You are on page 1of 6

A.

PAK YUSRAN

1. Taaruf adalah perkenalan, hanya untuk berkenalan saja bukan


seperti pacaran seperti zaman sekarang.
2. Pacaran adalah upaya untuk mendekati lawan jenis tapi sering
melanggar norma agama. Sedangkan taaruf bertujuan hanya untuk
berkenalan.
3. Etika dalam bertaaruf di antaranya tidak boleh berduaan, mesti ada
pihak ketiga.
4. Taaruf tergantung kepada tujuannya, jika ingin menikah maka
jalanilah taaruf tersebut dengan serius
5. Taaruf bertujuan agar tidak salah memilih pasangan untuk menikah
dan tidak ada penyesalan karena tidak mengenal pasangan
sebelumnya.
6. Taaruf dilakukan sebelum khitbah
7. Persyaratan yang harus dimiliki untuk bertaaruf adalah kesiapan
mental karena bisa jadi tidak bisa dilanjutkan ke pernikahan
8. Pertanyaan yang ditanyakan tergantung kepada yang ingin
melakukan taaruf, namun harus tercapai tujuan untuk bertaaruf
tadi dan jangan sampai pertanyaannya melampaui batas. Jika
diadakan pertemuan tidak boleh berduaan, mesti ada pihak ketiga
9. Pertanyaan mengenai identitas calon dapat diketahui dari
keterangan teman terdekatnya yang tau persis dengan calon
10. Pertanyaan yang diutarakan berdasarkan keinginan yang ingin
berkenalan
11. Jika ada hal yang menyangkut rahasia calon, maka sebaiknya
diungkapkan untuk tidak menimbulkan penyesalan nantinya
12. Bagusnya taaruf dilakukan via perantara. Namun jika
menginginkan face to face maka mesti ada mahram yang
menemani
13. Jika terpaut jarak maka perkenalan dapat dilakukan dengan
kecanggihan zaman modern saat ini dan bisa diverifikasi oleh orang
terdekat calon
14. Jika calon merupakan introvert person maka taaruf dapat
dilakukan dengan penelitian kepada orang yang bisa menjelaskan
personal calon tadi disertai observasi kepada calon
15. Taaruf tidak wajib namun dianjurkan untuk mengenal
pasangan.
16. Jika gagal dalam bertaaruf maka tidak ada pihak yang
dirugikan karena taaruf tujuannya hanya untuk berkenalan

B. PAK AKMAL
1. Pada dasarnya Islam menganjurkan untuk mengenal pasangan
sebelum menikah, baik laki-laki maupun perempuan dianjurkan
untuk berkenalan, baik dari segi pribadi (fisik hingga akhlak),
pemikian (hobi dan minat)
2. Mesti taaruf dengan anggota keluarga calon juga. Karena dengan
mengetahui keluarga juga kan mengenal diri calon
3. Taaruf memang lebih bagus dibanding pacaran karena tidak
menunjukkan hal yang tidak seharusnya seperti mungkin saat
pacaran dikenal lembut namun setelah menikah bukan demikian
4. Taaruf tidak mesti ditanyakan langsung kepada calon, namun bisa
dilakukan kepada orang terdekat calon
5. Rasulullah menyarankan hal ini agar tidak terjadi membeli kucing
dalam karung
6. Etika dalam bertaaruf dalam Islam sebatas :
a. Tidak berduaan dalam taaruf
b. Taaruf bisa dilakukan face to face, bisa juga dengan via
perantara. Namun dengan perantara lebih efektif karena bisa
menjaga perasaan calon saat perkenalan pertama.
c. Mengenai adab taaruf , taaruf dilakukan dengan melihat muka
dan telapak tangan calon tadi, memakai bahasa yang sopan, dan
menjadi pribadi yang amanah, karena kemungkinan taaruf
tersebut tidak bisa dilanjutkan selanjutnya maka harus disimpan
baik-baik.
d. Perlu ditekankan, taaruf hanya sebuah perkenalan dan bukan
jaminan untuk langkah selanjutnya (menikah). Jika jadi, maka itu
jodoh. Jika tidak jadi, maka itu bukan jodoh
7. Islam mengajarkan khitbah dulu baru taaruf. Namun, bagusnya
taaruf dulu baru khitbah, karena khitbah mengajukan keinginan
untuk menikah/ meminang. Misalnya kisah Rasul dengan Khadijah.
8. Dari segi mental, mesti masing-masing personal harus sama-sama
siap menikah. Karena bisa jadi perempuan belum bisa menikah,
namun bisa berlanjut jika laki-laki bisa aktif meyakinkan orang tua si
perempuan.
Dari segi finansial, tergantug kepada pelaku. Utamanya, laki-laki
harus mempersiapkan finansial untuk proses selanjutnya
9. Pertanyaan yang bisa ditanyakan tergantung kepada yang
melakukan taaruf. Jika pertanyaan mengenai cacat, dapat
dibuktikan dengan adanya catatan historis kesehatan
10. Waktu taaruf tidak ada standarnya, tergantung kepada
pelaku.
11. Jarak di zaman modern ini karena ada sosmed dan bisa
diverifikasi oleh orang terdekat calin
12. Taaruf juga bisa dilakukan kepada orang tua calon
13. Jika calonnya introvert/ extrovert, tidak masalah. Karena hal
itu bukan menjadi hal yang menghalangi untuk menikah. Dan inilah
gunanya taaruf; untuk mengetahui karakteristik pasangan
14. Teknis pelaksanaa taaruf menyangkut kenyamanan dalam
prose taaruf tergantung kepada pelaku. Karena informasi tidak
mesti didapatkan langsung dari calon, bisa juga dari pihak ketiga
atau orang tua atau orang terdekat
15. Sebaiknya dalam bertaaruf melihat fisik dulu baru agama.
16. Taaruf tidak wajib, tapi sebaiknya dilakukan kepada orang tua
calon
17. Cara untuk menolak taaruf td dapat secara langsung/ tidak
langsung asal tidak digantung. Jangan sebutkan alasan penolakan
karena akan menyebutkan kekurangan pasangan tadi

C. PAK MAGHFIRAH

1. Istilah taaruf baru ada saat ini. Istilah yang ada hanya khitbah.
Namun tidak ada salahnya juga untuk melakukan taaruf. Contohnya
nabi Syuaib menawarkan anaknya kepada nabi Musa
2. Pacaran beda dengan taaruf, taaruf ada perantara/ orang ketiga.
Sedangkan pacaran hanya berduaan saja. Taaruf sesuai dengan
kepentingan agar bisa mempersiapkan diri dengan konsep syariah
dalam pernikahan
3. Jadi atau tidaknya, itu bukan kehendak kita karena jodoh di tangan
Allah. Taaruf dan pacaran tidak memegang kepastian pernikahan.
Namun, taaruf memiliki nilai plus karena tidak ada dosa. Pacaran
memiliki dosa karena selali khalwat
4. Dalam pertemuan taaruf mesti ada mahram dan pembicaraan
adalah mengenai hal yang berkaitan dengan pernikahan. Mesti jelas
substansinya
5. Idealnya, khitbah dulu karena sesuai dengan konsep fiqh. Namun
bukan berarti dilarang. Boleh melirik-lirik dari jauh dulu kepada
calon, jika berkenan maka bisa lanjut kepada khitbah
6. Pihak-pihak yang bisa ditanyai tentang pribadi calon bisa dari orang
tua, teman terdekat dan bisa juga dengan orang yang tinggal di
sekitar lingkungannya
7. Waktu taaruf tidak dipatok, namun semakin cepat semakin baik dan
tidak menimbulkan efek kepada masing-masing pihak
8. Konsep taaruf tertuang dalam hadits tunkahul mara. Jadi pelaku
dapat menanyai identitas calon berdasarkan konsep hadits tadi
kepada orang terdekat calon
9. Pemberitahuan aib atau cacat tidak mesti dilakukan kepada calon
tadi
10. Taaruf tidak mesti dilakukan secara lansung ataupun via
perantara. Teknisnya tergantung kepada pelaku namun tidak
menyalahi aturan syariat
11. Taaruf harus dilakukan kepada orang tua calon karena
tertuang dalam konsep hadits tunkahul mara dan hadits unzhur
ilaiha. Hal ini bertujuan untuk mengenali wajah baru (anak) yang
lahir seperti siapa dari keturunan 2 keluarga tadi
12. Tidak mesti ada kesiapan tertentu karena Allah sudah
menjamin rezeki setiap manusia. Sumber hukum ada dalam Al-
Quran dan Sunnah
13. Jika taaruf tadi batal, tidak apa-apa. Yang jadi masalah adalah
khitbah yang dibatalkan, baru ada ganjaran yang harus dibayar.

D. PAK ZULKIFLI
1. Islam mengajarkan untuk bertaaruf berdasarkan dalil Al-Quran. Ini
merupakan konsepk awal. Namun jika yang dimaksud untuk
pernjajakan pra nikah maka yang dapat dijadikan lndasan adalah
hadits tentang melihat pasangan. Maka hukumnya berdasarkan
hadits ini adalah sunnah.
2. Harus dipisahkan antara khalwat dan taaruf karena bagaimana
orang bisa suka tanpa taaruf dan bagaimana bisa nikah jika tidak
suka. Caranya dapat didapatkan keterangan mengenai calon
berdasarkan hadits tunkahul mara dan khusus untuk perempuan
harus diketahui lifestyle nya sehari-hari.
3. Taaruf bisa dilakukan sepihak saja karena tujuan taaruf adalah
hanya untuk mengenali calon pasangan. Taaruf tidak hanya untuk
calon, juga kepada keluarga calon.
4. Taaruf bisa dilakukan sebelum khitbah. Banyak pendapat taaruf
setelah khitbah, namun dlam konsep fiqh modern, tidak bisa lagi
khitbah menjadi permulaan untuk taaruf karena kemungkinan
terjadi pembatalan pernikahan ada. Rasio jika taaruf setelah
khitbah lebih tinggi untuk batal dibanding taaruf dulu baru khitbah
5. Mengenai aib dan cacat mesti dikatakan saat taaruf. Lebih baik
diungkapkan daripada nanti kecewa. Kesiapan untuk menerima
lebih terbukti dan bisa menyebabkan kebahagiaan tersendiri dalam
memilih pasangan jika memiliki kekurangan. Namun kecacatan yang
diungkapkan sebatas itu saja.
6. Pihak yang bisa dijadikan untuk mengenal calon; keluarga si calon
dan orang lain yang terdekat dengan calon.
7. Masa taaruf tidak ada batasan tertentu, tapi jangan lama-lama
karena tidak ada hal yang menyebabkan taaruf mesti lama-lama.
8. Proses taaruf bisa dilakukan secara dengan individu tanpa khalwat
(mesti ada mahram) jika ingin bertemu langsung
9. Taaruf menggunakan form bisa juga, namun tetap bertemu untuk
memastikan kebenaran form tersebut biar tidak ada kebohongan
10. Taaruf idealnya dilakukan juga kepada keluarga calon didasari
dari hadits tunkahul mara mengenai nasab
11. Taaruf merupakan cara untuk mengenal pasangan,
merupakan acuan nash yang menyuruh untuk taaruf. Taaruf juga
merupakan perintah agama agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan dalam memilih pasangan hidup.

E. PAK ZULFAHMI BUSTAMI


1. Menurut Islam, taaruf ada dalam khitbah. Taaruf khusus untuk
mengenal jati diri sesorang/ calon yang diprioritaskan kepada esensi
agama calon berdasarkan hadits tunkahul mara.
2. Islam menganjurkan taaruf karena dalam pernikahan salah memilih
pasangan. Taaruf mencakup kepada seluruh orang terdekat calon.
3. Walaupun taaruf tidak memiliki dasar hukum namun taaruf
menyimpan banyak kemashlahatan dan tergolong kepada
mashlahat dhahruri
4. Taaruf jadi cara efektif untuk mengenali calon dengan cara
melibatkan ke dua belah pihak dan murni untuk taaruf dan jangan
ada paksaan
5. Etika yang paling bagus dengan melihat batasan-batasan yang ada
dalam Islam. Juga disesuaikan dengan adat masing-masing
6. Hal-hal yang bisa ditanyakan saat bertaaruf adalah yang
berdasarkan pertanyaan yang tersirat dari hadits tunkahul mara
7. Jika punya aib, seharunya aib itu dilindungi. Jangan sampai tidak
dilindungi walau sudah didengar oleh orang lain
8. Taaruf tidak boleh terlalu lama. Masanya relatif. Seharusnya taaruf
sudah sampai tujuan. Jika sudah ditemukan kebenaran jati diri calon
maka jangan ditunda untuk langkah selanjutnya
9. Taaruf terbaik dilakukan dengan perantara karena face to face
dikhawatirkan sama dengan khalwat
10. Etika membatalkan taaruf cukup dengan sesuatu yang tidak
merusak silaturrahmi dan membuka aib. Jadi batasannya abstrak

F. PAK AFRIZAL
1. Taaruf adalah proses yang akan dilakukan oleh orang yang akan
menikah. Berdasarkan hadits unzhur ilaiha
2. Khitbah diawali dengan taaruf karena tidak mungkin ada keinginan
untuk ke langkah selanjutnya. Hal ini berdasarkan hadits tunkahul
mara. Khitbah merupakan bentuk keseriusan setelah bertaaruf
3. Dalam mencari tahu tentang calon bukan dalam hal tajasyus/
stalking. Jika ada aib maka hal tersebut tidak mesti diungkapkan
karena selama kekeurangan tersebut tidak fatal maka tidak harus
diungkapkan
4. Taaruf itu penting agar cinta bisa ada dan tumbuh
5. Dalam mengetaui pasangan bisa secara langsung bisa dengan
memperhatikan calon tersebut
6. Orang yang bisa ditanyai untuk mengetahui calon di antaranya
keluarga, teman dan orang yang terdekat dengan calon
7. Masa taaruf tidak diatur. Semakin cepat semakin baik agar tidak
terjadi maksiat
8. Taaruf boleh melalui pihak ketiga/ perantara; bisa juga langsung
namun tidak berkhalwat (ada mahram)
9. Taaruf harus dilakukan kepada calon mertua berdasarkan hadits
tunkahul mara
10. Etika membatalkan taaruf adalah mesti dengan cara yang
maruf. Tidak ada batasan mengenai hal ini, namun yang terpenting
adalah tidak menyakiti
11. Taaruf pada dasarnya adalah dasar untuk merasakan perasaan
senang kepada pasangan agar dapat menciptakan kebahagiaan
dalam RT dengan cara yang tudak melewati batas syarat dan
dilakukan oleh orang yang sudah siap mental dan fiskal.

You might also like