You are on page 1of 22

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori sel menyatakan bahwa setiap sel berasal dari sel hidup lainnya Proses

terbentuknya sel baru dari sel induk disebut dengan pembelahan sel,. Siklus sel

merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian

berbagai materi yang ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan

konsep terpenting yang dapat mendasari proses reproduksi pada berbagai

organisme.

Pembelahan sel dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis. Mitosis

merupakan dasar dalam pembiakan vegetatif tanaman, sedangkan meiosis

merupakan dasar munculnya keragaman. Oleh karena itu, pembelahan sel baik

mitosis maupun meiosis perlu dipelajari oleh setiap pemulia, agar dapat

mendukung program pemuliaan tanaman. Mitosis adalah pembelahan inti yang

berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap

didalamnya, yaitu: interfase, profase, metafase, anafase, dantelofase . Analisis

kromosom, baik mitosis maupun meiosis merupakan langkah awal yang dapat

dilaksanakan untuk mempelajari kromosom.

Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan suatu

makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen gen

yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari satu generasi

ke generasi lainnya. Pengamatan terhadap perila kukromosom sama pentingnya

dengan mempelajari struktur kromosom itu sendiri.


Perilaku atau aktivitas kromosom dapat terlihat dalam siklus sel, termasuk

didalamnya adalah pembelahan sel. Oleh karena itu, pengamantan perilaku

kromosom perlu dilaksanakan. Pada praktikum pengamatan perilaku kromosom

kali ini, bahan utama yang digunakan adalah ujung akar bawang merah (Allium

cepa L.). Bawang merah digunakan karena memiliki kromosom yang besar,

jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak, mudah didapatkan, dan mudah

dilakukan, sehingga analisis mitosis dapat dilakukan dengan mudah.

B. Tujuan

Mengetahui perilaku kromosom pada pembelahan mitosis.


I. TINJAUAN PUSTAKA

Sel merupakan satuan kehidupan terkecil. Umumnya sel berukuran dengan

diameter kurang dari 1 mm, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Pada sel yang paling sederhana, yaitu bakteri, sebuah dinding sel akan

mengelilingi suatu membrane (plasma) yang sangat tipis dan mengandung asam

lemak yang mengelilingi permukaan daerah dalam yang tidak berstruktur (Cahyo,

Eko, 2016).

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA dimana

informasi genetik tersimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang

berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom terdiri dari dua bagian,

yaitu sentromer (kinekthor) yang merupakan pusat dari kromosom berbentuk bula.

Lengan kromosom mengandung kromonema dan dua pasang gen. Menurut

Sastrosumarjo (2006), kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen

atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi secara bebas menurut hukum

Mendel.

Sel memperbanyak diri dengan pembelahan equal kromatin nukleus, aktif

selama pertumbuhan, perkembangan, penyembuhan, perbaikan dan pergantian

kulit (molting). Bagian dalam membrane plasma dikelilingi oleh sitoplasma dan di

dalam sitoplasma terdapat nukleus. Didekat nukleus terdapat sentrosom globulair

yang terdiri dari titik hitam sentriol. Adapun bagian penting dalam nukleus

yaitu kromatin yang menyerupai granula terilisasi tetapi mempunyai filamen

filamen spiral (Hadikastowo, 1988).


Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu

pembelahan inti (kariokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).

Pembelahan sel dapat terjadi dengan 2 tahap yaitu tahap mitosis dan tahap

meiosis. Mitosis terjadi pada sel-sel somatik, yang akan menghasilkan dua sel

anak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya (Suratsih, 2000).

Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler merupakan keturunan yang

berasal dari satu sel induk, yakni telur yang terfertilisasi (zigot) melalui proses

pembelahan yang disebut mitosis. Mitosis berfugsi sebagai membran salinan yang

sama persis dari setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom kepada

masing-masing kedua sel anakan melalui pembelahan sel induk (Elrod, 2007).

Mitosis adalah proses reproduksi yang digunakan organisme eukariot. Pada

sistem reproduksi ini terjadi pembelahan sel. Kromosom yang dimiliki sel akan

berduplikat. Kromosom-kromosom yang sama akan berpisah selama proses

pembelahan sel. Dengan demikian, pembelahan sel akan menghasilkan dua sel

identik. Proses reproduksi ini tergolong proses reproduksi aseksual yang terjadi

pada pertumbuhan, regenerasi, dan penggantian sel pada organisme multiseluler

(Permana, 2004).

Proses mitosis dibagi dalam empat tahap yaitu, profase, metafase, anafase,

dan telofase. Pada tahap telofase, benanag-benang spindle akan lenyap dan

terbentuknya kembali membran inti, lalu plasma sel akan terbagi menjadi dua

bagian yang kemudian membentuk dinding pemisah pada bagian tengah sel

(Suratsih, 2000). Menurut William (2006), selama tahap profase, tiap kromosom

akan memendek dan menebal melalui supercoiling secara berulang-ulang,


membran nukleus menghilang dan mulai terbentuknya gelendong mikrotubulus

dari satu kutub sel ke kutub lainnya. Selama metafase, kromosom akan berjajar

pada garis ekuator gelendong miktotubulus. Saat anafase, kromatid dari masing-

masing kromosom yang telah direplikasi akan ditarik ke kutub-kutub sel yang

berbeda akibat adanya depolimerisasi mikrotubulus pada apparatus gelendong

yang menempel di sentromer. Kromatid-kromatid ini kemuadian akan menjadi

kromosom-kromosom baru.

Sedangkan menurut Suryo (1984), mitosis berlangsung dalam beberapa fase

yaitu :

1. Interfase. Sel siap untuk mulai membelah, tetapi belum

memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel Nampak keruh, lambat laun

nampak benang benang kromatin yang halus.


2. Profase. Benang benang kromatin makin memendek,

sehingga menjadi tebal. Terbentuklah kromosom kromosom. Tiap

kromosom lalu membelah memanjang dan anakan kromosom ini

dinamakan kromatid. Dinding inti mulai menghilang. Sentriol ( bentuk

seperti bintang dalam sitoplasma ) juga membelah.


3. Metafase. Kromosom kromosom menempatkan diri di

bidang tengah dari sel.


4. Anafase. Sentromer membelah dan kedua buah kromatid

memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap

kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai

saat ini kromatid kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru.


5. Telofase. Ditiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang

identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi.
Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian , proses ini disebut

sitokinesis.

Analisis mitosis dapt dilakukan dengan menggunakan jaringan meristem

pada titik tumbuh akar bawang merah. Sel akar bawang merah yang baru

terbentuk berisi 16 kromosom 8 yang pada mulanya disumbangkan oleh iduk

tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom

ini sering dinamakan kromosom paternal. Sedangkan sisanya disediakan oleh

induk bawang yang menghasilkan telur yang disebut kromosom maternal. Dalam

setiap kromosom maternal terdapat kromosom paternal yang mirip dengan

kromosom pertama. Kromosom kromosom yang serupa ini merupakan

pasangan homolog. Apabila sel tidak sedang dalam proses pembelahan,

kromosom kromosom yang tersimpan dalam nukleus tidak akan nampak dengan

bantuan mikroskop cahaya (Kimball, 1983).

II. METODE PRAKTIKUM


A. Bahan dan Alat
Praktikum pengamatan perilaku kromosom ini dalam pelaksanaannya

membutuhkan bahan dan alat. Adapun bahan yang dibutuhkan antara lain akar

bawang merah, larutan 45% CH3COOH, larutan HCl dan larutan aceto orcein.

Sedangkan alat yakng digunakan antara lain kaca preparat, cover glass,

mikroskop, beaker glass, penangas air, pipet tetes, pinset dan pembakar Bunsen.

B. Prosedur Kerja
1. Umbi bawang merah yang bagus dan sehat dipilih dan dikecambahkan di

air sampai muncul akar.


2. Akar bawang merah dicuci sampai bersih.
3. Ujung akar bawang merah difiksasi dengan menggunakan larutan 45%

CH3COOH selama 10 menit.


4. Bahan dengan campuran larutan HCl dan CH 3COOH dengan

perbandingan 3 : 1 dimaserasi pada suhu 60 C selama 3 menit.


5. Bagan ujung akar bawang merah diambil sepanjang 1 mm dan diletakkan

di atas gelas preparat.


6. Pewarnaan dilakukan dengan aceto orcein/aceto carmin (larutan straining).
7. Preparat ditutup dengan gelas penutup (cover glass) lalu preparat tersebut

dihancurkan dengan cara ditekan.


8. Preparat dilewatkan di atas nyala api Bunsen.
9. Preparat diamati di bawah mikroskop.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Terlampir.

B. Pembahasan

Kromosom merupakan materi genetic yang terdiri atas DNA, RNA, protein

histon dan protein non-histon. Secara keseluruhan bahan genetic ini disebut

krimatin karena mempunyai daya serap terhadap pewarna tertentu. Bahan dasar

kromosom adalah benang-benang tunggal Crowder (1997). Kromosom memiliki

bagian yang menyempit dan terlihat lebih terang, yang disebut sentromer.

Sentromer membagi kromosom menjadi dua lengan. Sedangkan pengaturan

kromosom secara standar berdasarkan jumlah, panjang dan bentuk kromosom dari

sel somatik suatu individu disebut karyotipe (Suryo, 1997). Karyotipe dibuat

berdasarkan penyusunan kromosom pada tempat tertentu dalam deretan

berdasarkan bentuk, letak sentromer, panjang kromosom dan sebagainya

(Subowo,1995).

Pembelahan sel merupakan proses integrasi pembelahan inti atau

kariokinesis dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Mitosis terjadi pada sel

sel somatic dan kemudian menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah

kromosom sama dengan induknya. (Hartati,2009). Mitosis dipergunakan untuk


seluruh proses pembagian sel. reproduksi sel telah berlangsung apabila sel

membelah diri menjadi dua. Nukleus dan sitoplasma membelah pada saat yang

hampir bersamaan. Akan tetapi, nukleus dan sitoplasma terkadang bertindak

berlainan (Soemarwoto, 1985).

Mitosis adalah proses reproduksi yang digunakan organism eukariot. Pada

sistem reproduksi ini, sel membelah diri. Kromosom yang dimiliki sel dibuat

duplikatnya, dan kromosom yang sama akan memisah selama proses pembelahan

sel. Dengan demikian, pembelahan sel menghasilkan dua sel identik. Proses

reproduksi ini tergolong proses reproduksi aseksual yang terjadi pada

pertumbuhan, regenerasi, dan penggantian sel pada organisme multiseluler

(Permana, 2004).

Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan

sitokinesis. Kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari

beberapa fase yaitu, profase, metafase, anafase, dan telofase. Sedangkan

sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil

pembelahan. Pada tumbuhan sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding

pemisah ditengah tengah sel. Pada mitosis, sel ayang terbagi sedemikian rupa

akan menghasilkan dua buah sel anak yang memiliki sifat sama dengan induknya.

Mitosis berlangsung pada semua sel somatik. Mitosis dibedakan menjadi 4

fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Untuk mempermudah analisis

mitosis maka kromosom yang digunakan haruslah mengandung 4 intiyan

berbentuk batang lurus. Dua kromosom yaitu satu panjang dan satu pendek

berasaldari induk betina, sehingga membawa bahan genetic induk betina. Dua
kromosom lainnya yaitu satu panjang dan satu pendek yang berasal dari induk

jantan, sehingga membawa bahan genetic dari induk jantan. Dua kromosom

panjang adalah serupa satu sama lain, demikian pula dengan yang pendek. Satu

pasang kromosom yang serupa dinamakan kromosom homolog, sehingga dapat

dikatakan bahwa sel yang emngandung 4 kromosom tersebut memiliki dua pasang

kromosom homolog (Suryo, 1990).

Pembelahan mitosis menjadi dua stadia yaitu stadia tidak membelah (fase

interfase) dan stadia membelah (mitosis). Pada sel akar bawang, pembelahan

mitosis terjadi pada 4 tahap fase pembelahan, yaitu profase, anafase, metafase,

dan telofase.

1. Fase profase

Fase profase merupakan tahapan pembelahan sel yang paling lama dan

membutuhkan energi yang cukup besar. Fase ini merupakan permulaan dari

mitosis yang ditandai dengan beberapa perubahan seprti nukleolus mulai

menghilang dan munculnya kromosom. Untaian kromosom yang semula meluas

menjadi pilinan (heliks). Dengan demikian untaian tersebut menjadi lebih pendek

dan menebal sehingga tampak lebih nyata.

Menurut Crowder (1993), pada tahapan profase ini, membrane nukleus

mulai menghilang, Pembelahan kromosom yang membentuk kromatid, selain itu

sentriol juga ikut membelah. Hampir semua sel yang Nampak pada preparat

menunjukan tahapan profase. Ciri-ciri fase profase yaitu:

a. Kromosom mengerut dan menebal. Pemendekan ini akibat dari

berpilinnya kromosom.
b. Terlihat dua sister chromatid dan kromosom tampak rangkap dua.
c. Kromatid-kromatid dihubungkan oleh sentromer dan lukleolus menjadi

kabur dan hilang oleh sentromer.


d. Selaput inti mulai menghilang dan benang gelendong mulai terbentuk
e. Kromosom mulai bergerak ke tengah atau equator dari sel.

2. Fase metafase

Tahapan metafase membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit. Pada fase ini

kromosom akan menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator di tengah sel.

Fase ini berawal ketika membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer suatu

daerah vital bagi pergerakan kromosom melekat pada serabut gelendong yang

bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom selama pembelahan.

Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang amat rapih sepanjang bidang

equatorial (Fried, 2006).

. Ciri-ciri fase ini adalah:

a. Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan

teratus seperti kumparan.


b. Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang equator.
c. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong

mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.


d. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom

tunggal (Welsh dan Mogen 1991).


3. Fase anafase

Tahapan anafase membutuhkan waktu sekitar 3-15 menit. Pada fase ini

kromosom yang mengumpul di tengah sel berpisah dan bergerak ke masing-

masing kutub, sehingga akan tampak dua kumpulan kromosom. anafase berawal

ketika sentromer masing-masing kromosom berpisah. Satu kromatid dari setiap

pasang digerakkan ke salah satu kutub, sementara kromatid yang lainnya

digerakkan ke kutub yang berlawanan. Menurut Suryo (1997), pembelahan

sentromer juga dapat berlangsung pada permulaan anafase. Benang gelendong ini

memendek sehingga sentromer masing-masing bergerak ke kutub sel yang

berlawanan dengan membawa kromatid. Fase anafase adalah fase

terpendekdibandingkan fase-fase lainnya. Anafase berakhir ketika sekat sel mulai

terbentuk didekat bidang equator. Ciri-ciri fase ini:

a. Dua sister chromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan.

Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong.


b. Selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari belahan sentromer itu.
c. Terjadi penyebaran kromosom dan ADN yang seragam di dalam sel.
4. Fase telofase

Pada telofase terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua

bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Tahapan

telofase membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Ciri-ciri fase telofase adalah:

a. Benang-benang gelendong hilang


b. Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali
c. Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anakan.

Tumbuhan melakukan pembelahan sel guna memperbanyak diri dalam

melanjutkan keturunannya, yaitu khususnya pada pembelahan mitosis.

Pembelahan mitosis dilakukan tumbuhan untuk dapat membelah diri dalam

jumlah yang banyak. Pembelahan sel berkaitan sangat erat dengan ilmu genetika

tumbuhan karena, baik itu pembelahan sel mitosis maupun meiosis sebenarnya

mempunyai tujuan yang sama yaitu mewariskan sifat (genetik) yang ada pada sel

yang sedang membelah kepada sel-sel turunannya. Di dalam sel terdapat

kromosom yang mengandung gen. Ketika sel melakukan pembelahan, kromosom

di dalam inti akan berduplikat dan akan mewariskannya kepada sel anak.
Sehingga sel anak akan menerima (mewarisi) kromosom-kromosom dan gen-gen

dengan tipe dan ukuran yang sama dengan induknya.

Praktikum mengenai pengamatan perilaku kromosm menggunakan akar

bawang merah ini dalam pelaksanaannya dilakukan dengan beberapa perlakuan

menggunakan berbagai macam larutan. Perlakuan tersebut diantaranya adalah

fiksasi ujung akar bawang merah, fungsinya yaitu untuk menghentikan proses

metabolisme dengan cepat dan mengawetkan komponen-komponen sitologis dan

histologis. Perlakuan selanjutnya adalah maserasi bahan, maserasi berfungsi

sebagai pelunak jaringan dalam ujung akar bawang merah. Selanjutnya adalah

pewarnaan, pewarnaan dimaksudkan agar sel-sel yang akan terlihat jelas jika

diamati dengan mikroskop. Perlakuan selanjutnya adalah preparat dilewatkan

pada nyala api bunsen sebanyak tiga kali, hal ini berfungi untuk memantapkan

warna pada objek preparat agar bisa terlihat lebih jelas dan merekatkan preparat

pada gelas objek. Sedangkan larutan yang digunakan untuk mengamati

pembelahan sel diantaranya adalah larutan 45% CH3COOH berfungsi untuk

meluruhkan organel dalam sel akar bawang merah. Kemudian larutan HCl, larutan

tersebut berfungsi untuk menghidrolisis dinding sel agar menjadi lunak dan

memudahkan proses penekanan pada saat pembuatan preparat squash dan juga

berfungsi untuk menghilangkan RNA dari sel. Selanjutnya adalah larutan aseto

carmin atau aseto orcein, aseto carmin berfungsi untuk memberi warna pada sel

dan memberi warna pada benang-benang kromatin agar kromosom terlihat jelas

ketika diamati.
Pengamantan fase mitosis dalam pelaksanaanya perlu memperhatikan

waktu pembelahan sel. Waktu pembelahan sel setiap tanaman berbeda-beda,

setiap tanaman memiliki jam biologi yang mengatur waktu optimum pembelahan

mitosis. Menurut Anggarwulan dkk (1999), waktu optimum pembelahan mitosis

tanaman pada pagi hari yaitu sekitar jam 08.00-13.00 dikarenakan pada pagi hari

sel-sel berada pada kondisi aktif.

Pemotongan akar bawang merah yang akan digunakan untuk mengamati

tahap-tahap pembelahan mitosis sebainya dilakukan pada tengah malam karena

menurut karena pada pukul 12 malam sel bawang merah dapat mengalami

aktifitas pembelahan. Selain itu, proses pemotongan juga dapat dilakukan pada

pukul 07.30-09.00 WIB. Menurut Imanuar (2014) bahwa, pemotongan akar

bawan pada pukul 07.30-09.00 dapat diamati pembelahan sel mitosisnya.

Menurut Margono (1973), waktu yang tepat dalam pemotongan akar

bawang merah yang akan digunakan sebagai objek preparat adalah pada pukul

24.00. Hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah terdapat banyak sel

yang mengalami aktifitas pembelahan dengan rentang waktu 5 menit sebelum dan

sesudah pukul 24.00 malam, sehingga diharapkan tahap-tahap mitosis dapat

diamati. Sedangkan waktu yang baik untuk megamati pembelahan mitosis pada

ujung akar bawang merah adalah pada kisaran pukul 08.00-11.00 karena pada

kisaran waktu tersebut sel-sel meristem ujung akar paling akif membelah.

Menurut Aristya (2014), penentuan waktu pembelahan sel sangat diperlukan

karena pada tahap ini karakter-karakter kromosom dapat diamati dengan jelas.
Praktikum pengamatan perilaku kromosom ini dalam pelaksanaannya

menggunakan akar bawang berah (Allium Cepa L.) dikarenakan akar bawang

merah mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna. Berdasarkan hasil

pengamatan di bawah mikroskop, hasil yang diperoleh pada pengamatan

pembelahan mitosis dengan preparat ujung akar bawang merah yang telah diberi

beberapa perlakuan di dapatkan 4 fase, yaitu tahap profase, tahap metaphase,

tahap anafase dan tahap telofase dengan jumlah kromosom 16 menggunakan

perbesaran 40 kali. Pada tahap profase yang diamati, kromosom memendek dan

menebal. Tahapan ini sesuai dengan pernyataan (Suryo, 1984), yang menyatakan

bahwa profase merupakan fase dimana benang- benang kromatin memendek dan

menebal kemudian terbentuklah kromosom., gelendong mitotik mulai terbentuk,

setiap kromosom terduplikasi sehingga tampak sebagai kromatid identik yang

tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi

kromatid saudara) (Campbell, 2010). Selanjutnya pada tahap metafase kromosom-

kromosom mulai bergerak ke bidang ekuator. Hal ini sesuai dengan pendapat

Hartati (2010), yang menyatakan bahwa pada tahap metafase, kromosom

menempatkan diri di bidang equatorial (tengah) sel.

Tahap anafase yang diamati, kromatid mulai bergerak menuju arah

berlawanan yaitu ke masing-masing kutub. Hal ini sesuai dengan literatur dimana

menurut (Campbell, 2008) bahwa anafase merupakan tahap pembelahan yang

terjadi paling singkat, biasanya hanya terjadi selama beberapa menit. Sentromer

membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju kutub yang

berlawanan. Pada tahap telofase yang diamati, terjadi pembesaran sitoplasma dan
mulai terbentuknya kromosom baru. Hal tersebut sesuai dengan Campbell (2010),

yang mneyatakan bahwa telofase merupakan tahap terakhir saat nukleus-nukleus

anakan terbentuk dan sitokinesis dimulai. Tahap ini memiliki ciri dimana di tiap

kutub sel terbentuk sel kromosom yang identik, selaput gelendong inti lenyap dan

dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua yang

ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah-tengah sel.

Menurut Abidin (2014), menggunakan tanaman dari genus Allium sangat

bagus untuk mempelajari proses mitosis karena memiliki jumlah kromosom 16

dan memiliki kromosom yang sangat besar, sehingga membantu dalam

mempelajari fase mitosis. Fase mitosis pada umumnya merupakan bagian

terpendek dari siklus sel. Pembelahan mitosis bergantian dengan siklus yang

paling terpanjang yaitu interfase yang mencakup 90% dari siklus sel. Pada fase

Gap pertama (fase petumbuhan pertama) membutuhkan waktu sekitar 12-24 jam,

fase ini mengambil

waktu 30-50% dari seluruh dari interfase. Fase sintesis dalam melakukan

replikasi AND memakan waktu sekitar 35-45% dari interfase. Pada fase G2 (fase

pertumbuhan kedua) AND cepat sekali bertambah kompleks dengan protein

kromosom dan pembentukan ARN, fase ini dalam melakukan kegiatanya dapat

memakan waktu kira-kira 10-20% dari siklus interfase, sedangkan fase mitosis

hanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam (Suryo, 1995).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Akar bawang merah (Allium cepa L.) digunakan dalam praktikum

pengamata perilaku kromosom dikarenakan jaringan penyusunannya merupakan

sel somatik. Dan mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada semua sel

somatik. Pada praktikum ini analisis mitosis dilakukan dengan mengguanakan

mikroskop perbesaran 40 X. Sehingga diketahui bahwa terdapat 4 fase pada

pembelahan mitosis yaitu, fase profase, metafase, anaphfase dan telofase.

B. Saran
1. Alat dan bahan diperbanyak lagi agar praktikum dapat berjalan secara

efektif dan efisien.


2. Praktikan diharapkan agar lebih cermat dalam melaksanakan praktikum,

guna mengurangi kemungkinan kesalahan dengan tujuan hasil sesuai

dengan literatur.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A.Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media
Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal Penelitian. Vol 3(3).

Anggarwulan, Etikawati, Setyawan. 1999. Karyotipe Kromosom Pada Tanaman


Bawang Budidaya (Genus Allium : Familia Amaryllidacea). Jurnal
Penelitian Biologi. Vol 01, No 02.

Aristya, G.R. 2014. Optimalisasi Induksi Poliploidi Pada Tanaman Stroberi


(Fragaria Spp Fesitival Dan California. Jurnal Penelitian. Vol VI, No
10.

Campbell, Reece, etal. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 1. Penerbit Erlangga
: Jakarta.
Campbell, N.A. dan J.B. Reece. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Penerbit
Erlangga. Jakarta.

Crowder, L.V. 1993. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :


Yogyakarta.

Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :


Yogyakarta

Cahyo, Eko. 2016. Perbedaan Fase Mitosis Tiga Spesies (Genus Allium)
Berdasarkan Waktu Pembelahan Sel Sebagai Media Pembelajaran Biologi .
Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Malang.

Elrod, susan. 2007. Teori Dan Soal-Sol Gentika Edisi Keempat. Jakarta :
Erlangga.

Fried, George H. dan George J. Hademenos. 2006. Schaums Outlines: Biologi


Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta.

Hadikastowo. 1988. Zoologi Umum. Makassar : Alumni IKIP.

Hartati. 2009. Penuntun Praktikum Genetika. Jurusan Biologi FMIPA UNM :

Makassar.

Hartati. 2010. Penuntun Praktikum Genetika. Jurusan Biologi Fakultas


Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar :
Makassar.

Imanuar, E. F. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah (Allium cepa L.)


Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal Simbiosis. Vol. 2(2):
173-183.

Kimball. 1983. Biologi. Erlangga : Jakarta.


Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang
Akar Bawang Merah (Alium cepa L.). Skripsi. IKIP : Malang.

Permana, Agus, Anggreini barlian., dkk. 2004, Biologi. PT lima Enam Tujuh :
Jakarta.

Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium, hal. 38- 63. Dalam


S.Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press : Bogor.

Subowo. 2007. Biologi Sel edisi 2006. CV Angkasa : Bandung.

Suratsih. 2000. Petunjuk Praktikum genetika. Jurusan Pendidikan Biologi :


Yogyakarta.

Suryo. 1984. Genetika. Gajah Mada Unirversity press : Yogyakarta.

. 1990. Genetika Manusia. Gajah Mada Unirversity press : Yogyakarta.

. 1995. Sitogenetika. Gajah Mada Unirversity press : Yogyakarta.

. 1997. Genetika. Gajah Mada Unirversity press : Yogyakarta.

Soemarwoto, Idjah, dkk. 1985. Biologi Umum 3. PT Gramedia : Jakarta.

Welsh, J.R dan Mogen, 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
Alih Bahasa J.P. Mogea. Erlangga : Jakarta.

William. 2006. Biologi Molekuler Dan Sel. Erlangga : Jakarta.


LAMPIRAN

You might also like

  • Acara 4
    Acara 4
    Document25 pages
    Acara 4
    Retna Ayu Tkd
    No ratings yet
  • Acara 3 Fix
    Acara 3 Fix
    Document22 pages
    Acara 3 Fix
    Retna Ayu Tkd
    No ratings yet
  • Acara 1
    Acara 1
    Document28 pages
    Acara 1
    Retna Ayu Tkd
    No ratings yet
  • Acara 5
    Acara 5
    Document25 pages
    Acara 5
    Retna Ayu Tkd
    No ratings yet
  • Acara 3
    Acara 3
    Document16 pages
    Acara 3
    Retna Ayu Tkd
    No ratings yet
  • Acara 2
    Acara 2
    Document19 pages
    Acara 2
    Retna Ayu Tkd
    No ratings yet