You are on page 1of 9

Laporan Responsi Hari/Tanggal : Selasa, 28 Februari 2017

Manajemen Laboratorium Dosen : Dwi Yuni Hastati, STP, DEA


Mutu Pangan

IDENTIFIKASI BAHAYA DI LABORATORIUM PENGOLAHAN

Kelompok 3/AP2

Riefianti Nabilah L J3E115078


Eva Ayu N J3E115088

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses belajar
mengajar, baik sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar sehingga diperlukan suatu
laboratorium yang aman dan nyaman. Laboratorium yang bersifat nyaman yaitu segala
kebutuhan dan keperluan untuk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat yang semestinya,
sedangkan laboratorium yang memiliki sifat aman artinya segala penyimpanan material
berbahaya dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan keamanannya.

Bekerja di laboratorium tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan timbulnya


kecelakaan kerja pada saat melakukan kegiatan. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
suatu masalah penting dalam setiap proses operasional, baik di sektor tradisional maupun
modern. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting dalam proses
operasional sebuah perusahaan. Peraturan dan perundang-undangan telah mengarahkan kita
kesuatu system guna meningkatkan efektifitas perusahaan melalui norma-norma keselamatan
kerja. Kecelakaan kerja (accident) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yakni
peristiwa yang tidak diinginkan/diharapkan, tidak diduga, tidak disengaja terjadi dalam
hubungan kerja yang berdampak pada kerugian berupa cidera pada pekerja, kerusakan
barang-barang produksi dan kehilangan waktu selama proses produksi.
Resiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau
sakit yang dihasilkan karena bahaya. Untuk meminimalisir bahaya dan resiko kecelakaan
kerja maka dibutuhkan manajemen resiko. Manajemen Risiko adalah organisasi yang dapat
menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu
mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih prioritas dan mengendalikan risiko dengan
melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang (Rudi Suardi, 2005).

Laboratotium Pengolahan merupakan tempat yang banyak terjadi resiko kecelakaan


atau potensi bahaya. Potensi bahaya yang terdapat dalam laboratorium Olah bisa berasal dari
peralatan olah, proses pengolahan dan pembersihan alat olah yang digunakan. Oleh karena itu
perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya di laboratorium olah untuk mencegah terjadinya
potensi bahaya dan dapat menanggulangi bahaya tersebut. Suatu bahaya ada yang bersifat
ringan dan ada yang bersifat berat. Pada saat darurat seseorang atau kumpulan orang yang
mengalami kecelakaan kerja perlu diberi pertolongan pertama agar korban tidak mengalami
kecelakaan parah dan dapat tertolong (Budiaji, 2015).

1.2 Tujuan
Untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko dari suatu kegiatan di laboratorium
pengolahan serta menentukan penilaian risiko dan pengendalian yang dapat dilakukan.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Pengendalian
Penilaian Resiko
No yang diperlukan
Kegiatan Bahaya Resiko
. Kemungkina
Konsekuensi Resiko
n
1 Persiapan Bahan a. Pisau Terkena - Administrasi
a. Memotong Jari Tangan (Dengan
dan b. Mata pisau menggunakan
Mengiris terkena tangan Jari terluka SOP penggunaan
Mungkin
b. Memarut Bisa diobati Low alat tajam)
Terjadi
- APD
(Memakai alat
pelindung jari)

2 Pengolahan a. Minyak a. Terpleset a. Sering a. Luka a. High a. - Administrasi


Bahan tumpah ke sebagian (dengan
a. Memasak lantai b. Luka b. Sering b. Luka b. High menggunakan
b. Air Panas Bakar/Melepuh sebagian SOP
terkena c. Melepuh c. Sering c. Bisa c. penyimpanan
tubuh diobati Medium bahan).
c. Memegang d. Melepuh d. Sering - APD (Memakai
panci yang d. Bisa d. sepatu yang
panas diobati Medium bersol)
d. Terciprat e. Kebakaran, e. Jarang
atau terkena Luka Bakar, Sekali b. - APD
minyak Kematian f. Sering e. Bencana e. High (Memakai alat
panas ke f. Berkeringat pelindung diri)
tubuh dan f. Bisa f.
e. Gas Meledak menyebabkan diobati Medium c. APD
tidak fokus (Memakai
f. Terpapar bekerja pelindung tangan)
panas
d. APD
(Memakai Alat
pelindung diri)

e. Administrasi
(Menggunakan
alat yang sesuai
dengan standard)

f. Rekayasa
Engineering
(Memasang
blower/mengatur
sirkulasi yang
baik)
- Administrasi
(Mengatur jam
pergantian
kerja/shift kerja)
b. Memanggang Tangan terkena Melepuh , mati Sering Bisa diobati Medium -Administrasi
loyang rasa sejenak (Mengikuti SOP
oven/proofer menggunakan
panas oven )
-APD
(Memakai
pelindung tangan
anti panas )
c. Pencampur Tangan terkena Tangan terluka Jarang sekali Luka Low - Administrasi
Bahan agigator yang sebagian (Mngikuti SOP
berputar menggunakan
Alat mixer)
3. Mencuci alat a. Air tertumpah a. Terpeleset a. Mungkin a. Bisa a. Low a. Rekayasa
ke lantai b. Tangan atau terjadi diobati b. Low Enginering
b. Piring/ gelas anggota tubuh b. Jarang b. Bisa ( Penambahan
jatuh karena terluka akibat sekali diobati keset )
licin terkena APD (Memakai
pecahan beling sepatu yang
bersol)
b. APD
( Memakai
sarung tangan
karet )

2.2 Pembahasan
Bahaya merupakan sumber atau suatu keadaan yang berpotensi untuk menimbulkan
kerugian manusia berupa cidera atau gangguan kesehatan beserta kombinasinya. Karena
hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan
akibata yang merugikan (Soehatman Ramli,2010).

Kegiatan yang ada di laboraturium olah dapat menimbulkan adanya risiko yang
merupakan sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kecelakaan yang dihasilkan karena
bahaya. Oleh karena itu, perlu dibuatnya manajemen risiko yang nantinya diharapkan dapat
menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu
mengidentifikasi , mengevaluasi, memilih prioritas dan mengendalikan risiko dengan
melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk mengetahui seberapa besar
penilaian resiko, harus diidentifikasi adanya kombinasi dari tingkat kemungkinan dan tingkat
keparahan (konsekuensi) terhadap bahaya yang ditimbulkan. Identifikasi penilaian tingkat
resiko dapat dilihat dari matriks penilaian resiko. Adapun konsekuensi yang tercantum pada
matriks penilaian resiko yaitu bencana, fatal, kritis, luka sebagian, dan bisa diobati.
Sedangkan frekuensi terhadap penilaian tingkat resiko yaitu sering, mungkin terjadi, jarang,
dan jarang sekali. Oleh karena itu, untuk menghindarkan terjadinya resiko maka perlu
diadakannya penerapan risk management dan program keselamatan dan kesehatan kerja yang
baik agar memenuhi peundangan, mencegah kerugian finansial, meningkatkan nilai saham,
menekan gangguan bisnis, memelihara kelangsungan usaha.

Dari hasil identifikasi bahaya di laboratorium olah dilakukan pengendalian sebagai


berikut :

1. Pada kegiatan persiapan bahan , dilakukan pengendalian dengan metode administrasi


yaitu menggunakan SOP penggunaan alat tajam dan alat pelindung jari untuk
mengurangi resiko terpotong dan teriris pisau dan pemarut.
2. Pada kegiatan proses pengolahan bahan , dilakukan pengendalian pada saat memasak
yaitu dengan metode Rekayasa Enginering dengan memasang blower/mengatur
sirkulasi yang baik, Administrasi dengan menggunakan SOP penyimpanan bahan,
menggunakan alat yang sesuai dengan standard, Mengatur jam pergantian kerja/shift
kerja, dan APD dengan memakai sepatu yang bersol, memakai alat pelindung diri dan
memakai pelindung alat pelindung tangan. Dilakukan pengendalian pada saat
memanggang yaitu Administrasi dengan Mengikuti SOP menggunakan oven dan
memakai pelindung tangan anti panas. Dilakukan pula pengendalian pada saat
mencampur bahan yaitu Administrasi dengan Mengikuti SOP menggunakan Alat
mixer.
3. Pada kegiatan pencucian alat , dilakukan pengendalian yaitu Rekayasa Enginering
seperti Penambahan keset agar tidak becek dan memakai APD seperti memakai sepatu
yang bersol dan memakai sarung tangan karet.

Dalam upaya mengendalikan resiko dan mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan oleh
peralatan atau pekerjaan, terdapat cara pengendalian yang sangat dasar yang bertujuan untuk
menghilangkan atau menekan resiko ke tingkat yang dapat diterima saat menggunakan
sebuah peralatan atau melaksanakan sebuah pekerjaan yang disebut hirarki kontrol
(hierarchy of control). Hirarki kontrol ini terdiri dari enam dasar pengendalian terhadap
resiko di antaranya adalah:

1. Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan


semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya.
2. Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau asap, dan
mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya kesehatan kerja dengan mengubah beberapa
peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan baku yang
diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan potensi bahayanya.
3. Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan
menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja
lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar.
4. Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor
lingkungan kerja selain pekerja
a. Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.
b. Mengurangi sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya.
c. Work proses ditempatkan terpisah.
d. Menempatan ventilasi local/umum.
5. Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi
pekerja dengan lingkungan kerja
a. Pengaturan schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan sumber bahaya.
6. Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Laboratorium olah adalah tempat yang digunakan untuk proses pengolahan pangan.
Dalam proses pengolahan terdapat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh faktor pekerjaan
pada manusia, peralatan atau mesin, dan lingkungan sekitar. Hal ini dapat menimbulkan
bahaya bagi para pekerja maupun lingkungan sekitar. Potensi bahaya yang terdapat
dilaboratorium tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan metode eliminasi,
substitusi, isolasi, rekayasa enginering, administrasi, dan APD. Pengendalian resiko
dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga dapat
meminimalisir adanya kecelakaan kerja di laboratorium olah.

3.2 Saran
Menaati prosedur dan SOP di laboratorium dan menggunakan alat pelindung diri
sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Budiaji. 2015. Potensi bahaya di laboratorium kimia [Internet]. [diakses pada 21 Februari
2017]. Tersedia pada: http://belajark3.com/potensi-bahaya-di-laboratorium-kimia/
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman praktis Manajemen Risiko dalam prespektif K3 OHS Risk
Management. Dian Rakyat. Jakarta.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat
Kerja. Surakarta: Harapan Press

You might also like