You are on page 1of 21

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ILMU HAMA TANAMAN

PENGAMATAN HAMA PADA TANAMAN KEDELAI

Dosen Pembimbing :
Fuad Nurdiansyah,SP.,M.PlaHBio.,Ph.D

Disusun Oleh :

Fitria D1A014085

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat allah SWT atas rahmat dan karunianya saya
dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Ilmu Hama Tanaman tidak luput
pula saya berterimakasih kepada kedua orangtua saya yang memberikan waktu
seluas-luasnya dan dukungan penuh untuk menyelesaikan laporan akhir ini, saya
juga berterimakasih kepada dosen pembimbing praktikum matakuliah IHT pak
Fuad Nurdiansyah,SP.,M.PlaHBio.,Ph.D yang telah membimbing, mengawasi dn
menyisihkan waktunya untuk kami selama berjalannya praktikum.

Akhir kata, saya sebagai penulis merasa laporan ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran amat dibutuhkan dalam perkembangan
laporan ini selanjutnya.

Jambi 03 Januari 2017

Fitria
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kedelai (Glycine max (L.) Merill) menurut sistematika botani dapat


digolongkan kedalam Ordo Polypetales, Famili Leguminoceae. Menurut para ahli,
Kedelai bukan merupakan tanaman asli Indonesia, perkirakan tanaman kedelai
berasal dari daerah Manshukuw (Cina). Oleh karena penyebarannya, maka kedelai
sekarang menyebar sampai di daerah Asia Eropa maupun Indonesia (Sugeng,
2001) dalam (L A maria 2005). Penyebaran kedelai dimulai Dari Cina, lalu ke
Jepang, kemudian Korea, tak luput Asia Tenggara, dan ke Indonesia. Tanaman
kedelai di Indonesia, terutama Jawa dan Bali, tanaman ini sudah ditanam mulai
tahun 1750 (Sumarno, 1991) dalam (L A maria 2005).

Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagian besar penduduk Indonesia


bermatapencaharian sebagai petani. Banyak sekali jenis tanaman yang di
budidayakan oleh petani, mulai dari tanaman horti, tanaman perkebunan dan
tanaman pangan salah satunya adalah kedelai. Tidak dapat dipungkiri tanaman
kedelai memiliki banyak manfaat, seperti untuk membuat kecap, susu, tahu, tempe
hingga pakan ternak. Kedelai juga perfungsi sebagai sumber protein nabati yang
tergolong tinggi dan dapat di konsumsi setiap hari oleh masyarakat, sehingga
permintaan atas tanaman kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat (Sumarno,
1991) dalam (L A maria 2005). Hal ini berdampak pada banyaknya petani
Indonesia yang membudidayakan tanaman kedelai.

Tetapi seringkali petani mengalami kesulitan terutama dalam


pembudidayaan kedelai. Salah satu masalah serius yang dihadapi oleh petani
adalah banyaknya hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai. Berbagai
jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai bermunculan. Tak
sedikit biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan untuk merawat tanaman kedelai.
Terlebih lagi jika para petani tidak mengetahui hama apa yang menyerang
tanaman kedelai mereka maka akan semangkin sulit untuk mengobati tanaman
kedelai yang terkena serangan hama dan akhirnya gagal panen. Oleh karena itu
untuk mengetahui hama yang menyerang tanaman kedelai maka kami
mengadakan praktikum ini haruslah dibutuhkan.

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui hama yang menyerang tanaman kedelai
beserta ciri-ciri seranganya.
BAB II
LANDASAN TEORI

kedelai dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu kedelai hitam, kedelai kuning,
kedelai coklat, dan kedelai hijau. Kedelai kuning cirinya adalah kedelai yang
mempunyai kulit biji berwarna kuning,bisa juga putih atau hijau; ciri Kedelai
hitam adalah kedelai yang mempunyai kulit biji berwarna hitam, kedelai ini dapat
sebagai bahan makanan seperti kecap; Ciri kedelai hijau adalah kedelai yang
mempunyai kulit biji berwarna hijau;Ciri kedelai coklat adalah kedelai yang
memiliki kulit bijinya berwarna coklat (Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).

Menurut ilmu tumbuhan dalam (L A maria 2005), tanaman kedelai di


klasifikasikan sebagai berikut :

Divisio (divisi) : Spermatophyta (tanaman)


Sub Divisio : Angiospermae (biji berada dalam buah)
Clas (kelas) : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo (bangsa) : Polypetales
Familia (suku) : Leguminoceae (kacang-kacangan)
Sub Familia : Papillionoideae
Genus (marga) : Glycine
Spesies (jenis) : Glicine max

Deskripsi dan morfologi

Tanaman kedelai (Glycine max L.) tdapat digolongkan menjadi golongan


tanaman palawija atau (tanaman pangan). Yang cirinya membentuk polong pada
setiap cabang-cabang tanaman. Cirinya yang lain adalah tanaman berbentuk perdu
atau semak (Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).
Jika dilihat dari tipe pertumbuhan batang, varietas yang tergolong spesies
Glycine max dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu tipe determinit,tipe
indeterminit dan tipe semi determinit.
Ciri Tipe Determinit Ujung batang memiliki ukuran yang hampir sama
dengan bagian batang tengah, pembungaan atau berbunga serempak, jika tanaman
berbungan maka pertumbuhan vegetatif berhenti. Ciri tipe Indeterminit yakni
batang tengah memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan ujung batang,
pertumbuhan batang agak melilit, ruas-ruas batang panjang, jika tanaman
berbungga pertumbuha vegetaif masih akan berlanjut ciri tipe Semi Determinit
yakni merupakan perpaduan ciri dari tipe determinit dan indeterminit. Contoh
varietas yang tergolong kelompok semi determinit seperti : Varietas Guntur
,Orba, Dempo, Lompo batang dan Merbau (Cahyono, 2007) dalam (L A maria
2005).
Jika dilihat Secara morfologi, bagian atau organ-organ penting tanaman
kedelai adalah sebagai berikut : Perakaran tanaman kedelai tersusun atas akar
tunggang, akar serabut, dan akar lateral. Akar tunggang akan tumbuh ke pusat
bumi kurang lebih mencapai kedalaman 1,5 m. Tetapi Akar kedelai dapat
membentuk bintil akar (nodule) dan di dalam nodule terdapat bakteri Rhizobium
yang dpat digunakan untuk mengikat nitrogen dari udara seghingga membantu
pertumbuhan tanaman kedelai (Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).
Morfologi batang tanaman kedelai tidak berkayu, yakni berbatang perdu
(semak), memiliki rambut atau berbulu dan struktur bulu yang beragam, batang
berbentuk bulat, memiliki warna hijau, dan memiliki panjang yang bervariasi
sekitar 30-100 cm. batang tanaman kedelai bisa membentuk 3-6 cabang. Jika
tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh.
Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman dapat bergantung pada varietas
ataupun kepadatan populasi tanaman (Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).
Morfologi daun kedelai yakni memiliki daun majemuk yang terdiri dari 3
helaian anak daun setiap helai daun atau (daun bersusun tiga). Bentuk daun
lonjong den bagian ujung runcing. Warna daun hijau sampai hijau tua, permukaan
daun memiliki struktur bulu yang beragam, tergantung pada varietasnya
(Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).
Morfologi bunga tanaman kedelai yakni berbentuk seperti kupu-kupu dan
memiliki mahkota bunga yang berwarna ungu atau putih. Bunga kedelai tergolong
bunga yang sempurna atau memiliki kelamin dua (Hermaprodit), yang artinya
setiap bunga terdapat dua kelamin yakni benang sari ( kelamin jantan) dan kepala
putik (kelamin betina). Bunga kedelai memiliki sifat bilateral simetri atau
(Zygomorphus). Bunga tanaman kedelai akan muncul pada ketiak daun dan
tumbuh berkelompok (Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).
Buah atau polong tanaman kedelai bentukya pipih dan lebar yang memiliki
panjang 5 cm, warna polong tanaman kedelai akan bervariasi tergantung pada
varietasnya. Ada polong yang berwarna cokelat kehitaman, putih dan kuning
kecokelatan (seperti warna jerami) dan cokelat muda. permukaan polong juga
mempunyai struktur bulu yang bervariasi , warna bulu polong juga beragam
bergantung pada varietasnya. Seperti cokelat, cokelat tua, abu-abu, cokelat kuning
dan putih (Cahyono, 2007) dalam (L A maria 2005).
Biji tanamn kedelai memiliki, ukuran, bentuk dan warna yang bervariasi ,
bergantung pada varietasnya. ada yang berbentuk bulat lonjong, bulat agak pipih
dan bulat. Begitu pula warnanya yang berasal dari warna kulit bijinya ada yang
berwarna kuning, putih, krem, hijau, hitam, cokelat, dan sebagainya. Ukuran biji
kedelai memiliki ukuran yang beragam ada yang berukuran kecil (6-10 g/100
biji), ada yang berukuran sedang (11-12 g/100 bji), dan ada yang berukuran besar
(> 13 g/100 biji). Namun biji kedelai di luar negeri, misalnya Amerika dan Jepang
biji kedelai yang memiliki bobot 25 g/100 biji dapat dikategorikan berukuran
besar. Sedangkan biji yang berukuran lebih dari 25 g/100 dikategorikan berukuran
kecil. Biji kedelai berkeping dua (Dikotil) dan terbungkus oleh kulit. Biji kedelai
mengandung 8 % lemak 40 % protein dan sisanya pati, vitamin, mineral, gula, air,
dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai obat (Cahyono, 2007) dalam
(L A maria 2005).
Kedelai dikategorikan tanaman beriklim tropik. Tanaman kedelai akan dapat
tumbuh subur di daerah-daerah berhawa panas. Daerah yang paling baik untuk
pertumbuhan kedelai yakni daerah yang memiliki ketinggian sampai 400 m dari
permukaan laut. Jika kedelai ditanam pada daerah yang lebih tinggi lagi, maka
tanaman kedelai tidak akan dapat tumbuh dengan normal. Tanaman kedelai dapat
tumbuh pada tanah yang subur dan tanah agak kurus. Namun demikian, hasil dari
tanamn kedelai akan lebih banyak apabila ditanam pada tanah yang tidak
tergenang air dan cukup mengandung kapur. Tanaman kedelai dapat pula ditanam
di tanah sawah atau disebut tanah tegalan. Pada umur kedelai masih muda,
tanaman kedelai memerlukan air, maka keadaan tanah harus lembab. Tetapi pada
saat masa pertumbuhan kedelai menjelang tua, kedelai tidak memerlukan air lagi,
olehkarena itu tanah harus dikeringkan (Sugeng, 2001) dalam (L A maria 2005).
Beberapa varietas unggul tanaman kedelai sebagai berikut : varietas
Galungan, Tidar, Rinjani, Lompo-batang, Wilis, Dempo, Kelinci,Bromo, Tambora
,Kawi, Burangrang, dan Raung (Cahyono, 2007). Jika hendak menanam pada
lahan kering makaVaritas yang dianjurkan adalah varietas yang berumur genjah
(75-80 hari), memiliki biji sedang, dan memiliki warna biji kekuningan,
contohnya seperti Dieng, Tengger, Lawu, atau varietas unggul lokal. Contoh
varietas yang berumur (85-90 hari) yang di anjurkan antara lain seperti Kerinci,
Pangrango, Tampomas,Willis, dan Krakatau (Adisarwanto. 2000) dalam (L A
maria 2005).
Di Indonesia Jenis Hama Tanaman Kedelai telah diidentifikasi yakni ada
lebih dari 100 jenis hama yang potensial diantaranya 16 jenis yang merupakan
hama utama (key pest) hama ini dapat menyerang tanaman mulai dari tanaman
mulai tumbuh, tanaman muda, menyerang daun, menyerang polong muda, dan
polong tua. Berikut ini adalah beberapa jenis hama penting yang menyerang
tanaman kedelai ; lalat batang (Melanogromyza sojae),lalat bibit (Ophiomy
paseoli), lalat pucuk (Melanogromyza dolichostigma), Etiella spp, Piezodorus
hybneri. Riptortus linearis, Nezara viridula, Agrotis spp, Lamprosema indicata,
Helicoverpa sp Longitarsus suturellinus, Aphis glycines, Bemisia tabaci,
Phaedonia inclusa, Spodoptera litura, Chrysodeixis chalcites, Hama utama yaitu :
ulat pemakan daun (Lamprosema litura), lalat kacang (Agromyza sp), pengisap
dan penggerek polong (Nezara viridula) wereng kedelai (Phaedonia inclusa),
penggerek polong (Etiella zinckenela), pengisap polong (Riptortus linearis),
(Adisarwanto, 2000) dalam (L A maria 2005).
Serangan hama pada kedelai terjadi sejak tanaman mulai bertumbuh hingga
menjelang panen. Hal ini dikarenakan hubungan antar fenologi tanaman dan
antara pemunculan serangga selalu bersinkronisasi (Saenong, 2007) dalam (S W
Sri 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum dimulai pada bulan oktober sampai bulan november di lahan percobaan
universitas jambi.

3.2 Alat dan bahan

Alat :
- Penggaris Bahan:
- Kertas - Bibit kedelai
- Cangkul
- Pupuk kotoran ayam 20 kg
- Alat dokumentasi
- Parang
- Sabit
- Tali
- Meteran
- pena

3.3 Cara kerja


- Bersihkan lahan dari rumput yang berada di lahan.
- Setelah bersih, cangkul lahan praktikum memakai cangkul dan buat
bedengan 1,5 x 1,5 m
- Sebarkan pupuk kotoran sebanyak 20 kg ayam di atas bedengan lalu
campurkan dengan tanah bedengan.
- Biarkan lahan selama seminggu .
- setelah seminggu maka bedengan ditanami dengan bibit kedelai sebanyak
15 lubang tanam.
- Amati setiap minggu hama dan hitung presentase kerusakan tanaman
kedelai sampai minggu ke-8 HST.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel pengamatan minggu ke-2

17 0ktober 2016
Tabel pengamatan minggu ke-3

17 0ktober 2016

Tabel pengamatan minggu ke-4

24 oktober 2016
Tabel pengamatan minggu ke-5

07 september 2016
Pengamatan tanaman kedelai minggu ke-6

14 november 2016

Pengamatan minggu ke-7

21 november 2016
Pengamatan minggu ke-8

01 november 2016

4.2 Pembahasan

Tabel pengamatan minggu pertama tidak dicantumkan karena belum ada


hama yang menyerang tanaman, tanaman kedelai tampak sehat.

Pengamatan minggu ke-2 hama yang terlihat menyerang tanaman adalah


hama aphid.

Pengamatan minggu ke-3 tanaman kedelai pada tanggal 17 oktober 2016


dapat dilihat hama pada tanaman kedelai salah satunya adalah aphid dan pupa
hama penggorok batang, di duga hama dari penggorok batang adalah lalat bibit
Ophiomyia phaseoli Try.

Pengamatan minggu ke-4 tanaman kedelai pada tanggal 24 oktober 2016,


dapat diilihat tanaman mengalami kematian pada tanaman kedelai nomor
2,3,4,5,6,7,8,12 dan disulam kembali dengan nomor tanaman
16,17,18,19,20,21,22,23. Karena tanaman mati dengan gejala yang sama yaitu
tanaman menguning dan mengering mendadak setelah dilihat pada bagian dalam
batang yang dekat dengan akar maka ditemukan pupa hama lalat bibit.

Pengamatan minggu ke-5, 07 september 2016 hama yang terlihat pada


tanaman kedelai antara lain aphid, kutu kebul dan belalang.

Pengamatan minggi ke-6, 14 november 2016 tanaman kedelai nomor


1,3,9,15,11 telah memasuki masa generatif yaitu tanaman kedelai telah mulai
berbunga hama pada tanaman yang telah berbunga masih sama saja seperti masa
generatif , belum nampak hama baru pada tanaman .pada tanaman no 1,10,17 dan
21 mengalami penurunan kerusakan pada tanaman dikarenakan hama yang terlihat
juga berkurang karena musim hujan.

Pengamatan minggu ke-7, 21 november 2016 pada tanaman nomor 15, 24


mengalami penurunan kerusakan , dikarenakan tanaman yang semangkin
membesar tetapi kerusakan tidak terlalu banyak, hal ini menyebabkan tanaman
mengalami penurunan kerusakan. Sedangkan pada tanaman 19 tanamn mengalami
kenaikan kerusakan dari 5% ke 10%.pada beberapa tanamn tampak hama yang
terlihat salah satunya lalat bibit dan beberapa predator seperti kumbang koksi .
pada tanaman no. 5 terserang hama ulat yang memakan epidermis daun, ulat yang
tampak pada tanaman sama seperti ulat yang terlihat pada pengamatan minggu ke-
yaitu ulat dari hama penggorok batang yang di perkirakan adalah ulat dari lalat
bibit. pada setiap tanaman, frekuensi hama aapids yang menyerang tanaman
kedelai beragam tetapi smua tanaman kedelai terserang hama apids dan ditandai
dengan adanya semut pada tanaman kedelai yang terserang, pada saat musim
hujan seperti sekarang presentase hama apids berkurang dibandingkan denagn
musim panas , pada saat sekarang fase kedelai mulai berbunga, hama mulai
bermacam-macam tidak seperti pada fase generatif hama cenderung homogen
seperti lalat buah, kumbang, dan apids.

Pengamatan minggu ke-8, 01 november 2016 ada tanaman 1, 16 dan 18


tanaman mengalami kenaikan kerusakan dari 3% ke 5%, 5% ke 10% dan 3% ke
10 %, hal ini dikarenakan tanaman telah memasuki masa generatif tanaman tidak
membesar ataupun menambah daun terlalu banyak lagi sedangkan hama masih
menyerang tanaman hal ini menyebabkan presentase tanaman yang rusak menjadi
semangkin tinggi. Hama yang dominan pada minggu ke-8 adalah kumbang
kedelai dan lalat buah hal ini diduga karena pada minggu ke -8 rata-rata tanaman
mulai mengisi polong dan berbunga hanya beberapa saja yang belum berbunga,
menyebabkan kumbang kedelai dan lalat buah banyak, karena kumbang kedelai,
lalat buah dan kepik menyerang polong kedelai muda. lalat buah dapat
menyerang polong muda dan menyuntikkan telur pada polong, kumbang kedelai
menyerang polong dengan memakan kulit polong dan hama kepik menyerang
dengan cara menghisap cairan polong. Frekuensi hama aphid yang menyerang
tanaman kedelai sangat menurun drastis, apalagi pada tanaman kedelai yang mulai
mengisi polong hama aphid bahkan tidak terlihat sama sekali, ini ditandai dengan
tidak adanya hama aphid dan semut pada tanaman. ini dikarenakan pada saat
sekarang sedang musim hujan pada tanaman terlihat pula banyak kotoran hama
pada daun tanaman kedelai.

Salah satu hama yang menyerang tanaman kedelai adalah lalat bibit.Adapun
klasifikasi dari lalat bibit Ophiomyia phaseoli Try. menurut Kalshoven (1981)
dalam (S B C Yuan et al, 2002). antara lain sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Filum : Arthropoda
Ordo : Diptera
Famili : Agromizidae
Genus : Ophiomyia
Spesies : Ophiomyia phaseoli Try.

O. phaseoli memiliki telur berwarna putih susu seperti mutiara, berbentuk


lonjong dan dapat ditembus cahaya Panjang telurnya 0,13 mm dan lebar 0,13 mm,
lama stadium untuk telur berkisar antara 2-4 hari. Dilapangan telur mulai
ditemukan pada tanaman yang berumur 5-7 hari setelah tanam. Puncaknya
populasi telur pada kepingang biji kedelai mulai terjadi pada tanaman yang
berumur enam hari setelah tanam (Djuwarso, 1988) dalam (S B C Yuan et al,
2002).Menurut Kartasapoetra (1990) dalam (S B C Yuan et al, 2002). Lalat bibit
dapat memproduksi telur mencapai rata-rata 95 butir per lalat bibit. Larva yang
baru akan ditetaskan dari telur akan berwarna bening, tetapi ketika sampai
keinstar terakhir maka akan berwarna putih kekuningan. Larva berbentuk
memanjang dan ramping dan Stadia rata-rata larva lalat bibit adalah 10 hari (Goot,
1984) dalam (S B C Yuan et al, 2002). Menurut Kalshoven (1981) dalam (S B C
Yuan et al, 2002). Hama O. phaseoli akan meletakkan larva dan pupa pada
jaringan kulit batang tanaman yang masih muda. Hama ini memiliki sepasang
tanduk yakni dibagian apikal dan dibagian ujung posteriornya (proses dari
pembentukan tanduk O. phaseoli pada toraks dan spirakel pada abdomennya)
pada pupa hama O. phaseoli memiliki dua tanduk terpisah (S B C Yuan et al,
2002).
Berkemungkinan besar hama yang menyerang tanaman kedelai pada
minggu ke-3 dan ke-4 adalah hama lalat bibit O. Phaseoli yangmana membuat
tanaman kedelai pada minggu ke-4 banyak yang mati mendadak dan kering
setelah batang tanaman kedelai dibelah maka akan terlihat hama llat bibit ini telah
menjadi pupa karena pupa hama lalat bibit ini berwarna coklat.
Hama lalat lalat pengorok daun L. cicerina pada tanaman kedelai dapat
dikenali cirinya yakni dengan adanya liang korokan yang beralur dan berwarna
putih bening yang terdapat pada bagian mesofil daun, jika liang korokan dibuka,
Maka akan terlihat larva dari hama lalat penggorok daun L. cicerina yang
aktif bergerak. Larva hidup dan makan dari dalam liang korokan. Pada satu
helaian daun kedelaimaka akan dapat dijumpai lebih dari satu liang korokan yang
disebabkan oleh hama L. cicerina. Pada serangan lanjut, warna liang korokan
akan berubah menjadi kecoklatan, dedauna layu. Imago lalat pengorok daun
menyerang dengan menusukkan opivositornya di daun-daun muda, (Baliadi 2009)
dalam ( B Yuliantoro dan T Wedaningbi). Reed et al. (1989) dalam ( B Yuliantoro
dan T Wedaningbi). menyatakan, serangan imago hama L. cicerina pada kacang
arab (Cicer arietinum) akan menimbulkan gejala yakni berupa bintik-bintik pada
daun.Gejala serangan hama larva lalat pengorok daun akan menyebar pada semua
bagian-bagian tajuktanaman kedelai,seperti tajuk atas, tajuk tengah, maupun tajuk
bawah. Namun, gejala serangan hama L. cicerina lebih banyak dijumpai di
daun/tajuk bagian bawah tanaman kedelai. kerapatan larva pada tanaman
dipengaruhi oleh Jumlah dan umur daun (Baliadi 2009) dalam ( B Yuliantoro dan
T Wedaningbi). Purnomo et al. (2003) mengemukakan bahwa larva L. Cicerina
lebih banyak terdapat pada tajuk bagian bawah tanaman kacang endul yang
terserang ( B Yuliantoro dan T Wedaningbi)
Pada pengamatan ke-1 sampai minggu ke-8 hama penggorok daun L.
Cicerina menampakkan kerusakan pada daun dengan adanya ciri hilangnya
epidermis pada daun akibat digotok oleh hama L. Cicerina. Pada minggu ke-7
hama ini terlihat pada bagian daun yang semula pengamat mengira bahwa hama
ini adalah hama lalat bibit.

Kutu kebul Bemisia tabaci Serangga dewasanya berwarna putih dan


tertutup lapisan tepung lilin. Tubuh Bemisia tabaci berukuran 1,0 -1,5 mm. Kutu
kebul Bemisia tabaci ini biasanya hidup berkelompok, bila hama ini tersentuh
maka akan berterbangan. Mirip seperti kebul putih. Kutu kebul menyerang dengan
menghisap cairan daun dan 24 eksresinya akan menghasilkan embun madu yang
selanjutnya menjadi media tumbuh yang baik bagi embun jelaga. Kutu kebul ini
juga merupakan vektor virus (Susniahti, dkk., 2005) dalam (M shuhufin, 2011).
Hama kutu kebulterlihat pada tanaman kedelai di minggu ke-5 dan ke-8.

Kutu Daun (Aphis glycine) Kutu daun dewasa memiliki ukuran yakni 1-1,5
mm, berwarna hitam, ada pula yang bersayap dan adapula yang tidak memiliki
sayap. Kutu ini (Aphis glycine) dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik
Virus). Kutu daun menyerang pada awal pertumbuhan dan pada masa
pertumbuhan bunga dan polong. (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian
Perikanan dan Kehutanan, 2011) dalam (M shuhufin, 2011).
Hama kutu daun menyerang pada setiap pengamatan dari minggu ke-2
sampai minggu ke-8. Tetapi intensitasnya semangkin menurun dikarenakan
pertumbuhan kedelai berbanding lurus dengan curah hujan atau musim
hujan.menurut (Susniahti, dkk., 2005) dalam (M shuhufin,2011). Populasi hama
pada tanaman kedelai berbeda-beda dan akan sangat dipengaruhi bagaimana
kondisi iklim, pada fase pertumbuhan tanaman dan pengaplikasian bakteri
Synechococcus sp. Pada saat musim kemarau populasi beberapa hama sebanyak
39 meningkat, dan pada musim hujan populasi beberapa hama sebaliknya yakni
menurun. Kehidupan serangga seperti hama di alam akan sangat dipengaruhi oleh
suhu dengan kisaran suhu 15C - 50C.

Hama Kepik Coklat (Riptortus linearis F.) memiliki ciri yang mirip seperti
walang sangit tetapi memiliki garis putih dan garis kuning yang terletak di
sepanjang tepi sisi badannya. Imago Riptortus linearis F dan nymphanya
menyerang polong baik polong yang tua maupun polong yang muda caranya
dengan merusak dan mengisap (Suprapto, 1999) dalam (M shuhufin, 2011). Hama
ini terlihat pada tanam kedelai

Belalang (Valanga sp.) berasal dari ordo Orthoptera yang bersifat polifag.
Hama (Valanga sp.) secara umum akan menyerang hampir semua tanaman. Hama
ini memiliki sayap depan yang agak keras dan lurus dan sayap belakang yang
berbentuk seperti selaput (membran) (Hidayat dan Dewi, 2011) dalam (M
shuhufin, 2011). Hama belalang terlihat pada pengamatan minggu ke-5, tetapi
diduga hama belalang ini telah meyerang tanaman dari minggu ke-2 dampai
minggu ke-8 dengan ciri-ciri bagian daun hilang dimakan belalang.

Hama kumbang kedelai Phaedonia inclusa Jenis hama ini sering kita jumpai
pada pagi ataupun sore hari. Penyerangan Phaedonia inclusa terjadi pada semua
bagian tanaman diantaranya seperti: pucuk, daun muda, tunas, polong muda dan
bunga. Siklus hidup Phaedonia inclusa adalah antara 20-21 hari yang artinya 25
Phaedonia inclusa dalam satu kali musim pertanaman kedelai dapat diserang oleh
2 atau 3 generasi Phaedonia inclusa (Suprapto, 1999) dalam (M shuhufin, 2011).
Kumbang kedelai Phaedonia inclusa memiliki bentuk tubuh yang kecil, berwarna
hitam bergaris kuning, bertelur pada permukaan daun. (Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, 2011) dalam (M shuhufin, 2011).
Pada praktikum, kumbang kedelai Phaedonia inclusa terlihat pada pengamatan
minggu ke-7.

Hama kepik hijau (nezara viridula) tanda dan gejala serangan :


1. serangan yang terjadi pada fase tanaman mulai berpolong dan
perkembangan biji hal ini menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian
mengering.
2. serangan nezara viridula terhadap polong muda menyebabkan biji kempis
dan seringkali polong gugur.
3. serangan nezara viridula yang terjadi pada fase pengisian biji dapat
menyebabkan biji menghitam dan busuk ( badan penyuluhan dan
pengembangan sdm pertanian pusat pelatihan pertanian, 2015).
Hama kepik hijau (nezara viridula) terlihat pada tanaman kedelai pada
minggu ke-8, hal ini diduga karena tanaman kedelai baru ingin mengisi polong,
sesuai apa yang dikatakan oleh badan penyuluhan dan pengembangan sdm
pertanian pusat pelatihan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Badan penyuluhan dan pengembangan sdm pertanian pusat pelatihan pertanian,
2015. Pengendalian Opt (Organisme Pengganggu Tanaman). (Diakses
tanggal 01 januari 2017). Diunduh dari
http://www.pertanian.go.id/pajale2015/i1.11.SESI
%209%20PENGENDALIAN%20OPT.pdf.

B Yuliantoro dan T Wedanimbi. Lalat Pengorok Daun, Liriomyzasp.


(Diptera:Agromyzidae),Hama Baru Pada Tanaman Kedelai Di Indonesia.
Diakses tanggal 01 januari 2017). Diunduh dari.
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3291101.pdf.

L A Maria, 2005. Inventarisasi Jenis-Jenis Hama Utama Dan Ketahanan Biologi


Pada Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L. Merril) Di Kebun
Percobaan Manggoapi Manokwari. (Diakses tanggal 01 januari 2017).
Diunduh dari https://nesthe.files.wordpress.com/2012/02/maria-l-
ampnir.pdf.

M Shuhufin, 2011. Ketahanan Morfologi Dan Biokimiawi Beberapa Varietas


Kedelai Yang Berasosiasi Dengan Bakteri Fotosintetik Synechococcus Sp.
Terhadap Serangan Hamautama Pada Musim Tanam Mk-I. Diakses
tanggal 01 januari 2017). Diunduh dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/6641/Skripsi_shuh
ufin_1.pdf?sequence=1.

S B C Yuan et al,. Pengaruh Jenis Insektisida Terhadap Lalat Bibit (Ophiomyia


Phaseoli Try.) Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max L.). (Diakses tanggal
01 januari 2017). Diunduh dari
http://202.0.107.5/index.php/agroekoteknologi/article/view/7404.

S W Sri, 2009. Pengaruh Pemberian Insektisida Nabati Terhadap Serangan Hama


Polong Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merill) Di Lapangan.
(Diakses tanggal 01 januari 2017). Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7716/1/09E01164.pdf.

LAMPIRAN

You might also like