Professional Documents
Culture Documents
Persiapkan enam buah slide tes Widal danbuat lingkaran pada masing-
masing slide
Ambil tabung Dreyers sejumlah 24 buah dan susun pada deretan kedua, ketiga,
dan keempat dengan jumlah masing-masing tiap deret adalah 8 buah tabung.
Beri label 1-8 pada masing-masing tabung di tiap deret (deret 1-4) untuk
deteksi antibodi O, H, AH, dan BH.
Masukkan 0,1 ml larutan salin isotonik pada tabung no 1di masing-masing deret
(deret 1-4).
Pindahkan 0,5 ml serum dilusi dari tabung no 1ke tabung no 2 dan kemudian
dilakukan pencampuran pada tabung no 2.
Tabung no 1 2 3 4 5 6 7 8
1:20 1:40 1:80 1:160 1:320 1:640 1:280 -
B. Pengobatan Diare
Diare viral dan diare akibat enterotoksin pada hakikatnya sembuh
dengan sendirinya sesudah lebih kurang 5 hari, setelah sel sel epitel
mukosa yang rusak diganti oleh sel sel yang baru.Maka pada dasarnya
tidak perlu diberikan obat, hanya bila mencretnya hebat dapat digunakan
obat untuk menguranginya.Misalnya pada diare akut yang umumya
disebabkan oleh infeksi virus atau kuman, atau dapat pula akibat efek
samping obat atau gejela darri gangguan saluran cerna.Umumnya
gangguan ini bersifat self limiting.Hanya pada bentuk diare bakteriil yang
sangat serius perlu dilakukan terapi dengan antibiotika.Pilihan utama
adalah amoksisilin, kortimoksazol, dan senyawa fluorkinolon.
2. Streptomisin
Streptomisin ialah antituberkulosis pertama yg secara klinik
dinilai efektif.Namun sebagai obat tunggal, bukan obat yg
ideal.Streptomisin termasuk dalam golongan obat penghambat sintesis
protein khususnya Aminoglycoside.
a. Mekanisme Kerja:
1) Streptomisin membasmi organisme gram negative
2) obat berdifusi melalui kanal porin pada membran luarnya
3) AB berikatan dengan subunit 30S ribosom sebelum
pembentukan ribosom.
4) Obat mengganggu pembentukan aparatus ribosom fungsional
dan/atau dapat menyebabkan subunit 30S dari ribosom yang
sudah sempurna salah membaca kode genetik
5) Polisom terdeplesi karena proses disagregasi dan
pembentukan polisom terganggu
3. Rifampisin
Rifampisin adl derivat semisintetik rifamisin B yaitu salah satu
anggota ketompok antibiotik makrosiklik yg disebut rifamisin.Kelompok
ini dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei. Obat ini merupakan ion
zwitter, larut dlm pelarut organik dan air yg Ph nya asam.
a. Mekanisme Kerja
1) Rifampisin terutama aktif terhadap sel yg sedang bertumbuh.
2) Kerjanya menghambat DNA-dependent RNA polymerase dari
mikobakteria dan mikroorganisme lain dengan menekan mula
terbentuknya (bukan pemanjangan) rantai dalm sintesis RNA.
3) Inti RNA Polymerase dr berbagai sel eukariotik tdk mengikat
rifampisin dan sintesis RNAnya tdk dipengaruhi.
4) Rifampisin dpt menghambat sintesis RNA mitokondria mamalia
tetapi diperlukan kadar yg lbh tinggi dp kdr utk penghambatan
pd kuman.
4. Pirazinamid
Pirazinamid adalah analog nikotinamid yang telah dibuat
sintetiknya. Obat ini tidak larut dalam air.Pirazinamid didalam tubuh
dihidrolisis oleh enzim pirazinamidase menjadi asam pirazionat yang
aktif sebagai tuberkulostatik hanya pada media yang asam.Mekanisme
kerja obat ini belum diketahui.
a. Aktivitas Antibakteri
1) Pirazinamid di dalam tubuh dihidrolisis oleh enzim
pirazinamidase menjadi asam pirazinoat yang aktif sebagai
tuberkulostatik hanya pada media yang bersifat asam.
2) In vitro, pertumbuhan kuman tuberkulosis dalam monosit
dihambat sempurna pada kadar pirazinamid 12,5 g/ml.
3) Mekanisme kerja obat belum diketahui
5. Asam Para Aminosalisilat
Sebelum ditemukan etambutol, para-amino salisilat (PAS)
merupakan obat yang sering dikombinasikan dengan anti tuberkulosis
lain.
a. Mekanisme Kerja
PAS mempunyai rumus molekul yang mirip dengan asam
para aminobenzoat (PABA), Mekanisme kerjanya sangat mirip
dengan sulfonamid. Karena sulfonamid tidak efektif terhadap M.
Tuberculosis dan PAS tidak efektif terhadap kuman yang sensitif
terhadap sulfonamid, maka ada kemungkinan bahwa enzim yang
bertanggung jawab untuk biosintesis folat pada berbagai macam
mikroba bersifat spesifik.
6. Sikloserin
Sikloserin merpkan antibiotik yg dihasilkan oleh Streptomyces
orchidaceus, dan sekarang dapat dibuat secara sintetik.
a. Aktivitas antimikroba
1) In vitro, sikloserin menghambat pertumbuhan M. Tuberculosis
pada kadar 5-20 ug/ml melalui penghambatan sintesis dinding
sel. Jenis-jenis yang sudah resisten terhadap streptomisin, PAS,
INH, pirazinamid, dan viomisin mungkin masih sensitif thd
sikloserin.
2) In vivo terlihat bahwa khasiat sikloserin berbeda pada berbagai
spesies, tetapi efeknya paling nyata pada manusia.
7. Kanamisin
Obat ini termasuk golongan aminoglikosida dan bersifat
bakterisid dengan menghambat sintesis protein mikroba. Efeknya
pada M. Tuberculosis hanyalah bersifat supresif. Obat ini memiliki
mekanisme kerja yang sama dengan obat Streptomisin.
8. Kapreomisin
Kapreomisin adalah suatu antituberkulosis polipeptida yang
dihasilkan juga oleh Streptomyces sp. Obat ini terutama digunakan
pada infeksi paru oleh M. Tuberculosis yang resisten terhadap
antituberkulosis primer.Dibandingkan dengan kanamisin, kapreomisin
kurang toksik dan efek bakteriostatiknya lebih besar.
Efektivitasnya hampir sama dengan streptomisin, dan karena
tak ada resistensi silang dengan streptomisin, obat ini dapat digunakan
untuk kuman yang telah resisten terhadap streptomisin.
9. Etionamid
Etionamid merupakan turunan tioisonikotinamid. Zat ini
berwarna kuning dan tidak larut dalam air.
a. Aktivitas antibakteri
1) In vitro, etionamid menghambat pertumbuhan M. tuberculosis
jenis human pada kadar 0,6-2,5 ng/ml.
2) Basil yang sudah resisten thd tuberkulostatik lain masih sensitif
terhadap etionamid.
Parry CM, Hien TT, Dougan G, White NJ, Farrar JJ. 2002.Typhoid Fever.
NEJM.