You are on page 1of 3

a SMS..

"Mas, saya pinjam uangnya 1 juta bisa? Minggu depan saya kembalikan.."
Walaaah..

Tahun 2009 malah ada vokalis band terkenal, saya kenal sejak 2003 ketika dulu
masih kerja di EO sering saya ketemu waktu saya jadi stage manager. Lagunya
ngehits di semua radio, satu sore ngajak ketemu.. Ujung-ujungnya pinjam uang
dengan alasan ini itu.. Dan sampai hari ini tidak pernah dikembalikan hingga tahun-
tahun berlalu..

Kisah Ustad Luqmanul Hakim gak kalah unik, waktu masih kuliah S2 di Malaysia dia
diundang makan di sebuah restoran mewah oleh salah satu kawannya. Ustad
Luqman bahkan diminta memindahkan parkiran motor bututnya agar tidak
menggangu pemandangan di halaman depannya. Usai makan, kawannya justru
curhat dan minta nasehat, sambil menunjuk mobil mewah di halaman depan yang
sudah 6 bulan cicilannya belum terbayar..

Betul kan, rejeki dari Allah itu PASTI CUKUP untuk hidup, tapi TAK AKAN CUKUP
untuk gaya hidup..

Kisah nyata sebaliknya dari Ustad Luqman,


Seorang ibu tua dengan kain jarik datang ke sebuah masjid usai jumatan, panitia
dan takmir sedang berkumpul sambil duduk menghitung uang hasil infak jamaah
hari itu. Ketika ibu itu datang dengan baju sangat biasa dan berkain jarik, salah
seorang dari mereka berdiri, mendekati ibu itu sambil berkata, "maaf bu, disini tidak
menerima sumbangan.."
Ibu itu membuka lipatan kain jariknya, mengeluarkan uang berwarna merah, biru,
merah, biru, merah, biru.. berlembar-lembar banyaknya, sambil berkata
"Maaf nak, saya mau ikut bersedekah untuk pembangunan masjid ini.. Ini uangnya
mohon diterima.."
Seketika para takmir itu menunduk, tak ada yang berani memandang wajah ibu itu..
Salah tingkah dan menahan malu...

----------
Tulisan dari Ustad Salim A. Fillah ini juga menarik, menahan nafas membacanya..
Tertulis dalam bukunya "Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta"

"Suatu malam, Ustadz Muhammad Nazhif Masykur berkunjung ke rumah. Setelah


membicarakan beberapa hal, beliau bercerita tentang tukang becak di sebuah kota
di Jawa Timur"

Ustadz Salim melanjutkan, Ini baru cerita, kata saya. Yang saya catat adalah,
pernyataan misi hidup tukang becak itu, yakni:
(1) jangan pernah menyakiti
(2) hati-hati memberi makan istri."

Antum pasti tanya, kembali Salim melanjutkan ceritanya sembari menirukan kata-
kata Ustadz Muhammad.
"Tukang becak macam apakah ini, sehingga punya mission statement segala?".
Saya juga takjub dan berulang kali berseru, Subhanallah, mendengar kisah hidup
bapak berusia 55 tahun ini.

Tukang becak ini Hafidz Qiraat Sabah! Beliau menghafal Al-quran lengkap dengan
tujuh lagu qiraat seperti saat ia diturunkan: qiraat Imam Hafsh, Imam Warasy, dan
lainnya.
Dua kalimat itu sederhana. Tetapi bayangkanlah sulitnya mewujudkan hal itu bagi
kita.

Jangan pernah menyakiti. Dalam tafsir beliau di antaranya adalah soal tarif
becaknya.
Jangan sampai ada yang menawar, karena menawar menunjukkan ketidakrelaan
dan ketersakitan.

Misalnya ada yang berkata, Pak, terminal Rp 5.000 ya." Lalu dijawab,Waduh,
enggak bisa, Rp 7.000 Mbak."
Itu namanya sudah menyakiti. Makanya, beliau tak pernah pasang tarif.
Pak, terminal Rp 5.000 ya. Jawabnya pasti OK. Pak, terminal Rp 3.000 ya."
Jawabnya juga OK. Bahkan kalau,Pak, terminal Rp 1.000 ya. Jawabnya juga sama,
OK.

Gusti Allah, manusia macam apa ini!

Kalimat kedua, hati-hati memberi makan istri. Artinya, sang istri hanya akan makan
dari keringat dan becak tuanya. Rumahnya berdinding gedek. Istrinya berjualan
gorengan. Stop! Jangan dikira beliau tidak bisa mengambil yang lebih dari itu. Harap
tahu, putra beliau dua orang. Hafidz Al-quran semua.

Salah satunya sudah menjadi dosen terkenal di perguruan tinggi negeri (PTN)
terkemuka di Jakarta. Adiknya, tak kalah sukses. Pejabat strategis di pemerintah.
Uniknya, saat pulang, anak-anak sukses ini tak berani berpenampilan mewah. Mobil
ditinggal beberapa blok dari rumah. Semua aksesoris, seperti arloji dan handphone
dilucuti. Bahkan, baju parlente diganti kaus oblong dan celana sederhana.

Ini adab, tata krama.

Sudah berulang kali sang putra mencoba meminta bapak dan ibunya ikut ke Jakarta.
Tetapi tidak pernah tersampaikan. Setiap kali akan bicara serasa tercekat di
tenggorokan, lalu mereka hanya bisa menangis.
Menangis. Sang bapak selalu bercerita tentang kebahagiaannya, dan dia
mempersilakan putra-putranya menikmati kebahagiaan mereka sendiri.

Ustadz Salim melanjutkan, Waktu saya ceritakan ini pada istri di Gedung Bedah
Sentral RSUP Dr. Sardjito keesokan harinya, kami menangis.

Ada banyak kekasih Allah yang tak kita kenal."


Ah, benar sekali: banyak kekasih Allah dan "manusia langit" yang tidak kita kenal.

Oleh:
Ustadz Salim A.Fillah

-------------
Kawanku.. Hari terus berganti, matahari datang pagi ini, dan menghilang sore
nanti..
Usia kita terus bertambah, tanpa sadar banyak hal yang begitu saja kita lewatkan
hanya untuk mengejar dunia yang sementara..
Padahal esok pada waktunya, kita semua saat pulang ternyata hanya dibungkus
kain kafan tak bersaku.. Tak ada bekal uang yang berlaku..

Semua harta yang selama ini kita kejar habis-habisan, ternyata semu belaka..
Pangkat, jabatan, kemewahan yang selama ini dibanggakan akan berakhir ditimbun
tanah kuburan..

Banyak orang yang mengejar label kaya dengan menggadaikan dunianya, harga diri
sudah musnah entah kemana..
Sementara, banyak orang yang diam-diam ternyata kaya raya, dan lebih suka
mencari muka hanya pada Tuhannya..

Benar kata kawan saya Mas Arief Budiman..


ORANG KAYA adalah orang yang selalu merasa cukup, sehingga dia terus berbagi..

ORANG MISKIN adalah orang yang selalu merasa kurang, hingga dia terus meminta-
minta...

Penulis
Saptuari Sugiharto

You might also like