You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH


Pengujian Viabilitas Benih (Metode Uji Standar)

OLEH:

NAMA : MUH. MASYUDDIN AL-AMIN


NIM : D1B1 15 043
KELAS : AGT C
KELOMPOK : IV

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
1. PENDAHULUAN
Benih menjadi salah satu input yang penting dalam bidang pertanian.
Benih sebagai penentu keberhasilan tanaman dapat tumbuh hingga panen atau
tidak samasekali. Sistem produksi pertanian baik untuk memenuhi konsumsi
sendiri maupun berorientasi komersial diperlukan adanya ketersediaan benih yang
memiliki daya tumbuh tinggI. Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman merupakan pengertian
lain dari benih. Benih bermutu yakni varietasnya benar dan murni, mempunyai
mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik yang tertinggi sesuai dengan mutu
standar pada kelasnya. Analisis benih untuk mengetahui kualitas benih tersebut
sangat diperlukan. Benih merupakan zat hidup yang selalu melakukan aktivitas
fisiologis baik sebelum di tanam maupun pada waktu ditanam, yang pada
akhirnya sangat mempengaruhi mutu tanaman yang di hasilkan nantinya.
Kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah di pengaruhi oleh
keadaan lingkungan, cadangan makan dan kadar air. Viabilitas benih adalah daya
hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme dan atau gejala
pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter
viabilitas potensial benih. Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup
benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Sedangkan
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub
optimal adalahvigor benih. Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat dari benih yang
mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan
seragam.
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih.
Kedua nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi
normal meskipun keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat
vigor tinggi dapat dilihat dari penampilan kecambah yang tahan terhadap
berbagai faktor pembatas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Ketahanan terhadap faktor pembatas juga dipengaruhi oleh
mutu genetis yang dicerminkan oleh varietas. Vigor benih yang tinggi dicirikan
antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat
dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal
dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal.
Metode uji viabilitas pada benih dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Metode uji secara langsung dapat mengetahui dan menilai struktur-
struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak
langsung dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala
metabolisme. Umumnya media yang banyak digunakan dan direkomendasikan
dalam pengujian daya kecambah yakni kertas, pasir, tanah dan lain-lain.
Penggunaan kertas substrat merupakan bahan yang praktis tidak banyak
memerlukan tempat, mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan
mudah distandarisasi. Jenis substrat kertas yang dapat digunakan dalah kertas
merang, kertas saring, kertas buram,dan sebagainya. Selain kertas substrat
digunakan pula tanah sebagai media perkecambahan harus mempunyai sifat
mampu menyimpan air dan aerasi cukup. Metode uji daya dan kekuatan
berkecambah benih sangat penting diketahui unutk mengetahui metode manakah
yang paling baik dengan lingkungan yang sesuai dan sustrast merang serta dapat
mengetahui kecambah normal dan tidak normal.
2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikm ini megetahui cara pemgujian benih dengan metode
uji standar serta megenal cara penilaian beberapa peubah viabilitas benih.
Kegunaan daripraktikum ini dapat mengetahui cara pemgujian benih
dengan metode uji standar serta megenal cara penilaian beberapa peubah viabilitas
benih.

3. Tinjauan Pustaka
Kualitas benih merupakan titik awal dan faktor yang paling penting bagi
keberhasilan produksi tanaman. Benih adalah penentu awal bagi perkembangan
tanaman dan bagi keberhasilan budidaya. Penggunaan benih yang berkualitas
akan memastikan kemajuan yang diperoleh dari aplikasi input lain pada produksi
pertanian seperti pemupukan dan pengairan. Hanya dengan penggunaan benih
yang bermutu atau berkualitas baik yang dapat memastikan hasil yang
memuaskan dari budidaya (Zecchinelli, 2009).
Menurut Kartahadimaja dkk (2013), benih berkualitas ditentukan oleh
berbagai macam faktor, terutama benih kemurnian dan perkecambahan
selanjutnya adalah adanya penyakit yang ditularkan, vigor benih, ukuran biji serta
perlakukan atau penanganan benih.Penanganan benih adalah proses utama yang
harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan benih yang bermutu. Benih
bermutu merupakan syarat awal untuk menghasilkan tanaman semai yang kuat
hingga ke penanaman di lapangan dan akhirnya tegakan pohon yang
berkualitas.Penyimpanan benih merupakan salah satu penanganan yang penting
dari keseluruhan teknologi benih dalam memelihara kualitas atau mutu.
Faktor keberhasilan budidaya tanaman yang peranannya tidak dapat
digantikan oleh faktor lain adalah benih. Benih adalah bahan tanaman pembawa
potensi genetik. Indikator benih yang bermutu tinggi ditandai dengan vigor awal
yang tinggi dan dapat mempertahankan vigornya (Ridwansyah dkk, 2010). Benih
dengan kualitas baik dapat dihasilkan melalui teknik budidaya yang benar.
Penggunaan varietas-varietas unggul berkontribusi terhadap peningkatan
produksi tanaman pangan disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan
pada masa-masa sebelumnya (Ningsih dkk, 2014).Viabilitas benih adalah daya
hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme dan atau gejala
pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter
viabilitas potensial benih. Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup
benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Daya tumbuh benih
adalah munculnya unsur unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji
yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila ditanam
pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut. Sedangkan kemampuan benih
untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal adalah vigor
benih. Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat dari benih yang mengidikasikan
pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam(Achmad dkk,
2012).
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih.
Kedua nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi
normal meskipun keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat
vigor tinggi dapat dilihat dari penampilan kecambah yang tahan terhadap
berbagai faktor pembatas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Ketahanan terhadap faktor pembatas juga dipengaruhi oleh
mutu genetis yang dicerminkan oleh varietas. Vigor benih yang tinggi dicirikan
antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat
dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal
dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal(Rajjou
et al, 2012).
Metode uji viabilitas pada benih dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Metode uji secara langsung dapat mengetahui dan menilai struktur-
struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak
langsung dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala
metabolisme. Umumnya media yang banyak digunakan dan direkomendasikan
dalam pengujian daya kecambah yakni kertas, pasir, tanah dan lain-lain.
Penggunaan kertas substrat merupakan bahan yang praktis tidak banyak
memerlukan tempat, mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan
mudah distandarisasi. Jenis substrat kertas yang dapat digunakan dalah kertas
merang, kertas saring, kertas buram,dan sebagainya. Selain kertas substrat
digunakan pula tanah sebagai media perkecambahan harus mempunyai sifat
mampu menyimpan air dan aerasi cukup (Roberts, 2012).
Metode uji daya berkecambah yakni UDK (Uji Diatas Kertas), UDKm
(Uji Diatas Kertas dimiringkan). UDK dan UDKm digunakan untuk menguji
benih diatas kertas substrat. Metode ini sangat baik digunakan untuk benih yang
membutuhkan cahaya untuk perkecambahannya. Benih ditanam diatas lembar
substrat yang diletakkan pada petridish atau cawan plastik. Petridish dapat ditutup
atau dibuka, tergantung pada ukuran besarnya benih. untuk benih sebesar padi,
petridish dibuka, sedangkan sebesar tembakau ditutup. Meletakkan petridish pada
trays di germinator dapat secara dimiringkan yaitu dengan memiringkan letak
trays di germinator, sehingga metode menjadi UDKm (Dias et al, 2015).
UAK (Uji Antar Kertas) dimaksudkan untuk menguji benih dengan
menanam benih diantara lembar substrat, kemudian dilipat. Metode ini digunakan
bagi benih yang tidak peka terhadap cahaya untuk perkecambahannya. Misalnya
benih padi, sorghum, bayam dan sebagainya. Seperti pada UDK, metode UAK
dapat dilakukan secara dimiringkan, yaitu dengan memiringkan letak trays dialat
pengecambah benih, metode menjadi UAKm. Sedangkan UKD atau Uji Kertas
Digulung untuk menguji benih dengan cara menanam benih diantara lembar
substrat, kemudian digulung. Metode ini digunakan untuk benih yang tidak peka
cahaya untuk proses perkecambahannya. Benih yang berukuran sebesar benih
jagung, kedelai kacang tanah, dan sebagainya, sebstrat pengujian dilapisi plastik
diluarnya sehingga metodenya menjadi UKDp (Uji Kertas Digulung dalam
Plastik) (Hossain et al, 2013).
Metode uji kekuatan benih yakni dengan metode UKDd atau Uji Kertas
Digulung Didirikan. Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan tumbuh benih
berdasarkan spontanitas tumbuhnya benih. benih ditanam dalam satu deretan,
diantara lembar substrat dan digulung. Letakkan deretan benih kira-kira 1/3 X
kertas dari lebar kertas, dengan arah pertumbuhan akar primer ke bagian 2/3 X
lebar kertas.UKDdp (Uji kertas Digulung dididrikan Dalam plastic). Metode ini
UKDdp sama dengan kegunaannya dengan metode UKDd, hanya
perbedaanyaUKDdp digunakan untuk menguji bnih yang benih yang berukuran
sebesar seprti jagung,kedelai,kacang tanah,dan sebagainya karena benihnya agak
besra, metode ini mengggunakan plastik diluarnya. Sedangkan UHDp (Uji Hoope
dirobah dalam Plastik) digunakan untuk menguji kekuatan tumbuh benih terhadap
serangan suatu penyakit.Caranya seperti pada metode UKDp atau UKDdp hanya
bedanya sebelum substrat ditutup dengan substrat lainnya, ditaburi tanah bekas
pertananaman yang terserang penyakit,sehingga metode ini menjadi UHDp atau
UHDdp (Shaban, 2013).

4. Metode Praktikum
a. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11April 2017 pukul 08.00-
selesai WITA (Waktu Indonesia Tengah) di laboratorium Agroteknologi unit
Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

b. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan: benih kedelai, jagung,, kacang hijau, padi sawah,
kertas CD/buram, kantong plastik. Alat yang digunakan: germinator, cawan petri,
dan bak kecambah.

c. Metode Pelaksanaan
1. lakukan pengujian dengan metode UDK, UKDd dan UKDddp:
a.UDK
MemBulatkan kertas CD sesuai ukuran petridish
Melembabkan kertas sesuia kebutuhan
letakkan kertas di dalam petridish dan atur benih sebanyak 25 butir di atas
kertas tersebut
Buat dalam 3 (tiga) ulangan
Letakkan dalam ekogerminator
b. UKDd
Lembabkan kertas CD sesuai kebutuhan
Ambil 3 (tiga) lembar kertas yang telah dilembabkan dan atur benih
sebanyak 25 butir diatas setengah bagian kertas tersebut
Lipat kertas yang telah ditaanami benih lalu gulung
Buat dalam 3 (tiga) ulangan
Letakkan dalam eko germinator
c. UKDddp
Lembabkan kertas CD sesuai kebutuhan
Letakkan 3 (tiga) lembar kertas di atas plastik transparan dan atur benih
sebanyak 25 butir di atas kertas tersebut
Tutup dengan 2 lembar kertas lalu gulung
Buat dalam 3 (tiga) ulangan, letakan dalam eko germinator
Lakukan pengamatan terhadap kecambah normal dan abnormal
2. Mengamati hasil dari ke 3 (tiga) metode diatas pada kecambah 2,3,4,5,6,7
hari.
3. Menghitug peubah dari uji viabilitas dengan rumus sebagai berikut.
a. Daya kecambah (DB)
Menggambarkan viabilitas potensial benih dihitung berdasarka persetase
kecambah normal hitungan pertama yaitu 5 hari HST dan ke dua 7 HST

KN hit I X
DB Benih
+ KN hit II 100
= yang
ditanam %
b. Potensi tumbuh maksimum (PTM)
Menggambarkan viabilitas total benih, diamati dengan cara menghitung
semua benih yang berkecambah pada hari terakhir pengamatan (14 hst).

PT Benih yang X
Benih
tumbuh
M yang 100
= ditanam %
c. Keserempakan tumbuh
Menghitung berdasarkan persentase kecambah normal (KN) pada hari
antara hitungan pertama (7 hst) dan kedua (14 hst)
KN hari antara hit I dan hit . II
benih yang ditanam
d. Indeks vigor
menggambarkan vigor kecepatan tumbuh

KN hitXI
IV Benih
= yang 100
ditanam %
e. Kecepatan tumbuh relatif (KCT-R)
Meggambarkan vigor benih, merupakan perbandingan nilai Kct dengan
Kct maksimum. Kct maksimum diperolehh dengan asumsi bahwa pada
saat hitungan pertama kecambah normal sudah mencapai 100%

KCT- K X
KCT 100
R = ma
C
%
ksT
t t = waktu
KC
n
0Nt pengamatan
N = % KN
T
setiap waktu
= pengamatan
tn = waktu
akhir
pengamatan

KCTm hari
10
aks = hitungan
0
I
f. T50

Merupakan waktu yang dibutuhkan utuk mecapai 50% total pemuculan


kecambah diamati dengan menghitug jumlah benih yang berkecambah setiap
hari.

(n50%
T50 -(nj
ni)-
= ti ni)
+
ti = waktu antara, pada saat atau sebelum benih berkecambah 50%
tj = waktu antara, setelah benih berkecambah 50%
n50% = jumlah benih berkecambah (50% dari total benih yang
berkecambah)
nj = jumlah benih berkecambah pada waktu tj
ni = jumlah benih berkecambah pada waktu ti
5. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil

Hasil dari praktikum ini ada pada tabel dibawah ini

Uji standar (UDK)

KN Hari Ke- KAN

Jenis benih Ulangan 2 3 4 5 6 7

Padi Sawah (Oryza 2

sativa L.) 3

Kedelai ( Glycine max 1


L.) 2

Kacang Ijo (Vigna 2

radiata) 3

Jagung (Zea mays L.) 3

ket: KAN = Kecambah Abnormal; KN = Kecambah Normal

Total Total
Ulanga Total KN (hari)
Jenis Benih KAN KNK
n
4 5 6 7

1
Padai Sawah (Oryza
2
sativa L.)
3

Kacang Ijo (Vigna 1


2
radiata)
3

1
Kedelai ( Glycine max
2
L.)
3

Jagung (Zea mays L.) 2

ket: KAN = Kecambah Abnormal; KN = Kecambah Normal; KNK =


Kecambah Normal kuat

Uji standar (UKDd)

KN Hari Ke- KAN

Jenis benih Ulangan 2 3 4 5 6 7

Padi Sawah (Oryza 2

sativa L.) 3

Kedelai ( Glycine max 1


L.) 2

Kacang Ijo (Vigna 2

radiata) 3

Jagung (Zea mays L.) 3

Jenis Benih Ulanga Total KN (hari) Total Total


KAN KNK
n
4 5 6 7

1
Padai Sawah (Oryza
2
sativa L.)
3

1
Kacang Ijo (Vigna
2
radiata)
3

1
Kedelai ( Glycine max
2
L.)
3

Jagung (Zea mays L.) 2

Uji standar (UKDddp)

KN Hari Ke- KAN

Jenis benih Ulangan 2 3 4 5 6 7

Padi Sawah (Oryza 2

sativa L.) 3

Kedelai ( Glycine max 1


L.) 2

Kacang Ijo (Vigna 2

radiata) 3
1

Jagung (Zea mays L.) 3

Total Total
Ulanga Total KN (hari)
Jenis Benih KAN KNK
n
4 5 6 7

1
Padai Sawah (Oryza
2
sativa L.)
3

1
Kacang Ijo (Vigna
2
radiata)
3

1
Kedelai ( Glycine max
2
L.)
3

Jagung (Zea mays L.) 2

b. Pembahasan
Daftar Pustaka

Achmad., E. Widajati dan S. S. Vityaningsih. 2012. Kuantitas dan Kualitas


Kecambah Sengon pada Beberapa Tingkat Viabilitas Benih dan Inokulasi
Rhizoctonia sp. Silvikultur Tropika, 3(1): 49-56.
Dias, M. A. N., F. Obara., N. Arruda., P. R. Cursi., N. R. Gonalves dan P. J.
Christoffoleti. 2015. Germination Test As a Fast Method to Detect
Glyphosate-Resistant Sourgrass. Campinas, 74(3): 307-310.

Hossain, M. M., M. A. A. Khan., M. T. Hosain., A. S. M. Bari dan M.


Hasanuzzaman. 2013. Germination and Electrical Conductivity of Two
Species of Jute Seed as Affected by Different Sowing and Production
Methods. Agri Crop Sci, 6(12): 861-865.
Kartahadimaja, J., E. E. Syuriani dan N. A. Hakim. 2013. Pengaruh Penyimpanan
Jangka Panjang (Long Term) terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur
Benih Inbred Jangung. Pertanian Terapan, 13(3): 168-173.
Ningsih, D. R., N. W. Setyanto dan A. Rahma. 2014. Perancangan Sistem
Pengukuran Kinerja Unit Produksi Benih Padi Dan Palawija Dengan
Model Sinks Seven Performance Criteria(Studi Kasus: PT. Sang Hyang
Seri (Persero) Kantor Unit Produksi Pasuruan).Rekayasa dan Manajemen
Sistem Industri. 2(1): 67-79.
Ridwansyah, B., T. R. Basoeki., P. B. Timotiwu dan Agustiansyah. 2010.
Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen, Fosfor, Dan Kalium Terhadap Produksi
Benih Padi Varietas Mayang Pada Tiga Lokasi Di Lampung Utara.
Agrotropika, 15(2): 68 72.
Roberts, E. H. Viabillity of Seeds. London: BAS Printer Limited.
Rajjou, L. I., M. Duval., K. Gallardo., J. Catusse., J. Bally., C. Job dan D. Job.
2012. Seed Germination and Vigor. Plant Biol. 63(33):507533.
Ridwansyah, B., T. R. Basoeki., P. B. Timotiwu dan Agustiansyah. 2010.
Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen, Fosfor, Dan Kalium Terhadap Produksi
Benih Padi Varietas Mayang Pada Tiga Lokasi Di Lampung Utara.
Agrotropika, 15(2): 68 72.
Shaban, M. 2013. Aging in orthodox seeds is a problem. Adv Biol Biom Res,
1(11): 1296-1301.

Zecchinelli, R. 2009. The influence of seed quality on crop productivity.


Proceedings of the Second World Seed Conference, FAO, Rome.

Dokumentasi
hari ke 2 jagung hari ke 2 kedelai

You might also like