You are on page 1of 6

Nama : Iqbal Zain Kurniadi

NIM : G1A215036

1. Afasia
Apa yang harus dilakukan

Ketidak-normalan bicara dapat menghambat atau mencegah mendapatkan riwayat


dari pasien. Jika demikian, Dapatkan riwayat dari keluarga atau kerabat.

Cari tahu apakah pasien dominannya tangan kanan atau kiri

Temukan bahasa utama pasien

Menilai Pemahaman

Tanyakan pertanyaan simpel kepada pasien:

Siapa namamu dan tempat tinggalmu?


Apa pekerjaanmu? jelaskan apa yang sebenernya kamu lakukan
Darimana asalmu?

Jika tampaknya dia tidak mengerti :

Ulangi lebih keras

Menguji Pemahaman

Tanyakan pertanyaan dengan jawaban Ya/Tidak:


Sebagai contoh "apakah ini pena?" (menunjukan benda lain, kemudian
pena)
Berikan perintah simpel:
Sebagai contoh "Buka mulutmu" atau "Dengan tangan kananmu sentuh
hidungmu"
Jika berhasil, coba perintah yang lebih rumit:
Sebagai contoh "Dengan tangan kananmu sentuh hidungmu dan kemudian
telinga kirimu"
Nilai seberapa banyak dia mengerti.

TIPs : Jika pasien dalam kondisi lemah, mereka mungkin tidak dapat melakukan
perintah sederhana.

Nilai Bicara Spontan

Jika pasien tampak mengerti namun tidak dapat bicara :

Tanyakan apakah dia memiliki kesulitan untuk menemukan kata yang tepat.
Hal ini biasanya memberikan angkukan atau senyuman, mengindikasikan
bahwa dirimu mengerti masalahnya.
Jika masalahnya lebih ringan, dia mungkin dapat memberikan nama dan
alamatnya pelan-pelan.

Tanyakan Pertanyaan Lebih Lanjut

Dapatkan, sebagai contoh, tentang pekerjaan pasien atau bagaimana masalahnya


dimulai:

Apakah dia berbicara dengan lancar?


Apakah dia menggunakan kata-kata dengan tepat
Apakah dia menggunakan kata yang salah (Paraphasia) atau apakah Jargon
tak berarti (biasa disebut afasia jargon)
Nilai kemampuan menemukan kata dan penamaan

Tanyakan kepada pasien nama semua binatang yang dapat dia pikirkan
(normalnya = 18-22 dalam 1 menit)
Tanyakan kepadanya untuk memberikan semua kata yang dapat dia pikirkan
yang dimulai dari huruf tertentu, biasanya "F" atau "S" (abnormal = kurang
dari 12 dalam 1 menit untuk setiap huruf)

Hal ini merupakan test untuk menemukan kata. Test ini dapat dikuantitatifkan dengan
menghitung jumlah objek dalam sebuah standard waktu

Minta kepada pasien untuk menyebut objek familiar dengan tangan, seperti
jam tangan, dasi, ikat pinggang, kancing. Mulai dengan benda yang gampang
untuk dinamai dan kemudian tanyakan tentang benda yang jarang digunakan,
hal ini akan menjadi lebih sulit.

Nilai Pengulangan

Minta pasien untuk mengulang kalimat sederhana, seperti "Matahari itu


bersinar" dan kemudian kalimat yang semakin lama semakin sulit

Nilai keparahan gangguan bicara

Apakah afasia tersebut membuat tidak dapat bersosialisasi?

Test lebih lanjut

Test membaca dan menulis


Cek apakah tidak ada gangguan penghilatan dan apakah pasien menggunakan
kacamata membaca.
Mintalah pasien untuk :
Membaca kalimat
Mengikuti perintah tertulis seperti contoh "Tutup Matamu"
Menulis kalimat (periksa apakah tidak ada gangguan motorik yang
menghambat)
Gangguan membaca = Dysleksia, gangguan menulis = Dysgraphia

Tips jika terdapat kesulitan, periksa apakah pasien dapat membaca atau menulis

Apa yang kamu temukan

Lihat gambar 2.2

Sebelum melanjutkan pemeriksaan, deskripsikan temuanmu: sebagai contoh


"Pria ini memiliki gangguan bersosialisasi afasia global non-fluent yang utamanya
ekspresif, dengan paraphasia dan gangguan repetisi. Juga terdapat disleksia dan
disgraphia yang berhubungan."
Apa Artinya

Afasia : Lesi pada Hemisfer Dominan (biasanya kiri)


Global Afasia : Lesi pada Dominan hemisfer yang mengganggu baik wenicke
dan broka
Afasia Wernicke's : Lesi pada area wernicke (girus supramarginal dari lobus
parietal dan bagian atas dari lobus temporal)
Afasia Broca : Lesi pada area Broca (girus frontal inferior). dapat
berhubungan dengan hemiplegia
Afasia Konduktif : Lesi pada Fasikulus arkuata
Afasia Sensori Transkortikal : Lesi pada Regio Parieto-occipital Posterior
Afasua Motorik Transkortikal : Lesi inkomplit pada area Broca
Afasia Nominal : Lesi pada Girus Angular

You might also like