Professional Documents
Culture Documents
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Phillum Arthropoda
Kelas Insekta
Ordo Hemiptera
Famili Miridae
Genus Helopeltis
Spesies Helopeltis antonii
Gejala Serangan
Pucuk yang terserang yaitu tanaman muda masih lunak dengan daun belum
membuka, sehingga daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan
meranggas serta tampak seperti lidi. Pada buah kakao, kepik menyukai buah muda
dan buah mendekati matang. Buah yang terserang menunjukkan bekas tusukan
berupa bercak-bercak cekung berwarna coklat-hitam, berukuran 2-3 mm pada
permukaan buah akibat tusukan stylet nimfa dan imago. Letak bercak-bercak
cenderung pada ujung buah. Buah yang terserang berat, tampak seluruh
permukaan buah dipenuhi bekas tusukan hitam dan kering, dimana kulit buah
kering dan retak-retak. Buah muda berukuran kurang dari 5 cm menjadi kering
dan rontok apabila terjadi serangan berat.
Telur
Telur diletakkan berkelompok 2-3 butir dalam jaringan tanaman yang lunak
seperti bakal buah, tangkai buah, buah muda, ranting muda dan bagian sisi bawah
tulang daun. Seekor kepik betina menghasilkan rata-rata 121 butir telur. Telur-
telur tampak pada jaringan tanaman tersebut berupa munculnya lilin agak
bengkok yang tidak sama panjangnya pada permukaan jaringan tanaman. Dalam
waktu 6-7 hari telur menetas menjadi nimfa.
Nimfa
Nimfa mengalami 5 kali ganti kulit selama periode nimfa 10-11 hari. Instar
pertama berwarna coklat bening yang berubah coklat. Instar kedua, tubuh
berwarna coklat muda, antena coklat tua. Instar ketiga, keempat dan kelima
semakin jelas tonjolan pada thorax dan bakal sayapnya.
Imago
Imago berukuran kecil, 10 mm. Abdomen berwarna hitam dan putih, sedangkan
thorax berwarna jingga atau hitam. Kepala berwarna hitam. Pada setiap 30 ekor
nimfa menghasilkan 24-29 serangga dewasa. Lama hidup serangga betina 10-42
hari dan jantan 8-52 hari.
Pengendalian KPB
Tanaman yang defisiensi unsur P dan K menjadi peka terhadap serangan hama ini.
Dengan demikian pemberian pupuk secara teratur dan tepat dapat meningkatkan
pertumbuhan dan ketahanan tanaman kakao terhadap hama ini. Peranan unsur P
untuk mempertinggi daya regenerasi tanaman dari kerusakan. Sedangkan unsur K
berperan penting pada proses asimilasi bertindak sebagai katalisator, serta
memperkuat jaringan tanaman. Sebaliknya pemberian unsur N yang berlebihan
dapat meningkatkan serangan, karena jaringan tanaman menjadi lunak.
b. Sanitasi tanaman inang lainnya
Beberapa jenis tanaman menjadi inang hama ini antara lain kapok, rambutan,
dadap, albasia dan beberapa gulma. Pertanaman kakao perlu dibebaskan dari
tanaman inang lainnya ini melalui tindakan sanitasi kebun.
Pohon pelindung perlu dipangkas agar tidak terlalu lebat dan lembab, karena
kepik ini tidak tahan angin dan sinar matahari langsung. Populasi kepik menjadi
berkurang.
Tunas air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao dan menjadi tempat
peletakan telur hama ini. Pemetikan tunas air setiap 2 minggu dapat mengurangi
populasi hama, karena telur yang terdapat pada tunas air akan ikut terbuang.
b. Secara mekanis
Secara mekanis dapat dilakukan dengan menangkap hama dengan tangan atau
menggunakan bambu yang diberi perekat (getah tanaman) pada ujungnya. Kedua
cara ini memerlukan banyak tenaga kerja, dan kurang efektif.
Cara ketiga, dengan membungkus buah yang masih kecil (8-12 cm) menggunakan
kantong plastik. Salah satu ujung plastik diikat dengan tali, sedangkan ujung
lainnya dibiarkan terbuka. Cara ini untuk mengendalikan hama PBK juga.
c. Secara hayati
http://citrusbiosecurity.blogspot.co.id/