You are on page 1of 8

Siapakah Maria?

Oleh P. Antonius Widada, CP


(Rekoleksi karmelit awam maumere)

1. Pendahuluan

Sahadat Katolik berbunyi yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh Perawan
Maria mengapa?
Kita mulai dari Maria dari Nazaret. Maria dari Nazareth adalah ibunda Yesus, yang
dihormati sepanjang tradisi kristiani, teristimewa oleh Gereja Katolik, Ortodoks, Anglikan
dan kemudian Methodis.
Pada Injil Yohanes (2:1-5 dan 19: 25-27), kita diingatkan pada peristiwa perkawinan
di Kanna dan seorang wanita yang berdiri di bawah kaki salib, dikatakan sebagai Ibu Yesus
tanpa disebut namanya. Dalam Injil Markus (6:3) berbicara tentang Yesus sebagai anak
Maria, sedangkan bab-bab awal Injil Matius dan Lukas berkisah tentang masa kecil Yesus,
yang menyangkut tentang sejarah hidup mereka (Maria dan Yesus). Pada Injil Matius kita
bisa mengenal sosok keibuan dan keperawanan Maria. Maria dipinang oleh Yosef (Mat 1:18)
dan Maria mengandung dari Roh Kudus sebelum hidup bersama dengan Yosef (Mat 1: 19-
21). Injil ini menjadi dasar dogma (ajaran iman) dalam tradisi kristiani yang paling kuno
yaitu Maria sebagai Ibu Yesus. Sedangkan dalam Injil Lukas memperkenalkan Maria sebagai
perawan saleh yang mendapatkan rahmat khusus dari Allah. Pengenalan diri Maria dan kabar
suka cita dari Malaikat Gabriel (Luk 1: 27-38), tanggapan Maria atas tawaran Allah yang
diungkapkan dengan Kidung Magnificat di depan saudara sepupunya, Elisabeth (Luk 1: 46-
56), sebagai dasar dokma tentang Maria tetap perawan dan Bunda Allah. Setelah kebangkitan
Kristus , Maria mendampingi para murid Yesus yang mengalami krisis iman karena
ditinggalkan Tuhannya, sampai menjelang hari Raya Pentekosta (Luk 1:14).

2. Doktrin doktrin tentang Maria

a. Maria, Perawan yang terkandung tanpa dosa (Maria Immaculata)

Menurut penulis buku terlaris, The Women and the Dragon Apparitions of Mary, (sudah
diterjemahkan dalam bahasa indonesia oleh percetakan Kanisius Yogyakarta, 2007), David
Michael Lindsey dari Amerika, bahwa abad 20 adalah abad yang paling krusial, sekaligus
sebagai abad pemurnian, sepanjang sejarah dengan terjadinya kekacauan, kebencian, perang,
bencana alam di seluruh dunia dengan memakan korban manusia maupun materi terbanyak,
bahwa saat inilah terjadinya pertempuran antara naga (iblis = satan) dengan seorang
perempuan = Maria.
Ketika Lucifer dan para anteknya dibuang ke bumi karena memberontak terhadap
Allah, perdamaian dan armoni surga sungguh-sungguh terganggu. Para malaikat surga
ditinggalkan dalam kebingungan, takut bahwa sebagai ciptaan rohani, seperti Lucifer,
kesombongan akan timbul dalam dirinya juga. Ketika Allah Bapa, Pikiran Kekal,
mewahyukan diri kepada para malaikat yang mengetahui secara benar rencana ilahi-Nya
untuk menciptakan orang yang paling suci dan paling rendah hati dari semua ciptaan-Nya,

1
yaitu Perawan Maria Yang Terberkati untuk mengembalikan perdamian dan penghiburan
bagi pasukan surgawi1.
Lebih dari 2000 tahun yll, Malaikat Agung Gabriel memberi salam kepada Perawan
Maria, dan menyebutnya Yang Terberkati, untuk menjadi putri kesayangan Allah Bapa
(bdk. Luk 1:28) yang benar-benar menjadi ciptaan Ilahi yang terberkati, sehingga dalam
dirinya ada kesempurnaan dan keindahan (Luk 1: 48-49). Sebagai perempuan Yahudi yang
mempunyai harapan bahwa rahimnya diperkenankan oleh Tuhan untuk mengandung Al
Masih (Kristus), demikian juga Maria berusaha mewujudkan cita-cita itu sebagai Tabut
Perjanjian Baru, yang tak ternodai oleh dosa sekecil apapun. Inilah anugerah khusus yang
diberikan oleh Allah kepada manusia, bahwa Allah Yang Mahakekal telah menciptakan putri
kesayangan itu terbebas dari dosa warisan nenek moyang kita pertama, Adam dan Hawa,
yaitu dosa asal. Maka, Maria menjadi Hawa Baru, milik Allah, yang memulihkan dosa Hawa
yang telah mati karena makan buah terlarang di Taman Eden, yang menyebabkan kematian
dan penderitaan seluruh umat manusia. Sebaliknya Kristus, Allah-Manusia, anak Maria telah
mewarisi pengaruh dosa asal itu (penderitaan dan kematian), meskipun dalam diri-Nya juga
tidak terkandung dosa asal maupun pribadi, karena Kristus ingin senasib dengan manusia
berdosa yang diselamatkan - Nya.

Doktrin tentang Maria Dikandung Tanpa Dosa menimbulkan banyak perdebatan


terutama dari Gereja Ortodoks dan Gereja Protestan. Doktrin ini sudah berkembang sejak
abad V di Gereja Timur dan abad VII di Gereja Barat. St. Bernardus dari Chiaravalle dan St.
Thomas Aquino, juga dari Yohanes Duns Scoto sudah sering menyebutnya. Kemudian
pertama kali diumumkan di Roma oleh Paus Sistus IV pada tgl. 08 Desember 1477 yang
diikuti oleh Paus Klemens IX dan secara dokmatis diproklamirkan oleh Paus Pius IX, tgl. 08
Desember 1854, dlm. Bulla Ineffabilis Deus: bahwa perawan tersuci Maria sejak saat
pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dari Allah Yang Mahakuasa dan
karena jasa Yesus Kristus, Maria telah dibebaskan dari semua dosa.2
Sudah tercatat dalam penanggalan Liturgi Gereja sejak abad ke-8, ketika Ibadat Hari
Raya Maria Dikandung Tanpa Dosa dicatat pertama kalinya. 3 4 tahun setelah bulla Pius IX
dimaklumkan, Maria menampakan diri kepada gadis remaja, Bernadette Soubirous, di
Lourdes, Perancis, tgl. 25 Maret 1858, (pada hari Raya Kabar Sukacita). Pada penampakan
yang berualang kali Maria menyampaikan pesan kepada Bernadette, agar mewartakan kepada
dunia, bahwa dirinya adalah Que soy era Immaculado Councepiou (= Aku adalah Maria
Yang Dikandung Tanpa Dosa).
Dalam waktu lama, ajaran kebenaran iman ini menjadi perdebatan dan pertentangan
antara Gereja Katolik dan Protestan. Untuk menyangkal kebenaran bahwa Maria Dikandung
Tanpa Dosa, beberapa orang mengutip Kitab Suci, di luar konteks misalnya: karena semua
orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23); tak seorang
pun yang baik selain daripada Allah saja (Mat 19:17; Mrk 10:18). Teks Kitab Suci ini
berbicara mengenai kedosaan bangsa manusia pada umumnya, dan tidak menyinggung hati
Yang tak bernoda Maria Bunda Terberkati. Orang-orang Protestan berpendapat bahwa sejak
Maria menyatakan : Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juru
Selamatku (Luk 1:46-47) kemudian dia harus menjadi pendosa, dan bukan Tanpa Dosa.
Alasan ini pun di luar konteks, karena Maria memuliakan Allah, Juru Selamatnya, bukan
karena dia berdosa, tetapi karena karena kerendahan hatinya, kepatuhannya, dan
mendahulukan Putranya, Yesus Kristus.
Dalam kidung Maria (Luk 1:46-55) ada isyarat akan dokma tentang Maria Yang dikandung
tanpa dosa dengan menegaskan kepada seluruh dunia kepenuhan rahmat dan pilihan ilahi

1
MARIA VALTORTA, The Book of Azariah, Centro Editoriale Valtortiano, pp. 280-81.
2
Bdk. Catholic Enciclopedia, Our Sunday Visitor, 1991, p. 496.
3
Catholic Almanac, Our Sunday Visitor Publishing Div., 1991, p. 246.

2
baginya. Dalam kidung ini, yang diinspirasikan oleh Roh Kudus Maria menyatakan:
sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena
Yang Mahakudus telah melakukan perbuatan-perbuatan besar bagiku.
Pemenuhan rahmat yang disebut sebagai perbuatan-perbuatan besar hanya dilakukan
oleh Allah, dan Maria sebagai ciptaan telah menerimanya. Konskuensianya mengamini
kebenaran, karena pilihannya, karena kerenadahan hatinya, dan penderitaannya. (Sebuatan
Maria selain berarti nyonya, juga yang menderita). Para bapa Gerja Timur menyebut Bunda
Allah sebagai Yang suci sempurna (panhagia). Artinya yang bersih dari noda
dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru (LG 56). Karena
rahmat Allah, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya (KGK, 493).

b. Maria tetap perawan (Maria Virgine)

Gereja Katolik mengakui keperawanan abadi Maria (bdk. Yes 7: 14; Mat : 18-23).
Tetap Perawan dalam bahasa Yunani Aieiparthnos. Konsep ini muncul pada kosili
Konstantinopel (533) Gereja Timur dan dalam Konsili Lateran (649) Gereja Barat. Istilah ini
sering disebut dalam tulisan para bapa Gereja awal seperti St. Ambrosius, St. Heronimus, St.
Agustinus. Kepercayaan kepada Maria Tetap Perawan berlangsung sampai abad XVI,
munculnya protestanisme, para bapa reformis awal, seperti Martin Luther, Calvin, Zwingli
juga mempercayai keperawanan abadi Maria. Doktrin Maria Tetap Perawan berdasarkan Injil
(Yoh 19: 26-27), ketika Yesus yang tergantung di salib memasrahkan dan menjaga ibu-Nya
kepada Yohanes anak Zebedeus, murid yang dikasihi-Nya. Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang dikasi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, Ibu, inilah,
anakmu. Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya, Inilah ibumu! dan sejak itu murid
itu menerima dia di dalam rumahnya.
Banyak orang tidak menerima doktrin ini, terutama orang Protestan radikal, bahwa
Maria setelah melahirkan Yesus masih melahirkan anak-anak yang lain dan tentu tidak
perawan lagi. Bukti-bukti Kitab Suci, bahwa Yesus mempunyai saudara dan saudari,
misalnya Mrk 6:3, Kis 1:14; 1Kor 9:15; Gal 1:16. Memang, kata saudara atau saudara-
saudara sering digunakan dalam Kitab Suci, kalau dijumlah ada 750 kali (PL 430 dan PB 320
kali). Kata saudara dalam Kitab Suci dan menurut tradisi Yahudi, bisa berarti sanak famili,
para pengikut, anggota sesuku atau ras yang sama, saudara sepupu, keponakan, keluarga jauh.
Dalam bahasa aram yang digunakan Yesus sama seperti dalam bahasa ibrani, kata saudara
berarti sepupu. Banyak orang Protestan menganggap bahwa saudara sepupu Yesus, seperti
Yakobus, Yosef, Simon, Yudas, anak-anak Alfeus (paman Yesus dari Yosef), sebagai anak-
anak laki-laki dari Maria, saudara -saudaraYesus, (bdk. Mat 13:54-58). Logisnya, jika Maria
memang mempunyai anak selain Yesus, mengapa Yesus menyerahkan ibunya kepada orang
lain (Yohanes)?
Kitab Suci menyebutkan bahwa Yosef tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus
lahir (bdk.Mat 1: 25), sering ditafsirkan oleh fihak Protestan, bahwa Yosef bersetubuh dengan
Maria setelah Yesus lahir. Tentu bukan ini yang dimaksudkan. Yang mau dikatakan bahwa
Yesus lahir dari seorang perawan. Berkaitan dengan Yesus sebagai anak pertama dari
Maria, tidak bisa ditarik kesimpulan bahwa Maria melahirkan anak lain setelah Yesus.
Menurut tradisi Yahudi bahwa anak pertama wajib disucikan dihadapan Yahweh pada hari
kedelapan setelah kelahiran dengan mempersembahkan korban dan disunat (bdk. Luk 2:23)
demi warisan dan kesucian tanpa memikirkan apakah ada anak yang lain. Lihat juga
Abraham dan Zara; Zakarya dan Elisabeth.

3
c. Maria Diangkat ke Surga (Maria Assumpta)

Meyakini akan kesucian dan keagungan Bunda Sang Penebus ini, Gereja Katolik juga
berdovosi akan Maria Assumpta, Maria yang diangkat ke surga seluruh jiwa dan raganya
sewaktu tidur (dormition).4 Tradisi ini berkembang sejak abad I Masehi dan dirayakan mulai
abad ke VI, yang pestanya jatuh pada tgl. 15 Agustus yang diundangkan oleh kaesar
Maurizius. Menegaskan tradisi yang sudah berlangsung sejak lama Paus Pius XII
memproklamirkan doktrin ini pada tanggal 1 November 1950 dalam surat Apostolik
Munificentissimus Dei. Memang Kitab Suci tidak mencatat peristiwa pengangkatan Maria
dengan jiwa dan raganya ke surga sebagaimana terjadi dalam PL terhadap Henokh dan Elia
yang diangkat oleh Allah sebelum mereka meninggal dunia. Keyakinan akan doktrin Maria
Asumpta menyempurnakan makna itu. Yesus menyelamatkan kesucian Ibu-Nya sebagai
Tabut Perjanjian Baru yang tidak disentuh oleh manusia. Orang yang meletakkan tangan di
atas Tabut Perjanjian akan mati, dimakamkan, dan hancur oleh pembusukan di dalam makam.
Kita bisa membacanya dalam kisah kematian Uza (2 Sam 6: 6-10). Pembusukan tubuh
setelah kematian akan dialami semua orang sebagai akibat dari dosa asal, kecuali Santa
Perawan Maria. Penggalian arkiologis di Palestina hingga kini belum menemukan makam
Maria. Hal ini meneguhkan keyakinan Gereja akan Maria Asumpta.

( Akhir-akhir ini ada film dokumenter The Lost Tomb of Jesus, Makam Yesus yang hilang,
yang mengklaim diri bahwa mereka menemukan kubur keluarga Yesus, tetapi bukti-buktinya
sangat tidak akurat, sehingga film tersebut membohongi publik. Juga ada buku tentang The
Jesus Dynasty, trah atau keturunan Jesus. Buku ini pun menjungkirbalikkan fakta, sehingga
menimbulkan banyak keraguan. Baik film atau buku2 yang sudah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh penerbit dan percetaan Katolik atau Kristen, disebut
sebagai teori-teori aneh dan sejarah ngawur tentang Yesus).

Maria Bunda Allah (Mater Dei)

Salah satu dokma yang juga menimbulkan kontroversial adalah Maria sebagai Bunda
Allah, dalam bahasa Yunaninya Thetokos. Gelar ini tidak berasal dari orang
Katolik tetapi dari orang Yahudi. Bahkah sebelum Yesus lahir, Elisabeth menyebut Maria
sebagai Ibu Tuhanku (Luk 1:32). Hanya Allah saja yang tidak mempunyai awal dan akhir,
tidak mempunyai orang tua. Namun Tuhan Allah berkenan dikandung oleh seorang perawan,
ciptaan-Nya, yang terjadi pada peristiwa incarnasi Yesus Kristus, sungguh Allah sungguh
manusia. Doktrin tentang Thetokos muncul pada konsili Efesus, tahun 431 dijelaskan oleh
St. Cyrilus dari Alexandria untuk menghadapi bidaah Nestorianisme, yang menyangkal
keallahan Yesus. Nestorius, patriarca dari Konstantinopel (428-431) berpendapat bahwa
dalam pribadi Yesus terpisah antara keaallahan dan kemanusia dan Maria hanya sebagai
Bunda Yesus secara manusiawi belaka. Atas penolakannya itu Nestorius diekskomunikasi
dalam konsili itu. Konsili Efesus menegaskan bahwa Maria melahirkan Yesus yang sungguh
Allah dan sungguh Manusia dan dalam satu pribadinya tidak ada perpisahan sebagai Allah
dan sebagai manusia, sehingga menggelari Maria thetokos, Bunda Allah. Tegasnya Bunda
Allah Putera!

4
Jika kita berziarah ke Tanah suci kita akan melihat tempat tidur Santa Perawan Maria di dekat dengan peti
Raja Daud. Itu untuk mengingat bahwa Maria termasuk trah Daud.

4
d. Tuduhan penyembahan Maria

Berkat iman Maria yang mengamini ramat Ilahi tersebut, maka pantaslah kalau Maria
duduk bersama di kanan Yesus Kristus di surga dan disebut sebagai Regina Caeli (Ratu
Surga)5, Penebus Bersama (co- redemptor)6 dan Pengantara Bersama (co- mediatrix)7 bagi
dunia (co=bersama bukan sederajat). Memang dalam Kitab Suci, hanya Yesus Kristus sebagai
pengantara antara Allah dan manusia, sedangkan Maria sebagai pengantara surga antara
manusia dengan Kristus (bdk. 1Tim 2:5). Yesus sebagai anak yang patuh kepada mama-Nya,
tidak menolak permintaan yang baik sang ibu. Kita bisa ingat akan peristiwa perkawinan di
Kana, Yesus membuat mukjizat atas permintaan Maria, yang faham akan kesulitan dan demi
nama baik keluarga yang punya hajat (bdk. Yoh 2:1-12).

Sebuatan-sebutan di atas menuai kritik dari orang-orang non Katolik dengan menuduh
Gereja Katolik menghormati Maria sebagai berhala. Memang bisa saja terjadi apa yang
dituduhkan oleh orang-orang bukan Katolik, kalau orang-orang Katolik sendiri begitu sempit
dan picik imannya. Namun perlu disadari bahwa Maria mengarahkan kita pada Yesus dan
Yesus menyampaikan doa kita pada Allah. Tanpa Maria tidak ada Yesus dan tanpa Yesus
tidak terjadi penebusan.

3. Penutup

Disamping doktrin-doktrin di atas masih banyak julukan yang diberikan kepada


Bunda Maria, tetapi kurang menimbulkan perdebatan, misalnya Bunda Gereja, Bunda Kita,
Bunda Pengharapan, Bunda penolong abadi, Bunda Segala Bangsa, dll. Devosi dan doa-doa
kepada Santa Perawan untuk menghormati karena jasanya sebagai bunda yang turut serta
dalam karya penebusan, sebagai bunda pengantara rahmat. Istilah ini diyakini dan
dikembangkan oleh St. Bernardus. Antara abad XII dan XIV berkembang devosi populer
kepada Bunda Perawan tentang doa rosario, yaitu untaian 150 doa Salam Maria yang
mengganti doa 150 Mazmur yang biasa didoakan oleh biarawan-biarawati dan doa rosario
biasa didoakan bagi mereka yang tidak bisa membaca. Selain itu juga berkembang doa
angelus (Malaikat Tuhan), yaitu doa 3x Maria yang didoakan pada jam 06.00 pagi pkl. 12.00
siang dan pkl. 16.00 sore hari.

Bagi kita yang terpenting bahwa Devosi kepada Maria yang dilakukan Gereja tidak
mengurangi iman kepada Yesus, tetapi penghormatan yang benar justru menjadikan
seseorang beriman kepada Kristus secara mendalam. Iman berjalan secara pasti dari
pengenalan yang paling sederhana. Pengalaman hidup bersama Maria mendorong orang
beriman untuk menggeluti Injil, lalu mengenal Yesus lebih intim. Maria benar-benar sebagai
perantara manusia kepada Yesus. Peribahasa latin : Ad Iessum per Mariam. Pesannya yang
terkenal kepada umat beriman, sebagaimana diperintahkan kepada para pelayan dalam
perjamuan nikah di Kana : Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu! (Yoh 2, 5). Maria
siap menolong kita pada waktu kita sungguh memerlukan pertolongannya, seperti pada waktu
naik ke sebuah kota di Yerusalem untuk membantu Elisabeth yang sudah mengandung pada
masa tua.

5
Paus Pius IX, Ad Caeli Reginam, 11 okt 1954.
6
Paus Benediktus XV, 1918.
7
Paus leo XIII, 1896; Pius X, Ad diem illum laetissimum, 1940.

5
Tambahan: Hari Raya, Pesta dan Peringatan SP Maria sepanjang tahun
1 Januari : HR SP Maria Bunda Allah (Maria Mater Dei)
11 Februari : Peringatan SP Maria dari Lourdes
14 Maret : Peringatan SP Maria Berdukacita
25 Maret : HR SP Maria Menerima Kabar Sukacita dari Malaikat
Gabriel (Maria Annunciata)
08 Mei : Peringatan SP Maria Pengantara Segala Rahmat
13 Mei : Peringatan SP Maria dari Fatima
19 Mei : Peringatan SP Maria Ratu Para Rasul
24 Mei : Peringatan SP Maria Pertolongan Orang Kristen/Pelindung
Para Peziarah
31 Mei : Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabeth (Visitasione)
16 Juli : Peringatan SP Maria dari Gunung Karmel
05 Agustus : Peringatan Pemberkatan Basilica SP Maria Maggiore
15 Agustus : HR SP Maria Diangkat ke Surga Jiwa dan Raganya
( Maria Assumpta)
22 Agustus : Peringatan SP Ratu Damai (Mater Sancti Spei).
08 September : Pesta Kelahiran SP Maria
12 September : Pesta Nama SP Maria Tersuci
15 September : Pesta SP Maria Berdukacita / Maria Addolorata
07 Oktober : Peringatan SP Maria Ratu Rosari
15 November : Peringatan SP Maria Penyelenggara Illahi
21 November : Peringatan SP Maria Dipersembahkan kepada Allah
08 Desember : Pesta SP Maria Dikandung Tanpa Dosa (Immaculata)
10 Desember : Peringatan SP Maria dari Loreto (Maria Nera/ Hitam)
12 Desember : Peringatan SP Maria dari Guadalupe (Mexico).

Sumber bacaan:
Alkitab Deuterokanonika.
ADJI A. SUTAMA, Yesus Tidak Bangkit? Menyingkap Rekayasa Yesus
Historis dan Makam Talpiot, BPK; Gunung Mulia, Jakarta, 2007.
BEN WITHERINGTON III, Apa yang Telah Mereka Lakukan pada
Yesus? Bantahan terhadap Teori-teori Aneh dan sejarah Ngawur tentang Yesus, Gramedia,
Jakarta, 2007.
DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, Lumen gentium, no. 52 69.
Doktrin tentang Santa Perawan Maria Bunda Allah.
DAVID MICHAEL LINDSEY, Perempuan dan Naga (Penampakan-
penampakan Maria) terjm., Kanisius, Yogyakarta, 2007.
Encarta Enciclopedia Compatta.
MARIA VALTORTA, The Book of Azariah, Centro Editoriale Valtortiano,
senza anno, pp. 280-81.
KONFERENSI WALIGEREJA REGIO NUSA TENGGARA, Katekismus
Gereja Katolik, (terj. Ind: P. Herman Embuiru, SVD), Arnoldus, Ende, cet III, 2007.

6
Sharing Sr. Stefani : pasrah kepada Allah. Tapi bukan pasrah negatif,
tetapi pasrah yang aktif, yang terus berjuang mengatasi segala kesulitan.
Bunda Maria sebagai seorang ibu yang senantiasa memperhatikan dan
mendoakan.

Sharing Sr. Yasinta: merenungkan tujuh duka Maria, suatu buku yang
menarik hidup dengan gambaran yang lebih mengena. Latar belakang
keluarga sangat berpengaruh dalam perjalanan panggilan tetapi yang
terlalu mengikat perlu dipisah, di potong agar hidup kita lebih bebas.

7
8

You might also like