You are on page 1of 12

TUBERCULOSIS

A. Tinjauan Umum Penyakit TBC


1. Definisi
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis suatu basil aerobik tahan asam yang
ditularkan melalui udara (airbone), pada hampir semua kasus infeksi
tuberkulosis didapat melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil
(sekitar 1-5 m) (Niluh, 2003).
Tuberkulosis merupakan penyakit radang parenkim paru karena
infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis.Penyakit ini juga dapat
menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang dan nodus
limfe (Irman, 2007).
2. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang umum termasuk keletihan, penurunan berat
badan, letargi, anoreksia (kehilangan nafsu makan), dan demam ringan
yang biasanya terjadi pada siang hari.Berkeringat malam dan ansietas
umum sering tampak.Dispnea, nyeri dada, dan hemoptisis adalah juga
temuan yang umum (Niluh, 2003).
3. Patogenesis
Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin atau berbicara, maka
secara tak sengaja keluarlah dropet nuklei dan jatuh ketanah, lantai atau
tempat lainnya.Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas,
dropet nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri keudara dibantu
dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang
terkandung didalam droplet nuklei terbang keudara. Apabila bakteri ini
terhirup oleh orang yang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi
bakteri tuberkulosis.Penularan bakteri lewat udara disebut dengan istilah
air-bornei infection. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli
lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Basil juga menyebar melalui
sistem limfe dan aliran darah ketubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks
serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya sistem
kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi
inflamasi.Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan
bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan
(melisiskan) basil dan jaringan normal.
Setelah infeksi awal, jika respon sistem imun tidak adekuat maka
penyakit akan menjadi semakin parah. Penyakit yang kian parah dapat
timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif
kembali menjadi aktif. Paru-paru yang terinfeksi kemudian akan
meradang.
B. Bakteri Penyebab Penyakit TBC
Penyebab utama penyakit tuberkulosis adalah Mycobacterium
tuberculosis, yaitu sejenis basil aerobik kecil yang non-motil.
C. Karakteristik BakteriPenyebab Penyakit TBC
Jenis kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang
berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar
komponen Mycobacterium tuberculosis adalah berupa lemak/lipid
sehingga menyebabkan bakteri ini sangat tahan terhadap asam serta
sangat tahan terhadap basa dan kerja antibiotik bakterisidal.
Mikroorganisme ini bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen.Oleh karena itu, M.tuberculosis senang tinggal didaerah apeks
paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi.Bila dilakukan
uji pewarnaan Gram, maka Mycobacterium tuberculosisakan
menunjukkan pewarnaan gram positif.
D. Pengobatan Penyakit Tuberkulosis
Tujuan pengobatan tuberkulosis ialah memusnahkan basil
tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh. Idealnya
pengobatan untuk menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik
pada uji hapusan dahak maupun biakan kuman, dan hasil ini tetap
negatif untuk selama-lamanya.

Pertanyaan :
1. mengapa pada pengobatan TB harus 6 bulan ? dan kenapa jika tidak
meminum obat sehari saja harus diulangi kembali?
Pengobatan TBC ini sangat berbeda dengan pengobatan akibat
infeksi bakteri yang lain. Karena pengobatan ini memerlukan
antibiotik yang spesifik untuk mematikan kuman TBC dan
pengobatannya harus dilakukan secara rutin dalam waktu tertentu
yang sudah ditentukan. Jika penderita tidak melakukan pengobatan
sesuai aturan seperti tidak meminum secara rutin atau
memberhentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu maka bakteri TB tidak akan hilang sepenuhnya dari
tubuh meskipun penderita merasa keluhannya sudah membaik.
2. Kapan digunakan tingkatan terapi-terapi pada TB ?
Ada beberapa tingkatan terapi pada TB, diantaranya terapi kuno.
Terapi ini diguanakan untuk menanggulangi gejala penyakit TB.
Terapi modern pada umumnya digunakan untuk pada pasien yang
sedang rawat jalan. Terapi TB paru digunakan pada fase terapi
intensif dan dan pada fase pemeliharaan. Terapi TB tulang
digunakan pada saat si penderita sudah akut dimana pengobatan
dilakukan selama 9 bulan. Dan terapi kombinasi digunakan untuk
menghindari resistensi antibiotik terhadap mikobakterium.
3. Mekanisme Rifampicin
Rifampin berikatan dengan sub unit beta-RNA polimerase
dependen DNA milik bakteri sehingga menghambat sintesis RNA .
Rifampin menghalangi transkripsi dengan berinteraksi dengan
subunit beta-bakteri, tetapi tidak RNA polimerase yang tergantung
DNA manusia. Rifampin mengahambat sintesis m-RNA dengan
menekan langkah inisiasi.
PENYAKIT TIPUS

1. Tinjauan umum penyakit tipus


a. Definisi
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus
halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh
kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C,
selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan
makanan) dan septikemia (tidakmenyerang usus). Kuman tersebut
masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk
ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian
dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian
menimbulkan berbagai gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini
dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia
kedokteran disebut Thyphoid fever atau Thypus abdominalis,
karena berhubungan dengan usus pada perut.
b. Manefestasi klinik
Gejala biasanya muncul 1-3 minggu setelah terkena, dan
mungkinringan atau berat. Gejala meliputi demamtinggi, malaise,
sakit kepala, mual,kehilangan nafsu makan ,sembelit ataudiare,
bintik-bintik merah muda di dada(Rose spots), dan pembesaran
limpa danhati. Demam tifoid (termasuk para-tifoid)disebabkan oleh
kuman Salmonella typhi(Inawati,2008)
c. Patogenesis
Kuman menembus mukosa epitel usus,berkembang biak di
lamina propina kemudianmasukkedalamkelenjar
getahbeningmesenterium.Setelah itu memasuki peredaran darah
sehinggaterjadi bakteremia pertama yang asimomatis, lalukuman
masuk ke organ-organ terutama hepar dansumsum tulang yang
dilanjutkan dengan pelepasankuman dan endotoksin ke peredaran
darah sehinggamenyebabkan bakteremia kedua. Kuman
yangberada di hepar akan masuk kembali ke dalam ususkecil,
sehingga terjadi infeksi seperti semula
dansebagiankumandikeluarkanbersamatinja(Juwono,1996).
2. Bakteri penyebab penyakit tipes
Salmonella thypi yang merupakan bakteri gram negatif yang masuk
ke dalam tubuh manusia melalui asupan makanan atau minuman yang
terkontaminasi.Bakteri masuk melewati plak peyer usus bermultiplikasi
di dalam makrofag dan sel-sel retikuloendotelial lalu memasuki aliran
darah.Inkubasi terjadi selama 10-14 hari, dengan gejala-gejalanya
merasa menggigil, letih, lemah dan sakit kepala, hilang nafsu makan,
nyeri perut, diare dan suhu badan naik (Patrick, 2003)

3. Karakteristik bakteri penyebab penyakit tipus


Morfologidan Struktur BakteriS. typhi merupakan kuman batang
Gramnegatif,yang tidak memiliki spora, bergerak denganflagel peritrik,
bersifat intraseluler fakultatif dananerob fakultatif15'.Ukurannya berkisar
antara 0,7-1,5 X 2-5 pm,memilikiantigen somatik (O),antigenflagel (H)
dengan 2 fase dan antigenkapsul(Vi).Habitatnya pada saluran
pencernaan (usu halus) manusia dan hewan, pada suhu 37 oC dan pH
6-8.
Kuman ini tahan terhadap selenit dan natrium deoksikolat yang
dapat membunuh bakteri enterik lain, menghasilkan endotoksin, protein
invasin dan MRHA (Mannosa ResistantHaemaglutinin). S. typhi mampu
bertahan hidupselama beberapa bulan sampai setahunjika melekat
dalam, tinja, mentega, susu, keju dan air beku4,5. S. typhi adalah
parasit intraseluler fakultatif, yang dapat hidup dalam makrofag dan
menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal hanya pada akhir
perjalananpenyakit,biasanya sesudah demam yang lama, bakteremia
dan akhirnya lokalisasi infeksi dalamjaringan limfoidsubmukosa usus
kecil2'.

4. Pengobatan penyakit tipes (antimikroba yang digunakan+ MK)


a. Cloramphenicol
Kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama pada pasien
demam tifoid.koramfenikol adalah golongn obat penghambat sintesis
protein.
Obat ini berikatan dengan subunit 50s ribosom bakteri dan
menghambat sintesis protein pada reaksi peptidil transferase.
b. Kuinolon
Fluorquinolon efektif untuk demam tifoid tetapi dosis dan lama
pemberian belum diketahui dengan pasti.
Menghambat replikasi DNA bakteri dengan mengganggu kerja
DNA girase (topoisomerase II) dan topoisomerase IV selama
pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Pengikatan kuinolon pada
enzim dan DNA membentuk kompleks 3 molekul (ternary) yang
menghambat langkah resealing, dan dapat menyebabkan kematian
sel dengan menginduksi pembelahan DNA. Lokasi kedua yang
dihambat yaitu fluorokuinolon-topoisomerase IV diperlukan oleh
bakteri untuk pembelahan sel. Hal ini dilibatkan dalam proses
segregasi DNA yang baru bereplikasi.
c. Amoxicilin dan ampicilin
Ampislin dan Amoksisilin dalam hal kemampuan menurunkan
demam,efektivitas ampisilin dan amoksisilin lebih kecil dibandingkan
dengan kloramfenikol.
Obat ini bekerja menghambat sintesis dinding protein bakteri
dengan mengikat lebih protein pengikat penicilin (PBP) yang dapat
menginaktifkan protein pada dinding bakteri dan menghambat
pembetukan ikatan silang di antara rantai peptidoglikannya

Pertanyaan :
1. kenapa penderita tipus harus diet ?
Jawab :
Karena penderita tipus harus menjaga pola maknnya, dan diet
merupakan salah satu cara yang baik untuk mengatur pola makan. Si
penderita harus mengonsumsi makanan yang sehat dengan jumlah
yang cukup. Dan memenuhi setiap kebutuhan 4 sehat 5 sempurna.
2. Kenapa pada tipus terdapat obat pilihan pertama dan kedua ?
Adanya beberapa pilihan obat terhadap penyakit tifus adalah
sebagai peralihan jika pada si penderita mengalami resistensi terhadap
salah satu antibiotik.
3. Obat apakah yang paling efektif untuk tipus ?
Obat yang palin efektif untuk tipus adalah kloramfenikol. Mengikat
50S ribosomal subunit-bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri
dengan menghambat sintesis protein. Efektif terhadap bakteri gram
negatif dan gram positif.
4. Mengapa pada penyakit tipus, setelah sembuh dapat kembali lagi jika
daya tahan tubuh menurun ?
Karena Beberapa orang yang telah pulih sudah tidak menunjukkan
gejala-gejala tifus. Namun mereka dapat tetap mengidap bakteri
Salmonella typhi dalam saluran usus mereka. pengidap tifus yang tidak
menjalani pengobatan yang cukup tetapi kemudian pulih, akan terus
membawa bakteri ini di dalam tubuhnya. jika pertama kali pengobatan
tifus sudah tuntas maka tentunya kuman tersebut hilang dalam tubuh
seseorang. namun jika ternyata terpapar kembali di kemudian waktu,
bisa saja dikarenakan ketika daya tahan tubuh lemah dan pada saat itu
berbarengan dengan terkontaminasinya kuman/bakteri penyebab tifus
sehingga seseorang tersebut terkena sakit tifus kembali.

DIARE

A. Tinjauan Umum Diare


Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang
abnormal.Freakuensi dan konsistensi BAB bervariasi dalam dan antar
individu.Sebagai contoh, beberapa individu defekasi tiga kali sehari,
sedangkan yang lainnya hanya dua atau tiga kali seminggu.
Diare adalah kondisi ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air
dan elektrolit. Terdapat 4 mekanisme patofisiologi yang mengganggu
keseimbangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare,
yaitu :
1. Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan
absorpsi
natrium atau peningkatan sekresi klorida
2. Perubahan motilitas usus
3. Peningkatan osmolaritas luminal

4. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan


Secara umum diare dikelompokan menjadi akut dan kronis.
Umunya episode akut hilang dalam waktu 72 jam dari onset. Diare
kronis melibatkan serangan yang lebih sering selama 2 3 periode
yang lebih panjang.Penderita diare akut umumnya mengeluarkan onset
yang tak terduga dari buang air besar yang encer, gas gas dalam
perut, rasa tidak enak, dan nyeri perut.Karakteristik penyakit usus halus
adalah terjadinya intermittent periumbilical atau nyeri pada kuadran
kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.Pada diare kronis
ditemukan adanya penyakit sebelumnya, penurunan berat badan dan
nafsu makan.
Beberapa penyebabnya dapat dibedakan beberapa jenis diare,
yaitu :
1. Diare akibat virus, misalnya influenza perut dan travellers
diarrhoea yangdisebabkan antara lain oleh rotavirus dan
adenovirus.
2. Diare bakterial invasif (bersifat menyerbu) agak sering terjadi, tetapi
mulai
berkurang berhubungan semakin meningkatnya derajat higiene
masyarakat. Bakteri yang paling sering menyebabkan diare ialah
bakteri E. Coli spec, Shigella, Salmonella dan Campylobacter.
Diare ini bersifat self-limiting, artinya akan sembuh dengan
sendirinya dalam kurung waktu 5 hari tanpa pengobatan, setelah
sel sel yang rusak diganti dengan sel sel mukosa baru.
3. Diare parasiter akibat protozoa seperti Entamoeba histolytica dan
Giardia
lambia, yang terutama terjadi didaerah (sub)tropis. Diare akibat
parasit ini biasanya bercirikan mencret cairan yang intermiten dan
bertahan lebih lama dari satu minggu.
4. Akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p. Crohn, Irritable Bowel
Syndrome(IBS), kanker colon dan infeksi HIV. Juga akibat
gangguan gangguan seperti alergi terhadap makanan/minuman,
protein susu sapi dan gluten serta intoleransi untuk laktosa karena
defisiensi enzim laktase.
Pada diare, pemeriksaan fisik abdomen dapat mendeteksi
hiperperistaltik dengan borborygmi (bunyi pada lambung). Pemeriksaan
rektal dapat mendeteksi massa atau kemungkinan fecal impaction,
penyebab utama diare pada usia lanjut. Pemeriksaan turgor kulit dan
tingkat keberadaan saliva oralberguna dalam memperkirakan status
cairan tubuh.Jika terdapat hipotensi, takikardia, denyut lemah, diduga
terjadi dehidrasi.Adanya demam mengindikasikan adanya infeksi.

B. Pengobatan Diare
Diare viral dan diare akibat enterotoksin pada hakikatnya sembuh
dengan sendirinya sesudah lebih kurang 5 hari, setelah sel sel epitel
mukosa yang rusak diganti oleh sel sel yang baru.Maka pada
dasarnya tidak perlu diberikan obat, hanya bila mencretnya hebat dapat
digunakan obat untuk menguranginya.Misalnya pada diare akut yang
umumya disebabkan oleh infeksi virus atau kuman, atau dapat pula
akibat efek samping obat atau gejela darri gangguan saluran
cerna.Umumnya gangguan ini bersifat self limiting.Hanya pada bentuk
diare bakteriil yang sangat serius perlu dilakukan terapi dengan
antibiotika.Pilihan utama adalah amoksisilin, kortimoksazol, dan
senyawa fluorkinolon.
C. Mekanisme Kerja Obat
1. Amoksisilin
Amoksisilin adalah obat antimikroba golongan penghambat
dinding sel. Amoksisilin termasuk dalam obat antibiotic -lactam
penicilin.Amoksisilin menganggu langkah terakhir sintesis dinding sel
bakteri (transpeptidasi), menyebabkan paparan membrane yang
kurang stabil secara osmotic.Penicilin menginaktifkan berbagai
protein pada membrane sel bakteri.Protein pengikat penicillin ini
(penicillin binding protein/PBP) merupakan enzim bakteri yang
terlibat dalam sintesis dinding sel dan dalam mempertahankan ciri
morfologi bakteri.Oleh sebab itu, paparan pada antibiotika ini tidak
hanya dapat mencegah sintesis dinding sel, tetapi juga
menyebabkan perubahan morfologik atau pelisisan bakteri yang
rentan.
2. Kotrimoksazol
Obat ini masuk dalam obat antimikroba antagonis asam
folat.Kotrimoksazol merupakan obat kombinasi dari obat golongan
inhibitor reduksi folat yaitu trimethoprin bersama golongan obat
penghambat sintesis folat yaitu sulfamethoxazole.Aktivitas antibakteri
kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang
berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam
tetrahidrofolat.Sulfonamid menghabat masuknya molekul PABA ke
dalam molekul asam folat dan trimethoprim menghambat terjadinya
reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.Tetrahidrofolat
penting untuk reaksi reaksi pemindahan satu atom C, seperti
pembentukan basa purin dan beberapa asam amino.Sel sel
mamalia menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan dan
tidak mensintesis senyawa tersebut.Trimethoprin menghambat enzim
dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat sensitive.Hal ini
penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia.
3. Fluoroquinolone
Fluoroquinolon termasuk dalam obat golongan penghambat
asam nukleat.Fluoroquinolon memasuki bakteri dengan difusi pasif
melalui kanal protein terisi air pada membrane luar.Sekali berada
dalam sel, obat ini menghambat replikasi DNA bakteri dengan
menganggu kerja DNA girase (topoisomerase II) dan topoisomerase
IV selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri.Pengikatan quinolone
pada enzim dan DNA membentuk kompleks 3 molekul yang
menghambat langkah resealing, dan dapat menyebabkan kematian
sel dengan menginduksi pembelahan DNA.

Pertanyaan

1. Apakah orang diare harus minum antibiotic


Untuk kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotic
oleh karena pada umumnya sembuh sendiri. Antibiotika hanya
diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya cholera,
shigella, sedangkan penyebab terbesar dari diare pada anak
adalah virus yang tidak memiliki respon terhadap pemberian
antibiotika. Beberapa diantaranya disebabkan oleh mekanan,
misalnya makanan yang terlalu pedis atau manis dapat membuat
timbulnya diare.
2. Bagaimana ekanisme kerja kotrimoxazole?
Aktivitas antimikroba yang sinergigistik disebabkan oleh inhibisi dua
langkah yang berurutan pada sintesis tetrahydrofolik acid,
sulfmetoxazole menghambat penyatuan PABA kedalam precursor
dihydrofolik acid, dan trihyrofolate menjadi tetrahydrofolate.
3. Apa yang akan dilakukan jika terjadi resistensi?
Penggunakan antibiotic dengan golongan yang sama dengan obat
yang telah resisten tidak dapat memberikan efek terapi pada
pengguna obat.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christanti., Asih, Niluh., 2003. Keperawatan Medikal Bedah :


Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.EGC : Jakarta.

Somantri, Irman., 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Pernapasan. Salemba Medika : Jakarta.
Neal, Michael.J.2006. At a glance Farmakologi Medis Erlangga :
Jakarta.

Mycek, Richard, Harvey, and Chawpe. 2001. Farmakologi Ulasan


BergambarJakarta : Widya Medika.

You might also like