Professional Documents
Culture Documents
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : .
Tanggal : .
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Mitrasana Jl. Boulevard Gading Timur Raya
Kav.6, Jakarta Utara yang telah dilaksanakan pada 1 April 4Mei 2013. Praktek
Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan
wawasan kefarmasian mengenai farmasi di apotek sebelum melakukan
pengabdian sebagai Apoteker. Penyelesaian laporan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Apoteker di Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
Penulis menyadari penyelesaian laporan ini tidak hanya atas hasil usaha
sendiri, melainkan karena bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Selvyana C. Palit, S.Si., Apt., selaku Operational Manager PT. Millenia
Dharma Insani dan pembimbing PKPA yang telah membimbing dan
memberikan bantuan kepada penulis selama PKPA berlangsung.
2. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku pembimbing dan Ketua Program
Pendidikan Profesi Apoteker dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
3. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap MS., selaku Ketua Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
4. Bapak Sie Djohan selaku Director of Corporate Business Development &
Management System PT. Kalbe Farma, Tbk., yang telah bersedia
memberikan kesempatan praktek kerja di apotek Mitrasana.
5. Ibu Hubertina Indrawati selaku Regional Operational Manager di PT.
Millenia Dharmai Insani, yang telah memberikan bimbingan dan wawasan
selama PKPA di Mitrasana.
6. Ibu Elvana Sakinah selaku Store Manager di Apotek Mitrasana Pesona
Khayangan yang telah mengarahkan, dan memberikan bimbingan.
7. Seluruh staf dan karyawan Mitrasana baik di Kelapa Gading, Jakarta Utara
Penulis
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia
/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 30 Juli 2013
Yang menyatakan
DAFTAR ACUAN............................................................................................. 49
1.2. Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Mitrasana yang
diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bertujuan untuk:
a. Memahami tugas dan fungsi apoteker pengelola apotek (APA) di apotek.
b. Memahami kegiatan di apotek baik secara teknis kefarmasian maupun non
teknis kefarmasian.
Biaya tetap (fix cost) adalah biaya yang bersifat tetap, yang besarnya
tidak tergantung pada tingkat/volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh
suatu bisnis/usaha. Contoh biaya tetap adalah biaya penyusutan/depresiasi
ruangan gudang, biaya pemeliharaan gudang, pajak, dan biaya buruh penjaga
gudang.
Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah/volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
bisnis/usaha, contohnya adalah biaya modal yang ditanam (modal kerja) dan
biaya upah buruh bagian penerimaan barang.
Sebuah apotek dikatakan prospektif apabila jangka waktu yang
digunakan untuk mengembalikan modalnya semakin kecil. Hal ini
menandakan laba bersih rata-rata apotek tersebut juga besar. Untuk
mengetahui apakah modal yang ditanam di apotek lebih menguntungkan
daripada investasi di bank, maka dapat digunakan Return on Investment
(ROI) dan untuk mengetahui berapa lama modal akan kembali dari usaha
apotek yang dilakukan maka digunakan parameter Pay Back Period (PBP)
(Umar, 2011).
Untuk mengetahui apakah modal yang ditanam di apotek lebih
menguntungkan daripada investasi di bank maka dapat digunakan ROI. ROI
merupakan analisa hasil usaha.
ROI yang baik adalah lebih besar daripada jasa pinjaman rata-rata.
Besarnya ROI yang diperoleh merupakan tingkat pengembangan usaha suatu
perusahaan (Anief, 2005). PBP digunakan untuk menghitung berapa lama
modal yang kita keluarkan akan kembali (balik modal).
1) Pemesanan Narkotika
Untuk memudahkan pengawasan maka apotek hanya dapat memesan
narkotika ke PBF PT. Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan
(SP), yang ditandatangani oleh APA, dilengkapi dengan nama jelas,
2) Penyimpanan Narkotika
Apotek harus mempunyai tempat khusus untuk menyimpan narkotika
dan harus dikunci dengan baik. Tempat penyimpanan narkotika di apotek
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1978):
a) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
b) Harus mempunyai kunci yang kuat.
c) Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian
pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-
garamnya serta persediaan narkotika sedangkan bagian kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika yang dipakai sehari-hari.
d) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari
4080100 cm, maka lemari tersebut harus dibuat melekat pada
tembok atau lantai.
e) Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain
selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
f) Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang
dikuasakan.
g) Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak
terlihat oleh umum.
3) Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika
Hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan resep yang mengandung
narkotika antara lain :
a) Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan atau ilmu
pengetahuan.
b) Narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan
penyakit berdasarkan resep dokter.
c) Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar
salinan resep dokter.
3.3.6. Lokasi
Pada tahun 2008, terdapat 4 gerai yang tersebar di Cikarang dan Bekasi,
yaitu Mitrasana Ruko Roxy (Cikarang Baru), Taman Aster, Graha Asri, dan Mega
Regency. Pada tahun 2010, Mitrasana diharapkan mampu memperbanyak
cabangnya hingga 56 gerai. Pada tahun 2012 Mitrasana menutup dua gerainya,
yaitu: gerai yang berlokasi di Vila Melati Mas dan Sunter. Dalam rangka
pengembangan bisnis, pada tahun 2012 Mitrasana juga berencana membuka
beberapa gerai baru di daerah Bekasi yaitu: pada daerah Kali Abang, Pondok
Ungu Permai, Grand Wisata, Vila Nusa Indah, dan Pekayon.
3.3.7. Pelayanan
Pelayanan kesehatan yang terdapat pada Mitrasana terdiri atas apotek,
healthmart, laboratorium, dan praktek dokter (dokter umum, gigi, dan spesialis).
Layanan apotek dari Mitrasana menyediakan obat-obatan yang terjamin
keasliannya dengan harga yang terjangkau, dan layanan antar yang gratis.
Healthmart atau swalayan kesehatan menyediakan kategori produk kesehatan,
seperti obat OTC (Over The Counter), vitamin dan suplemen, obat tradisional,
produk perawatan tubuh, produk perawatan bayi, serta alat kesehatan.
Laboratorium Mitrasana menggunakan peralatan yang otomatis dan mampu
memberikan hasil yang akurat, didukung oleh tenaga analis yang kompeten, serta
memberikan layanan pengambilan sampel di rumah. Praktek dokter atau dokter
keluarga yang dimiliki Mitrasana memberikan layanan kunjungan dokter ke
rumah (home visit) dan konsultasi melalui telepon. Keunggulan yang dimiliki oleh
Mitrasana antara lain:
5.1. Kesimpulan
1. Apoteker selaku store manager di gerai Mitrasana bertanggung jawab untuk
memastikan terlaksananya kegiatan operasional apotek sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan baik dari segi apotek sebagai tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian yang berorientasi pelayanan kepada masyarakat
maupun apotek sebagai usaha yang menguntungkan.
2. Apotek Mitrasana Pesona Khayangan telah menjalankan pengelolaan apotek
dengan baik yang meliputi pengelolaan teknis kefarmasian, maupun
pengelolaan non teknis kefarmasian, dan selalu berupaya untuk meningkatkan
pengelolaan apotek tersebut.
5.2. Saran
1. Untuk meningkatkan kinerja seluruh karyawan baik di pusat maupun di outlet,
gerai Mitrasana sebaiknya rutin mengadakan evaluasi dan pertemuan
karyawan agar semua informasi yang memuat kebijakan terbaru organisasi
dapat diterima secara utuh melalui tatap muka, sehingga karyawan dapat
melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan.
2. Peran apoteker kini tidak hanya sebagai tenaga kesehatan yang melakukan
pelayanan kefarmasian, melainkan sebagai seseorang yang dituntut untuk
mengup-grade dirinya dalam memahami aspek bisnis dari suatu apotek. Untuk
itu, tidak hanya bagi karyawan Apotek Mitrasana yang sebagian besar
memiliki latar belakang farmasi, semua mahasiswa farmasi pun sebaiknya
meningkatkan kompetensi di bidang manajerial, bisnis, dan keuangan.
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
Halaman
Halaman
1.2 Tujuan
2.1.1 Deskripsi
Mulai tahun 1990-an, pelayanan pada pelanggan atau yang lebih dikenal
dengan customer service memegang peranan penting dalam peningkatan penjualan
di berbagai unit bisnis, termasuk dibidang perapotikan. Alasan mengapa
diperlukannya penerapan costumer service di apotik adalah (Umar, 2007):
a. Banyaknya persaingan dengan makin banyaknya apotek di suatu daerah kecil.
b. Pembeli semakin kritis dan sudah banyak mengerti tentang resep dokter.
c. Banyaknya petugas apotek yang kurang memperhatikan pembeli.
d. Merupakan cara yang paling efektif, untuk menarik pembeli agar mereka tetap
loyal membeli obat di apotek kita.
Suatu apotek akan berhasil jika dapat mengelola pelanggan dengan baik.
Pelanggan suatu apotek bukan hanya pasien yang membeli obat, tetapi juga
karyawan apotek, dokter yang meresepkan obat kepada pasien, dan bahkan juga
salesmen. Karyawan memegang peranan penting untuk memajukan suatu apotek
dan bila seorang apoteker tidak dapat mengelola karyawan maka hampir dapat
dipastikan apotek tersebut tidak akan berjalan baik. Apotek juga harus mampu
menjalin komunikasi yang baik dan profesional kepada dokter dimana keduanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu kesehatan pasien (patient oriented).
2.1.2.1 Konsumen
Penggolongan konsumen dapat dibedakan menjadi dua, yakni (Umar,
2007):
a. Konsumen internal, yakni seseorang atau pihak lain dalam organisasi yang
memerlukan kegiatan atau pekerjaan setelah kita.
b. Konsumen eksternal, yakni seseorang atau pihak lain diluar organisasi/apotek
yang akan menerima atau menggunakan produk/jasa kita sebagai penjual.
2.1.2.2 Pelanggan
Pelanggan dapat dibedakan menjadi (Umar, 2007):
a. Drop in customer, adalah pelanggan yang membeli sambil lewat, mungkin
pelanggan tersebut sedang dalam perjalanan kemudian berhenti di suatu apotek
membeli sesuatu. Seorang pelanggan drop in customer mungkin saja dapat
menjadi seorang regular customer.
b. Domestic customer, adalah pelanggan yang tinggal di sekitar apotek.
c. Regular customer, adalah pelanggan yang sering membeli obat di apotek atau
disebut juga dengan pelanggan tetap.
d. Important customer, adalah pelanggan dari instalansi.
e. Very important customer, yakni dokter karena berperan sebagai penulis resep
yang sangat mempengaruhi motivasi pasien dalam membeli obat.
2.2.1 Deskripsi
After sales service merupakan pelayanan yang diberikan oleh apotek kepada
konsumen setelah konsumen membeli dan menggunakan obat. Jenis pelayanan ini
antara lain dapat berupa (James, 2010):
a. Penyediaan informasi data penggunaan obat konsumen (consumer medication
profile)
Petugas apotek menyediakan data-data mengenai nama dan alamat, umur
dan status, waktu membeli obat, dan jenis obat yang dibeli, nama dan alamat
dokter penulis resep konsumen, yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh
konsumen (kecuali setelah 3 tahun), sehingga dapat membuat konsumen merasa
nyaman terhadap keamanan dokumen obat-obat yang pernah digunakan serta
dokter yang melayani penyakitnya.
b. Peduli (care) terhadap penggunaan obat oleh konsumen
Petugas apotek setelah 3-4 hari menanyakan :
1) Efek obat terhadap penyakitnya.
2) Cara dan waktu penggunaan obat yang dilakukan
3) Jumlah obat yang digunakan dalam sehari
4) Cara penyimpanan obat di rumah
5) Efek samping yang dialami
Rasa peduli dan ikut merasakan penderitaan dari petugas apotek dapat
membuat konsumen merasa sangat diperhatikan dan dihormati sehingga ingat
akan kepedulian petugas apotek.
c. Jaminan (guarantee)
Petugas apotek siap mengganti, menukar obat yang rusak, kurang atau
tidak sesuai dengan permintaan resepnya dan mengantarkan ke rumah
konsumen, tanpa adanya tambahan biaya yang dibebankan ke konsumen.
d. Dapat diandalkan (reliable)
Petugas apotek cepat dalam memberikan bantuan atau informasi solusi
terhadap keluhan mengenai efek khasiat obat yang digunakan atau efek samping
yang dialami oleh konsumen.
2.3.1 Deskripsi
Analisis SWOT adalah sebuah teknik yang biasa dipakai dalam dunia bisnis
untuk proses perencanaan suatu perusahaan atau institusi yang didasarkan pada
kelebihan/kekuatan, kekurangan/kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang ada
dengan memperhitungkan dan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal
dan internal perusahaan (Rangkuti, 2009).
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu (Rangkuti, 2009):
Eksternal
Opportunity Threat
Internal
Berdasarkan Matriks SWOT Kearns pada tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai
berikut (Rangkuti, 2009):
1) Sel A: Keunggulan Komparatif
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih
cepat.
2) Sel B: Mobilisasi
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah
ancaman itu menjadi sebuah peluang.
3) Sel C: Divestasi / Investasi
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang
yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena
kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang
diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)
atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
4) Sel D: Pengandalian Kerugian
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi
organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
Pelayanan apotek online tidak hanya dapat menjadi media promosi di dunia
maya kepada calon konsumen tetapi juga dapat meningkatkan kenyamanan
konsumen dalam bertransaksi produk kesehatan. Seluruh outlet Mitrasana sudah
melayani pengantaran produk perbekalan farmasi kepada pelanggan di sekitar
outlet sehingga pelayanan tersebut akan dapat dimaksimalkan dengan adanya
pelayanan apotek online.
STRENGH WEAKNESS
apotek = 1 apoteker, 4 AA apoteker terbatas
modal kerja kuat sistem administrasi terbatas
SWOT Analysis
letak strategis (pasar kuat) tempat parkir terbatas
harga terjangkau item belum banyak dan lengkap
tempat nyaman kursi ruang tunggu terbatas
OPPORTUNITY S*O - Strategy W*O - Strategy
apotek kompetitor blm lakukan Care, tidak perbanyak jam praktek
Convert Service into Care hanya Service! apoteker
harga penjualan di atas membuat sensational over perkuat ketertiban catatan
psikologis pasar terhadap harga. data manual
apotek kompetitor kurang papan nama diperbesar
strategis dan jangan tertutup fokus item pareto A & B
ada praktek dokter baru kerjasama dokter baru kecepatan pelayanan
THREAT S*T - Strategy W*T - Strategy
ada apotek competitor Brand lebih Care
baru disekitar apotek dibanding kompetitor tanda tata cara parkir
salah 1 apotek kompetitor aktif ikut training / seminar
ada praktek dokter bisnis apotek
penguatan market share:
salah 1 apotek kompetitor
health care membuat kerjasama apotek
telah menjalin kerjasama
rekanan
dengan RS
Secara logika, bisnis apotek dikatakan kokoh bila pada kondisi strenght
yang maksimal dengan opportunity yang maksimal pula. Pada posisi demikian,
apabila weakness pada kondisi yang minimal & disertai threat yang minimal, maka
keberhasilan bisnis apotek akan semakin mudah dicapai. Hal ini dapat
dimaksimalkan dengan cara menangkap opportunity dan threat yang ada lalu
melihat strenght dan weakness yang dapat disiasati menjadi sutu strategi.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan data kondisi konsumen di Oultet Mitrasana
Sukmajaya 1 dan analisis strategi yang dapat dikembangkan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
5.2 Saran
1. Pelayanan dokter yang terpadu serta pelayanan swamedikasi oleh apoteker yang
kompeten merupakan kebutuhan utama yang perlu disediakan oleh Oultet
Mitrasana Sukmajaya 1 untuk meningkatkan pelayanan prima.
2. Penambahan beberapa fasilitas penunjang kenyamanan pelanggan perlu dilakukan
untuk meningkatkan value apotek.
3. Anlisis SWOT sebagai evaluasi terhadap faktor internal dan eksternal perlu
dikembangkan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di Oultet
Mitrasana Sukmajaya 1.
James, F. (2010). Care and Service for Pharmacies. England and Wales: AAH
Pharmaceuticals Ltd.
Rangkuti, Freddy (2000). Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.