You are on page 1of 10

PRAKTIKUM IV

IDENTIFIKASI MIKROBA

4.1 Pendahuluan
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah
mikroorganisme khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita
dapat menumbuhkan mikroorganisme dalam suatu biakan yang mana di dalamnya
hanya terdapat mikroorganisme yang kita tumbuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan
biakan murni. Untuk melakukan hal ini harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang
disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
Dalam ilmu biologi cabang ilmu yang mempelajari tentang
mikroorganisme disebut sebagai mikrobiologi yang merupakan salah satu ilmu
tentang makluk hidup. Mikroorganisme terdapat disegala macam lingkungan dan
sebagai bagian dari ekosistem alam. Sebagian dari mikroorganisme itu adalah
produsen, sebagian konsumen pertama, sebagian lagi konsumen kedua dan ketiga.
Mikroorganisme dapat ditemukan dikutup, di daerah tropik, dalam air, dalam
tanah, dalam debu, diudara, pada tumbuhan, tumbuhan hewan dan manusia.
Mokroorganisme ini mempunyai peran penting dalam jenis-jenis makanan, yaitu
berperan sebagai pengurai utama (dekomposer) dari berbagai zat dan senyawa,
(Soemartoto, 1980).
Mikroorganisme dibagi dibagi menjadi dua yaitu mikroorganisme autotrof
dan mikroorganisme heterotof. Sebagian besar merupakan fotoautotrof dan hanya
sebagian kecil yang merupakan heterotof. Mikroba dapat dipelajari berdasarkan
sifat fisik, kimiawi dan fisiologisnya. Secara fisik, mikroba dapat dipelajari
berdasarkan bentuk morfologis dari koloninya. Bentuk yang diamati adalah
bentuk keseluruhan koloni, bentuk pinggir, bentuk elevasi, tekstur permukaan,
pola pertumbuhan, dan pigmentasi. Bentuk keseluruhan koloni adalah sirkular,
irregular, punctiform, dan rhizoid

1
Mikroorganisme di muka bumi sangat beragam macamnya, bahkan dengan
ukuran yang berbeda-beda dan jenis yang berbeda. Identifikasi mikroba merupakan
salah satu tugas yang lazim dilakukan dilaboratorium mikrobiologi. Dalam
pengklasifikasian mikroorganisme, akan sulit mendeteksi mikroorganisme dalam
lingkungan terbuka tanpa bantuan alat pembesar untuk dapat mengidentifikasi
mikroorganisme, digunakan kaca pembesar atau mikroskop barulah mikroorganisme
dapat di lihat dan di identifikasikan sehingga dapat membedakan golongan-golongan
dari mikroorganisme.

4.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada praktikan
mengenai cara identifikasi mikroba.

4.3 Landasan Teori


4.3.1 Pengertian Mikroorganisme
Keanekaragaman mikroorganisme mikrobiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat
mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan khusus. Makhluk ini yang disebut jasad
renik atau mikroorganisme, terdapat di mana-mana. Di antaranya ada yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi ada pula yang merugikan seperti
menimbulkan penyakit.

4.3.2 Macam-Macam Mikroorganisme


Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Macam-
macam mikroorganisme adalah sebagai berikut :
1. Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam
bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang,

2
khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar
yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.

Gambar 7. Contoh Fungi (Zigospora)


(Sumber: biology.umm.ac.id)

Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan


seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk
zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual
dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur
memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat
spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur
yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan
setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
2. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan
karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi
keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas

3
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada
partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan
banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fage
digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).

Gambar 8. Anatomi virus


Alyvea.com
3. Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
besar organismeprokariota, selain archaea, yang berukuran sangat kecil serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas.

Gambar 9. Bakteri Escherichia coli


(Sumber: helpingpeopleideas.com)

4
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit
(patogen), bahkan dalam tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran
0,5-5 m, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 m,
yaitu Thiomargarita.Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel
tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda
(peptidoglikan).Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan
mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

4.3.3 Bentuk Koloni Mikroba

Bentuk koloni mikroba adalah bundar (circular), tidak beraturan (irregular),


berbentuk benang (filamentous), rhizoid, dan curled. Koloni tersebut berukuran
besar, namun ada koloni ada yang berukuran sangat kecil (< 1mm). Koloni demikian
disebut punctiform.

Gambar 9. Bentuk-bentuk koloni mikroba


(Sumber: Modul praktikum mikrobiologi perikanan)

4.3.4 Bentuk Pinggir (Margin) Koloni Mikroba

5
Untuk mengamati pinggiran koloni mikroba dapat digunakan mikroskop atau
kaca pembesar sebagai alat bantu. Berikut adalah macam-macam bentuk pinggir dari
suatu koloni mikroba:

Gambar 10. Bentuk pinggir koloni mikroba


(Sumber: Modul praktikum mikrobiologi perikanan)

4.3.5 Bentuk Elevasi Koloni Mikroba

Untuk mengamati bentuk elevasi (tampak atas) koloni mikroba, dapat


dilakukan dengan mengangkat cawan petri hingga sejajar mata. Elevasi merupakan
sudut penonjolan pertumbuhan koloni pada permukaan agar. Bentuk-bentuk elevasi
koloni mikroba adalah sebagai berikut:

Gambar 11. Bentuk elevasi koloni mikroba


(Sumber: Modul praktikum mikrobiologi perikanan)
4.3.6 Tekstur Permukaan Koloni Mikroba
Tekstur permukaan koloni mikroba dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop atau kaca pembesar sebagai alat bantuk. Tekstur permukaan koloni
diantaranya adalah smooth, glistening, rough, dull (opposite of glistening), dan
rugose (wrinkled).

6
Gambar 12. Tekstur permukaan koloni mikroba
(Sumber: Modul praktikum mikrobiologi perikanan)

4.3.7 Alat Gerak Bakteri

7
Beberapa bakteri mampu bergerak karena memiliki flagel atau bulu cambuk
sebagai alat gerak. Dengan alat ini, bakteri dapat berpindah tempat dari lokasi yang
tidak disukai menuju lokasi yang diinginkan. Berdasarkan jumlah dan lokasi alat
geraknya, bakteri dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu monotrik apabila
bakteri hanya memiliki satu alat gerak; lofotrik apabila bakteri memiliki lebih dari
satu alat gerak yang berkumbul di satu sisi; amfitrik apabila bakteri memiliki banyak
alat gerak di kedua sisinya; dan paritrik apabila alat gerak tersebar di seluruh
permukaan sel bakteri.

Gambar 13. Golongan bakteri


berdasarkan jumlah dan lokasi
alat geraknya
(Sumber: Modul praktikum
mikrobiologi perikanan)

4.3.8 Pola Pertumbuhan Mikroba

1. Pola Pertumbuhan pada Media Agar Miring

Mikroba memiliki pola pertumbuhan yang khas pada media kultur


agar miring. Pola pertumbuhan pada media agar miring adalah sebagai
berikut:

8
Gambar 14. Pola
pertumbuhan pada
mikroba pada media
agara miring

(Sumber: Modul
praktikum mikrobiologi
perikanan)

2. Pola Pertumbuhan pada Agar Tegak

Mikroba memiliki pola pertumbuhan yang khas pada media kultur


agar tegak. Pola pertumbuhan pada agar tegak adalah sebagai:

Gambar 15. Pola pertumbuhan pada mikroba pada media agar tegak

9
(Sumber: Modul praktikum mikrobiologi perikanan)

3. Pigmentasi

Pigmen yang terkandung pada mikroba dapat digunakan untuk


membantu proses identifikasi. Mikroba ada yang memiliki pigmen berwarna
putih, buff, merah, ungu dan sebagainya. Sebagian pigmen dapat larut dalam
air dan sebagian lainnya tidak. Berikut adalah pigmentasi pada mikroba:

Gambar 16. Pigmentasi pada mikroba

(Sumber: Modul praktikum mikrobiologi perikanan)

10

You might also like