Professional Documents
Culture Documents
Bentuk Rekam Medis dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan dalam bentuk
elektronik sesuai ketentuan.
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam pelayanan
kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena
dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan baik
pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya. Dokter atau dokter gigi diwajibkan
membuat rekam medis sesuai aturan yang berlaku.
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik dan
j. Persetujuan tindakan bila perlu.
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
1
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila perlu
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan ksehatan.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik
a. Identitas Pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana
tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana
pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat Tanggal lahir :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Golongan Darah :
Status pernikahan :
Nama orang tua :
Pekerjaan Orang tua :
Nama suami/istri :
Data-data rekam medis diatas dapat ditambahkan dan dilengkapi sesuai kebutuhan yang ada
dalam palayanan kesehatan.
2
Info tentang Rekam Medis selanjutnnya dapat dibaca sebagai tambahan :
By. Gatotkaca
3
Minggu, 04 Juli 2010
penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada
saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis
pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan
Menurut Depkes RI (1994) tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib
Hal ini harus di dukung oleh sistem penyelanggaraan rekam medis yang baik dan
benar. Tertib administrasi merupakan salah satu factor yang menentukan di dalam
4
Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari berbagai
a. Aspek Administrasi
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hokum, karena isinya menyangkut
masalah adanya kepastian hokum atas dasar keadilan. Dalam rangka usaha
keadilan.
d. Aspek Keuangan
5
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat
sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka pembayaran
e. Aspek Penelitian
f. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi
penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada
saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis
pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan
6
2. Tujuan Rekam Medis
Menurut Depkes RI (1994) tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib
Hal ini harus di dukung oleh sistem penyelanggaraan rekam medis yang baik dan
benar. Tertib administrasi merupakan salah satu factor yang menentukan di dalam
Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari berbagai
a. Aspek Administrasi
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut
7
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hokum, karena isinya menyangkut
masalah adanya kepastian hokum atas dasar keadilan. Dalam rangka usaha
keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat
sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka pembayaran
e. Aspek Penelitian
f. Aspek Dokumentasi
8
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi
9
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat 1.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas , tidak hanya sekedar
kegiatan
pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam
medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik ,
dilanjutkan
dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan serta
pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani
permintaan/peminjaman
apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya 1
Rekam medis mempunyai 2 bagian yang perlu diperhatikan yaitu bagian
pertama
adalah tentang INDIVIDU : suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan
penyakit pasien
yang bersangkutan dan sering disebut PATIENT RECORD, bagian kedua adalah
tentang
MANAJEMEN: suatu informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi
manajemen
maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang
bersangkutan 2
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan dan
penyakit
seorang pasien yang meliputi 2:
- data terdokumentasi tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau
- pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
secara
tertulis.
Secara umum, informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien
harus
meliputi 2:
- Siapa (Who) pasien tersebut dan Siapa (Who) yang memberikan pelayanan
kesehatan/medis
2
- Apa (What), Kapan (When) , Kenapa (Why) dan Bagaimana (How) pelayanan
kesehatan/medis diberikan
- Hasil akhir atau dampak (Outcome) dari pelayanan kesehatan dan pengobatan
Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis 1
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam
rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan . Tanpa didukung suatu sistem
pengelolaan
rekam medis yang baik dan benar , maka tertib administrasi tidak akan berhasil
Kegunaan Rekam Medis antara lain:
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi , karena isinya
10
menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga mdis dan
perawat
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
2. Aspek Medis
Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada pasien
Contoh :
Identitas pasien name, age, sex, address, marriage status, etc.
Anamnesis fever how long, every time, continuously, periodic???
Physical diagnosis head, neck, chest, etc.
Laboratory examination, another supporting examination. Etc
3. Aspek Hukum
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan ,
dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menegakkan
keadilan
4. Aspek Keuangan
Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya
pembayaran
pelayanan . Tanpa adanya bukti catatan tindakan /pelayanan , maka
pembayaran tidak
dapat dipertanggungjawabkan
5. Aspek Penelitian
Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian , karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian .
6. Aspek Pendidikan
3
Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan , karena isinya menyangkut
data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada
pasien
7. Aspek Dokumentasi
Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai
sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan
Berdasarkan aspek-aspek tersebut , maka rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat
luas yaitu :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang
ikut
ambil bagian dalam memberikan pelayanan kesehatan
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan
kepada seorang pasien
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan , perkembangan
11
penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di Rumah sakit
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa , penelitian dan evaluasi terhadap
program
pelayanan serta kualitas pelayanan
Contoh : Bagi seorang manajer :
- Berapa banyak pasien yang dating ke sarana kesehatan kita ? baru dan lama ?
- Distribusi penyakit pasien yang dating ke sarana kesehatan kita
- Cakupan program yang nantinya di bandingkan dengan target program
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, sarana kesehatan maupun tenaga
kesehatan yang terlibat
6. Menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk keperluan
pengembangan
program , pendidikan dan penelitian
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan kesehatan
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta bahan
pertanggungjawaban dan laporan
6 komentar:
Boleh kah rekam medis seorang pasien di minta untuk di foto kopy oleh pasien
itu sendiri? Mohon penjelasanya.
Terimakasih
Balas
Balas
12
SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS
1. PENGERTIAN SISTEM PENOMORAN
13
bersangkutan, Registrasi pasien (Pada waktu admission), untuk pedoman dalam
tata-cara penyimpanan (penjajaran) dokumen rekam medis, dan sebagai
petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah disimpan di filing.
Ketika pasien datang berobat, petugas rekam medis harus memberikan
nomor rekam medis dan mencatatnya kedalam beberapa formulir rekam medis
yaitu, Kartu Identitas Berobat (KIB), Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), formulir
data dasar pasien, formulir masuk keluar, buku register pendaftaran pasien.
Sistem apapun yang dipakai untuk Rekam Medis yang baru harus
berdasarkan nomor yang di urut secara kronologis dan nomor tersebut
digunakan oleh unit/bagian di RS/pelayanan kesehatan yang bersangkutan.
14
utama pasien yang disimpan ditempat pendaftaran dan KIB yang diberikan
pasien akan sangat diperlukan.
Kekurangannya adalah pelayanan pendaftaran pasien yang pernah
berkunjung atau sebagai pasien lama akan lebih lama dibanding cara SNS. Tapi
kekurangan ini dapat diatasi dengan cara membuat dua loket yaitu loket untuk
pasien baru dan pasien lama. Untuk loket pasien lama dibedakan menjadi dua
lagi, yaitu untuk pasien lama yang membawa KIB dan pasien lama yang tidak
membawa KIB.
Sistem penomoran yang baik adalah dianjurkan sistem unit, karena memiliki
kelebihan yaitu:
a. Semua rekam medis pasien memiliki satu nomor yang tersimpan dalam satu
folder.
b. Secara tepat memberikan informasi kepada klinis dan manajemen, satu
gambaran yang lengkap mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang
pasien.
c. Menghilangkan kerepotan mencari dan mengumpulkan rekam medis seorang
pasien yang terpisah pisah dalam sistem seri.
15
d. Menghilangkan kerepotan mengambil rekam medis, untuk disimpan ke nomor
baru dalam seri unit.
Pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimanan untuk
dimusnahkan atau untuk microfilm, sangat gampang dalam sistim seri atau
sistim seri unit. Dalm sistim seri, makin kecil nomor rekam medis, menunjukkan
makin tuanya rekam medis tersebut. Dalam sistim seri unit, rekam medis yang
tua dimana pemiliknya datang lagi kerumah sakit untuk berobat, tentu rekam
medisnya akan disimpan dengan nomor yang lebih besar. Rekam medis yang
tetap tinggal ditempatnya dalam satu jangka waktu tertentu dapat digolongkan
sebagai rekam medis yang tidak aktif. Pada sistem seri rekam medis tua (yang
nomo-nomor rendah) sangat mudah dipilih dari rak penyimpanannya untuk
disimpan ketempat penyimpanan rekam medis yang tidak aktif. Dalam sistem
unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukan tua atau mudanya suatu
rekam medis sehingga untuk memilih rekam medis yang tidak aktif harus dilihat
satu persatu tahun berapa seorang penderita terakhir dirawat atau berkunjung
ke poliklinik. Sehingga satu pasien hanya mempunyai satu unit nomor seumur
hidup kemanapun ia berobat di rumah sakit. Untuk itu setiap pasien dapat
dimasukkan kartu indeks pasien.
16
Sehubungan dengan sistem pelayanan di rumah sakit atau puskesmas
merupakan suatu sistem yang saling terkait, maka untuk mempercepat proses
pelayanan di UGD dan kamar bersalin, maka pemberian nomor rekam medis
dapat dialokasikan terlebih dahulu. Pengalokasian nomor rekam medis
didasarkan pada banyak sedikitnya pasien yang dilayani sehingga antara
pelayanan kesehatan yang satu dengan yang lain dapat berbeda. Contoh alokasi
nomor rekam medis:
a. Unit pelayanan bayi baru lahir: 00.00.00 s.d. 09.00.00 = 100.000 nomor rekam
medis.
b. Unit pelayanan gawat darurat: 10.00.00 s.d. 49.00.00 = 400.000 nomor rekam
medis.
c. Unit pelayanan pasien yang lewat TPPRJ memperoleh nomor dari 50.00.00 s.d.
99.99.99 = 500.000 nomor rekam medis.
Dengan demikian unit pelayanan yang bersangkutan tidak perlu setiap kali
pelayanan menanyakan dan meminta nomor rekam medis kepada unit rekam
medis untuk memperoleh nomor bagi pasien yang dilayani. Namun demikian,
agar nomor tersebut tetap terkendali maka unit pelayanan maupun unit rekam
medis harus memiliki catatan penggunaan nomor rekam medis.
17
Disimpan ditempat dengan nomor yg baru
Sering terjadi nomor ganda
Pemborosan penggunaan formulir/berkas RM
4. SUMBER NOMOR
Nomor nomor disusun dalam satu Buku Induk atau register. Tempat
dimana buku rekam medis disimpan atau pengontrolan dilakukan ditentukan
oleh kegunaan nomor dan prosedur nomor. Tanggung jawab pemberian nomor,
sebaliknya diberikan kepada satu orang yang khusus menangani distribusi
nomor.
1. Tentukan satu tanggal untuk memulai satu perubahan, sebaiknya pada tanggal
permulaan tahun.
2. Mulailah dengan memakai nomor unit pada tanggal tersebut, nomor terakhir
dari rangkaian seri yang belum tercapai dapat dipakai sebagai nomor permulaan
unit atau sama sekali mulai dengan nommor baru.
18
3. Berikan nomor unit baru pada penderita masuk ulang (readmit patients), ambil
rekam medis mereka yang lama dan disimpan di bawah nomor yang baru ;
berikan petunjuk keluar pada tempat penyimpanan rekam medis yang lama,
dengan mencantumkan nomor yang baru (cross reference).
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sistem penomoran merupakan salah satu sistem dari penyelenggaraan RM
dimana semua pasien yg datang ke instansi pelayanan kesehatan diberikan
suatu nomor Rekam Medis (No.RM) yg berfungsi sebagai salah satu identitas
pasien.
Pemberian nomor cara seri dikenal dengan nama Serial Numbering System (SNS)
adalah suatu sistem penomoran dimana setiap penderita yang berkunjung ke
rumah sakit atau puskesmas selalu mendapat nomor yang baru.
Pemberian nomor cara unit atau dikenal dengan Unit Numbering System (UNS)
adalah suatu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor
rekam medis pada setiap pasien yang berkunjung pertama kali datang ke rumah
sakit atau puskesmas, dan digunakan selamanya pada kunjungan berikutnya.
Pemberian nomor cara seri unit atau dikenal Serial Unit Numbering System
(SUNS) adalah suatu sistem pemberian nomor dengan cara penggabungan
sistem seri dan sistem unit. Dimana setiap pasien datang berkunjung ke rumah
sakit atau puskesmas diberikan nomor baru dengan dokumen rekam medis baru.
Dokumen rekam medis baru dan lama dijadikan satu, dan yang menjadi patokan
nomor rekam medis adalah nomor yang lama. Sedang nomor baru diberikan lagi
ke pasien yang lain.
3.2 SARAN
19
Dianjurkan memilih salah satu system yang umum dipakai yaitu system
penomoran unit (Unit Numbering Sistem).
Sistem Penomoran
Sistem penomoran rekam medis sangat berperan penting dalam memudahkan pencarian
berkas atau dokumen rekam medis apabila pasien kemudian datang kembali berobat di
sarana-sarana pelayanan kesehatan serta untuk kesinambungan informasi, dengan
menggunakan sistem penomoran maka informasi-informasi dapat secara berurut dan
meminimalkan informasi yang hilang. Pemberian nomor kepada pasien saat pasien
berkunjung pertama kali dan digunakan seteruskan di tempat pelayanan kesehatan.
Menurut Shofari (1998) ada tiga sistem pemberian nomor pasien (Administrasion Numbering
System) yaitu:
Merupakan suatu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung di puskesmas atau
sarana pelayanan kesehatan akan mendapatkan nomor baru.
Suatu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor kepada pasien rawat
jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap pasien yang berkunjung mendapatkan satu nomor
pada saat pertama kali pasien datang ke Puskesmas dan digunakan selamanya pada
kunjungan berikutnya.
20
Sistem Penomoran Unit dibagi menjadi dua, yaitu :
Social Security Numbering yaitu penomoran yang berhubungan dengan lingkungannya dan
hanya di Amerika Serikat dan efektif pada veteran administration hospital. Keuntungannya
adalah dapat dibedakan dengan pasien lainnya.
Family Numbering
Family Numbering yaitu penomoran yang berhubungan dengan keluarga (satu nomor untuk
satu keluarga). Biasanya dilaksanakan di puskesmas. Terdiri dari sepasang digit tambahan
yang ditempatkan pada setiap keluarga. Keuntungan dari sistem ini adalah semua informasi
pada satu keluarga terkumpul.
2. Setiap pasien hanya mempunyai satu kartu berobat yang digunakan oleh
seluruh keluarga pada sarana pelayanan Puskesmas.
Kerugian dengan menggunakan sistem ini yaitu pelayanan pasien kunjungan ulang
memerlukan waktu yang cukup lama.
Pemberian nomor dengan cara ini menggabungkan sistem seri dan unit. Dimana setiap pasien
datang berkunjung ke Puskesmas diberikan nomor baru tetapi dokumen Rekam Medis
terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu di bawah nomor yang baru.
Petugas menjadi lebih sibuk setelah selesai pelayanan dan informasi yang
diberikan kepada pasien tidak berkesinambungan.
Pelayanan menjadi lebih cepat karena tidak memilih antara pasien baru
atau pasien lama, semua pasien yang datang dianggap pasien baru.
o Sistem Penjajaran
21
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan tidak ditumpuk
melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang lain. Menurut Shofari (1998) ada
tiga sistem penomoran dalam rekam medis yaitu:
01
11
98
Contoh :
22
25
17
78
Contoh :
23
01
42
Contoh :
23
Seksi 42 Seksi 89 Seksi 99
Kekurangan dari sistem ini yaitu latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan
dalam hal system angka akhir mungkin lebih lama
24