You are on page 1of 3

Catatan Khusus Ensiklik Laudato Si

Versi Indonesia
By
Gabriel Abdi Susanto
-
September 2, 2015
2
6,183 views

Pada tanggal 18 Juni 2015 Ensiklik Laudato Si diterbitkan dalam delapan bahasa serentak
(Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Polandia, Portu, dan Arab).
Setelah mengunduh kelima versi yang pertama dan mulai membaca, timbullah keinginan
untuk segera menerjemahkannya. Terjalinlah kerja sama dengan OBOR, yang akan
menerbitkannya secara digital hingga dapat diunduh dengan mudah oleh banyak orang.

Penerjemahan Laudato Si ini saya lakukan sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta
langit dan bumi, dan sebagai ungkapan rasa hormat pada Paus Fransiskus yang mengundang
semua manusia kepada suatu dialog tentang masa depan rumah kita bersama. Dalam
pekerjaan ini saya digerakkan oleh semangat Santo Fransiskus Assisi yang memberi inspirasi
bagi hidup saya sebagai seorang fransiskan. Terjemahan ini saya kerjakan pula sebagai wujud
komitmen kepada Madre Terra, Ibu Pertiwi, Ibu Bumi.

Ketika mulai menerjemahkan Laudato Si kita segera dihadapkan dengan suatu keputusan
yang harus diambil. Versi mana yang dijadikan dasar utama? Pilihan saya jatuh ke versi
Prancis yang dari segi bentuk bahasa umumnya sangat dekat dengan versi Italia, Spanyol, dan
Jerman. Versi Inggris, kalau kita perhatikan, menggunakan bentuk bahasa yang ada kalanya
cukup berbeda: lebih menyapa pembaca (kita), membongkar kalimat panjang,
menggunakan ungkapan alternatif yang tampak lebih lazim di dunia Anglo- Saxon,
memperlunak nada kritis, dan sering menggunakan idiom Inggris yang tak mudah
diterjemahkan.

Versi Inggris itu memang enak dibaca, tetapi karena agak bebas dan idiomatis, dan melewati
detail dan nuansa yang ditemukan sejajar dalam beberapa versi lain, kurang cocok untuk
dijadikan teks dasar utama untuk terjemahan. Sementara memilih versi Prancis sebagai dasar
utama untuk terjemahan Indonesia ini, versi Jerman dan Italia terus digunakan sebagai
pembanding. Akan tetapi, bila suatu kalimat agak kompleks atau sulit diungkapkan dalam
bahasa Indonesia, selalu diperhatikan pula jalan keluar yang diusulkan oleh versi Inggris.

Edisi Bahasa Indonesia ini mungkin masih jauh dari sempurna, namun diharapkan dapat
membantu banyak pihak untuk lebih memahami dan segera menanggapi ajakan Paus
Fransiskus yang prihatin atas situasi bumi dan dunia ciptaan Allah saat ini. Terima kasih
kepada pembaca yang mau memberi usulan perbaikan terjemahan. Dan nanti masih akan ada
edisi hard copy yang dengan teliti sedang dipersiapkan dan akan diterbitkan oleh Dokpen
KWI.

Beberapa catatan khusus terkait dengan edisi Bahasa Indonesia ini:


1. Kata yang bermakna jamak (misalnya, cities dalam bahasa Inggris) yang harfiah
diterjemahkan dengan pengulangan kata (kota-kota), tidak akan
diterjemahkan dengan memakai pengulangan itu kalau dari kalimat sendiri sudah cukup jelas
bahwa maksudnya jamak atau umum. Juga dilakukan penghematan kata sebuah, sesuatu,
itu, dan lain-lain sebagai terjemahan kata sandang dalam bahasa asing.

2. Kutipan Alkitab diambil dari Alkitab TB LAI/LBI (dengan memerhatikan juga revisi
terjemahan yang sedang berlangsung, khususnya untuk Deuterokanonika,
yang belum terbit). Nama kitab ditulis lengkap demi pembaca yang tidak terbiasa dengan
singkatan.

3. Kutipan dari Dokumen Gereja yang sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia,
misalnya dari Evangelii Gaudium, Centesimus Annus, Lumen Fidei, diambil dari Seri
Dokumen Gereja Dokpen KWI, sejauh tersedia di tempat terpencil saya. Untuk kutipan lain
hendaknya ditunggu ketelitian hardcopy Dokpen
KWI nanti.

4. Terjemahan semua kutipan dari tulisan Fransiskus dari Assisi diambil dari terbitan resmi
dalam bahasa
Indonesia. Lihat catatan kaki.

5. Dalam menerjemahkan beberapa kutipan dari pengarang lain diusahakan untuk bertolak
dari versi aslinya; misalnya kutipan dari Guardini diterjemahkan dari Laudato Si versi
Jerman, kutipan dari Yohanes dari Salib dari versi Spanyol.

Semoga terjemahan Laudato Si dalam bahasa Indonesia ini berguna bagi banyak orang untuk
semakin memiliki kepedulian terhadap bumi dan segenap alam ciptaan serta umat manusia.

Penerjemah
Martin Harun, OFM

You might also like