You are on page 1of 14

BAB III

LOG LISTRIK

3.1. TUJUAN ANALISIS


3.1.1. Spontaneous Potential Log
Spontaneous Potential Log dapat digunakan untuk menghitung atau
mengetahui:
o Harga Rw.
o Ketebalan lapisan porous.
o Korelasi batuan.
o Evaluasi Vclay
ASP
Vclay 1 -
ESSP
o Untuk membedakan lapisan yang bersih dari shale.
3.1.2. Induction Log
Tujuan analisis dari Induction Log pada pengukuran untuk menghasilkan
kurva-kurva:
o Short Normal Resistivity (SN) untuk menentukan Rxo.
o Induction Log Resistivity (RIL) untuk menetukan Rt.
o Untuk menentukan kandungan hidrokarbon pada zona invasi (flushed
zone) dan pada zona tak terinvasi (uninvanded zone).

3.2. DASAR TEORI


3.2.1. Spontaneous Potential Log
Prinsip kerja Spontaneous Potential Log yang merupakan salah satu
Lithology Tool yaitu menurunkan salah satu elektroda (dinamakan M) kedalam
lubang pemboran, sedangkan elektroda yang lainnya (dinamakan N) ditanam pada
lubang dangkal (dipermukaan) yang telah diisi oleh lumpur pemboran. Setelah
sampai didasar lubang pemboran, maka elektroda M ditarik perlahan-lahan
sambal melakukan pencatatan perubahan tegangan sebagai fungsi kedalaman
(potensial antara elektroda M didalam lubang bor dengan elektroda N
dipermukaan).
Spontaneous potential tidak dapat direkam didalam lubang bor yang diisi oleh
lumpur yang tidak konduktif, karenanya diperlukan medium yang dapat
menghantarkan arus listrik antara elektroda dengan formasi. Jika filtrasi lumpur
dan kadar garam air formasi (resistivitas) hampir sama, maka penyimpangan
spontaneous potential akan kecil dan kurvanya menjadi kurang berguna.
Anomali spontaneous potential dapat terjadi apabila:
o Keadaan rembesan
Bila pasir yang sangat permeable dan berisi air garam tercemar oleh
filtrasi lumpur tawar, filtrasi lebih ringan daripada air garam sehingga akan
mengapung diatas. Akan terlihat bahwa rembesan filtrasi lumpur adalah
sangat dangkal dibagian bawah dan cukup dalam dibagian batas atas.
o Gangguan (Noise)
Kadang-kadang suatu riak gelombang sinus (gigi gergaji) dengan
amplitudo kecil teramati pada spontaneous potential, ini terjadi bila
sebagian suku cadang dari mesin derek tiba-tiba menjadi bermagnet.
Dalam hal ini kurva spontaneous potential masih berlaku karena gejala
termagnetisasi tadi tidak menambah atau mengurangi pembacaan
spontaneous potential.
Arus listrik langsung yang mengalir melalui formasi dekat elektroda
spontaneous potential akan mengakibatkan kesalahan pembacaan pada
spontaneous potential, terutama pada formasi dengan resistivitas tinggi.
Arus listrik tersebut bisa disebabkan oleh gejala dua logam (bimetallism)
yang terjadi jika dua lembar logam yang berbeda saling bersentuhan satu
dengan lainnya dan dikelilingi oleh lumpur asin.
Kadang-kadang sulit untuk merekam spontaneous potential yang baik
pada anjungan lepas pantai (offshore), karena alat proteksi katodis
(Cathodic Protection Device) atau alat proteksi kebocoran listrik dapat
memberikan pembacaan yang kacau pada kurva spontaneous potential.
Sedangkan pada keadaan darat (onshore), bila berdekatan dengan kabel
listrik bertegangan tinggi atau pompa sumur dapat mempengaruhi kurva
spontaneous potential. Banyak dari gangguan ini dapat diminimalisasi
dengan memilih secara seksama lokasi elektroda N dipermukaan tanah.
Defleksi kurva Spontaneous Potential Log yang tergambar pada slip
log akan memberikan bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Lurus dan biasa disebut dengan shale base line.
2. Untuk lapisan yang permeable (air asin), kurva Spontaneous
Potential Log berkembang negatif (kekiri) dari Shale Base Line.
3. Untuk lapisan permeable (hidrokarbon), kurva Spontaneous
Potential Log akan berkembang negatif.
4. Untuk lapisan permeable (air tawar), kurva Spontaneous Potential
Log akan berkembang positif (kekanan) dari Shale Base Line.
Kondisi optimum pengukuran Spontaneous Potential Log:
o Hanya dapat digunakan pada kondisi Open Hole.
o Tidak dapat digunakan pada lumpur pemboran yang bersifat non-
conductive.

3.2.2. Induction Log


Pengukuran tahanan listrik batuan formasi dengan Conventional Resistivity
Log memerlukan adanya lumpur pemboran yang bersifat konduktif agar dapat
digunakan untuk menghantarkan arus listrik kedalam formasi. Akibatnya tidak
satupun peralatan tersebut yang dapat digunakan apabila lubang bor kosong, terisi
minyak, gas, oil base mud ataupun udara. Untuk mengatasi hal-hal semacam ini,
maka dikembangkan peralatan khusus yang dapat digunakan tanpa terpengaruh
oleh kondisi-kondisi diatas, peralatan ini disebut Induction Log.
Induction Log mempunyai prinsip kerja adalah arus bolak-balik dengan
frekuensi tinggi, yang mempunyai intensitas konstan dikirimkan melalui
kumparan pengirim (transmitter coil) sehingga menghasilkan medan
elektromagnetik yang akan menimbulkan arus induksi didalam formasi. Arus
induksi yang berputar ini akan menimbulkan pula medan magnet kedua yang
dapat terdeteksi oleh penerima (receiver coil). Besarnya medan magnet yang
kedua ini akan sebanding dengan konduktivitas formasi. Konduktivitas formasi itu
sendiri sebenarnya adalah kebalikan dari resistivitas formasi.
Tujuan utama dari Induction Log adalah menghasilkan suatu daerah
investigasi yang jauh didalam lapisan tipis untuk menentukan Rt dan kadang-
kadang digunakan untuk korelasi batuan, tanpa memandang jenis lumpur yang
digunakan.
Bentuk-bentuk kurva yang dihasilkan:
1. Defleksi kurva RIL yang jauh lebih tinggi daripada kurva SN
menunjukkan bahwa salinitas air formasi lebih rendah daripada air filtrat,
sehingga kemungkinan mengandung gas.
2. Defleksi kurva RIL lebih besar sedikit atau lebih kecil sedikit ataupun
sama dengan kurva SN, menunjukkan adanya kandungan minyak.
3. Bila kurva RIL jauh lebih rendah dari kurva SN serta mendekati garis
shale (resisitivity shale) berarti menunjukkan air asin, namun demikian
harus ditunjang dengan defleksi SP apakah positif atau negatif, dimana
defleksi positif berasosiasi dengan kandungan air tawar.
Metode dasar pengukuran:
o Konduksi, yaitu pengukuran dilakukan pada lubang
sumur yang berisikan fluida konduktif.
o Induksi, yaitu pengukuran dilakukan pada lubang
sumur yang berisikan fluida konduktif maupun tidak konduktif.
3.3. ANALISIS
3.3.1. Data
o Depth BHT = 2843,76 ft
o Depth yang dianalisa = 2590-2800 F
o Temperatur Surface (Ts) = 75 F
o Hole Diameter (dh) = 12,25 inch
o Invantion diameter (di) = 30 inch
o Bed Thickness = 10 ft
o Rm@Ts = 1.5 m
o Rs = 2 m
o BHT = 129 F

3.3.2. Prosedur Perhitungan


1. Menentukan ketebalan lapisan yang akan dianalisa.
2. Menghitung temperatur formasi (Tf).
BHT - Ts
Tf Ts kedalaman lapisan yang dianalisa
Depth BHT
3. Menentukan harga Rm dari Resistivity Log (ILM), kemudian
mengkoreksi harga Rm tersebut dengan formasinya.
Rm chart Ts
Rmf
Tf
Rmf corr = 0,75 x Rmf
4. Menentukan Shale Base Line dari kurva SP Log (pada chart).
5. Menentukan besarnya harga maksimum Spontaneous Potential Log
untuk lapisan permeable sebagai ESP.
6. Menentukan Rm@Tf dengan persamaan.
Ts
Rm @ Tf Rm@Ts
Tf
7. Menentukan harga Ri dari chart (ILD).
Ri ( ILD )
8. Dari harga Rm @ Tf , diameter (di), ketebalan formasi (h), mencari

harga koreksi faktor (k) dari Chart SP 4 untuk ESP, sehingga harga
ESSP dapat dicari dengan persamaan:
ESSP ESP faktor koreksi
9. Menentukan harga Kc.
Kc 61 0,133 Tf

10. Menentukan Rweq dengan menggunakan persamaan.


Rmfc
Rweq ESSP

KC
10
11. Menentukan Rw dengan menggunakan grafik SP 2.
12. Menentukan ASP dari chart (per kedalaman).
13. Menentukan Vclay dengan persamaan.
ASP
Vclay 1 -
ESSP

14. Menentukan Ri = R(ILM)


15. Menentukan Rxo:
Rxo = Ri (ILM) x Faktor Koreksi
16. Menentukan Ri : R (ILD)
Rt = Ri (ILD) x Faktor koreksi
3.3.3. Perhitungan
Untuk contoh perhitungan, yang digunakan adalah pada interval kedalaman
2690 ft. Untuk interval kedalaman berikutnya dengan cara yang sama dapat dilihat
pada Tabulasi Hasil Analisa Electric Log.
1. Menentukan ketebalan lapisan yang akan dianalisa = 2680 ft.
2. Menghitung temperatur formasi.
129 - 75
Tf 75 2680 125,89 F
2843,76

3. R chart (ILM) = 2,5


4. Menghitung Rmf.
75
Rmf 2,5 1,5 m
125,89

5. Menghitung Rmf corr .


Rmf corr 0,75 1,5 1,12 m

6. ESP (harga maksimum kurva log) = -22


Ts
7. Rm @ Tf = Rm@Ts x
Tf
75
= 1,5 x = 0,894 m
125,89

8. Mencari harga koreksi faktor (k) = 1,048.


Ri
Dengan interval bed thickness = 10 ft; di = 30; = 2,24 dari
Rm
grafik diperoleh:

20

3,36

x 1,05 1,07
20 - 5 1,07 - 1,05

20 - 2,24 1,07 - x
15 0,02

17,76 1,07 x
x 1,048

9. Menghitung harga ESSP.


ESSP - 22 1,048 - 23,052 mV

10. Menentukan harga Kc


Kc 61 0,133 125,89 77,781

11. Menentukan Rweq dengan menggunakan persamaan.


1,12
Rweq 0,57
- 23,052
77,781
m

10
12. Menentukan Rw dengan menggunakan grafik SP-2 = 1,16 m.
13. Menentukan ASP dari chart (per kedalaman)
ASP = -17,65 (-4) = -13,65 mV
14. Menentukan Vclay dengan persamaan.
- 13,65
Vclay 1 - 0,408
23,052

15. Menentukan Ri = R(ILM) = 2,5


16. Menentukan Rxo:
Rxo = Ri (ILM) x faktor koreksi
= 2,5 x 1,048
= 2,62
17. Menentukan Ri (ILD) =.2
Rt = Ri (ILD) x faktor koreksi
= 2 x 1,048
= 2,09
3.3.4. Analisis
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil analisis perkedalaman sebagai
berikut:
o Pada kedalaman 2590 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.78, Rxo 1.56 m
dan Rt 1.56 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
tidak permeable dengan dominasi shale dan kandungan fluidanya adalah
minyak.
o Pada kedalaman 2600 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.831, Rxo 1.254 m,
dan Rt 1.15 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan fluidanya
adalah air asin.
o Pada kedalaman 2610 ft, didapatkan Vclay sebesar 1, Rxo 1,188 m dan
Rt 1.056 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan fluidanya
adalah air asin.
o Pada kedalaman 2620 ft, didapatkan Vclay sebesar 1, Rxo 1.161 m dan
Rt 1.0032 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan fluidanya
adalah air asin
o Pada kedalaman 2630 ft, didapatkan Vclay sebesar 1.44, Rxo 1.57 m
dan Rt 1.545 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
yang tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan
fluidanya adalah air asin.
o Pada kedalaman 2640 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.741, Rxo 1.568 m,
dan Rt 1.464 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan fluida air
asin.
o Pada kedalaman 2650 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.996, Rxo 1.463 m
dan Rt 1.36 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan fluida air
asin.
o Pada kedalaman 2660 ft, didapatkan Vclay sebesar 1, Rxo 1.74 m, dan
Rt 1.62 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
tidak permeable dengan dominasi oleh shale dan kandungan fluida air
asin.
o Pada kedalaman 2670 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.414, Rxo 3.552 m
dan Rt 2.205 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
yang memiliki pengotor shale dan kandungan fluida air asin.
o Pada kedalaman 2680 ft, didapatkan Vclay sebesar 0,408, Rxo 2.62 m
dan Rt 2.096 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
yang memiliki pengotor shale dan kandungan fluida air asin.
o Pada kedalaman 2690 ft, didapatkan Vclay sebesar 0, Rxo 2.3535 m
dan Rt 2.092 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
permeable dengan kandungan fluida air asin.
o Pada kedalaman 2700 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.4, Rxo 2.63 m,
dan Rt 2.31 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan yang
permeabel memiliki pengotor shale dan kandungan fluidanya air asin.
o Pada kedalaman 2710 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.24, Rxo 2.615 m,
dan Rt 2.01 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
permeable dengan pengotor shale dan kandungan fluidanya air asin.
o Pada kedalaman 2720 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.996, Rxo 1.1495
m, dan Rt 1.045 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk
lapisan tidak opermeable yang didominasi oleh shale dan kandungan
fluidanya air asin.
o Pada kedalaman 2730 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.92, Rxo 1.25 m
dan Rt 1.2 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan tidak
permeable yang didominasi oleh shale dan kandungan fluidanya air asin.
o Pada kedalaman 2740 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.96, Rxo 1.146 m,
dan Rt 1.042 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
tidak permeable yang didominasi oleh shale dan kandungan fluidanya air
asin.
o Pada kedalaman 2750 ft, didapatkan Vclay sebesar 0,914, Rxo 1.1616
m dan Rt 1.1515 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk
lapisan tidak permeable yang didominasi oleh shale dan kandungan
fluidanya air asin.
o Pada kedalaman 2760 ft, didapatkan Vclay sebesar 0,83, Rxo 1.881 m,
dan Rt 1.881 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
tidak permeable yang didominasi oleh shale dengan kandungan fluida
minyak.
o Pada kedalaman 2770 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.74, Rxo 1.19 m
dan Rt 1.056 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
tidak permeable yang didominasi oleh shale dengan kandungan fluidanya
air asin.
o Pada kedalaman 2780 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.833, Rxo 1.237 m,
dan Rt 1.158 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
tidak permeable yang didominasi oleh shale dengan kandungan fluida air
asin.
o Pada kedalaman 2790 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.97, Rxo 1.3 m,
dan Rt 1.17 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan tidak
permeabel dengan dominasi shale dan kandungan fluidanya air asin.
o Pada kedalaman 2800 ft, didapatkan Vclay sebesar 0.768, Rxo 0.926 m,
dan Rt 0.816 m. Ini menunjukkan lapisan tersebut termasuk lapisan
tidak permeable yang didominasi oleh shale dengan kandungan fluida air
asin.
3.4 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan analisa menggunakan log listrik yaitu
Spontaneous Potential Log dan Resistivity Log. Spontaneous Potential Log
merupakan log listrik yang berupa suatu plot antar sifat-sifat kelistrikan lapisan
yang ditembus oleh lubang bor versus kedalaman lubang bor. Spontaneous
Potential Log merupakaj lithology tool sehingga bertujuan untuk membedakan
formasi shale dan non-shale. Kurva Spontaneous Potential digunakan untuk
menentukan batas-batas lapisan, ketebalan lapisan, dan perkiraan secara kualitatif
dan kuantitatif besarnya kandungan shale dalam lapisan porous dan permeable,
serta untuk menentukan resistivitas air formasi (Rw). Dari rekaman Spontaneous
Potential Log yang pertama kali dihitung adalah ESP (harga maksimum SPLog)
lalu menentukan ASP pada interval kedalaman yang ditentukan. Dari harga ASP
dan ESP yang telah dikoreksi dapat digunakan untuk menentukan volume shale di
formasi.
Resistivity log berfungsi mengukur tahanan jenis (resistivitas) dari fluida yang
mengisi pori-pori batuan sehingga dapat diketahui jenis fluida yang dikandung di
dalam batuan. Induction log juga digunakan untuk mengidentifikasi kandungan
fluida formasi, akan tetapi dengan jangkauan yang lebih jauh dibandingkan
dengan resistivity log. Pengukuran induction log menjangkau sampai ke daerah
uninvaded. Resistivitas masing-masing materi formasi berbeda-beda. Resistivitas
terkecil dimiliki oleh fluida formasi berturut-turut salt water, fresh water, minyak,
dan gas. Resistivitas terbesar dimiliki oleh batuan formasi. Untuk resistivity log di
track 2 dapat digunakan untuk memperoleh harga Ri yang merupakan batasan
WOC (water oil contact). Setelah memperoleh harga Ri lalu dibandingkan dengan
Rm untuk memperoleh faktor koreksi (k). dari harga k tersebut dapat melakukan
pengkoreksian terhadap ESP, Ri (ILM) sehingga didapat Rxo, dan Ri (ILD)
sehingga didapat Rt. Pembacaan kurva induction log bertujuan untuk menentukan
konduktivitas batuan formasi.
Dari hasil analisa pada kedalaman 2590-2800 ft didapatkan berbagai macam
hasil Vclay. Hasil Vclay tersebut dapat mengindikasikan lapisan yang permeable
dan tidak permeable. Misalnya pada kedalaman interval 2670-2710 ft didapatkan
zona permeable tetapi dari harga resistivitas Rt dan Rxo didapatkan bahwa tidak
mengindikasikan adanya hidrokarbon. Pada kedalaman 2590-2660 ft dan 2720-
2800 ft didapatkan harga clay yang cukup besar berkisar antara 0,76 sampai 1. Hal
ini menunjukkan bahwa lapisan tersebut adalah lapisan impermeable dan
menunjuk ke lapisan shale. Sedangkan dilihat dari harga resistivitas, didapat
bahwa kandungan fluidanya bukanlah hidrokarbon melainkan air formasi.
Aplikasi lapangan dari log listrik yang digunakan ada banyak. Dari
Spontaneous Potential Log dapat digunakan untuk menentukan lithologi
batuannya serta mengetahui daerah permeable dan impermeable. Vclay yang
didapat dari perhitungan dapat digunakan untuk menentukan permeabilitas suatu
lapisan. Semakin besar harga Vclay maka akan mengurangi harga permeabilitas
tersebut karena butiran clay mengisi pori-pori batuan sehingga menghambat aliran
fluida. Sedangkan aplikasi lapangan dari resistivity log adalah untuk menentukan
kandungan fluida serta penentuan Rt dan Rxo. Jika harga Rxo>Rt maka
indikasinya adalah air formasi dan jika Rt>Rxo atau Rt=Rxo maka terdapat
indikasi adanya hidrokarbon minyak.
3.5 KESIMPULAN
1 Dari hasil analisa pada interval kedalaman 2590-2800 ft didapatkan hasil:
a. Pada kedalaman 2590-2660 didapat harga Vclay berkisar 0,74
hingga 1. Diketahui bahwa lapisan tersebut tidak permeable dan
merupakan lapisan shale. Kandungan fluidanya yaitu air asin atau
air formasi.
b. Pada kedalaman 2670-2710 didapat harga Vclay berkisar 0 hingga
0,4. Sehingga menunjukkan bahwa lapisan tersebut permeable dan
merupakan lapisan sandstone dan terdapat shally sandstone. Dari
harga resistivitas, Rxo>Rt sehingga disimpulkan kandungan
fluidanya adalah air formasi.
c. Pada kedalaman 2720-2800 didapat harga Vclay berkisar 0,7
hingga 1 yang menandakan bahwa bukan lapisan permeable dan
merupakan lapisan shale. Kandungan fluidanya yaitu air asin atau
air formasi.
2 Spontaneous Potential Log berfungsi untuk:
Menentukan zona permeable dan tidak permeable
Menghitung harga Vclay
Menentukan harga Rw
3 Jika Vclay dari SP Log berharga besar (>0,5) maka indikasi lapisan yaitu
dominan shale.
4 Resistivity Log berfungsi untuk:
Mengindikasikan adanya hidrokarbon dalam lapisan.
Menentukan Rxo
Menentukan Rt
5. Jika harga Rt<Rxo maka terdapat indikasi fluida yang
terkandung adalah air asin. Dan jika Rt>Rxo atau Rt=Rxo maka
indikasinya yaitu hidrokarbon minyak.

You might also like