You are on page 1of 16

MAKALAH

AIK (ALAT INDUSTRI KIMIA)

CRYSTALLIZER
Disusun untuk memenuhi tugas pertengahan semester ganjil mata kuliah Alat Industri Kimia.
Dosen : Eni Budiyati, ST, M.Eng

Disusun Oleh :

1. Rizky Fajar Cyntia D500140049


2. Ornastya Pratiwi Wulandari D500140061
3. Ahmad Aldi Wijanarko D500140074

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


TH.PELAJARAN 2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan taufiqnya kepada
penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh pengajar
menjelang ujian mid semester ganjil pada mata kuliah AIK (Alat Industri Kimia) pada
Jurusan Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
Dosen dan rekan rekan mahasiswa dan mahasiswi yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis sadari bahwa masih banyak kesalahan dalam makalah ini. Untuk itu, penulis
perlu saran dalam rangka perbaikan dan penyenpurnaan makalah ini dari pembaca.
Pada akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan terutama para
pembaca umumnya.

Surakarta, 22 Oktober 2015

penulis

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1. Latar
Belakang................................................................................................................4
1.2.
Tujuan..............................................................................................................................4
1.3.
Manfaat............................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1. Pengertian Crystallizer atau Kristalisator.........................................................................6
2.2. Jenis Jenis Crystallizer (Kristallisator)..........................................................................6
A. Jenis Crystallizer dengan Circulating Magma.............................................................6
B. Jenis Crystallizer tanpa Circulating Magma................................................................12
2.3. Proses Kristalisasi.............................................................................................................15
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................................16
Daftar Pustaka.........................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam waktu yang sangat lama, ilmuwan mulai mengerti tentang hubungan
antara elemen dasar dari material dan sifat sifat dari material tersebut. Sehingga
banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam bidang yang mengkaji tentang
material. Banyak sekali material baru bermunculan dengan berbagai jenis cara untuk
membuatnya. Contoh dari jenis material yang sangat gencar dikembangkan adalah
material semikonduktor ataupun superkonduktor yang mempunyai keunggulan
dibandingkan material pada umumnya. Namun, sebelum jauh melangkah dalam
membahas hal tersebut, banyak sekali yang harus diketahui mengenai hal hal dasar
yang menjadi bagian dalam membentuk suatu material. Salah satunya adalah
mengenai proses kristalisasi pada suatu material. Proses kristalisasi memegang
peranan penting dalam terbentuknya suatu material. Karena proses kristalisasi
merupakan salah satu proses dasar dalam terbentuknya suatu material.
Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan kristal
kristal padat dalam suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan partikel padat di
dalam uap seperti dalam hal pembuatan salju atau pembuatan partikel partikel padat di
dalam lelehan cair sebagai mana dalam pembuatan kristal tunggal yang besar maupun
kristalisasi dari larutan cair misalnya pembuatan garam. Peristiwa kristalisasi ditandai
dengan terbentuknya kristal padat.
Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut mengenai apa proses
kristalisasi, bagaimana terjadinya proses kristalisasi, bagian bagian apa saja yang
terdapat dalam proses kristalisasi dan bagaimana sudut pandang kristalisasi yang
dapat menjadi penting dalam dunia industri saat ini. Maka dibuatlah sebuah resume
mengenai proses kristalisasi yang terjadi pada suatu material secara umum.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca bisa mengetahui
lebih dalam lagi mengenai proses kristalisasi dan mengetahui lebih dalam tentang
sifat dan bentuk bentuk material dalam proses kristalisasi.

4
1.3 Manfaat
1. Mengetahui macam macam crystallizer dalam suatu industri.
2. Memberikan informasi mengenai bentuk bentuk material dalam proses
kristalisasi.
3. Mengetahui macam macam proses dalam kristalisasi.
4. Mengetahui mekanisme pembentukan kristal dengan menggunakan crystallizer.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Crystallizer atau Kristallisator


Alat alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator. Alat alat yang
digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri (dalam proses
kristalisasi) sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat sifat bahan dan kondisi
pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu juga karena kristalisasi
dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan,
pemberian bentuk).
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari solute dalam larutan
toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel partikel padat
dalam uap seperti pada pembentukan salju sebagai pembekuan lelehan cair. Sebagaimana
dalam pembentukan kristal dari larutan cair atau pembentukan kristal tunggal yang besar.
Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan penambahan solvent
bahan kimia.
Kristalisasi merupakan proses yang dipelajari dalam bidang ilmu alam dan juga
mempunyai penerapan yang penting. Karena sifat dari berbagai macam bentuk padat dan
material bergantung terhadap struktur kristal mereka masing masing, ukuran kristal dan
tekstur timbal balik mereka (Coelfen, H dan Antonietti, M .2008).
Secara umum, kristalisasi dapat diartikan pula sebagai permulaan dari kristal dari
larutan yang sangat jenuh. Kuantitas dari energi kinetok dari kristalisasi dan penggunaan
untuk tujuan pembentukannya dipelajari dalam bidang teknik kimia. Metode untuk
memperoleh kinetik kristalisasi dan metode untuk pengaplikasiannya dari kinetik
kristalisasi telah dikembangkan untuk berbagai macam proses dalam dunia industri. Tipe
mekanisme dari kristalisasi adalah menyusun nukleasi dan pertumbuhan kristal yang
bedar dengan penyusunan reguler dari sebuah larutan mono molekuler yang didifusikan
ke dalam permukaan kristal (McKetta, John J, 2003).

2.2 .Jenis Jenis Crystallizer (Kristalisator)


A. Jenis Crystallyzer dengan Circulating Magma
a. Forced Circulating Liquid Evaporator Crystallizer
Kristalisator jenis ini mengkombinasikan antara pendingin dan evaporasi
untuk mencapai kondisi supersaturasi (larutan lewat jenuh).

6
Pada gambar diatas terlihat bahwa umpan berupa larutan induk terlebih
dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat Exchangers untuk dipanaskan. Heat
Exchangers tersebut berada di dalam evaporator. Di dalam evaporator terjadi
flash evaporation yaitu terjadi pengurangan jumlah atau kandungan pelarut dan
terjadi peningkatan konsentrasi zat terlarut. Dimana saat itu juga, keadaan zat
terlarut yang sudah lewat jenuh atau supersaturasi. Larutan yang sudah berada
pada keadaan lewat jenuh tersebut dialirkan menuju badan crystallizer untuk
diperoleh padatan berupa kristal. Dimana pada badan crystallizer terdapat
mekanisme kristalisasi yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Produk kristal
dapat diambil sebagai hasil pada bagian bawah crystallizer , namun tidak semua
proses berjalan sempurna atau dengan kata lain tidak semua cairan induk
berubah menjadi padatan kristal. Karena itu ada proses pengembalian kembali
hasil pipa sirkulasi (circulating pipe) atau proses recycle hasil kristalisasi.
Terlihat bahwa umpan dan campuran umpan dengan hasil yang masih belum
padatan, dialirkan dengan paksa atau forced circulation, serta adanya Heat
Exchangers dapat membuat kenaikan titik didih yang sempurna. Kenaikan titik
didih pada Heat Exchangers pada Evaporator untuk dapat membuat larutan
menjadi lewat jenuh berkisar antara 3 10 oF untuk sekali lewat. Bila kenaikan
titik didih yang diharapkan untuk mendapatkan kristal yang baik tidak sesuai,

7
maka dapat digunakan beberapa evaporator untuk menaikkan titik didih, dimana
konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan juga. Karena mengalir secara paksa
menggunakan pompa, maka kecepatan aliran cukup tinggi, sehingga akan
mengakibatkan ketinggian permukaan larutan pada crystallizer tidak tetap atau
naik turun. Umumnya, crystallizer jenis ini dibangun dengan diameter 2 feet
atau pada skala industri sekitar 4 feet atau lebih.

b. Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizer


Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer atau plat buang atau tabung isap
kristalisasi merupakan salah satu dari beberapa jenis alat kristalisator yang
didasarkan pada pemisahan debu atau uap dari bahan melalui fase lewat jenuh
yang ditingkatkan sehingga diperoleh kristal kristal yang besar. Alat ini
dilengkapi dengan tabung junjut fungsi sekat untuk mengendalikan sirkulasi
magma dan dilengkapi pula oleh alat penggerak (argitator).
Proses kerja Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu :
a) Proses Kristalisasi
Bahan sample dan cairan induk dimasukkan ke dalam tangki DTB
crystallizers melalui sebuah pipa Superheated Solution From Hearter and
Recirculation Pump, komponen ini akan mendorong bahan naik ke atas
dalam Draft Tube (tabung isap). Di dalam tabung isap bahan akan
tercampur dan mengalami sirkulasi dengan bantuan Agitator (pemutar
atau pengaduk) yang berada di dalam tangki bagian bawah. Kedua bahan
ini akan membentuk magma melalui fase lewat jenuh yang ditingkatkan.
Magma yang terbentuk akan mengalami perubahan density sehingga uap
yang terkandung di dalamnya akan terlepas kepermukaan magma menuju
ke Vapors Separation (pemisahan uap). Lalu mengalami proses nukleasi
(pembentukan inti kristal), kristal yang terbentuk akan mengendap ke
dasar larutan dan sebagian akan naik ke permukaan. Kristal yang
mengendap akan mengalami pemisahan antara kristal halus dengan kristal
kasar pada settling zone (zona penyelesaian), dimana sebagian kristal akan
dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya dijadikan umpan bersama
cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi guna melarutkan partikel
partikel halus yang masih mengendap.
b) Proses Klarifikasi

8
Terjadi pemisahan pada bentuk kristal. Kristal yang sesuai dengan
keinginan akan diambil dan kristal yang belum sesuai (ukuran besar atau
kasar) akan dikembalikan ke zona kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
Produk yang diperoleh dengan menggunakan Draft Tube Baffle
(DTB) crystallizer adalah :
a. Natrium Karbonat (Sodium Carbonate)
b. Sodium Sulfat (Sodium Sulfate)
c. Natrium Nitrat (Sodium Nitrate)
d. Tembaga Sulfat (Copper Sulfate)
e. Sodium Sulfit (Sodium Sulfite)
f. Kalsium Klorida (Calcium Chloride)
g. Amonium Sulfat (Ammonium Sulfate)
h. Kalium Klorida (Potassium Chloride)
Keuntungan dari penggunaan Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer
antara lain sebagai berikut :
a. Mampu memproduksi kristal kristal dalam bentuk tunggal.
b. Siklus operasionalnya lebih panjang.
c. Biaya operasi lebih rendah.
d. Kebutuhan ruang minimum.
e. Instrumen dapat dikendalikan dengan mudah.
f. Kesederhanaan operasi, memulai dan penyelesaian.

c. Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer


Crystallizer jenis ini menggunakan prinsip sirkulasi cairan atau larutan
iknduk, dimana umpan maupun hasil kristalisasi akan masuk ke dalam Shell and
Tube Heat Exchangers untuk didinginkan.

Pada gambar di atas, umpan dan recycle kristalisasi bersama sama masuk
ke dalam medium pendingin. Namun kelemahannya adalah, panjang untuk
pertukaran panas pada HE dan kecepatan umpan serta recycle kristalisasi sangat

9
di perhitungkan, sebab jika terjadi kesalahan penurunan suhu untuk dapat
melakukan kristalisasi pada proses pendinginan tidak berlangsung secara optimal.
Oleh karena itu, pompa untuk sirkulasi sangat dikontrol dengan baik. Adanya
pompa menyebabkan cairan induk akan mengalir secara turbulen. Bila kristal
sudah terbentuk pada cairan induk yang sudah lewat jenuh, maka kristal akan
turun karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis. Kristal dari
crystallizer jenis ini berukuran besar antara 30 100 mesh.

d. OSLO Evaporative Crystallizer


Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya perbedaan suspensi yang
mulai terbentuk pada chamber of suspension. Dimana terdapat HE eksternal yang
bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh pada suhu supersaturasinya.

e. OSLO Surface Cooled Crystallizer


Tidak jauh berbeda dengan OSLO Evaporative Crystallizer, hanya saja
cairan induk didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam crystallizer.

f. Crystal Vacum Crystallizer

10
Prinsip kerjanya adalah Feed dicampur dengan cairan yang di recycle
dipompa ke ruang penguap untuk diuapkan secara adiabatic sehingga terjadi
larutan lewat jenuh. Larutan tersebut mengalir melalui pipa ketangki kristalisasi
sehingga terbentuk kristal di dalam tangki kristalisasi, kemudian kristal
dikeluarkan melalui dischargennya dan cairannya di recycle. Dengan lat ini
ukuran kristal yang diinginkan dapat diatur dengan mengatur kecepatan pompa
sirkulasi. Kalau sirkulasinya lambar, maka kristal yang kecil kecil pun akan
larut mengendap.

g. Circulating Magma Vacuum Crystallizer


Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan di sirkulasi diluar badan
kristal. Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan ke badan kristaliser. Kondisi
vakum menjadi penyebab menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh dan
dihasilkan kristal.

B. Jenis Crystallizer tanpa Circulating Magma


a. Jacketed Pipe Scraped Crystallizer
Alat ini umumnya dibuat dengan pipa 6 12 inchi sebagai diameter dan
panjangnya sekitar 20 40 feet,yang disusun seri dalam sambungan dengan 3
buah atau lebih. Piringan yang berlekuk di dalam alat tersebut dinamakan dengan
Scraper Blades

Prinsip kerjanya ialah plug flow, dimana cairan induk masuk dari bagian
atas samping kanan, lama kelamaan akan membentuk kristal di dalam pipa
tersebut dan kristal akan mengendap dibawah dan menempel di dinding pipa,
yang nantinya scaper blades akan mengambil kristal kristal tersebut. Ukuran
kristal yang dihasilkan akan seragam, umumnya besar besar.
b. Batch Stirred Tank With Internal Cooling Coil

11
Jenis Crystallizer ini termasuk dalam jenis yang batch atau tidak ada aliran
yang keluar setiap waktunya. Jenis ini dapat digunakan untuk proses continuous
dengan dilengkapi pengaduk. Dan apabila menggunakan pengaduk, pembentukan
kristal terutama pada secondary nucleation akan lebih besar bila dibandingkan
dengan tanpa pengaduk.

c. Direct Contact Refrigeration Crystallizer

Prinsip kerja dari crystallizer jenis ini ialah dengan adanya pendingin dari
refrigerant yang digunakan, dimana umpan berupa cairan induk yang dimasukkan
ke badan crystallizer dengan suhu yang lebih tinggi dengan suhu yang refrigerant
(suhu cair refrigerant minus). Karena titik didih refrigerant sangat kecil atau jauh
dibawah suhu cairan induk, maka ada perpindahan panas dari cairan induk

12
menuju refrigerant, dimana akan mengakibatkan kenaikan suhu pada refrigerant
dan menguap untuk mendinginkan cairan induk, sampai cairan induk berada pada
keadaan lewat jenuh.
Contoh dari cristallyzer ini adalah pada proses pembuatan kristal Calcium
Chloride dengan refrigerant freon atau propane dan pembuatan kristal p-xylene
dengan refrigerant propane.

d. Twinned Crystallizer
Jenis crystallizer ini sebenarnya berbentuk tangki yang di dalamnya
terdapat dua pengaduk yang dipisahkan oleh sekat atau baffle. Pada tiap pengaduk
terdapat medium pemanas dimana yang salah satunya bekerja pada suhu saturasi,
sedangkan satunya bekerja pada suhu supersaturasi atau lewat jenuh. Namun bila
suhu operasi pada cristallizer ini sama pada kedua medium pemanas, umumnya
akan didapatkan keseragaman ukuran. Tetapi waktu yang diperlukan akan lebih
lama, walaupun terdapat dua pengaduk dalam satu tangki tersebut.

Sesuai dengan namanya bahwa seolah olah terdapat dua macam jenis
crystallizer yang beroperasi pada suhu yang berbeda namun dalam satu tangki
crystallizer. Terlihat bahwa umpan masuk dari sebelah kanan atas, karena adanya
pergerakan pengaduk, cairan induk bersikulasi dan juga disebabkan karena
adanya sekat antara kedua pengaduk tersebut. Semakin cepat gerakan pengaduk
dan semakin tinggi perbedaan suhu yang ditukarkan, maka semakin cepat dan
baik kristal yang didapatkan. Produk berupa kristal dapat diambil pada bagian
bawah crystallizer , karena kristal akan jatuh atau mengendap dibawah karena
adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis.

e. APV-Kestner Long Tube Vertical Evaporative Crystallizer


Umumnya crystallizer jenis ini digunakan untuk mendapatkan butiran
butiran atau kristal yang cukup kecil, biasanya kurang dari 0.5 mm.

13
Prinsip kerjanya hampir sama dengan crystallizer yang lain, yaitu umpan
masuk dengan pompa, lalu melewati sebuah evaporator yang di dalamnya
terdapat HE. Pada saat cairan induk berada pada keadaan supersaturasi atau lewat
jenuh, maka akan terbentuk kristal kristal halus. Kristal kristal tersebut
ditampung pada salt box, cairan induk yang belum lewat jenuh dikeluarkan,
sedangkan yang berupa kristal dikeluarkan produk. Contohnya pada pembuatan
kristal NaCl (garam), Na2SO4, Citric Acid.
2.3. Proses Kristalisasi
Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari larutan multi
komponen sehingga didapat produk dalam bentuk kristal. Kristalisasi juga dapat dipakai
sebagai salah satu cara pemurnian karena lebih ekonomis. Operasi kristalisasi terbagi
menjadi :
a. Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
b. Pembuatan inti kristal
c. Pertumbuhan kristal
Dalam proses kristalisasi, terdiri atas dua buah kejadian besar, yaitu nukleasi
(nucleation) dan pertumbuhan kristal (crystal growth). Kristal dibuat pada saat nuklei
dibentuk dan kemudian ditumbuhkan. Proses kinetika dari nukleasi dan pertumbuhan
kristal membutuhkan keadaan yang sangat jenuh, yang secara umum dapat diperoleh
dengan mengubah suhu, menghilangkan pelarut, atau dengan menambahkan agen
penenggelam (drowning-out agent) atau pendamping reaksi. Sistem kemudian
menempatkan diri untuk mendapatkan termodinamik melalui nukleasi dan pertumbuhan
dari nuklei. Jika suatu larutan mengandung partikel padatan dari luar daripada kristal dari
tipenya sendiri, maka nuklei dapat terbentuk hanya dengan nukleasi homogen
(homogeneus nucleation). Apabila terdapat keberadaan partikel dari luar, nukleasi
difasilitasi dan proses dikenal sebagai nukleasi heterogen (heterogeneous nucleation).
Kedua jenis nukleasi mengambil tempat dalam kehadiran kristal dari larutan itu sendiri
dan secara kolektif dikenal sebagai nukleasi primer (primary nucleation). Ini didapatkan
ketika keadaan spesifik yang sangat jenuh, dikenal sebagai super saturasi metastabil yang
didapatkan dalam sistem. Akan tetapi, semi komersil dan kristalizer dalam industri, telah
diamati bahwa terdapat nuklei bahkan pada saat super saturasi rendah ketika larutan dari
kristalnya sendiri ada.

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,


yaitu:
1. Crystallizer adalah alat yang sering digunakan dalam dunia industri.
2. Crystallizer ada bermacam macam dengan prinsip kerjanya masing
masing dan fungsi masing masing.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Alat Kristalisasi. (Online) , (http://domas09.blogspot.co.id/2013/02/alat-


kristalisasi.html , diakses tanggal16 Oktober 2015).

Anonim.2014.Kristalisasi.(Online),(http://zefdes.blogspot.co.id/2014/03/makalah-
kristalisasi.html diakses tanggal 16 Oktober 2015).

Coelfen, H dan Antonietti, M.2008.Mesocrystals and Nonclassical Crystallization.United


Kingdom (UK) : John Wiley and Sons Ltd.

McKetta, John J.2003. Unit Operation Handbook Volume 1 Mass Transfer. New York :
Marcel Dekker.

16

You might also like