You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah mata kuliah Hama dan Penyakit Pasca Panen.
Makalah ini merupakan tugas bagi penulis selaku mahasiswa di jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibunda dan ayahanda yang telah memberikan dukungan dan supportnya baik
secara moril maupun materil.
2. Bapak Ismail Yusa., S.P, M.Sc selaku dosen mata kuliah Hama dan Penyakit
Pasca Panen.
3. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam penulisan laporan
ini.

bagi para pembaca. Penulis pun menyadari masih banyaknya kekurangan


dalam penulisan makalah ini, maka dari itu diperlukannya saran dan kritik yang
membangun untuk lebih baik kedepannya.

Medan, 17 April 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Ruang Lingkup Penulisan..........................................................1
C. Rumusan Masalah....................................................................2
D. Tujuan Penulisan.....................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3
1. Kedelai...................................................................................3
1.1 Pengertian Kedelai.............................................................3
2. Hama Gudang Pada Kedelai......................................................3
2.1 Pengertian Hama................................................................3
2.2 Callosobruchus phaseoli.......................................................3
2.3 Callosobruchus chinensis......................................................5
2.4 Callosobruchus maculatus....................................................7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................9
BAB IV KESIMPULAN...................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.
Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500
tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati
dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat
Makanan yang terbuat atau berbahan dasar kedelai dipercaya mengandung protein
yang tinggi dan merupakan makanan rakyat sehari-hari. Namun yang menjadi
permasalahan adalah dalam pemenuhan permintaan akan kacang kedelai.
Pemerintah membuat kebijakan impor kedelai dari negara lain seperti Amerika
dan Cina. Hal ini dikarenakan Indonesia belum mampu membudidayakan kacang
kedelai tesebut dengan baik. Berkaitan dengan kondisi tempat dan lingkungan
yang sesuai sabagai tempat tumbuhnya kedelai. Kalaupun bisa, hasil yang
diperoleh tidak akan sebaik kedelai produk di impor. Kendala lain yang ditemukan
dalam pembudidayaan dan penanganan pasca panennya adalah adanya hama dan
penyakit yang menyerang diantaranya adalah Callosobruchus sp.

Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan


dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat
penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang.
Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian yang masih di
lapang. Hama gudang adalah hama yang menyerang dan merusak produk
pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Hama pasca panen
merupakan salah satu factor yang memegang peranan penting dalam peningkatan
produksi. Hasil setiap anen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat
diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan.

B. Ruang Lingkup Penulisan

Penulisan makalah ini akan mencakup tentang hama gudang


Callosobruchus phaseoli, Callosobruchus chinensis dan callosobruchus

3
maculatus pada kedelai. Bagaimana serangan hama tersebut sampai bagaimana
penanganannanya.

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu hama gudang Callosobruchus sp?


2. Bagaimana penanganan hama gudang Callosobruchus sp?

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui hama gudang Callosobruchus sp. pada kedelai
2. Untuk mengetahui penanganan hama gudang Callosobruchus pada
kedelai.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Kedelai
1.1 Pengertian Kedelai
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.
Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500
tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati
dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat
(Wikipedia, 2107).

2. Hama Gudang Pada Kedelai

2.1 Pengertian Hama

Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan


dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat
penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang.

5
Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian yang masih di
lapang. Hama gudang adalah hama yang menyerang dan merusak produk
pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Hama pasca
panen merupakan salah satu factor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan produksi. Hasil setiap panen yang disimpan khususnya biji-bijian
setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan
(Highlei, 1985).

2.2 Callosobruchus phaseoli

Callosobruchus phaseoli merupakan hama utama pada benih kedelai.


Callosobruchus phaseoli banyak ditemukan di gudang-gudang penyimpanan
benih kedelai. Callosobruchus phaseoli termasuk hama primer yang menyerang
biji kedelai utuh pada gudang simpan. Hama tersebut mulai terdapat pada polong
sebelum panen dan terbawa ke dalam penyimpanan sehingga dapat
menyebabkan kerugian yang sangat besar. Berikut ini merupakan klasifikasi
darihama Callosobruchus phaseoli:

Kingdom: Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Coleoptera

Family : Bruchidae

Genus : Callosobruchus

Spesies : Callosobruchus phaseoli

6
Morfologi Callosobruchus phaseoli

Mempunyai moncong yang pendek dan femur tungkai belakang yang


membesar. Bentuk tubuh kumbang dewasa kebanyakan bulat atau lonjong. Pada
sayap depannya terdapat gambaran gelap yang menyerupai huruf U dan
memiliki pronotum halus. Warna sayap depan coklat kekuning-kuningan. Kedua
elitranya memiliki bintik hitam. Callosobruchus phaseoli berukuran 2,3-2,9 mm.
Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna
kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian
dorsal, dan rata pada bagian yang melekat pada biji.

Bioekologi Callosobruchus phaseoli

Callosobruchus phaseoli umumnya memiliki metamorfosis sempurna


yaitu telurlarvapupaimago. Telur diletakkan pada kulit biji atau polong. Telur
yang baru menetas menjadi larva dan langsung masuk ke dalam benih. Hal
tersebut menyebabkan kulit biji terdapat selaput putih akibat bekas telur yang
melekat pada kulit biji. Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang besar
tetapi meninggalkan kulit biji utuh. Fase pupa terjadi dalam rongga benih. Pupa
yang berubah menjadi imago nantinya akan menggigit dan mengkonsumsi
cadangan makanan yang dimiliki oleh benih. Umur dewasa hama
Callosobruchus phaseoli sangat bervariasi, mungkin bisa terjadi selama 10 hari
untuk populasi terbatas dalam kondisi tropis akan tetapi dapat bertahan selama
100 hari apabila ketersediaan makanan untuk hama tersedia sehingga mampu

7
bertahan hidup cukup lama. Hama Callosobruchus phaseoli dapat berkembang
biak pada suhu 13-35oC.

Jenis kerusakan dan gejala serangan Callosobruchus phaseoli

Imago Callosobruchus phaseoli muncul dari benih dengan meninggalkan


lubang yang dibuat rapi dalam biji yang terletak di belakang rongga besar yang
ditinggalkan oleh larva. Kerugian yang disebabkan oleh Callosobruchus
phaseoli cukup besar. Callosobruchus phaseoli akan mengkonsumsi sekitar 25%
dari benih atau inang. Kerusakan yang ditimbulkan yaitu biji material berlubang.
Benih yang sudah terserang hama Callosobruchus phaseoli tidak berkecambah
atau tidak berkecambang dengan baik. Serangan hama ini juga dapat
menyebabkan pemanasan komoditas yang mengakibatkan hilangnya kualitas dan
menyebabkan pertumbuhan jamur pada material.

Biji kedelai yang terserang hama Callosobruchus phaseoli jelas terlihat


dari kehadiran telur yang tidak keluar dari benih bersama dengan kehadiran
imago yang aktif dan munculnya lubang dalam biji. Keberadaan larva
Callosobruchus phaseoli yang tersembunyi berkembang dalam benih kedelai
dapat dideteksi dengan menggunakan sinar-X. Penggunaan sinar-X
membutuhkan biaya yang cukup banyak. Cara tradisional yang bisa digunakan
untuk mengetahui keberadaan hama ini yaitu dengan merendam benih kedelai
dalam air. Sebelum dikonsumsi banyak konsumen merendam benih kedelai
dalam air untuk memisahkan biji-biji yang terserang atau biji yang tidak utuh.
Biji yang tidak utuh yaitu biji yang mengapung sedangkan biji kedelai yang utuh
tenggelam.

2.3 Callosobruchus chinensis

Hama Callosobruchus chinensis merupakan hama gudang yang bersifat


polifag yaitu memiliki inang yang cukup banyak, salah satunya adalah biji
kedelai. Hama ini bukan hama utama dari biji kedelai, namun juga dapat
menyerang biji kedelai di tempat penyimpanan.

8
Morfologi Callosobruchus chinensis

Telurnya berbentuk oval dan berwarna putih transparan saat diletakkan


dan berubah menjadi putih kekuningan. Larva tidak bertungkai, berwarna putih
dan pada kepala agak kecoklatan. Pupa tipe bebas dan warnanya putih. Imago
dari hama ini berbentuk bulat telur. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Warna tubuh
Callosobruchus chinensis yaitu coklat kehitam-hitaman atau coklat kemerahan.
Bagian kepala agak meruncing dengan elitra coklat terang dan bercak gelap
menyerupai huruf U, sayapnya berwarna kekuning-kuningan, dan pronotum
halus. Elitra serangga lebih pendek dari panjang abdomen sehingga ujung
abdomen kelihatan dari arah dorsal. Femur tungkai belakang membesar dan dan
pada ujung nampak dua duri. Moncong agak pendek, bagian tubuh lebar, paha
kaki belakang membesar.

Bioekologi Callosobruchus chinensis

Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada
permukaan produk kekacangan dalam simpanan. Setelah diletakkan, imago
mengeluarkan cairan pada permukaan biji yang mana digunakan sebagai tanda
bahwa biji tersebut telah diteluri. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada
suhu 24,4-700C dengan kelembaban nisbi 67,5-82,6%. Larva biasanya tidak
keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada
material. Larva akan menggerek endosperma di sekitar tempat telur diletakkan.
Larva selanjutnya berkembang dalam biji. Sebelum menjadi pupa larva

9
membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua
minggu dan periode pupa selama 4-6 hari. Serangga dewasa tidak makan dan
mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan
paling lama 12 hari. Siklus hama ini berlangsung antara 25-34 hari. Serangga
aktif pada siang hari. Serangga Callosobruchus chinensis hidup dengan leluasa
apabila tempat penyimpanan atau gudang memiliki tingkat kebersihan yang
kurang.

Gejala Serangan Callosobruchus chinensis

Gejala serangan Callosobruchus chinensis tampak lubang pada biji-biji


kacang-kacangan yang lama-kelaman mengakibatkan biji tersebut menjadi retak.
Pada serangan awal terlihat telur berwarna putih menempel pada permukaan biji
dan serangan lanjut biji kacang keropos dan tinggal kulit biji kacang yang
berlubang. Intensitas serangan akibat hama dalam produk simpanan termasuk
dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan kerugian
yang nyata secara ekonomi.
2.4 Callosobruchus maculatus

Hama Callosobruchus maculatus merupakan hama gudang yang bukan


hama utama dari biji kedelai, namun juga dapat menyerang biji kedelai di tempat
penyimpanan.
Morfologi Callosobruchus maculatus

Callosobruchus Maculatus memiliki ukuran panjang 3,1 mm. Hama ini


berwarna coklat ke abu-abuan dan memiliki kaki serta antena yang berwarna
kemerah merahan. Masing masing jenis kelamin baik jantan maupun betina
memiliki antenna yang bergerigi. Pada jenis betina memiliki ciri yang kuat pada
elytra yang terdiri dari dua bercak- bercak yang besar di bagian pertengahan
sepanjang bagian elytara dan bercak yang lebih kecil pada bagian ujng anterior
dan posterior. Sedangkan pada jenis jantan memiliki lebih sedikit ciri tanda
seperti bercak dibandingkan dengan jenis betina. Mulai dari atas kepala
tersembunyi elytra pendek tidak sampai ujung abdomen.

10
Gambar 1. Callosobrucuhus Maculatus Jenis betina

Gambar 2. Callosobrucuhus Maculatus Jenis Jantan

Bioekologi Callosobruchus maculatus

Callosobruchus Maculatus merupakan salah satu hama hama gudang


atau hama pascapanen. Daur hidup hama Callosobruchus Maculatus dimulai
dari telur menjadu larva dan pupa dan tumbuh menjadi dewasa. Telur hama ini
memiliki permukaan yang halus, struktur menyerupai kubah dan berbentuk oval.
Setiap berelur dapat menghasilkan 50 150 butir. Kemudian membentuk
menjadi larva dan pupa yang biasanya banyak ditemukan di dalam biji dan
kemdian baru memasuki tahap dewasa. Pada tahap dewasa biasanya banyak
ditemukan dalam bunga bunga. Pada tahap dewasa hama ini memiliki panjan
sekitar 2-3,5 mm. Hama Callosobruchus Maculatus memiliki sifat yaitu
menyerang segala jenis biji-bijian yang terutama mengandung karbohidrat dan
protein. Salah satunya adalah kedelai. Hama ini menyerang isi biji hingga rusak
dan berlubang lubang, bahkan jika parah dapat menghancurkan biji sampai
90% dari total keseluruhan biji tersebut (Kartasaputra, 1991).

11
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam pertanian, pasca panen merupakan tindakan lanjutan yang sangat


penting bagi komoditi pangan. Hama gudang adalah hama yang menyerang dan
merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan.
Menurut Highlei (1985) Hama pasca panen merupakan salah satu factor yang
memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil setiap panen yang
disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama
gudang yang dapat merugikan.

Kumbang Callosobruchus sp. mempunyai moncong yang pendek dan


femur tungkain belakang yang membesar. Callosobruchus sp. dari ordo
coleopteran. Bentuk tubuhnya bulat telur dengan kepala yang agak runcing. Hama
ini menyerang polong-polongan salah satunya adalah kacang kedelai. Kerusakan
yang diakibatkan oleh hama ini dapat mencapai 70 persen. Mengingat besaranya
kerusakan yg diakibatkan oleh Callosobruchus sp. ini sehingga memerlukan
tindakan penanganan yg lebih tepat.

Menurut Winarno (20016), suatu bahan dikatakan rusak bila


menunjukkan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima
secara normal oleh panca indera atau paranmeter yang biasa digunakan manusia.
Berdasar kan keawetannya bahan pangan dapat digolongkan menjadi tiga
golongan yaitu: tahan lama, mudah rusak dan semi perishable. Setelah dipanen
biasanya bahan pangan perlu disimpan, baik di gudang atau di tempat
penyimpanan lainnya. Selama penyimpanan, bahan pangan tersebut dapat
mengalami kerusakan yaitu tergantung jenis produk yang disimpan dan cara
penyimpanannya.

12
Pencegahan terhadap hama ini dilakukan dengan sanitasi gudang,
perawatan gudang, dan pemerikasaan benih yang disimpan secara rutin.
Pencegahan lain adalah dengan menjaga kadar air benih yang disimpan tetap
rendah, menjaga kebersihan benih, dan menumpuk karung-karung berisi benih
secara teratur di atas alas kayu. Pengendalian secara fisik dilakukan dengan
menyimpan benih di tempat yang kedap air agar kadar air dipertahankan tetap
rendah. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi
dengan menggunakan fumigan.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Hama pasca panen merupakan salah satu factor yang memegang peranan
penting dalam peningkatan produksi. Hasil setiap panen yang disimpan
khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang
yang dapat merugikan.

2. Hama gudang merupakan ordo coleopteran.

3. Hama gudang menyebabkan 70% kerusakan bahan pangan.

4. Callosobruchus sp. menyebabkan pemanasan komoditas yang mengakibatkan


hilangnya kualitas dan menyebabkan pertumbuhan jamur pada material.

13
DAFTAR PUSTAKA

Highlei. 1985. Pesticidies and Humid Tropical-Grain Storage System.


Proceedings of an International Seminar in Manila, Philipines, 27-30 Maros,
1985. Aciar Proceedings No. 41.

Kartasaputra. 1991. Hama-Hama Tanaman dalam Gudang. Jakarta; Bumi


Aksara Ikhtiar.

Wikipedia, 2017. Kedelai. Http://id.m.wikipedia.org/wiki/kedelai. Diakses pada


tanggal 14 April 2017.

14

You might also like