsided Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak
tidak tegak lurus melainkan miring
7 Obovate Bulat telur terbalik
8 Elliptical Menyerupai bentuk (bulat panjang)
9 Truncate Kedua ujungnya mendatar / persegi
(kerucut terpotong)
10 Unequal Setengah bagian lebih dari yang lain (tidak seimbang)
11 Ribbed Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-
sudut
12 Regular (teratur) Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
13 Irregular Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran
Sumber : (Mohsenin, 1980)

2.2 Kebulatan
Pada umumnya suatu profil kebulatan dikatakan bulat sempurna bila jarak
titik-titik yang terdapat pada bentuk geometrik tersebut memiliki jarak yang sama
terhadap sebuah titik yang disebut dengantitik pusat. Suatu profil kebulatan
dikatakan tidak bulat sempurna jika terjadi ketidakbulatan yang ditandai dengan
adanya perbedaan jarak antara titik-titik pada bentuk geometrik tersebut terhadap
titik pusatnya. ISO/R 1101 mendefenisikan toleransi kebulatan sebagai daerah
toleransi pada bidang penampang yang dibatasi oleh dua lingkaran konsentrik
dengan selisih radius sebesar harga toleransinya. (Rochim, 2001)

Gambar 1. Toleransi untuk geometrik kebulatan


(Sumber: Jurnal Rekayasa Sriwijaya, 2010)

Hal-hal yang berhubungan dengan proses pembuatan yang dapat menyebabkan


terjadinya ketidakbulatan pada komponen yang dibuat adalah sebagai berikut :
Keausan yang terjadi pada bantalan poros utama mesin bubut atau mesin
gerinda yang digunakan.
Lenturan yang terjadi pada benda karja atau pada mesin perkakas yang
diakibatkan oleh gaya pemotongan yang cukup besar.
Kesalahan posisi senter pemegang.
Tekanan alat pemegang atau pencekam pada komponen yang berdinding
tipis.
Terjadi chatter pada proses pemotongan.

2.3 Pengukuran Kebulatan


Pengukuran kebulatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
memiliki dua sensor yang saling bertolak belakang (180 o), misalnya
mikrometer. Dengan menggunakan mikrometer penampang poros dengan dua
tonjolan beraturan (elips) akan dapat diketahui ketidakbulatannya, yaitu dengan
mengukur diameter pada sisi terjauh dan diameter pada sisi terdekat. Tetapi alat
ukur tersebut tidak dapat digunakan untuk mengetahui ketidakbulatan poros
yang memiliki tonjolan berjumlah ganjil beraturan, karena alat ukur tersebut
akan menunjukkan hasil yang selalu sama. Mengurangi sifat adhesive pada
pahat potong dan geram. (Yanis, 2010)

Gambar 2. Pengukuran kebulatan dengan dua sensor


(Sumber: Jurnal Rekayasa Sriwijaya, 2010 )

Pengukuran alat ukur dengan tiga sensor tersebut dapat disetarakan dengan

cara pengukuran menggunakan blok-V (V block dengan sudut 60o) dan jam
ukur.

Gambar 3. Pengukuran kebulatan dengan blok-V (60o)


(Sumber: Jurnal Rekayasa Sriwijaya, 2010)
2.4 Kebundaran
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.
(Nurjanah, 2016)
Ap
Roundness ( Rd )=
Ac

Dimana:
Ap = luas permukaan proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas.
Ac = luas permukaan lingkaran terkecil yang membatasi

2.5 Kemiripan terhadap benda-benda geometri


Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda
geometri tertentu, yaitu bulat memanjang, bulat membujur, dan kerucut berputar
atau silinder. Setelah diketahui bentuk bahan berdasarkan kemiripan terhadap
benda-benda geometri, maka volume dan luas permukaan bahan dapat dihitung.
(Nurjanah, 2016)
Bulat memanjang

V
4
3
.a.b 2
a.b 1
S 2. .b 2 2. sin e
e
Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang
terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Contoh:
buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
1
b
2 2

e 1
a

Dimana :
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksentrisitas
Bulat membujur (Oblate spheroid)
Bulat membujur (oblate spheroid) adalah bentuk yang terjadi kalau
sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Contoh: buah anggur.
4
V ( .a 2 .b)
3
b2 1 e
S 2. .a ln
2

e 1 e

Kerucut berputar atau silinder


Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai
kerucut atau silinder (tabung). Contoh: wortel, mentimun.

V

3

2
h r1 r1 .r2 r2
2


S 2 r1 r2 h 2 r1 r2
2
1
2
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Jangka
2. Jangka sorong
3. Kertas milimeter blok
4. Over Head Projector (OHP)
5. Penggaris
6. Planimeter
7. Spidol warna
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Kentang
2. Mentimun
3. Tomat
4. Telur
5. Wortel

3.2 Prosedur Percobaan


1. Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, dan telur
menggunakan OHP.
a. Menempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat di
proyeksikan;
b. Menggambar proyeksi bahan pada kertas milimeter blok;
c. Menentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas
(Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi
bahan (Ap) dengan planimeter;
d. Menghitung kebundaran (roundness) bahan

2. Menentukan kebulatan (sphericity) kentang.


a. Mengukur sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a
(sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet), dan
c (sumbu terpendek/minor);
b. Menghitung kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
.
3. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis mentimun, kentang,
tomat, telur, biji jagung
a. Mengukur sumbu a, b, dan c dari bahan
b. Menentukan kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri:
bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate
spheroid), dan kerucut berputar atau silinder.
c. Menghitung volume dan luas permukaan terioritis bahan
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel
Tabel 2. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 1
Pengamatan r1 r2 a b c h Rd Sp V(m3)
(Bahan) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Roundness 43 54 0,63
4
(Tomat)
Sphericity (Telur) 58,01 46,02 44,54 0,8476

Kemiripa 97,015 47,545


1,8744 x10-3
n BMP
BMB 128,06 31,02 2,1308 x 10-
Benda 3

Geometri KB 21,765 14,525 220 2,3057 x 10-


5

Tabel 3. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 2


Pengamatan r1 r2 a b c h V S
(Bahan) (mm) (mm) (mm) (mm (mm (mm Rd Sp (m3) (m2)
) ) )
Roundness
(Tomat) 40,5 57 0,505 0,903
0 7
Sphericity
(TELOR) 58,5 54 46,05

BMP 90,02 55,07 0,001 2,0779


Kemiripan
5 9
dengan Benda
BMB 112,05 30,05 0,000 0,1023
Geometri
1

KB 18,54 10,035 260 0,000 0,0233


5 1
Tabel 4. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 3
Pengamatan r1 r2 a b (mm) c h Rd Sp V(m3) S (m2)
(Bahan) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Roundness (Telur) 33 47 0,4
929

Sphericity (Tomat) 64,03 63,08 54,05 0,9403

Kemiripan 84,02 43,07

Benda BMP 1,27 x10-3 1,5783


BMB 128,02 32,02 2,1308 x 0,1304
Geometri 10-3
KB 14,5 6,5005 210 7,62 x 10-5 1,38 x 10-2

Tabel 5. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 4


V S
r1 r1 Rd Sp
a b C H m m
Pengamatan
(mm) (mm) (mm) (mm) ( 3) ( 3)
(mm) (mm)
Roundness 0.643
42.5 53 - - - - - - -
(Tomat) 0
Sphericity 0.878
- - 58.08 50 45.65 - - - -
(Telur) 2
1687.6 336.95
BMP - - 82.15 59.70 - - - -
Kemiripa 33 8
2905.9 146.79
n dengan BMB - - 130 41.05 - - - -
5 65
Geometri 545.67
KB 41.10 19.6 - - - 181 - - 34.758
8

Tabel 6. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 5


4 Pengamatan r1 r2 a b c h Rd Sp V(m3) S (m2)
(Bahan) (mm (mm (mm) (mm) (mm) (mm)
) )
Roundness (Telur) 33,75 52 0,421
2
Sphericity 67,05 51,035 56,01 0,85
(Tomatr) 99

Kemiripa 110,09 41,05 2,08399x1 2,0947883

n BMP 0-3
92
BMB 131,01 34,03 2,446580x 0,1384
Benda 10-3
Geometri KB 69,52 6,03 177 9,8026 x 0,0420530
-4
10 2

4.2 Perhitungan
Perhitungan Hasil Percobaan Kelompok 1
BMP = Kentang
4
v = ( a2b )
3

4 2 1874438,678 3 3
( 97,013 47,345 )= =1,874438678 10 m
3 10 9

2 1/ 2
e= 1 [ ( )]
b
a

2 1 /2
1[ (
47,545
97,013 )]
= 0,871678104
ab
s =2 b2 + 2 sin-1 e
e

2030844,364
=14203,31019 + 2016641,054 = 106

=2,030844364 m2

BMB = Timun
4
v = ( a2b )
BMB : 3
4 2 2130872,172 3 3
( 128,06 31,02 ) = =2,130872172 10 m
3 10 9

2 1/ 2
e= 1[ ( )]
b
a

2 1/ 2

[ (
1
31,02
128,06 )]
= 0,9702188042
b2 1+ e
s=2 a2 +2
e
ln
1e ( )
31,032 1+ 0,970218
2 128,062 +2
0,970218
ln
10,970218( )
=109271,7623 . ln4,191995
=458066,7132 mm2 = 0,458066713 m2

KB = Wortel

KB :
v= ( 3 ) h( r 1
2
+r 1 r 2 +r 22 )

( 3 ) 22(21,765 +21,675 14,525+ 14,525 )


2 2

=23,03834613 (473,715225 +316,136625 +210,975625)


=23,03834613. (1000,827475)
=23057,40979 =2,305740979 x 10-5 m3
1
s= (r 1+r 2) [ h + ( r 1r 2 ) ]
2 2 2

(21,675+14,252) [ 22 + ( 21,67514,525 ) ]
2 2 2

= (21779,525) [ 484 +52,4176 ] 2

= ( 21779,525 ) ( 268,2088 )
18351488,65
= 106

=18,35148865 m2

Roundness = Tomat

r 12
R= r2
2

432
= 54 2

= 0.634

Spherecity = Telur
1
(a b c ) 3
Spherecity =
a
1
3
(58,01. 46,02. 44,54)
= 58,01

=0,8476769331

Perhitungan Hasil Percobaan Kelompok 2


BMP = Kentang
4
V = 3 ( . a2 . b)

4
= 3 ( . (90,025)2 . 55,07)

= 1869519,269 mm3
= 0,0019 m3
2 1/ 2

e = [ ( )]
1
b
a

2 1/ 2

= [ ( )]
1
55,07
90,025

= 0,7910751579
a .b
2
S = 2 . b . 2 . e sin-1 e

90,025 .55,07
= 2 . (55,07)2 . 2 . 0,7910751579 sin-1 . 0,7910751579

= 2077913,934 mm2
= 2,077913934 m2
BMB = Mentimun
4
V = 3 ( . a2 . b)

4
2
= 3 ( . (112,05) . 30,05)
4
= 3 (1185272,125)

= 1580362,833 mm3
= 0,00015 m3
2 1/ 2

e = [ ( )]
1
b
a

2 1/ 2

= [ ( )]
1
30,05
112,05

= 0,96336775
2
1+e
S = 2 . a2 . 2 .
b
e ln ( 1e )
1+ 0,96336775
30,052
2
= 2 . 112,05 . 2 . 0,96336775 ln 10,96336775 )

= 78886,66388 + 23447,798
= 102334,4619 mm2
= 0,1023 m2
KB = Wortel

V = 3 h (r12 + r1r2 + r22)


= 3 260 (18,545)2 + (18,545)(10,035) + (10,035)2)


= 3 260 (343,917025 + 186,099075 + 100,701225)


= 3 260 (630,717325)

= 3 x 163.986,5045

= 171.726,26594168 mm3
= 0,0001 m3
S = (r1 + r2) [h2 + (r1- r2)2]1/2
= (18,545 + 10,035) [(260)2 + (18,545 10,035)2]1/2
= (28,58) [67,600 + (72,4201]1/2
= (28,58) (260,1392321)
= 23357,04789 mm2
= 0,0233 m2
Roundness = Tomat
( r )2
= ( r )2

( 40,5 )2
= (57 )2
1640,25
= 3249

= 0,5050
Sphericity = Telur
( a .b c )1 /3
= a

( 58,05 . 54 . 46,05 )1 /3
= 58,05
= 0,9037

Perhitungan Hasil Percobaan Kelompok 3


BMP = kentang
4 2
v= ( a b)
BMP = 3

4 1273587,639
( 84,022 4 3,07 ) = =1, 273587639 103 m3
3 109

2 1/ 2

[ ( )]
e= 1
b
a

2 1/2

[ ( )]
1
43,07
84,02
= 0,8586179544

ab
s =2 b2 + 2 sin-1 e
e

2 84,02. 43,07
=2 43.07 +2 0,8586 sin-1 0,8586

= 1578308,707 mm2
= 1,578308707 m2

KB = Wortel

KB :
v= ( 3 ) h( r 1
2
+r 1 r 2 +r 22 )

( 3 ) 210( 14,5 +14,5 6,5005+6,5005 )


2 2

= 76257,3315 mm3
= 7,625 x 10-5 m 3

1
s= (r 1+r 2) [ h + ( r 1r 2 ) ]
2 2 2

(14,5+6,5005) [ 210 + ( 14,56,005 ) ]


2 2 2

= 13866,0847 mm 2

= 1,3866 x 10-2 m2

BMB = Timun

b2 1+ e
s=2 a3 +2
e
ln
1e ( )
32,022 1+0,9682
3
2 128,02 + 2
0,9682
ln
10,9682 ( )
= 130424,7457 mm2
= 0,130424 m2

4
V = ( a2 b )
3

128,0 2
( 2 3 2 ,02)
4

3

= 2198191,796 mm3
= 2,198191796 m3

2 1/ 2

[ ( )]
e= 1
b
a

2 1/ 2

[ (
1
32,02
128,02 )]
= 0,968215576

Spherecity = Tomat

1
3
(a b c )
Spherecity =
a
1
3
(64,03 . 63,08. 54,05)
= 64,03

=0,9403873818

Roundness = Telur
Diketahui : r1 = 3,3 cm
r2 = 4,7 cm
2
r1
R= r 22

3,32
= 4,7
2

= 0,4929832503

Perhitungan Hasil Percobaan Kelompok 4


BMB = Mentimun
a = 130 mm
b = 41.05 mm

4 2
V = 3 ( a b)

4 2
= 3 ( 130 41.05)

4
= 3 ( 16900 41.05)

4
= 3 ( 693745)

4
= 3 (2179464.195)
3
= 2905952.26 mm
3
= 2905.95226 m
b
2 1/2
e = [1 ( a ) ]
41.05
2
= [1 ( 130 ) ]

= [1 (0.09971]
= (0.090029)
3
= 0.9488361292 mm
2 b 1+ e
S = 2 a +2 e
2
ln ( 1e )

2 41.05 1+ 0.9488
= 2 130 + 2 0.9488
2
ln ( 10.9488 )
= 2 16900 + 2 1776. 0355 ln 38.0625
= 33800 + 3552.071 ln 38.0625
2
= 146796.577 mm
2
= 146.796577 m

BMP = Kentang

4 2
V = 3 ( a b)

4 2
= 3 ( 82.15 59.70)

3
= 1687633.26 mm
3
= 1687.63326 m

b
2 1/2
e = [1 ( a ) ]

59.70
2 1/2
= [1 ( 82.15 ) ]

= 0.726719415 mm
2 ab
S =2 b +2 e Sin-1 e

2 82.15 59.70
= 2 59.70 + 2 0.7267 Sin-1 0.7267

= 2 3564.09 + 6748.8028 Sin-1 0.7267


= 2 3564.09 + 6748.8028 46.6104
= 22393.8379 + 314564.398
2
= 336958.2359 mm
2
= 336.9582359 m

KB = Wortel

2
r1 r2 2
V = 3 h ( r1 + + r2 )
2 2
= 3 181 ( 41.10 + (41.10 19.6) + 19.6 )

= 189.542 (1689.21 + 805.56 + 384.16)


3
= 545678.1501 mm
3
= 545.6781501 m

h r
r 1 +r 2
S = ( ) + )2]

181

= ( 41.10+19.6 ) + 41.1019.6 )2]

= ( 60.7 ) [32761+ 21.5 )2]

= ( 60.7 ) (32761+ 462.25 )

= ( 60.7 ) (33233.25)

= ( 60.7 ) (182.2724)
2
= 34758.37 mm
2
= 34.75837 m

Roundness = Tomat
r1
Roundness = r 2 )2

42.5
= 53 )2

1806.25
= 2809 )

= 0.6430224279

Sphericity = Telur
Sphericity = (a b c)1/3
a
= (58.05 50 45.65)1/3
58.05
= (132499.125) 1/3
58.05
= 50.9805289
58.05
= 0.8782175521

Perhitungan Hasil Percobaan Kelompok 5


BMP Kentang
4 2
V = ( a b)
3

4
( 110,09 2 41,05 )
3

= 2083999,038 mm3
= 2,083999038 x 10-3 m3
2 1/ 2

[ ( )]
e= 1
b
a

2 1 /2

[ ( )]
1
41,05
110,09

= 0,9278808861

2 ab
S= 2 b +2 e sin-1 e

110,09 (41,05)
=2 (41,05)2 + 2 sin-1 (0,9278808861)
0,9278808861
= 10587,81127 + 2084200,581
= 2094788,392 mm2
= 2,094788392 m2

BMB Mentimun
4 2
V = ( a b)
3
4
( (131,01)2 34,03 )
3

= 2446580,172 mm3
= 2,446580172 x 10-3 m3

2 1/ 2

[ ( )]
e= 1
b
a

2 1/ 2

[ (
1
34,03
131,01 )]
= 0,966
b2 1+ e
2
s=2 a +2 ln
e 1e ( )
2
34,03 1+0,966
2
2 (131,01) + 2
0,966
ln
10,966 ( )
= 107842,21 + 30561,44
= 138403,650 mm2
= 0,1384 m2

KB Wortel
r 12+ r 1 (r 2)+r 22

V=
3 ()h ( )

( 3 ) 177( 69,52 + 69,52(6,03)+ 6,03 )


2 2

= 980262,413 mm3
= 9,80262413 x 10-4 m3
1
s= (r 1+r 2) [ h + ( r 1r 2 ) ]
2 2 2

(69,52+6,03) [ 1772 + ( 69,526,03 ) ]


2 2
= 42053,02329 mm2
2
= 4,205302329 x 10 m2

Sphericity Tomat
1
(a b c ) 3
Sphericity =
a

1
3
(67,05 x 56,01 x 51,035)
=
67,05

= 136,6156879

Roundness Telur

r 12
R= r2
2

33,75 2
= 522

= 0,4212509246

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini mengamati salah satu sifat yang dimiliki oleh bahan
hasil pertanian yang merupakan sifat fisiknya yaitu tidak memiliki bentuk dan
ukuran yang sama. Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat
dipisahkan dalam hal objek fisik bahan, keduanya diperlukan untuk untuk
pendeskripsian karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.
Bahan hasil pertanian yang digunakan pada praktikum kali ini adalah,
mentimun, kentang, telur, tomat, dan wortel. Dari beberapa bahan hasil pertanian
ini, dilakukanlah pengamatan mengenai bentuk dan ukuran yang mengacu pada
kriteria dalam menjelaskan karakteristik bahan hasil pertanian. Kriteria tersebut
adalah kebulatan (sphericity), kebundaran (roundness), dan kemiripan dengan
geometri yang terdiri dari bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut.
Mulanya kelompok kami mengukur kemiripan dengan geometri dengan
objek kentang, mentimun dan wortel. Kentang mempunyai bentuk bulat
memanjang, mentimun mempunyai kemiripan dengan dengan bentuk bulat
membujur dan wortel kerucut berputar. Pengukuran dilakukan dengan mengukur
panjang dan lebar untuk kentang dan mentimun dan mencari diameter atas dan
bawah serta tingginya untuk wortel. Pengukuran diameter atas dan bawah yang
kami lakukan mempunyai acuan yaitu diameter atas adalah diameter terkecil yang
berada pada bagian atas dan diameter bawah adalah diameter terbesar yang berada
pada bagian bawah wortel. Ketiga bahan tersebut dikategorikan mirip dengan
bangun ruang agar kita dapat mengukur luas permukaan dan volume dari bahan
tersebut.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, terdapat hasil pengukuran yang
variatif dari beberapa bahan hasil pertanian untuk setiap pengukuran. Untuk
pengukuran kebundaran (roundness) kelompok 1 dan kelompok 2 mengukur
roundness dari tomat dan sphericity dari telur, sedangkan kelompok 3, 4, dan 5
sebaliknya. Berdasarkan dari hasil pengukuran kelompok, semua kelompok
mempunyai hasil yang berbeda-beda. Pada kelompok 3, 4 dan 5 yang mengukur
roundness dari tomat dan sphericity dari telur saja menunjukkan hasil yang cukup
terpaut jauh. Namun, untuk nilai kebundaran hampir semua kelompok
mendapatkan hasil dibawah 0, 65. Sedangkan untuk nilai kebulatan semua
kelompok mendapatkan hasil diatas 0,8 yang artinya kebulatan dari telur dan
tomat sudah hamper mendekati bulat karena mempunyai nilai yang hamper dekat
dengan 1. Karena suatu bahan mempunyai nilai kebulatan dan kebundaran di
antara 0 sampai 1. Semakin menjauhi 1 maka benda tersebut semakin jauh dari
bentuk bulat dan bundar
Dari hasil pengukuran kelompok 3 saat menentukan kebundaran (roundness)
dari telur hasil percobaan yang didapatkan dari percobaan tersebut adalah 0,4929
dan untuk kebulatan dari tomat mendapat hasil 0,9. Kelompok 4 hasil untuk
kebundaran 0,643 dan kebulatan 0.8782. Sedangkan kelompok 5 memperoleh
hasil kebundaran sebesar 0,4212509 dan kebulatan 0,8599. Hal tersebut
menunjukkan bahwa telur mempunyai kebundaran yang kurang baik dan tomat
mempunyai kebulatan yang cukup bagus.
Namun perlu diketahui bahwa hasil perhitungan tersebut hanya sebatas
teoritis yang artinya tidak 100% benar. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah
kesalahan dalam membaa jangka sorong, kurang telitinya ketika menjiplak hasil
bayangan telur dari OHP, serta kesalahan dalam perhitungan. Jika kita
menginginkan hasil pengukuran yang akurat maka harus lebih teliti dalam
melakukan pengukuran. Penggunaan rumus-rumus tersebut bertujuan untuk
mempermudah dalam perhitungan. Ketepatan dalam membaca jangka sorong
menjadi kunci agar hasil perhitungan akurat.
Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan, dapat terlihat bahwa bahan-
bahan hasil pertanian memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda namun
perbedaannya tidak terlalu jauh. Dalam penanganan bahan hasil pertanian perlu
diperhatikan baik-baik. Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa bahan hasil
pertanian memiliki sifat mudah rusak atau perishable. Hal ini dikarenakan bahan
hasil pertanian masih mengalami proses metabolisme di dalamnya. Oleh karena
itu, ketika penanganan bahan hasil pertanian perlu diperhatikan dalam
penyimpanannya maupun proses pengolahannya. Pada saat penyimpanan, yang
perlu diperhatikan adalah ruang untuk bahan hasil pertanian. Bentuk dan ukuran
akan mempengaruhi banyaknya bahan hasil pertanian yang tertampung dan juga
posisi bahan hasil pertanian disimpan agar proses metabolisme pada bahan hasil
pertanian masih terjaga.
Dalam ilmu penanganan hasil pertanian, volume dan luas permukaan BHP
penting untuk dipelajari karena dengan ilmu pengukuran bentuk dan ukuran bahan
pertanian akan membantu dalam segi pemasaran, pengepakan (packaging),
distribusi, penyortiran, penyimpanan, dan lain sebagainya. Sehingga nilai jual dari
BHP akan lebih tinggi dan lebih menguntungkan bagi produsen.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Bahan hasil pertanian dari suatu komoditi mempunyai bentuk dan
ukuran yang beragam.
2. Hal yang membedakan kebundaran dengan kebundaran adalah dimana
kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu
benda padat. Sedangkan kebulatan dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume sama
dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi
objek.
3. Tomat termasuk kedalam klasifikasi bahan yang berbentuk hampir
bundar, sedangkan telur berbentuk bulat.
4. Nilai luas dan volume bahan berbanding lurus dengan dimensi bahan
tersebut. Semakin besar nilai dimensinya, maka luas dan volume bahan
tersebut semakin tinggi/besar.
5. Penentuan kemiripan bentuk bahan tersebut berfungsi untuk
menentukan rumus yang digunakan dalam menghitung luas permukaan
dan volume suatu bahan.
6. Dimensi yang telah diukur dari masing-masing bahan digunakan untuk
perhitungan dalam rumus untuk menentukan kebulatan (sphericity) atau
kebundaran (roundness) suatu bahan.

6.2 Saran
1. Sebaiknya memahami terlebih dahulu materi praktikum sejak sebelum
praktikum dimulai
2. Sebelum melakukan praktikum kita harus melakukan pengecekan
terhadap alat yang kita gunakan pastikan alat yang kita gunakan tidak
rusak.
3. Teliti dalam membaca skala pada jangka sorong.
4. Teliti saat penghitungan menggunakan kalkulator.
DAFTAR PUSTKANA

Mohsenin, N.N. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials.


Gordon and breach Science Publishers, New York. Comments are closed.
Nurjanah, S dan Asri W. 2016. Penuntun Praktikum MK. Teknik Pasca Panen I.
Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Taufiq, R dan Wirjomartono. 2001 Spesifikasi, Metrologi dan Kontrol Kualitas
Geometrik. Modul 0 Lab. Metrologi Industri, Departemen Teknik Mesin.
Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Yanis, M. 2010. Analisis Profil Kebulatan Untuk Menentukan Kesalahan


Geometrik Pada Pembuatan Komponen Menggunakan Mesin Bubut CNC.
Jurnal Rekayasa Sriwijaya. Universitas Sriwijaya. Palembang

You might also like