Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kombinasi dari informasi genetik yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda
yang berasal dari kedua parentalnya. Informasi genetik dari kedua parental
merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini
mengungkapkan bahwa pasangan setiap alel terpisah secara bebas pada setiap
melanogaster) sebagai bahan utama. Lalat buah yang digunakan adalah lalat
B. Tujuan
62
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan Hukum Mendel II
63
II. TINJAUAN PUSTAKA
selama pembentukan gamet, gen-gen dalam satu alel akan berpisah secara bebas
dan berkelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Hukum ini digunakan
dalam persilangan dihibrid maupun polihibrid, yaitu persilangan dari dua individu
yang memiliki satu atau lebih sifat yang berbeda. Fenotip merupakan
penampakaan atau perbedaan sifat suatu individu tergantung dari susunan genetik
yang dinyatakan dengan sifatnya. Genotip adalah susunan genetik suatu individu
yang berhubungan dengan fenotip yang dinyatakan dengan tanda pertama dari
hukum pengelompokkan gen secara bebas (dalam bahasa inggris: the law of
sepasang alel akan berpisah secara bebas ketika meisosis berlangsung pada saat
ini berlaku ketika gamet terbentuk, dimana gen yang berada dalam satu alel secara
dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih
64
Prinsip segregasi mendel berlaku pada segregasi kromosom homolog.
Mendel menyilangkan tanaman yang mempunyai dua macam alel yang berbeda.
Ia menyilangkan tanaman ercis yang berwarna kuning dan berbiji bulat dengan
parental homolog adalah dihibrid (heterozigot) untuk dua gen yang terkait
Hasil yang diperoleh Mendel tetaplah sama dan tidak berubah-ubah pada
yang berbeda mengatur sendiri pada khatulistiwa metafase I dengan cara bebas
dan tetap bebas selama meiosis. Akibatnya gen-gen yang tidak terpaut mengalami
genetika Mendel kedua, yang menyatakan bahwa gen-gen yang menentukan sifat-
sifat yang berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain, oleh sebab itu
beda atau persilangan antara individu yang memilik sifat-sifat yang berbeda.
Suatu sifat dari organisme hidup diturunkan tidak hanya melalui satu alel saja,
tetapi secara bersamaan beberapa sifat dapat diturunkan oleh beberapa alel.
65
hukum pengelompokkan gen secara bebas pada fertilisasi pada persilangan
dipelajari oleh Mendel dalam kacang ercisnya. Mendel menyilangkan dua sifat
kacang ercis yang berbeda setelah melihat adanya beberapa sifat kacang ercis
yang disilangkan muncul dalam generasi selanjutnya. Sifat beda dari kacang ercis
yang disilangkan oleh Mendel seperti kacang ercis biji bulat warna kuning dan
Sifat yang diturunkan dari tetua pada keturunannya ada yang bersifat
dominan dan juga resesif. Dominansi bersifat penuh, maka pada keturunan F2 dari
semidominansi artinya tidak ada gen dari suatu sifat bersifat dominan terhadap
66
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
bahan dan alat. Adapun bahan yan digunakan adalah lalat Drosophila
pengamatan. Alat yang digunakan adalahbotol bening. cawan petridis, loop dan
alat tulis.
B. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Setiap lalat ebony, normal dan white dipilih masing-masingsebanyak 2 sampai
67
Gambar 6. Karakteristik lalat Normal
68
Gambar 7. Karakteristik lalat White
69
Bagan persilangan (Ebony x White)
P1 : MMHH x mmhh
(mata merah, tubuh hitam) (mata putih, tubuh putih)
Gamet : MH mh
F1 : MmHh
(merah, hitam) = 100%
P2 : MmHh x MmHh
Tabel 12. Hasil keturunan kedua persilangan dihibrid lalat white dan ebony
70
MH Mh Mh mh
MH MMHH MMHh MmHH MmHh
Mh MMHh MMhh MmHh Mmhh
mH MmHH MmHh mmHH mmHh
Mh MmHh Mmhh mmHh mmhh
MH = 9 (merah, hitam)= 244
M hh = 3 (merah, putih) = 78
mmH = 3 (putih,hitam) = 80
mmhh = 1 (putih, putih) = 25
+
Total = 427
Tabel 13. Uji Chi Square persilangan lalat white dan ebony X2 tabel = 7,81
Karakteristik yang diamati
M-H- M-hh mmH- mmhh
Observasi (O) 244 78 80 25 427
Harapan (E) 240,18 80,06 80,06 26,68 427
(O E)2 14,59 6,76 4,24 2,62 28,21
2
(|OE|) 0,06 0,08 0,05 0,09 0,28
E
Kesimpulan:
Pada persilangan Dorshopilla melanogaster Ebony dan White diperoleh hasil x2
hitung (0,28) < x2 tabel (7,81), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya hasil
sesuai dengan ukum Mendel II dengan perbandingan genotip 9 : 3 : 3 :1.
71
Gambar 8. Karakteristik lalat Normal
72
Gambar 9. Karakteristik lalat Dumpy
73
B. Pembahasan
individu sejenis antara dua sifat beda. Hukum Mendel II berlaku apabila
pembentukan gamet, dimana gen dari satu alel pergi ke masing-masing kutub
dihibrid dan polihibrid, yaitu persilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih
sifat beda (Yatim, 1983). Persilangan ini membuktikan bahwa pada proses
pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus akan bersegregasi secara
bebas dengan pasang alel lain secara bebas. Genotipe dari tiap individu dapat
Alel akan mengatur sifat beda berpisah secara bebas saat terbentuknya
gamet pada persilangan dihibrid ini. Apabila dua pasang gen yang tidak bertaut
banyak jumlah gen (pasangan alel) maka semakin banyak pula jumlah kelas
fenotipe dan genotipe pada F2. Huruf digunakan untuk menyatakan sifat genetik
tetapi simbol (+) dapat menggantikan alel dominan atau dalam kombinasinya
dengan alel resesif, terutama pada Drosophila (Crowder, 1990). Sedangkan rasio
ini dapat dimodifikasi jika atau kedua lokus mempunyai alel-alel dominan dan
frekuensi yang sama karena orientasi secara acak dari pasangan kromosom
74
nonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama. Bila dua hibrida
disilangkan, akan dihasilkan empat macam gamet dalam frekuensi yang sama baik
labu ( Sechium edule ). Proses persilangan dihibrid yang terjadi berbentuk buah
labu yang bundar dominan terhadap bentuk cakram (Cc), sedangkan warna
buahnya yang kuning dominan terhadap warna yang putih (Pp). Labu diambil
dicross dengan labu yang bijinya dulu ditanam berasal dari yang buah bercakram-
putih (double resesif), kemudian sampai berbuah. Hasil yang sudah berbuah akan
diketahui hasilnya dan akan menjadi bibit unggul untuk ditanam kembali.
Independent Assortment yaitu, bila dua individu berbeda satu dengan yang lain
dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu
tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya. Hukum ini berlaku pada persilangan
dihibrid (dua sifat beda atau lebih). Hukum Mendel II berlaku ketika
kutub ketika meiosis. Pembuktian hukum ini digunakan pada persilangan dihibrid
atau polihibrid yakni persilangan dari individu satu spesies yang mempunya dua
persilangan antara dua individu dari spesies yang sama dengan satu sifat beda.
75
Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang
disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini berbunyi Pada pembentukan gamet,
(sel kelamin) yang terbentuk". Gregor Mendel pertama kali mengetahui sifat
zat yang menentukan pewarisan sifat (bahan genetik). Mendel menyebut bahan
genetik itu hanya sebagai faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan
heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada
waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet
(Yatim, 1986).
gamet terjadi, dimana gen sealel akan secara bebas pergi ke masing-masing kutub
pada saat meiosis. Pembuktian hukum ini menggunakan persilagan dihibrid dan
polihibrid dimana persilangan yang terjadi diantara dua individu yang mempunyai
dua atau lebih sifat beda atau disebut juga hukum asortasi (Yatim, 1983).
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda ini disebut dengan
persilangan dihibrida. Misalnya, beda antara bentuk dan warna biji kapri.
Jika disilangkan antara tanaman kapri biji bulat warna kuning homozigot (BBKK)
76
Dihasilkan semua tanaman F1 (dihibrida) adalah sama, yaitu berbiji bulat kuning
berbiji bulat kuning, bulat hijau, kerut kuning, dan kerut hijau. Sedangkan
polihibrid adalah hasil penyilangan dua individu yang memiliki banyak karakter
beda, misalnya mengawinkan marmot berbulu putih, panjang dan halus (bbllrr)
dari genom DNA atau pada urutan angka dari gen atau kromosom pada sebuah sel
yang dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui media lain. Mutasi
disebabkan oleh agen-agen tertentu. Satu agen yang menyebabkan satu perubahan
kimiawi atau fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga menyebabkan mutasi.
1. Drosophila melanogaster tipe liar (wild type), memiliki mata bulat lonjong
Cummings, 1994). Lalat tipe liar meiliki warna tubuh cokelat keabu-abuan
77
dengan panjang ukuran sayap normal. Indikasi sayap normal adalah
thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, terdapat segmen hitam pada
1. Dumpy memiliki sayap lebih pendek hingga dua pertiga panjang normal
dengan ujung sayap tampak seperti terpotong. Bulu pada dada tampak tidak
sama rata. Sayap pada sudut 90o dari tubuh dalam posisi normal mereka
mutasi pada gen yang terletak pada kromosom ketiga. Secara normal fungsi
gen tersebut berfungsi untuk membangun pigmen yang memberi warna pada
lalat buah normal. Namun karena mengalami kerusakan maka pigmen hitam
mutasi dominan, yang berarti bahwa satu salinan gen diubah dan
78
larva untuk menjadi mata menjadi tidak terbentuk karena adanya mutasi
(Russell,1994: 113).
7. Claret merupakan mutan dengan mata berwarna merah anggur atau merah
delima (ruby). Mutasi terjadi pada kromosom nomor lokus 100,7 (Russell,
1994: 113).
8. Miniature. Sayap berukuran sanagat pendek. Lalat dengan sayap vestigial ini
tidak mampu untuk terbang. Lalat ini memiliki kecacatan dalam gen
vestigial mereka pada kromosom ke dua. Lalat ini memiliki mutasi resesif.
9. Taxi merupakan mutan dengan sayap yang terentang, baik ketika terbang
memiliki mata, kaki 3 pasang, thoraks, sayap abdomen dan ujung ventral. Lalat
white memliki tubuh berwarna putih, pada lalat ebony memiliki tubuh berwarna
hitam, sedangkan pada lalat normal berwarna cokelat. Hal tersebut diperkuat
dengan pernyataan bahwa pada lalat buah terjadi mutasi yang diantaranya mutasi
pada mata, sayap, dan pada tubuh lalat. Hasil dari mutasi dinamakan mutan.
1. White (w), merupakan mutan mata putih yang disebabkan karena tidak ada
2. Vermilion (v), merupakan mutan dengan warna mata sangat merah terang.
79
5. Purple (pr), merupakan mutan dengan warna mata ungu.
7. Lobe (L), merupakan mutan dengan mata yang tereduksi, sehingga mata
8. Cinnabar (cn), merupakan mutan dengan warna mata merah dan sedikit
orange.
10. Sepia (se), merupakan mutan dengan warna cokelat hitam, warna tersebut
11. Scarlet (st), merupakan mutan dengan warna mata merah tua.
12. Rough (ro), merupakan mutan dengan permukaan mata kasar dan fase
abnormal.
13. Claret (ca), merupakan mutan dengan warna mata merah anggur atau merah
delima (ruby).
14. Eyemissing (eym), merupakan mutan yang tidak mempunyai organ mata.
16. Miniature (m), merupakan mutan dengan sayap sama panjang dengan panjang
tubuhnya.
17. Dumpy (dp), merupakan mutan dengan bentuk sayap yang terbelah sehingga
panjang sayap tampak hanya dua per tiga dari panjang sayap normal.
18. Vestigial (vg), merupakan mutan dengan sayap yang tereduksi yang berarti
panjang sayap mutan jauh lebih pendek dibanding sayap lalat yang normal.
80
19. Curly (cy), merupakan mutan dengan sayap melengkung ke atas, baik pada
20. Taxi (tx), merupakan mutan dengan sayap yang terentang, baik ketika terbang
maupun hinggap.
berikut :
Drosophila melanogaster yaitu lalat white, ebony dan normal. Berdasarkan hasil
pengamatan pada tiga jenis lalat Drosophila melanogaster diperoleh data sebagai
berikut:
atas yaitu mata warna merah dan warna tubuh berwarna kelabu sedangkan
kenampakan atas yaitu mata berwarna merah dan tubuh berwarna kelabu,
81
Gambar 10. Lalat normal (Dwijayanti, F.R et al, 2016)
2. Lalat ebony. Lalat jantan memiliki ciri-ciri keampakan atas mata berwarna
memiliki ciri-ciri kenampakan atas yaitu warna mata merah dan tubuh hitam,
menyatakan bahwa lalat ini berwarna gelap. Adanya suatu mutasi pada gen
yang terletak pada kromosom ketiga dan pigemen yang menumouk diseluruh
3. Lalat white. Lalat white betina memiliki warna mata merah, warna badan
putih, sayap lebih pendek dari badan, abdomen posterior ujung runcing,
segmen abdomen bergaris hitam tipis dari tengah hingga ujung. Lalat jantan
memiliki warna mata merah, warna badan putih, sayap lebih pendek
hitam tebal. Pai (1992) menyatakan bahwa lalat white memiliki mata
berwarna putih yang terjadi akibat adanya kerusakan pada gen white yang
82
terletak pada kromosom pertama lokus 1,5 dan tidak menghasilkan pigmen
warna merah.
hitung (0,28) < x2 tabel (7,81), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya hasil
tersebut sesuai dengan pendapat Crowder (1990), apabila dua pasang gen yang
(1981) menyatakan bahwa rasio fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan
dihibrid adalah 9 : 3 : 3 : 1. Ratio ini dapat dimodifikasi jika atau kedua lokus
lalat buah (Drosophila melanogaster), yaitu lalat white, ebony dan normal.
Persilangan yang terjadi pada persilangan antar lalat tersebut dapat membuktikan
Hukum Mendel II yaitu pemisahan dan pengelompokkan gen secara bebas dengan
83
menghasilkan X2 hitung sebesar 0,28, sehingga X2 hitung X2 tabel yang artinya
B. Saran
1. Alat dan bahan dalam praktikum sebaiknya diperbanyak lagi agar
DAFTAR PUSTAKA
Borror, D.J., Triplehorn, C. A., dan Johnson, N.F. 1993. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Borror et al. 1998. Pengenalan Pelajaran Serangga. 8th Ed. Terjemahan dari an
Introduction to Study of Insect oleh Soetiyono Partosoedjono. Gajah Mada
University Press: Yogyakarta.
84
Ferdinand, f. P. & mukti. 2007. Praktis Belajar Biologi. Visindo Media Persada:
Jakarta
Gardner, E. J., 1981. Principle Of Genetics. Seven Edition. John Willey and
Sons. New York.
85
LAMPIRAN
86
87