Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Saat ini pers telah tumbuh dan berkembang luas di masyarakat, bahkan
sekolah dikelola oleh pihak sekolah, sebagai misal Warta Muhi dari SMA
guru/karyawan SMA Bopkri 1 yang terbit secara periodik satu bulan sekali dan
tabloid. Dilihat dari segi format ukurannya, media cetak memang terbagi menjadi
format berukuran surat kabar umum (sekitar 7, 8, atau 9 kolom). Format tabloid
adalah media yang ukurannya setengah dari format broadsheet. Format majalah
adalah setengah ukuran dari tabloid. Pengertian format majalah ini selain karena
ukuran, juga karena halaman demi halaman diikat dengan kawat (diheker) serta
menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal atau mengkilap dibanding
1
2
Media cetak koran, tabloid, dan majalah memiliki perbedaan bukan hanya
dari segi format atau ukuran kertasnya, tetapi juga dari segi jadwal terbit dan
isinya. Koran lazimnya terbit setiap hari, kecuali hari-hari libur nasional,
sedangkan tabloid dan majalah umumnya adalah untuk media cetak yang terbit
Ditinjau dari segi isinya, tabloid dan majalah tidaklah berisi berita-berita
peristiwa yang baru saja terjadi seperti yang di muat di koran-koran, melainkan
Ditinjau dari segi jumlah halaman juga berbeda. Tabloid dan majalah jauh lebih
Menurut Djuroto (2004: 11) ada beberapa bentuk media massa cetak,
antara lain:
1. Surat kabar, yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang
dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap
2. Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang
dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk
buku. Majalah biasanya terbit teratur, seminggu sekali, dua minggu sekali atau
3. Tabloid adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang
dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet (lebih kecil dari plano) dan
dilipat seperti surat kabar. Tabloid biasanya terbit teratur, seminggu sekali,
4. Buletin adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang
dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet atau ukuran kuarto/ plano
dan dilipat seperti surat kabar. Buletin biasanya terbit tidak teratur atau sering
artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran
kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku terbit teratur, dikelola dan
Pengelolaan penerbitan pers akan efektif dan efisien jika ada pembagian
department).
a. Pemimpin Redaksi
sebagainya.
b. Sekretaris Redaksi
administrasi keredaksionalan.
c. Redaktur Pelaksana
keredaksionalan.
d. Redaktur
halaman surat kabar. Tugas redaktur adalah menerima bahan berita, baik
5
dari kantor berita, wartawan, koresponden atau bahkan press release dari
e. Wartawan
f. Koresponden
atau ditunjuk oleh suatu penerbitan pers di luar daerah atau luar negeri,
menangani pekerjaan antara redaksi dan percetakan. Bagian ini terdiri dari
1) Bagian Setting
2) Bagian Desain
3) Bagian Layout
4) Bagian reproduksi
kerja.
b. Bagian Iklan, adalah bagian yang menjual kolom-kolom yang ada pada
penerbitan pers.
1) Komentar
2) Artikel
3) Surat pembaca
1) Tajuk rencana
2) Pojok
3) Karikatur
c. periklanan (advertising)
1) Iklan display
2) Iklan baris
Majalah sekolah pada umumnya lebih banyak berisi pendapat, baik berupa
artikel, pengetahuan, tajuk, surat pembaca, dan sebagainya. Jarang sekali ditemui
berita yang aktual di majalah sekolah, karena waktu terbit yang periodisasinya
terlalu lama (satu bulan lebih). Jika ada berita di majalah sekolah, umumnya
terdiri dari para siswa. Menurut Bapak Sugeng, alumnus SMA Bopkri 1
Bopkri 1 Yogyakarta sudah ada sejak tahun 1980-an berupa buletin yang dicetak
secara sederhana, namun waktu itu terbitnya belum rutin. Pada tahun 1980-an jika
Namun setelah pada tahun 1989 terjadi pertemuan antara Kepala Sekolah Bapak
akhirnya pada Juni 1991 terbit Majalah BOSA edisi I (Wawancara dengan Ign.
Februari 2012).
Jumlah halaman MABOSA setiap kali terbit tidak selalu sama, rata-rata
tetap (selalu ada di setiap edisi) maupun artikel-artikel atau materi lain yang tidak
tetap. Rubrik tetap di MABOSA antara lain: Salam Redaksi, Renungan, Kontak
9
Redaksi, Laporan Utama, Suara Siswa, Suara Guru, Iptek, Jurnal Musik, dan
koresponden
narasumber yang berasal dari SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang saat ini sedang
redaksi MABOSA juga bukan menjadi anggota redaksi tetapi sering menulis atau
mempunyai keasyikan tersendiri, apalagi ada kepuasan tertentu jika hasil karya
masa mendatang.
MABOSA, yaitu Phila Aprilia alumni 2005 yang saat ini kuliah di jurusan Ilmu
ini akan mengkaji apakah ada hubungan (korelasi) antara aktivitas mengelola
pemikiran pemilihan judul ini adalah, jika aktivitas mengelola majalah sekolah
menjadi daya tarik siswa untuk ikut aktif mengelola majalah sekolah. Siswa yang
B. Rumusan Masalah:
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
studi jurnalistik.
b. Praktis
Tinggi. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi acuan untuk penelitian
D. Kerangka Teori
1. Motivasi
ide-ide dari sumber dengan harapan akan merubah tingkah laku penerima.
informasi secara bersama, dan pertalian antara peserta dalam proses informasi.
merupakan suatu proses sosial, yaitu sesuatu yang berlangsung atau berjalan
tindakan dan peristiwa selama beberapa waktu menuju suatu hasil tertentu.
b. Pesan yang disampaikan (Message), yaitu suatu gagasan dan ide berupa
e. Efek yang ditimbulkan (Effect), yaitu suatu dampak yang terjadi dalam
a. Menghibur
b. Memberi informasi
Komunikasi dilakukan untuk merubah kondisi dari tidak tahu menjadi
c. Mempersuasi
d. Menstimuli
proses motivasi pada seseorang. Menurut Effendy (1981 : 43) motivation atau
15
kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu dan dari
intensitasnya.
berpijak pada teori yang sama. Motivasi oleh Robbins (2001 : 166)
65), motivasi adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku
ini hanya akan memberikan teori motivasi yang relevan dengan penelitian,
yaitu teori harapan dan teori pembentukan perilaku, karena adanya harapan
1) Teori Harapan
untuk belajar menulis atau membuat karya yang baik dan dengan harapan
untuk majalah sekolah akan lebih memotivasi untuk selalu belajar ilmu-
asumsi pokok:
belajar dengan giat dan ikut aktif mengelola suatu majalah sekolah.
b) Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini
Orang akan termotivasi bila ia percaya bahwa (1) suatu perilaku tertentu
akan menghasilkan hasil tertentu, (2) hasil tersebut punya nilai positif
baginya, dan (3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan
untuk belajar lebih jauh tentang ilmu komunikasi. Hasil tulisan atau
bentuk materi lain di majalah sekolah merupakan salah satu cara siswa
sebagai berikut:
sekolah akan merasa senang dan bangga, karyanya bisa dimuat akan
dipaksa harus menulis naskah dan merasa bahwa tugas menulis naskah
adalah berat dan membosankan tidak akan menulis naskah lagi jika tidak
Hal ini dapat dijelaskan dengan teori Stimuli and Response (S R). Menurut
perilaku dari dalam (innate factor) diri manusia. Menurut Davis dan
Newstrom (dalam Ndraha, 1999: 145) kekuatan yang dimaksud berawal pada
Jika karya siswa dimuat di majalah sekolah maka ia akan mendapat atensi
atau mungkiin berupa pujian dari teman-teman, guru, orang tua, maupun
saudara-saudaranya.
22
siswa ikut aktif dalam pengelolaan majalah sekolah dipengaruhi oleh faktor
dari luar maupun dari dalam diri siswa tersebut. Faktor dari luar bisa berupa
perguruan tinggi.
ia akan tertarik pada ilmu komunikasi, namun jika siswa beranggapan bahkan
Ilmu Komunikasi.
Salah satu efek komunikasi massa pada peristiwa sosial adalah efek
Salah satu media untuk bisa melakukan fungsi mendidik adalah media
Empat tahapan ini dapat digunakan untuk menjelaskan kenapa siswa yang
diamati secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Siswa mengamati
Perhatian siswa pada isi majalah atau pada orang-orang yang melakukan
baik atau mengingat ketika gurunya memberi contoh cara-cara menulis yang
baik.
akan dilakukan siswa jika siswa mendorong tindakan itu. Dorongan pada diri
siswa itu mungkin timbul jika siswa merasa puas, senang, atau dipenuhinya
MABOSA.
25
E. Kerangka Konsep
maupun elektronik. Salah satu media cetak yang populer di lingkungan sekolah
ilmu jurnalistik. Siswa yang terlibat dalam pengelolaan majalah sekolah akan
semakin mengerti teknik-teknik jurnalistik dan jika merasa puas (senang) akan
dan tertarik akan lebih memperdalam ilmu jurnalistik. Untuk mempelajari ilmu
jurnalistik secara mendalam dan formal adalah pada jurusan Ilmu Komunikasi di
jurnalistik, tentu akan memilih jurusan Ilmu Komunikasi setelah lulus sekolah dan
Berkaitan dengan fokus penelitian ini, diduga ada korelasi antara aktivitas
skema hubungan antar variabel penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
26
F. Definisi Konsep
G. Definisi Operasional
ditujukan pada khalayak internal, yaitu kepada siswa, guru, atau karyawan di
sekolah. Pengelola majalah sekolah adalah para siswa yang menjadi anggota
redaksi atau aktif dalam proses produksi majalah sekolah, misalnya bagian
aktivitas berasal dari kata aktif yaitu giat melakukan sesuatu, aktivitas adalah
kegiatan melakukan sesuatu. Mengelola berasal dari kata kelola yang berarti
majalah sekolah.
diukur dengan melihat siswa sering atau jarang mengirimkan materi atau
terlibat dalam pembuatan majalah sekolah. Contohnya, siswa yang setiap kali
tinggi jika frekuensi dan intensitas dalam pengelolaan majalah sekolah tinggi.
Ukuran frekuensi adalah seberapa sering siswa mengirim naskah atau ikut
Frekuensi dikatakan rendah jika siswa tidak pernah mengirimkan naskah atau
waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda
yang berbeda-beda.
(Pace dan Faules, 2000: 124) yang mengutarakan tiga asumsi pokok, yaitu
setiap individu percaya bahwa bila ia berperilaku dengan cara tertentu, ia akan
atau daya tarik bagi orang tertentu (valence), setiap hasil berkaitan dengan
nilainya 4, jawaban Setuju (S) nilainya 3, jawaban Tidak Setuju (TS) nilainya
penelitian dijabarkan dalam matrix yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
31
Tabel 1
Matrix Penelitian dan Hubungan antar Variabel
Skala
Variabel Indikator Item
Pengukuran
Pengiriman materi
Proses produksi
Yogyakarta jurnalistik
H. Hipotesis
Tinggi.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
macam penelitian deskriptif yang paling sering dipakai. Studi ini digunakan
variasi dalam variabel yang lain. Besar kecilnya hubungan ini ditentukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara aktivitas
maupun bidang lain, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah korelasi
3. Lokasi Penelitian
sekolah yang memiliki majalah sekolah yang terbit rutin setiap semester dan
anggota redaksinya adalah siswa yang masih aktif belajar di SMA Bopkri 1
Yogyakarta.
liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua
populasi ini, yaitu untuk populasi yang jumlahnya terlalu banyak akan lebih
banyak menyita waktu, energi dan biaya. Jadi penelitian populasi hanya dapat
Mengingat jumlah populasi tidak terlalu banyak, maka penelitian ini akan
sampling.
a. Data Primer
1) Kuesioner (Angket)
2) Observasi (Observation)
b. Data Sekunder
Data tersebut bisa berasal dari dokumen, buku referensi, serta catatan lain
dilakukan meliputi :
meteran yang valid dapat untuk mengukur panjang dengan teliti, karena
XY ( X)( Y)
rxy =
{N X 2
( X)
2
}{N Y 2
( Y)
2
}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total
X = skor butir
N = jumlah responden
Pengambilan keputusannya adalah jika rhitung positif dan lebih besar dari
b. Reliabilitas
suatu alat ukur, maka semakin stabil dan semakin dapat diandalkan.
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah
adalah Alpha Cronbach. Jika rAlpha positif dan lebih besar dari rtabel (rAlpha
> rtabel ) maka reliabel. Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah
(Arikunto, 1998:193):
k 2b
rii = 2
( )
(k 1) t
Keterangan:
t = Varians total
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti
Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga analisis, yaitu
1. Analisis Deskriptif
dengan analisis deskriptif. Pada analisis ini data-data yang bersifat kualitatif
akan diubah menjadi bentuk kuantitatif dengan cara memberikan skor melalui
Skala Likert, misalnya: untuk sangat setuju skornya 4, setuju skornya 3, tidak
setuju skornya 2, dan sangat tidak setuju skornya 1. Setelah data terkumpul
sedang berati aktivitasnya sedang, demikian pula jika nilai rata-ratanya rendah
sebelum mencari nilai mean, akan terlebih dahulu ditentukan kategori tinggi
M =
X
N
Keterangan :
M = mean
X = nilai
N = jumlah individu
Cara untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara jenis kelamin dan
dilakukan dengan analisis tabulasi silang. Analisis ini akan dilakukan dengan
3. Analisis Korelasi
N XY ( X )( Y )
rxy =
{N X 2
( X )
2
}{N Y 2
( Y )
2
}
Keterangan:
N = Jumlah subyek
MABOSA)
dikuadratkan
dikuadratkan
kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r
hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima (Sugiyono, 2011: 185).
Menurut Siswojo (1987: 114-115), ada beberapa hal penting yang harus
persentase.
b. Korelasi tidak perlu atau tidak selalu menunjukkan hubungan sebab akibat
mutlak.
penelitian tidak terdapat konsistensi dalam hal ini, tetapi beberapa ahli