Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit limpoma non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam
kasus intern/kasus penyakit dalam pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal
sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar
getah bening. LNH belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu
penelitian terus dilakukan untukmengembangkan kasus ini.
Berbagai permasalahan dapat timbul karena kasus ini yang mana permsalahan
tersebut dapat menyangkut seluruh aspek kehidupan dari manusia baik secara fisik,
psikis, sosial maupun spiritual, secara fisik dapat menimbulkan tergangguanya pola
nafas karena ada penekanan atau kesulitan dalam menelan makana sehingga
mengakibatkan kurangbnya asupan nutrisi. Secara psikis penyakit ini dapat
menimbulkan gangguan konsep diri terutama mengenai body image, ataupun
bahkan bisa mengakibatkan perilaku menarik diri, secara sosial bisa mengakibatkan
kerusakan interaksi sosial karena perilaku menarik diri atau kurang percaya diri dan
secara spiritual bisa menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diberikan atau
mungkin sebaliknya justru lebih tekun beribadah karena ingin cepat sembuh.Melihat
hal dan permasaklahan diatas penulis mencoba mengangkat permasalahan
tersebut dalam bentuk asuhan keperawatan dengan harapan paling tidak penulis
bisa meringankan beban yang dialami penderita.
B. TUJUAN
1 Tujuan Umum
2 Tujuan Khusus
10. Menjelaskan asuhan keperawataan pada pasien yang mengalami Limfoma non-
Hodgkin.
B. MANFAAT
PEMBAHASAN
Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan
peran kunci dalam pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Cairan
limfatik adalah cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak dan
limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui
pembuluh limfatik.
Yang membentuk sistem limfatik dan cairan yang mengisis pembuluh ini disebut
limfe. Komponen Sistem Limfatik antara lain :
a. Pembuluh Limfe.
c. Limpa.
d. Tymus.
e. Sumsum Tulang
a. Pembuluh limfe.
Pembuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai
rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh
limfe khusus yang disebut lakteal yang dijumpai dalam vili usus.
Fisiologi kelenjar limfe hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah dan
masuk ke dalam pembuluh darah. Pembuluh limfe yang mengaliri usus disebut
lacteal
karena bila lemak diabsorpsi dari usus sebagian besar lemak melewati pembuluh
limfe.
Fungsi pembuluh limfe mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam
sirkulasi darah, mengankut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah, membawa
lemak yang sudah dibuat emulasi dari usus ke sirkulasi darah.Susunan limfe yang
melaksanakan ini ialah saluran lakteal, menyaring dan menghancurkan
mikroorganisme, menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan
infeksi.
Kelenjar ini berbentuk bulat lonjong dengan ukuran kira-kira 10 25 mm. Limfe
disebut juga getah bening, merupakan cairan yang susunan isinya hampir sama
dengan plasma darah dan cairan jaringan. Bedanya ialah dalam cairan limfe banyak
mengandung sel darah limfosit, tidak terdapat karbon dioksida, dan mengandung
sedikit oksigen.Cairan limfe yang berasal dari usus banyak mengandung zat lemak.
Cairan limfe ini dibentuk atau berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi
ke dalam kapiler kapler limfe dan seterusnya akan masuk ke dalam peredaran
darah melalui vena.
Fungsinya yaitu menyaring cairan limfe dari benda asing, pembentukan limfosit
c. Limpa.
Limpa merupakan sebuah organ yang terletak di sebelah kiri abdomen di daerah
hipogastrium kiri bawah iga ke-9,-10,-11.Limpa berdekatan pada fundus dan
permukaan luarnya menyentuh diafragma.Jalinan struktur jaringan ikat di antara
jalinan itu membentuk isi limpa/ pulpa yang terdiri dari jaringan limpa dan sejumlah
besar sel sel darah.
Fungsi limpa sebagai gudang darah seperti hati, limpa banyak mengandung kapiler
kapiler darah, dengan demikian banyak arah yang mengalir dalam limpa, sebagai
pabrik sel darah, limfa dapat memproduksi leukosit dan eritrosit terutama limfosit,
sebagai tempat pengahancur eritrosit, karena di dala limpa terdapat jaringan
retikulum endotel maka limpa tersebut dapat mengancurkan eritrosit sehingga
hemoglobin dapat dipisahkan dari zat besinya, mengasilkan zat antibodi.
Limpa menerima darah dari arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis pada
vena porta.Darah dari limpa tidak langsung menuju jantung tetapi terlebih dahulu
ke hati.Pembuluh darah masuk ke dan keluar melalui hilus yang berbeda di
permukaan dalam.Pembuluh darah itu memperdarhi pulpa sehingga dan bercampur
dengan unsur limpa.
d. Thymus.
Kelejar timus terletak di dalam torax, kira kira pada ketinggian bifurkasi
trakea.Warnanya kemerah merahan dan terdiri dari 2 lobus.Pada bayi baru lahir
sangat kecil dan beratnya kira kira 10 gram atau lebih sedikit; ukurannya
bertambah pada masa remaja beratnya dari 30 40 gram dan kemudian mengkerut
lagi.Fungsinya diperkirakan ada sangkutnya dengan produksi antibody dan sebagai
tempat berkembangnya sel darah putih.
Sumsum kuning ditemukan pada rongga interior bagian tengah tulang panjang.Pada
keadaan sewaktu tubuh kehilangan darah yang sangat banyak, sumsum kuning
dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk meningkatkan produksi sel
darah.
Daerah khusus, tempat terdapat banyak jaringan limfatik adalah palatin (langit
mulut) dan tosil faringeal, kelenjar timus, agregat folikel limfatik di usus halus,
apendiks dan limfa.
c. Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan bahan-bahan berbahaya.
e. Pembuluh limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi nutrisi yang telah
dicerna, terutama lemak.
Pembuluh limfatik bermuara kedalam vena-vena besar yang mendekati jantung dan
disini terdapat tekanan negatif akibat gaya isap ketika jantung mengembang dan
juga gaya isap torak pada gerakan inspirasi.
Tekanan timbul pada pembuluh limfatik, seperti halnya pada vena, akibat kontraksi
otot
otot, dan tekanan luar ini akan mendorong cairan limfe ke depan karena adanya
katup
yang mencegah aliran balik ke belakang. Juga terdapat tekanan ringan dari cairan
jaringan akibat ada rembesan konstan cairan segar dari kapiler-kapiler darah.
Apabila
terdapat hambatan pada aliran cairan limfe yang melalui sistem limfatik, terjadilah
didalamnya. Edema juga bisa terjadi akibat obstruksi vena, karena vena juga
berfungsi
B.DEFINISI
Limfoma Non Hodgkin adalah keganasan primer berupa gangguan proliferatif tidak
terkendali dari jaringan limfoid (limfosit B dan sistem sel limfosit T).
Limfoma atau Kanker Getah Bening adalah tipe kanker yang menyerang sel darah
putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening.Sel tersebut cepat menggandakan
diri dan tumbuh secara tidak terkontrol.Limfoma Non Hodgkin sering disingkat jadi
LNH.
Karena limfosit bersirkulasi ke seluruh tubuh, maka selain di kelenjar getah bening
tempat yang paling sering terkena Limfoma adalah limpa dan sumsum tulang.Selain
itu bisa terbentuk di perut, hati atau yang jarang sekali di otak.Seringkali lebih dari
satu bagian tubuh terserang oleh penyakit ini.Limfoma pada otak atau urat saraf
tulang belakang disebut limfoma susunan saraf pusat (SSP).
Penyakit Limfoma dapat menyerang disegala usia, namun lebih sering menyerang
usia tua 65 tahun.
C. ETIOLOGI
Belum ditemukan penyebap yang pasti, namun terdapat beberapa faktor risiko yang
mempengaruhi tejadinya penyakit ini yaitu
3. Ras : di AS orang Amerika kulit putih lebih rentan terkena Limfoma Non-Hodkin
dari pada orang amerika kulit hitam, maupun orang Amerika keturunan Asia.
Paparan Zat Kimia : beberapa penelitian mengatakan bahwa bahan kimia seperti
benzena dan insektisida berhubungan dalam meningkatkan risiko terkena Limfoma
Non-Hodkin. Beberapa juga mengatakan obat-obatan yang digunakan untuk terapi
kanker juga dapat meningkatkan risiko terkena Limfoma Non-Hodkin beberapa
tahun kemudian.
Paparan Radiasi : Orang yang dapat bertahan hidup pada daerah yang pernah
mengalami ledakan bom nuklir memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker,
salah satunya Limfoma Non-Hodkin. Orang yang menjalani pengobatan
menggunakan radiasi, juga dapat meningkatkan risiko terkena Limfoma Non-Hodkin
di kemudian hari.
Sistem imun yang lemah : Seseorang dengan sistem imun yang lemah dapat
meningkatkan risiko terkena Limfoma Non-Hodkin. Selain itu seseorang yang
terinfeksi virus HIV juga berisiko terkena Limfoma Non-Hodkin.
Penyakit Autoimun : penyakit auto imun adalah suatu penyakit dimana sistem imun
menyerang jaringan/sel tubuh maupun sel asing yang masuk. Contoh penyakit
Autoimun adalah Rheumatoid Arthritis dan Systemic Lupus Erythematosus dapat
meningkatkan risiko terkena Limfoma Non-Hodkin.
Infeksi virus : infeksi virus yang menyerang DNA maupun Limfosit dapat mengubah
DNA dan Limfosit menjadi sel-sel kanker. Virus tersebut diantaranya Epstein-Barr
Virus (EBV) dan HTLV-1 virus.
D. PATOFISIOLOGI
Usia, gender, ras, paparan zat kimia dan radiasi, infeksi virus, penyakit autoimun
dan sistem imun yang lemah dapat menyebapkan terjadinya pembesaran kelenjar
getah bening. Poliferasi jaringan limfoid yang tidak terkendali karena faktor-faktor
risiko diatas menyebapkan terjadinya perubahan rangsangan imunologik yang
nantinya akan menimbulkan masalah yaitu adanya ancaman status kesehatan,
proses penyakit yang akan mengakibatkan destruksi gangguan saraf serta
menimbulkan gangguan metabolisme tubuh.
Limfoma non Hodgkin agresif kadangkala dikenal sebagai limfoma non Hodgkin
tumbuh cepat atau level tinggi. Karena sesuai dengan namanya, limfoma non
Hodgkin agresif ini tumbuh dengan cepat. Meskipun nama agresif kedengarannya
sangat menakutkan, limfoma ini sering memberikan respon sangat baik terhadap
pengobatan.Meskipun pasien yang penyakitnya tidak berespon baik terhadap
standar pengobatan lini pertama,sering berhasil baik
dengan kemoterapi dan transplantasi sel induk. Pada kenyataannya, limfoma
nonHodgkin agresif lebih mungkin mengalami kesembuhan total daripada limfoma
non Hodgkin indolen.
Limfoma non Hodgkin indolen kadang-kadang dikenal sebagai limfoma non Hodgkin
tumbuh lambat atau level rendah.Sesuai dengan namanya, limfoma non Hodgkin
indolen tumbuh hanya sangat lambat. Secara tipikal ia pada awalnya tidak
menimbulkan gejala, dan mereka sering tetap tidak terditeksi untuk beberapa saat.
Tentunya, mereka sering ditemukan secara kebetulan, seperti ketika pasien
mengunjungi dokter untuk sebab lainnya.Dalam hal ini, dokter mungkin
menemukan pembesaran kelenjar getah bening pada pemeriksaan fisik rutin.
Kadangkala, suatu pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah, atau suatu sinar-X,
dada, mungkin menunjukkan sesuatu yang abnormal, kemudian diperiksa lebih
lanjut dan ditemukan terjadi akibat limfoma non Hodgkin. Gejala yang paling sering
adalah pembesaran kelenjar getah bening, yang kelihatan sebagai benjolan,
biasanya di leher, ketiak dan lipat paha. Pada saat diagnosis pasien juga mungkin
mempunyai gejala lain dari limfoma non Hodgkin. Karena limfoma non Hodgkin
indolen tumbuh lambat dan sering tanpa menyebabkan stadium banyak
diantaranya sudah dalam stadium lanjut saat pertama terdiagnosis.
F. MANIFESTASI KLINIS.
b. Demam.
c. Keringat malam.
g. Nyeri tulang.
h. Bengkak pada wajah dan leher dan daerah-daerah nodus limfe yang terkena.
G. TAHAPAN PENYAKIT
c. Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar
getah bening, serta pada dada dan perut.
Penentuan stadium merupakan salah satu pola penting dalam manajemen LNH
yang bertujuan untuk mengetahui status penyakit dan memilih pengobatan yang
relevan serta memudahkan evaluasi hasil terapi. Klasifikasi yang populer digunakan
adalah klasifikasi menurut Arnn Arborr (1971) sebagai berikut:
STADIUM INTERPRETASI
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC.
1. Pemeriksaan biopsy kelenjar atau massa tumor untuk mengetahui subtype LNH,
bila perlu sitologi jarum halus (FN HB) ditempat lain yang dicurigai.
5. Jika diperlukan pemeriksaan bone scan atau bone survey untuk melihat
keterlibatan tulang.
I. PENATALAKSANAAN
Terapi ditentukan berdasarkan tipe dan stadium penyakit, usia, dan status
kesehatan secara umum. Pilhan terapinya yaitu.
2. Radiasi. Radiasi dosis tingi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan
mengecilkan ukuran tumor. Terapi radiasi umumnya diberikan untuk limfoma derajat
rendah dengan stadium awal. Namun kadang-kadang dikombinasikan dengan
kemoterapi pada limfoma dengan derajat keganasan sedang atau untuk terapi
tempat tertentu, seperti di otak
3. Transplantasi sel induk. Terutama jika akan diberikan kemoterapi dosis tinggi,
yaitu pada kasus kambuh. Terapi ini umumnya digunakan untuk limfoma derajat
sedang-tinggi yang kambuh setelah terapi awal pernah berhasil
ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam asuhan keperawatan ini penulis akan membahas dari pengkajian, diagnosa
dan rencana tindakan/ implementasi yang dapat timbul dari penyakit Hodgkin itu
sendiri (Doengos, 1993: 605).
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
1. Gejala
2. Tanda:
Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda yang lain yang
menunjukkan kelelahan
b. Sirkulasi
1. Gejala:
2. Tanda:
a. Takikardia, disritmia
b. Sianosis wajah dan leher
c. Iterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan
obstruksi duktus empedu oleh pembesaran nodus limfe
f. Edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obstruksi vena kava inferior dari
pembesaran nodus limfa intraabdomial (non-hodgkin).
c. Integritas ego
1. Gejala:
e. Status hubungan: takut dan ansietas sehubungan dengan menjadi orang yang
tergantung pada keluarga.
2. Tanda:
d. Eleminasi
1. Gejala:
2. Tanda:
a. Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi
(hepatomegali)
b. Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasi
c. Penurunan keluaran urine, urine gelap/pekat, anuria (obstruksi uretral/gagal
ginjal)
e. Makanan/cairan
1. Gejala:
c. Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan 10%
atau lebih dari berat badan 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet.
2. Tanda:
2 Diagnose keperawatan
2. Nyeri akut yang berhungan dengan kompresi saraf perifer, pembesaran kelenjar
limfe, efek sekunder pemberian agen antileukimia, peningkat produksi asam laktat
jaringan local.
3. Intervensi keperawatan
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam jalan napas klien kembali efektif
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Penderita
Intervensi Rasional
b) Pertahankan teknik
mencuci tangan dengan
cermat
g) Gunakan protocol
perawatan mulut
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi
referensi bagi para mahasiswa keperawatan maupun pembacanya dalam
pembuatan Asuhan Keperawatan tentang penyakit Limphoma Non Hodgkin.
DAFTAR PUSAKA
Setiawan, Lyana. 2002. Kapita Selekta Hematologi. EGC. Jakarta