Professional Documents
Culture Documents
2
mengecewakan Allah dengan cara mereka memperlakukan Alam
Ciptaan.
10. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia tanggal 16-20 November 2005
dengan
tema Bangkit dan Bergeraklah secara tegas mengajak Gereja untuk
lebih terlibat dalam mengatasi berbagai macam ketidakadaban publik,
di antaranya yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan hidup.
Berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, para Waligereja Indonesia
kembali menekankan pentingnya upaya memberdayakan kearifan lokal
3
dan menghormati masyarakat adat serta usaha-usaha lainnya seperti
mengatasi polusi air, udara dan tanah.
11. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia tanggal 1-5 November 2010
dengan tema Ia
Datang supaya Semua Memperoleh hidup dalam Kelimpahan,
mendorong Gereja untuk lebih berkomitmen dalam mewujudkan aksi
solidaritas. Dalam salah satu butir Pernyataan Akhir dan Rekomendasi,
para Waligereja menekankan pentingnya pelayanan pastoral untuk
para petani, nelayan, buruh, kelompok yang terabaikan dan
terpinggirkan serta upaya pemeliharaan lingkungan hidup.
20. Kebijakan Penataan Ruang melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
hendaknya memperhatikan kepentingan masyarakat kecil. Tujuannya
agar mereka tidak tergusur secara semena-mena, tidak kehilangan
ruang publik yang bisa dipakai untuk bermain anak-anak mereka, tidak
khawatir akan datangnya banjir saat musim hujan. Dengan demikian,
resapan air tetap terjaga, kesegaran dan kenyaman hidup terjamin
karena masih luasnya kawasan hijau.
5
kebijakan itu menghormati martabat manusia dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini perlu diperhatikan baik dalam
membuat kebijakan ekonomi nasional maupun setempat. Masyarakat
lokal yang tinggal di kawasan hutan adalah kelompok pertama yang
harus mendapat manfaat dari potensi alam sekitarnya. Kebijakan ini
juga disertai dengan usaha-usaha penyadaran yang intensif agar
masyarakat berlaku hemat dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber
daya alam yang ada.
6
26. Tindakan pastoral lingkungan tidak hanya menyangkut proses teknis,
tetapi juga proses penanaman nilai melalui pendidikan.
35. Kerja sama dengan siapapun Oleh karena itu, umat Kristiani
hendaknya membangun kerjasama dengan siapapun yang mempunyai
kepedulian terhadap kerusakan lingkungan ini. Kerjasama ini dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya menggelar seminar publik,
diskusi, atau gerakan-gerakan nyata lainnya dengan melibatkan
saudara-saudari yang beragama dan berkeyakinan lain, lembaga-
lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Dengan kerjasama ini
diharapkan kekuatan akan semakin besar, jangkauan akan semakin
luas, dan semakin banyak orang yang terlibat dan peduli.
7
mendatangkan keselamatan bagi semua ciptaan. Oleh karena itu,
berbagai bentuk kegiatan pastoral lingkungan hidup hendaknya selalu
bersumber pada kasih Allah yang mencipta, memelihara dan menjaga
seluruh alam semesta ini.
41. Mengalami diri tersentuh secara mendalam oleh keindahan dunia alam
yang luar biasa:
8
42. Mistik praktek ekologis (4)
44. Masa depan kita dan dunia ciptaan lain tersembunyi dalam Allah. Apa
yang kita tahu ialah: janji Allah dalam kebangkitan Yesus.
45. Sebuah undangan agar mempercayakan diri dan Bumi yang terluka, ke
dalam tangan Allah.Mengalami diri berkomitmen kepada ciptaan-
ciptaan komunitas Bumi, seumur hidup; suatu komitmen abadi yang
kita akui sebagai rahmat melulu.
46. Penutup
Dalam terang iman akan Yesus Kristus hendaklah kita selalu menyadari
dan merenung-kan kesatuan kita dengan seluruh ciptaan yang lain. Kita
dipanggil untuk menjadi rekan kerja Allah dalam karya penyelamatan-
Nya di dunia ini. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan usaha-usaha baik
yang telah kita mulai untuk menjaga dan melestarikan keutuhan
ciptaan Tuhan dari berbagai ancaman kerusakan demi semakin
tegaknya Kerajaan Allah.
48. Semoga segala usaha baik yang telah dimulai ini dari waktu ke waktu
kian berkembang dan senantiasa dalam lindungan Tuhan.
April 2013 P R E S I D I U M
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA,9