You are on page 1of 5

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

(Undang-undang tentang HAM yang berlaku diindonesia, beberapa yang belum terealisasi,
dan langkah Agar Terealisasi)

Mata Kuliah:
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh :
AKHMAD HAMDANI (04.2013.1.02695)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2014
Beberapa undang-undang utama yang membahas Hak Asasi Manusia yang berlaku
diindonesia :

1. Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


2. Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alenia IV. Bahwasannya, negara bertugas dan
bertanggung jawab tidak hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia tetapi juga memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
3. Pasal 33 dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggung
jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat
4. UU nomor 5 Tahun 2011 Tentang akuntan publik, UU Nomor 35 Tahu 2009 tentang
narkotika, UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
5. UU Nomor 22 tahun 2002 tentang Grasi, UU Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
UU Nomor 3 tahun 1997 tentang peradilan anak, UU nomor 12 tahun 1995 tentang
pemasyarakatan
"Orang miskin seperti tak boleh sekolah tinggi, pendidikan mahal.

VIVAnews Hari Pendidikan Nasional selalu diperingati tiap tahun tanggal 2 Mei 2013,
berbarengan dengan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan Nasional RI
pertama yang merupakan pelopor pejuang pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia sejak
masa penjajahan Belanda.

Ki Hajar Dewantara pula yang mendirikan Perguruan Taman Siswa lembaga pendidikan
yang memberikan kesempatan pada rakyat jelata untuk bisa memperoleh pendidikan seperti
layaknya golongan bangsawan dan orang-orang Belanda pada masa pra-kemerdekaan RI.
Sampai saat ini Taman Siswa masih ada di Yogyakarta dan memiliki cabang di berbagai kota
di Indonesia. Namun Rektor Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, Drs H Pardimin,
mengungkapkan kekecewaannya dengan sistem pendidikan di Indonesia saat ini, dari tingkat
dasar sampai perguruan tinggi. Menurutnya, pendidikan saat ini melenceng jauh dari cita-cita
Ki Hajar Dewantara.
Ibarat orang miskin tak boleh sakit karena biaya berobat mahal, maka orang miskin seperti
tak boleh sekolah tinggi karena pendidikan sekarang merupakan barang mahal, kata
Pardimin kepada VIVAnews, Kamis 2 Mei 2013. Program-program tertentu di perguruan
tinggi pun membutuhkan biaya yang luar biasa mahal.
Padahal, ujar Pardimin, Ki Hajar Dewantara ingin mewujudkan pendidikan merata bagi
semua orang. Ini diperparah dengan biaya masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia yang
saat ini justru beberapa di antaranya lebih mahal ketimbang biaya masuk perguruan tinggi
swasta.
Kalau seperti ini, maka pupus sudah harapan orang miskin menyekolahkan anaknya ke
perguruan tinggi, karena perguruan tinggi milik pemerintah tak lagi berpihak kepada
masyarakat miskin yang kian hari jumlahnya bertambah, bukannya berkurang, kata
Pardimin.
Taman Siswa mendorong negara memberikan pendidikan gratis bagi rakyatnya. Ia tidak
setuju dengan anggapan kualitas pendidikan akan memburuk apabila digratiskan. Kalau
pemerintah punya anggaran untuk menggratiskan pendidikan, itu layak dicoba, ujar
Pardimin.

Stratifikasi Sosial
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga mengkritik pendidikan di
RI yang saat ini bagai menjadi awal dari stratifikasi (pembedaan) sosial di Indonesia.
Padahal konstitusi mengatur bahwa pemerintah atau negara harus menyediakan pendidikan
berkualitas dan merata bagi setiap anak bangsa, kata dia dalam catatan tertulis yang
diterima VIVAnews.
Berkembangnya sektor swasta yang masuk ke ranah pendidikan, kata Fadli Zon, membuat
negara seolah lepas tanggung jawab dalam memberikan pendidikan layak dan unggul.
Akibatnya pendidikan cenderung menjadi industri untuk kepentingan bisnis, semakin
pragmatis dan komersial.
Kita bisa lihat dari adanya kebijakan Badan Hukum Pendidikan yang mendikotomikan
sekolah negeri standar internasional atau bukan. Semua ini membuat proses pendidikan jadi
wadah pemisah status sosial, ujar Fadli Zon.
Untuk itu ia mengingatkan agar pendidikan jangan sampai menimbulkan kesenjangan sosial
antara mereka yang mampu dan tak mampu secara ekonomi. Pendidikan di Indonesia harus
bisa mencerdaskan dan memajukan semua anak bangsa, tanpa diskriminasi.
Kesenjangan sosial dalam pendidikan ini terlihat dari tingginya angka anak putus sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan ada 173 kabupaten yang hingga
kini program wajib belajar 9 tahunnya tak tuntas.
Untuk itu Kemendikbud meluncurkan posko antiputus sekolah yang menyasar 173 kabupaten
itu, termasuk yang terletak di daerah terpencil atau pulau kecil. Kemendikbud juga mengajak
masyarakat umum untuk berpartisipasi menyukseskan posko antiputus sekolah itu.
Kami ingin memastikan anak-anak Indonesia bisa melanjutkan ke jenjang SMP dan SMA,
kata Nuh. Kini sebagai tahap awal, pemerintah telah melakukan afirmasi dengan membangun
4.330 ruang kelas baru atau setara dengan pembangunan 1.516 sekolah baru. (umi).
Tanggapan / Opini

Memilih berbahasa merupakan hal yang sangat sulit dilakukan meskipun sering kita lakukan,
karena didalamnya haruslah menyajikan suatu kiasan yang tidak mengandung berbagai arti
kata yang bisa menyelewengkan inti tujuan yang ingin disampaikan.
Mendengarkan perdebatan antar para calon presiden tanggal 09 Mei kemarin dibalai sabrini,
Inti utama dalam persoalan negeri ini, dalam semua hal permasalahannya, khususnya
permasalahan HAM adalah :
- Dalam sistem pemerintahan kita, terlalu banyak pintu keluar akan beberapa
kebijakan pemerintah untuk menuju tersalur kepada masyarakat umum, seperti
kasus pendidikan tadi dari kementrian pendidikan hanya merencanakan dan
mencanangkan program beasiswa, tidak langsung mengeluarkan biaya itu akan
tetapi melalui departemen dan lembaga-lembaga lain yang ditunjuk dalam
penyaluran, itu dari pusat, belum nanti kedaerah yang mungkin punya badan
khusus atau organisasi sendiri bentukan suatu daerah.
- tidak ada tim khusus / organisasi independen khusus yang bertugas untuk
memantau langsung proses penyaluran kebijakan pemerintah sampai dengan
diterima kemasyarakat.
- Sistem kinerja badan-badan negara yang belum terbangun, banyak anggota
badan yang tidak tahu sebenarnya apa tugas dari badan itu.
- Sekarang jaman internet, itulah yang seharusnya kita manfaatkan, kita Cuma
perlu membuat aplikasi yang baik untuk menampung data, dan prosesnya yang
sehingga menjadi kebijakan yang dapat diketahui /diakses publik secara
langsung dan diakui akuntabilitasnya

You might also like