You are on page 1of 33

PENJADWALAN PROGRAM OPERASI DI IBS

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/2

TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)

Pengertian : Penjadwalaan program operasi di IBS baik elektif maupun cito

Tujuan : 1. Untuk kelancaran tindakan pembedahan


2. Untuk meningkatkan pelayanan pembedahan
3. Untuk kepuasan pelanggan

Kebijakan : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa Setiap pasien yang akan dilakukan operasi harus dijadwal
terlebih dahulu untuk menyiapkan SDM maupun logistik yang diperlukan
untuk operasi

Prosedur : PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF


1. Pasien masuk ke bangsal bedah sebelum tindakan pembedahan
dengan disertai pemeriksaan persiapan pre operatif lengkap.
2. Pasien sudah dinyatakan layak operasi oleh dokter yang merawat
(DPJP/operator dan dokter anestesi).
3. Petugas ruangan harus sudah mendaftarkan program operasi sehari
sebelum tindakan pembedahan menggunakan lembar jadwal operasi
sebanyak 2 (dua) lembar: Hari Senin s.d Jumat: jam 07.30 s.d 15.00
WITA
4. Program operasi disusun oleh petugas IBS (Koordinator perawat
bedah atau petugas lain yang ditunjuk)
5. Program yang diajukan dari ruangan tidak semuanya dapat diterima,
tetapi disesuaikan dengan kemampuan IBS.
6. Program operasi elektif dilaksanakan setiap hari kerja kecuali hari
Sabtu, Minggu dan hari raya.
PENJADWALAN PROGRAM OPERASI DI IBS

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


2/2

PENJADWALAN OPERASI EMERGENCI / CITO


1. Pada kasus operasi emergenci penjadwalan dan pelaksanaan dapat
dilakukan sewaktu-waktu.
2. Petugas ruangan atau petugas IBS memberitahukan kepada Karu IBS
atau koordinator bedah IBS tentang rencana operasi emergenci
tesebut.
3. Selanjutnya Kepala ruang atau koordinator perawat IBS
menghubungi operator, anestesi dan tim operasi cito.
4. Pelaksanaan operasi emergenci dilakukan di IBS oleh tim operasi
cito

Unit terkait : IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU


PENUNDAAN JADWAL PASIEN OPERASI ELEKTIF

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Penundaan jadwal operasi elektif yang sudah didaftarkan di IBS

TUJUAN : 1. Untuk meningkatkan pelayanan


2. Untuk meningkatkan kepuasan pasien
3. Menurunkan komplain pasien

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa Pasien operasi elektif yang akan ditunda karena
berbagai alasan harus dikomunikasikan sebaik mungkin pada pasien
atau keluarganya

PROSEDUR : 1. Alasan penundaan jadwal operasi


a. Kondisi pasien yang belum optimal untuk dilakukan
operasi
b. Ada operasi emergenci yang lebih memerlukan
penanganan secara cepat
c. Ada kerusakan alat-alat di IBS sehingga tidak
memungkinkan berlangsungnya operasi
d. Program operasi yang terlalu banyak
2. Pemantauan jadwal operasi dan kondisi pasien dilakukan pagi
hari sesudah morning meeting oleh koordinator perawat bedah.
3. Bila kondisi pasien tidak memungkinkan dilakukan operasi pada
hari itu, segera dilakukan klarifikasi dengan operator dan dokter
anestesi.
4. Bila keputusan operasi pasien ditunda, maka segera lakukan
pemberitahuan kepada ruang rawat yang bersangkutan.
5. Bila mendadak ada program cito yang jumlahnya banyak dan
dimungkinkan akan memakan waktu yang lama, maka segera
lakukan klarifikasi dengan operator dan dokter anestesi, dan
komunikasikan dengan ruangan terkait bila diputuskan bahwa
pasien elektif ada yang ditunda.
6. Pemberitahuan penundaan kepada pasien atau keluarga
dilakukan oleh operator, anestesi, petugas ruang rawat, atau bila
diperlukan oleh petugas IBS.
7. Pelaksanaan operasi pasien yang ditunda dilakukan bila kondisi
pasien sudah membaik

UNIT TERKAIT : IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU


PEMERIKSAAN IDENTITAS PASIEN SEWAKTU DATANG
DI IBS

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Penerimaan dan pemeriksaan identitas pasien pre operasi di IBS


adalah menerima dan mencocokan pasien sebelum dilakukan
tindakan pembedahan terhadap tehnik serta lokasi dan inform
consent.

TUJUAN : 1. Memastikan tentang tehnik serta lokasi operasi


2. Melihat persiapan pasien prabedah termasuk kelengkapan
dokumen dan ijin operasi
3. Menerangkan langkah-langkah penerapan dan penerimaan pasien
sebelum pembedahan (pre-operatif)

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa Semua pasien yang akan dilakukan operasi diterima
dan dipantau oleh petugas pemantau chek list operasi
PROSEDUR :
1. Mengidentifikasi pasien:
a. Mencocokkan identitas pasien (nama, umur, status dan rekam
medis pasien)
b. Mencocokkan pembedahan yang akan dilakukan (jenis
operasi, lokasi dan diagnosa medis)
2. Memberikan motivasi dan penjelasan prosedur pembedahan
kepada pasien.
3. Meneliti dan melengkapi status pasien dengan menggunakan
lembar chek list, antara lain:
a. Identitas pasien termasuk gelang pada pergelangan tangan
b. Surat persetujuan (inform consent)
c. Menanyakan pada pasien apakah dalam keadaan puasa
d. Pemeriksaan RO, EKG dan laboratorium
e. Memeriksa gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, cat kuku,
peniti, jepit rambut, lipstik, dll.
f. Persediaan obat dan darah
g. Memastikan pasien sudah menggunakan baju operasi
dengan benar.
4. Mengevaluasi keadaan umun dan vital sign
5. Memindahkan pasien kekamar tindakan dan memberikan
penjelasan setiap akan melakukan tindakan
6. Membimbing dan memberikan petunjuk tentang tata cara berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh petugas IBS sesuai dengan
agama dan kepercayaan pasien.

UNIT TERKAIT : IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU


PEMBEDAHAN PADA PASIEN INFEKSIUS (HEPATITIS B,
C, HIV / AIDS)

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Tindakan pembedahan dari penyakit infeksius (misal: Hepatitis B, C,


HIV / AIDS)

TUJUAN : 1. Untuk melindungi petugas dari penularan penyakit infeksius


(hepatitis B, C, HIV / AIDS)
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan bedah di IBS

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa Pelaksanaan operasi pada pasien infeksius perlu
dilakukan secara khusus dan diinformasikan oleh petugas ruang
rawat sebelumnya.

PROSEDUR : Semua pasien yang direncanakan operasi dan diketahui atau diduga
mengidap penyakit infeksius seperti hepatitis B, C, HIV / AIDS seperti
pada pasien: pelacur, homoseksual, pengguna obat-obatan bebas
perlu dilakukan pencegahan pada saat operasi sebagai berikut:
1. Jadwal operasi dilaksanakan ruang bedah khusus atau paling
akhir dari jadwal operasi hari itu.
2. Petugas menggunakan baju dan APD (Alat Pelindung Diri) yang
terdiri dari: masker dan topi disposibel, google, sarung tangan
panjang khusus, jas operasi disposable, sepatu boot.
3. Meja operasi dilapisi plastik khusus dan sesudah operasi selesai
dibuang.
4. Selama operasi perawat sirkuler ataupun petugas yang lain tidak
boleh keluar masuk kamar operasi.
5. Kassa bekas dan cairan dari tubuh pasien ditampung tersendiri
dan dibuang di tempat sampah infeksius.
6. Setelah selesai, kamar operasi tidak boleh dipakai, sebelum
dilakukan pembersihan dan sterilisasi ruangan

UNIT TERKAIT : IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU


PENANGGULANGAN KETIDAKSESUAIAN
PENGHITUNGAN KASSA DAN ATAU INSTRUMEN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Suatu ketentuan yang mengatur bila ada ketidaksesuaian


penghitungan kassa atau instrument dalam pelaksanaan tindakan
pembedahan.

TUJUAN : Untuk mencegah dan melakukan tindakan sesegera mungkin bila


terjadi ketidaksesuaian penghitungan.

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa Semua pasien yang dilakukan operasi terutama pada
kasus yang membuka rongga abdomen atau pada operasi kebidanan
/ kandungan.

PROSEDUR : 1. Penghitungan kassa dan instrument dilakukan:


a. Sebelum mulai operasi
b. Sebelum operasi selesai (sebelum penutupan medan operasi)
2. Hasil penghitungan ditulis di lembar catatan dan dilaporkan
secara jelas pada operator.
3. Apabila ada ketidak sesuaian jumlah kassa maupun instrument
maka dicari secara teliti di tempat instrument, di doek operasi
pasien, maupun di dalam medan operasi.
4. Bila tetap ada ketidaksesuaian jumlah kassa maupun insrtumen
setelah dicari secara teliti pada medan maupun di daerah
sekitarnya, maka diputuskan untuk dilakukan penutupan operasi.
5. Selanjutnya dibuat berita acara yang isinya telah terjadi
ketidaksesuaian jumlah kassa dan atau instrument pada operasi
tersebut, kemudian hal tersebut dilaporkan pada Ka IBS dan
direktur.
6. Penghitungan jumlah kassa dan instrument dan ditulis dalam
laporan operasi.

UNIT TERKAIT : IBS


PERSIAPAN PASIEN TANPA MONDOK SEBELUM
ANESTESI/PEMBEDAHAN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


7/1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Menangani pasien rawat sehari

TUJUAN : Pasien dapat dirawat di rumah

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah pada pasien dengan operasi kecil

PROSEDUR : Pasien diperiksa oleh dokter bedah di poliklinik. Dokter bedah


menentukan layak/tidak untuk pembedahan dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin maupun khusus.
1. Kemudian menginstruksikan sebelum dilakukan pembedahan :

a. Puasa
Untuk dewasa : 6 8 jam
Untuk anak-anak : 3 4 jam
b. Beritahu kepada dokter anestesiologi untuk kelayakan
anastesi.
2. Datang 1-2 jam sebelum pembedahan

UNIT TERKAIT : IRJA, IGD, IBS


PENAMBAHAN PASIEN OPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


8/1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Penambahan pasien operasi adalah penambahan jumlah pasien


yang akan dilakukan tindakan pembedahan di IBS diluar jadwal
program operasi regular

TUJUAN : 1. Untuk meningkatkan pelayanan


2. Untuk kepuasan pelanggan

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa Penambahan jadwal operasi dari jadwal operasi
regular dilakukan bila kondisi IBS memungkinkan

PROSEDUR : 1. Bila ada penambahan jadwal operasi petugas ruangan


mendaftarkan ke Koordinator perawat bedah / Ka ruang IBS
2. Penderita sudah mendapat persetujuan dari operator dan dokter
anestesi
3. Persyaratan pre-operasi di ruangan sudah lengkap
4. Kamar operasi pada saat itu masih mampu
5. Bila kondisi IBS sudah overload maka diutamakan pasien yang
sesuai dengan urutan klasifikasi (dapat dilakukan penundaan
operasi pada pasien yang sudah terjadwal)

UNIT TERKAIT : IBS


MEMAKAI PAKAIAN STERIL UNTUK OPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


9/1
RSK.Dr. TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu aktifitas memakai baju steril untuk pembedahan di


kamar operasi

TUJUAN : Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai baju steril untuk


operasi

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti
operasi langsung (scrube tim) harus memakai baju steril.

PROSEDUR : I. Pemakaian baju bedah sendiri


1. Ambil baju bedah steril, dengan cara memegang bagian leher,
angkat dengan kedudukan setinggi bahu
2. Pegang bagian lengan setinggi bahu dan menjaga bagian
dalam guna tetap menghadap pemakai
3. Buka dan masukan tangan kedalam lengan baju dengan tetap
menjaga ketinggian setinggi bahu
4. Perawat sirkuler mengambil bagian dalam dari baju dan
menarik kebelakang untuk merapikan dan harus menutup
seluruh bagian belakang pemakai serta mengikat baju dengan
rapi.
II. Memakaikan baju bedah pada orang lain
1. Sebelum memasang baju steril pada orang lain seseorang
harus memakai baju steril terlebih dahulu sesuai prosedur di
atas.
2. Prosedur pengambilan baju sama seperti apabila memakai
sendiri
3. Ambil jarak yang cukup dengan pemakai baju
4. Buka baju steril dengan tetap menjaga posisi setinggi bahu
5. Pakaikan kedua lengan secara bersama-sama
6. Perawat Sirkuler mengambil bagian dalam dari baju dan
menarik ke belakang untuk merapikan dan harus menutup
seluruh bagian belakang pemakai, serta mengikatkan tali baju
dengan rapi.

UNIT TERKAIT : IBS


CUCI TANGAN BEDAH SEBELUM OPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


10 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002
PENGERTIAN : Adalah aktifitas cuci tangan bagi personil yang akan mengikuti
operasi secara langsung

TUJUAN : Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan prosedur cuci


tangan sebelum operasi

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti
operasi langsung (scube tim) harus melakukan cuci tangan sebelum
operasi

PROSEDUR : 1. Lepas semua perhiasan termasuk cicin dan jam tangan


2. Basahi tangan dengan air yang mengalir dari ujung jari sampai 2
cm di atas siku
3. Gunakan cairan antiseptic / sabun sesuai dengan petunjuk
(chlorhexidine gluconate 4% 1x pompa = 5cc) cuci tangan mulai
dari telapak tangan, punggung tangan dan jari-jari serta lengan
bawah secara menyeluruh sampai 2cm di atas siku, kemudian
bilas merata selama 1 menit.
4. Ambil sikat dan beri chlorhexidine gluconate 4% 1x pompa (5cc)
5. Bersihkan kuku secara menyeluruh dengan sikat
6. Kemudian bersihkan kuku, jari-jari, sela-sela jari, telapak tangan
dan punggung tangan, cuci tiap jari seakan mempunyai 4 sisi
7. Scrub dengan pergelangan tangan pada tiap tangan
8. Kemudian scrub lengan bawah sampai 2cm diatas siku dan
pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku (selama 1
menit)
9. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
(selama 1 menit atau 3 menit untuk kedua tangan)
10. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan
tangan lebih tinggi dari siku
11. Ulangi pemakaian chlorgexidine gluconate 4% sekali lagi hingga
merata tanpa dibilas dengan air (selama 1 menit untuk kedua
tangan)
12. Pastikan posisi tangan diatas dan biarkan air menetes melalui
siku
13. Keringkan dengan handuk steril, dengan cara membagi menjadi 2
bagian, 1 bagian untuk tangan kiri 1 bagian untuk tangan kanan.
Dengan cara memutar dari arah jari-jari tangan ke siku. Setelah
selesai buang handuk pada tempatnya.

UNIT TERKAIT : IBS


MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL
UNTUK OPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


11 / 2
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu rangkaian kegiatan memakai dan melepas sarung


tangan secara steril

TUJUAN : Sebagai acuhan langkah-langkah dalam memakai dan melepas


sarung tangan steril untuk operasi

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti
operasi langsung (scrub tim) harus memakai sarung tangan steril

PROSEDUR : I. Memakai sarung tangan steril bila memakai sarung tangan tidak
memakai baju operasi
a. Menjumput sarung tangan pada bagian yang berlipat keluar
b. Masukan jari-jari tangan dan sesuaikan, usahakan sarung
tangan tidak menyinggung kulit
c. Pakai sarung tangan yang lainnya dengan cara menjumput
sarung tangan dari bagian dalam lipatan sarung tangan
d. Masukan jari-jari tangan seperti pemakaian sarung tangan
yang pertama
e. Buka lipatan sarung tangan dengan cara mengambil bagian
dalam lipatan sarung tangan, usahakan tidak menyentuh
daerah kulit
II. Pemakaian sarung tangan steril bila pemakai sarung tangan
sudah memakai baju operasi
a. Tangan berada di dalam baju bedah saat menjumput sarung
tangan yang terlipat keluar
b. Dengan dibantu tangan sebelah yang masih berada di dalam
lengan baju pakai sarung tangan yang satu
c. Dengan tangan yang sudah bersarung, pakai sarung tangan
yang satunya lagi
III. Memakaikan sarung tangan pada orang lain sesudah memakai
sarung tangan
a. Ambil sarung tangan dan masukan jari tangan dari kedua
belah tangan kedalam lipatan sarung tangan, dan buka
lebar-lebar serta pertahankan sarung tangan dalam posisi
setinggi di atas pinggul, persilahkan pemakai masukan jari-
jari tangannya
b. Tahan sarung tangan agar pada saat pemakai sarung
memasukan tangannya, sarung tangannya, sarung tangan
tidak turun di bawah sejajar pinggul
MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL
UNTUK OPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSK.Dr. TADJUDDIN 2/2
CHALID MAKASSAR

IV. Melepas sarung tangan


a. Pegang bagian luar sarung tangan pada bagian dalam
lengan bawah, jumput dan tarik keluar searah dengan jari-
jari tangan (apabila kedua tangan masih memakai sarung
tangan)
b. Apabila satu tangan kita sudah tidak memakai sarung
tangan maka ambil sarung tangan dari bagian dalam dan
daerah daerah dalam lengan bawah dan tarik sarung tangan
searah jari-jari tangan
c. Letakan sarung tangan pasca pakai di tempat yang
disediakan

UNIT TERKAIT : IBS


PENGELOLAAN MATERIAL PA

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


13 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Suatu prosedur pengelolaan jaringan yang diambil dari pasien untuk
mengetahui kemungkinan adanya kelainan anatomi sel pembentuk
jaringan

TUJUAN : 1. Memudahkan pengiriman specimen ke laboratorium


2. Menghindari terjadinya kehilangan dan kekeliruan

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah bahwa semua pengambilan jaringan pasien untuk
pemeriksaan patologi anatomi di IBS dilakukan prosedur tetap demi
terjaminnya mutu dan validasi pemeriksaan.

PROSEDUR : 1. Bahan pemeriksaan diterima oleh perawat instrumen (scrub nurse)


kemudian diserahkan kepada perawat sirkuler
2. Perawat sirkuler menyiapkan label/etiket yang berisi nama pasien,
NoRM, jenis pemeriksaan serta tanggal.
3. Perawat sirkuler menyiapkan wadah untuk setiap jenis bahan
pemeriksaan
4. Perawat sirkuler memeriksa ulang bahan pemeriksaan dan
menempelkan etiket kemudian mencatat di buku pemeriksaan
dan lembar catatan perawat.
5. Operator mengisi formulir dengan lengkap
6. Perawat sirkuler menyerahkan bahan pemeriksaan dan formulir
pemeriksaan yang telah diisi lengkap, kepada petugas
laboratorium / keluarga pasien.
7. Penyerahan / pengiriman bahan pemeriksaan dan formulir
tersebut harus dicatat dalam buku ekpedisi.
8. Semua bahan pemeriksaan dipindahkan dari kamar operasi

UNIT TERKAIT :
JUMAT BERSIH

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


14 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Prosedur JUMAT bersih merupakan langkah-langkah yang


dilaksanakan dalam menjalankan JUMAT bersih

TUJUAN : Untuk membersihkan kamar operasi, mengurangi terjadinya infeksi.

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah untuk menjadikan lingkungan IBS menjadi bersih

PROSEDUR : 1. Dilaksanakan setiap hari JUMAT


2. Semua isi ruangan operasi dikeluarkan
3. Ruangan disiram dengan cairan disinfektan dengan perbandingan
1:20
4. Kita bersihkan lantai dengan sikat, terutama pada bagian
persambungan lantai (ubin)
5. Semua peralatan dibersihkan termasuk pintu, jendela dengan kain
yang dibasahi larutan disinfektan
6. Kemudian lantai dikeringkan
7. Peralatan kita masukan kembali

UNIT TERKAIT : IBS


PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


15 / 2
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan


oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien

TUJUAN : 1. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar tidak terjadi


tindakan medis diluar persetujuan yang telah disepakati.
2. Memberikan perlindungan terhadap dokter, tenaga kesehatan.

KEBIJAKAN : 1. Keputusan Direktur Utama Tentang Hak & Kewajiban Pasien


2. Keputusan Direktur Utama Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran (INFORMED CONSENT)

PROSEDUR : 1. Tim Dokter memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya


bahwa dokter adalah orang yang akan melakukan tindakan
operasi.
2. Dokter sebelum memberikan penjelasan tentang
tindakan kedokteran yang telah direncanakan; memberi
penjelasan bahwa untuk persetujuan tertulis dibutuhkan 2 (dua)
orang saksi yaitu dari pihak keluarga dan dari pihak rumah sakit
3. Penjelasan tentang tindakan kedokteran, sekurang-
kurangnya mencakup :
a. Diagnosa dan tata cara tindakan kedokteran.
b. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
- Prognosa tentang hidup-matinya.
- Prognosa tentang fungsinya.
- Prognosa tentang kesembuhan
c. Keuntungan tindakan kedokteran yang dilakukan.
d. Tingkat keberhasilan tindakan kedokteran
e. Masalah yang mungkin terjadi selama masa pemulihan.
f. Akibat yang terjadi apabila tindakan kedokteran tidak dilakukan.
g. Alternatif tindakan lain dan risikonya
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSK.Dr. TADJUDDIN 2/2
CHALID MAKASSAR

h. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi


- Risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan
umum
- Risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau yang
dampaknya sangat ringan
- Risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan.
i. Perkiraan pembiayaan
4. Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang
mudah dimengerti atau dengan cara lain agar dapat
mempermudah pemahaman.
5. Pasien/keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau
mendapat penjelasan ulang dari dokter
6. Persetujuan tertulis dapat diberikan oleh pasien/keluarga terdekat
setelah mendapat informasi dan memahami tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan dengan segala konsekuensinya
serta menyetujuinya.
- pasien/keluarga mengisi dan menandatangani formulir
persetujuan tindakan kedokteran
- para saksi membubuhkan tandatangan dilembar persetujuan
yang telah ditandatangani oleh pasien/keluarga terdekatnya
- dokter membubuhkan tandatangan
7. Formulir yang sudah ditandatangi dimasukkan kedalam berkas
Rekam Medik pasien.
8. Dokter mencatat di dokumentasikan dalam berkas rekam medis
dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tandatangan
pemberi & penerima penjelasan

UNIT TERKAIT : IGD, KB, IRJA, IRNA, ICU, IBS


PERSIAPAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN ANESTESI
SEBELUM PEMBEDAHAN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


17 / 2
RSK.Dr. TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Persiapan pasien sebelum anestesi pembedahan adalah kunjungan


pasien untuk persiapan-persiapan anestesi.

TUJUAN : Mempersiapkan mental dan fisik pasien.

KEBIJAKAN : Dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum pembedahan

PROSEDUR : PERSIAPAN JANGKA PANJANG


Yang harus diperhatikan pada anamnese:
1. Identifikasi pasien
Meliputi : nama, umur, alamat, pekerjaan, dll.
2. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin
dapat menjadi penyulit.
3. Riwayat obat-obat yang sedang diderita yang mungkin dapat
menjadi penyulit
4. Riwayat operasi dan anestesi yang dialami diwaktu yang lalu,
beberapa kali dan selang waktunya.
5. Kebiasaan buruk sehari-hari yang dapat mempengaruhi jalannya
anestesi, seperti: merokok, alcohol dan meminim obat-obat
penenang atau narkotik.
6. Pemeriksaan fisik dan laborat
Pemeriksaan fisik rutin meliputi pemeriksaan tinggi, berat, suhu
badan, keadaan umum, kesadaran, tanda anemia, tekanan
darah, frekuensi nadi, pola dan frekuensi pernafasan.
Perhatian yang khusus dan terarah ditujukan kepada:
a) Keadaan psikis
b) Keadaan gizi
c) Tanda-tanda penyakit saluran nafas
d) Tanda-tanda penyakit jantung dan kardiovaskuler
e) Sistem-sistem:
Mulut: gigi palsu, gigi goyah, gigi menonjol, kebersihan
mulut.
Mandibula: sikatrik, faktur, trismus
Hidung: obstruksi jalan nafas oleh polip, tonsil dan
adenoid, perdarahan
Leher: pendek/panjang, struma, sikatrik
Kulit: Tanda-tanda infeksi diregion vertebrata lumbalis
dan sacralis
PERSIAPAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN ANESTESI
SEBELUM PEMBEDAHAN

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


2/2
RSK.Dr. TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

g) Sistem persyaratan : parastesi, hemiparesis, paralysis,


distrosi otot
h) Pemeriksaan laboratorium dan uji lain
i) Pemeriksaan laboratorium rutin
Darah: HB, Leukosit, hitung jenis, golongan darah, masa
pembekuan dan masa perdarahan.
Urine: Protein, reduksi, sediment.
Foto thorax: terutama untuk bedah mayor dan atas
indikasi.
EKG: terutama pasien berumur diatas 40 tahun dan atas
indikasi.
Elektrolit
Fungsi hati
Fungsi ginjal.
PERSIAPAN JANGKA PENDEK
Persiapan pada hari operasi
Pembersihan dan pengosongan pencernaan.
pada pembedahan elektif, pengosongan lambung dilakukan
dengan puasa.
Pada pasien dewasa 6-8 jam, sedangkan pada bayi
atau anak 4 jam. Pada pembedahan darurat,
pengosongan lambung dapat dilakukan dengan
pemasangan pipa naso gastric

Gigi palsu, bulu mata palsu, cincin, gelang, harus ditanggalkan dan
bahan kosmetik seperti lipstik, cat kuku, harus dibersihkan agar
tidak mengganggu pemeriksaan selama anestesi seperti cianosis.
Kandung kemih harus kosong bila perlu dilakukan kateterisasi.
Penderita dimasukan ke kamar bedah dengan memekai pakaian
khusus.
Pemeriksaan sekali lagi apakah pasien atau keluarga sudah memberi
ijin anestesi secara tertulis (informed consent)
Pemeriksaan fisik yang penting dapat diulang sekali dikamar operasi,
karena mungkin terjadi perubahan bermakna yang dapat
menyulitkan perjalanan anestesi
Pemberian obat pre medikasi secara intra muscular dapat diberikan
- 1 jam sebelum dilakukan induksi anestesi atau beberapa menit
diberikan secara intra vena.

UNIT TERKAIT : IGD, IRNA, IRJA, KB, ICU, IBS


PERSIAPAN PRA ANESTESI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


19 / 2
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Pelayanan persiapan pra anestesi adalah pelayanan yang diberikan


kepada pasien sebelum dilakukan anestesi.

TUJUAN : Memenuhi standar kelayakan anestesi


Meningkatkan keberhasilan suatu tindakan pembedahan
Memperkecil jumlah kegagalan suatu tindakan pembedahan

KEBIJAKAN : Dilakukan 1 (satu) hari sebelum dilakukan pembedahan.

PROSEDUR : Mempersiapkan mental dan fisik pasien secara optimal.


Merencanakan dan memilih teknik serta obat-obat anestesi yang
sesuai dengan keadaan fisik dan kehendak pasien.
Menentukan klasifikasi yang sesuai agar dapat diberikan prognosis
secara umum.
A. Persiapan fisik dan mental pasien
Anamnese.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Elektro Kardio Grafi (EKG)
8. Pemeriksaan Radiologi
9. Pemeriksaan Ultra Sonografi (USG)
B. Menentukan Prognosis
Berdasarkan status fisik pasien pada pra anestesi diklasifikasikan
dalam 5 kelompok:
ASA I:
Pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan tindakan
pembedahan.
ASA II:
Pasien dengan kelainan sistemik ringan yang tidak berkaitan
dengan penyakit bedah yang akan dioperasi.
ASA III:
Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang
diakibatkan karena berbagai penyebab.
ASA IV:
Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung
mengancam kehidupannya.
ASA V:
Pasien dengan prognosis meninggal baik dilakukan tindakan atau
tanpa tindakan operasi dalam waktu 24 jam.
PERSIAPAN PRA ANESTESI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSK.Dr. TADJUDDIN 2/2
CHALID MAKASSAR

C. Persiapan pada hari operasi


1. Pembersihan dan pengosongan saluran cerna.
Puasa untuk pasien dewasa: 6-8 jam
Puasa untuk pasien bayi/anak: 3-5 jam.
1. Gigi palsu atau protese dan bahan kosmetik harus ditinggalkan.
2. Kandung kemih harus dikosongkan kalau perlu dipasang dower kateter.
3. Pasien diminta untuk batuk kuat-kuat untuk mengeluarkan dahak.
4. Pasien dimasukan ke kamar bedah dengan memekai pakaian khusus kamar bedah
5. Periksa sekali lagi status pasien apakah pasien dan keluarganya sudah memberi ijin
dilakukannya tindakan pembedahan.
6. Kontrol tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, denyut nadi, pernafasan).

2. Pemberian obat-obatan premedikasi dilakukan 15-30 menit


secara intra vena sebelum dilakukan tindakan.

UNIT TERKAIT : IGD, IRJA, IRNA, KB, ICU, IBS

PEMBERIAN PREMEDIKASI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
21 / 2
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Suatu tata cara pemberian premedikasi anestesi yang dilakukan


sebelum pembedahan, baik menggunakan obat-obat dan atau
menggunakan dukungan psikologis.

TUJUAN : 1. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien yang meliputi:
a. Menghilangkan rasa khawatir
b. Memberikan ketenangan
c. Membuat amnesia
d. Memberikan analgesia
e. Mencegah muntah
2. Memudahkan induksi
3. Mengurangi dosis obat anesthesia
4. Menekan refleks yang tidak diinginkan
5. Mengurangi sekresi jalan nafas

KEBIJAKAN : Semua penderita yang akan dilakukan operasi dengan teknik


General Anastesia (GA) maupun Regional Anastesia (RA) harus
diberikan pre medikasi

PROSEDUR : 1. Waktu dan tata cara pemberian premedikasi dengan menggunakan


obat
2. Waktu pemberian premedikasi:
Pada malam hari sebelum pembedahan
Pada waktu menjelang pembedahan
3. Cara pemberian premedikasi
Melalui suntikan:
a. Suntikan intra muskuler 40 menit sebelum dilakukan tindakan
anestesi.
b. Suntikan intra vena 10 menit sebelum tindakan
Obat premedikasi yang digunakan:
a. Jenis Narkotika
b. Barbiturate
c. Tranquilizer
d. Anti kolinergik
5. Waktu dan tata cara memberikan premedikasi dengan dukungan
psikologis
a. Waktu:
a) Diberikan pada saat pasien direncanakan akan dilakukan
pembedahan.

PEMBERIAN PREMEDIKASI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
RSK.Dr. TADJUDDIN 2/2
CHALID MAKASSAR

b) Pada malam sebelum operasi


c) Pada saat diterima diIKB
b. Cara:
a) Diberikan penjelasan tentang jalannya operasi
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang:
Cara mengatasi nyeri
Cara batuk atau muntah
Cara bergerak (ambulasi) Post operasi

Ajak klien diskusi untuk mengungkapkan perasaan dan


menurunkan kecemasan

6. Ajarkan pada klien tentang cara berdoa sebelum operasi sesuai


agama/kepercayaan

UNIT TERKAIT : IRNA, IBS


CHEK RECHEK PERSIAPAN PASIEN PRAOPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/1
RSK.Dr. TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu langkah langkah kegiatan melakukan check dan recheck
persiapan pasien praoperasi diruang asal pasien.

TUJUAN : Sebagai panduan untuk melakukan check dan recheck persiapan pasien
yang akan dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya kejadian tidak
diharapkan (KTD).
KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar
Bedah Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus dipersiapan di
ruang asal pasien sesuai dengan SPO meliputi; 1)Persiapan fisis,
2)Persiapan administrasi, 3) Edukasi meliputi; latihan nafas dalam, latihan
gerak, ambulasi dini dan menejemen nyeri sesuai kebutuhan pasien

PROSEDUR : Dilakukan oleh DPJP/operator


1. Indentifikasi identitas pasien meliputi; nama pasien, umur, jenis kelamin,
nomor regester, ruang, kelas, alamat lengkap dan jaminan.
2. Isi kolom pada form identitas pasien pada Check List Surgical Safety
Checklist sesuai dengan identitas pasien.
3. Isi nama dokter DPJP pada kolom yang tersedia.
4. Check recheck assessment pasien meliputi; hasil anamnesa pasien,
hasil pemeriksaan fisis secara singkat yang memberikan dasar
penegakan diagnose praoperasi dan isi kolom yang tersedia.
5. Check recheck pemeriksaan penunjang meliputi; semua hasil
pemeriksaan penunjang abnormal yang berhubungan dengan tindakan
operasi secara singkat yang memberikan dasar penegakan diagnose
praoperasi dan tuliskan pada kolom yang tersedia.
6. Tuliskan diagnose praoperasi secara lengkap dan rencana tindakan
operasi yang akan dilakukan pada kolom yang tersedia.
7. Bubuhkan tanda tangan dan nama terang pada kolom tanda tangan.
8. Tuliskan istimasi waktu yang dibutuhkan pada kolom istimasi waktu
9. Tuliskan alat khusus yang diperlukan pada kolom yang tersedia.
10. Berikan tanda garis () menggunakan pental permanent marker pada
gambar dan pada tubuh pasien sesuai dengan rencana area tempat
insisi luka operasi bila memungkinkan.
11. Diskripsikan singkat tindakan operasi, area dan tempat insisi operasi
pada kolom yang tersedia dan bubuhkan tanda tangan nama terang.

UNIT TERKAIT :
CHEK RECHEK PERSIAPAN PASIEN PRA OPERASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


24 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu langkah langkah kegiatan melakukan check dan recheck
persiapan pasien praoperasi di ruang asal pasien

TUJUAN : Sebagai panduan untuk melakukan check dan recheck persiapan pasien
yang akan dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya kejadian tidak
diharapkan (KTD).
KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar
Bedah Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus dipersiapan di
ruang asal pasien sesuai SPO meliputi; 1)Persiapan fisis, 2)Persiapan
administrasi, 3) Edukasi meliputi; latihan nafas dalam, latihan gerak,
ambulasi dini dan menejemen nyeri sesuai kebutuhan pasien
PROSEDUR : Dilakukan oleh anesthetist
1. Lakukan identifikasi identitas pasien dan check-recheck dengan gelang
tangan pasien.
2. Lakukan assessment pasien klarifikasi dan validasi data yang tersedia
yang berhubungan dengan tindakan anesthesia.
3. Tuliskan rencana tindakan anesthesia
4. Bubuhkan tanda tangan dan nama terang

Dilakukan oleh perawat asal pasien


5. Check-recheck persiapan pasien praoperasi sesuai dengan kebutuhan
operasi dalam daftar checklist persiapan pasien.
6. Bila belum dilakukan segera lakukan dan beri tanda centang (V) pada
kotak petama.
7. Kaji TTV dan tulis dalam kolom TTV
8. Tulis obat obat yang telah diberikan dan jam pemberian.
9. Tulis catatan allergi bila ada riwayat allergi obat atau zat tertentu.
10. Lakukan timbang terima dengan perawat kamar operasi sesuai dengan
SPO yang berlaku.

UNIT TERKAIT :
SURGICAL PATIENT SAFETY CHECKLIST

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/2
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu langkah langkah kegiatan melakukan check dan


recheck pasien di kamar operasi meliputi; Before induction of
anesthesia, Before skin incision Before patient leaves operating room
di kamar operasi

TUJUAN : Sebagai panduan untuk melakukan check dan recheck persiapan


pasien yang akan dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD).

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus dipersiapan
di ruang asal pasien sesuai SPO meliputi; 1)Persiapan fisis,
2)Persiapan administrasi, 3) Edukasi meliputi; latihan nafas dalam,
latihan gerak, ambulasi dini dan menejemen nyeri sesuai kebutuhan
pasien

PROSEDUR : Before induction of anesthesia oleh anesthetist dan perawat.


1. Lakukan komfirmasi pada pasien apakah benar identitas pasien
dan site operasi, apakah prosedur sudah dijelaskan, apakah
pasien sudah memberikan persetujuan ?
2. Apabila ada yang belum dilakukan segera lakukan dan beri tanda
centang (V) pada kotak Yes.
3. Periksa area operasi sudahkah diberi tanda ( site marked ) kalau
sudah centang (V) kotak Yes.
4. Apabila site marked tidak dapat diaplikasikan centang kotak Not
Applicable.
5. Check apakah mesin anesthesia dan obat obat anesthesia
sudah lengkap ? Apabila belum segera lengkapi dan centang (V)
kotak Yes.
6. Check pulse oximeter pada pasien apakah berfungsi ? Bila tidak
berfungsi segera lakukan penggantian dan centang (V) kotak Yes.
7. Apakah ada riwayat allergy pada pasien ? Apabila tidak ada
beritanda centang (v) pada kotak No dan apabila ada beri tanda
centang (V) pada kotak Yes.
8. Adakah risiko aspirasi atau kesulitan nafas pada pasien ? Apabila
tidak centang (V) No. Apabila Yes maka alat bantu nafas harus
tersedia.
SURGICAL PATIENT SAFETY CHECKLIST

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSK.Dr. TADJUDDIN 2/2
CHALID MAKASSAR

9. Apakah ada risiko perdarahan lebih dar 500 ml (7ml/kd in


children ). Apabila tidak centang (V) kotak No. Apabila Yes maka
harus difasilitasi dua Intra Vena lane atau central access dan
program pemberian cairan

UNIT TERKAIT : IBS


SURGICAL PATIENT SAFETY CHECKLIST

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/2
RSK.Dr. TADJUDDIN
CHALID MAKASSAR DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu langkah langkah kegiatan melakukan check dan


recheck pasien di kamar operasi meliputi; Before induction of
anesthesia, Before skin incision Before patient leaves operating room
di kamar operasi

TUJUAN : Sebagai panduan untuk melakukan check dan recheck persiapan


pasien yang akan dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD)

KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar


Bedah Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus dipersiapan
di ruang asal pasien sesuai SPO meliputi; 1)Persiapan fisis,
2)Persiapan administrasi, 3) Edukasi meliputi; latihan nafas dalam,
latihan gerak, ambulasi dini dan menejemen nyeri sesuai kebutuhan
pasien

PROSEDUR : Before skin incision dilakukan oleh anesthetist dan perawat


1. Lakukan konfirmasi kepada seluruh anggota tim bahwa telah
memperkenalkan nama dan perannya masing-masing. Beri tanda
( ) pada kolom.
2. Lakukan konfirmasi tentang nama pasien, prosedur dan lokasi
mana yang akan dibuat. Beri tanda ( ) pada kolom.
3. Check apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan 60 menit
sebelum operasi. Beri tanda ( ) pada kolom Yes bila sudah
diberikan dan beri tanda ( ) pada kolom No bila belum
diberikan.
4. Lakukan langkah antisipasi kejadian kritis pada pasien yang
dilakukan oleh :
Tim Bedah
a. Siapkan langkah untuk mengantisipasi jika terjadi kejadian
kritis atau tidak diinginkan. Beri tanda ( ) pada kolom yang
tersedia
b. Beri tanda ( ) pada kolom perkiraan waktu.
c. Beri tanda ( ) pada kolom antisipatif bila terjadi perdarahan.

Tim Anesthesi
Beri tanda ( ) pada kolom apabila pasien memerlukan perhatian
khusus.
SURGICAL PATIENT SAFETY CHECKLIST

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


RSK.Dr. TADJUDDIN 2/2
CHALID MAKASSAR

Tim Perawat
a. Check stirilitas peralatan yang akan digunakan operasi dan
centang (V) pada kolom yang tersedia.
b. Check peralatan yang pendukung untuk sesuatu kejadian
khusus dan beri tanda ( )

UNIT TERKAIT : IBS


SURGICAL PATIENT SAFETY CHECKLIST

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


1/1
RSK.Dr. TADJUDDIN
DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR
DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN : Adalah suatu langkah langkah kegiatan melakukan check dan


recheck pasien di kamar operasi meliputi; Before induction of
anesthesia, Before skin incision Before patient leaves operating room
di kamar operasi

TUJUAN : Sebagai panduan untuk melakukan check dan recheck persiapan


pasien yang akan dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD)
KEBIJAKAN : SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar
Bedah Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus dipersiapan
di ruang asal pasien sesuai SPO meliputi; 1)Persiapan fisis,
2)Persiapan administrasi, 3) Edukasi meliputi; latihan nafas dalam,
latihan gerak, ambulasi dini dan menejemen nyeri sesuai kebutuhan
pasien

PROSEDUR : Before patient leaves operating room oleh ahli bedah, anesthetist dan
perawat.
Perawat
1. Lakukan konfirmasi secara verbal dengan tim tentang :
1) Nama prosedur tindakan dan laukan pencatatan
2) Instrumen, sponge, dan jarum telah dihitung dengan benar
3) Spesimen telah diberi label (termasuk nama pasien dan asal
jaringan spesimen)
4) Adakah masalah dengan peralatan selama operasi

Operator/dokter bedah, dokter anestesi, dan perawat


1. Lakukan review
1) Masalah utama apa yang terjadi
2) Apa yang harus diperhatikan untuk penyembuhan dan
manajemen pasien selanjutnya.
3) Tuliskan pada kolom yang tersedia

UNIT TERKAIT : IBS


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
30 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN :

TUJUAN :
KEBIJAKAN :
PROSEDUR :

UNIT TERKAIT :
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
31 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN :

TUJUAN :
KEBIJAKAN :
PROSEDUR :

UNIT TERKAIT :
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
32 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN :

TUJUAN :
KEBIJAKAN :
PROSEDUR :

UNIT TERKAIT :
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
33 / 1
RSK.Dr. TADJUDDIN DITETAPKAN
CHALID MAKASSAR DIREKTUR UTAMA
RSK.DR.TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
15 JANUARI 2015
OPERASIONAL
(SPO)
dr.H.KAMAL ALI PARENGRENGI,M.Kes
NIP 196108121990031002

PENGERTIAN :

TUJUAN :
KEBIJAKAN :
PROSEDUR :

UNIT TERKAIT :

You might also like