Professional Documents
Culture Documents
DISKUSI KASUS
15
Pada penderita dipilih terapi obat anti psikotik golongan tipikal berupa injeksi
lodomer 2x1amp IM. Lodomer injeksi mengandung haloperidol 5mg/cc. Lodomer
diberikan guna menurunkan gejala positif penderita. Pemilihan lodomer dalam bentuk
injeksi karena penderita menolak untuk minum obat.
Kemudian penderita diberikan THP 2x2mg. Trihexylphenidil (THP) diberikan
apabila terjadi efek samping ekstrapiramidal. Semua antagonis reseptor dopamin
berkaitan dengan efek samping ekstra piramidal. Hal ini disebabkan karena berkurangnya
aktivitas dopamin pada ganglia basalis, yang diakibatkan karena afinitasnya terhadap
reseptor D2.
Pada penderita ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam
perspektif dalam bahasa kata psikoterapi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa
dan hati. Selain itu diberikan pengetahuan dan pengertian kepada penderita dalam
menghadapi permasalahan dari segi agama.
Dalam hal ini diberikan edukasi terhadap penderita agar memahami
gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan dan penanganannya, efek samping
yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan dalam minum
obat, akan tetapi saat melakukan edukasi penderita acuh tak acuh dengan apa yang
disampaikan.
Keluarga penderita juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psiko-
edukasi dengan menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai berbagai
kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatan yang dapat
dilakukan sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi penderita.
Islam juga menganjurkan umatnya untuk berobat dan mendatangi dokter
spesialis. Hal ini tercermin dari nasihat Rasulullah kepada Saad bin Abi Waqash
ketika menderita sakit untuk mendatangkan seorang dokter Arab, yaitu Al-Harist
bin Kaldah. Nabi kemudian berkata kepada Saad bin Abi Waqash:
Sesunggunya engkau terkena penyakit, maka datangkanlah Al-Harist bin
Kaldah, saudara bani Tsaqif, karenadia sesungguhnya dokter yang pandai memilih
pengobatan (HR. Abu Daud).
Prognosis penderita ini adalah Quo ad vitam dubia ad bonam karena tidak
ada riwayat gangguan psikiatri dalam keluarga dan tidak ada gangguan premorbid.
Namun untuk Quo ad sanationam dubia ad malam karena bisa terjadi
kekambuhan jiga terdapat stressor yang berat, dan ketidapatuhan dalam
pengobatan. Bila penderita taat menjalani terapi, adanya motivasi penderita untuk
16
sembuh, serta adanya dukungan dari keluarga yang cukup maka akan membantu
perbaikan penderita.
17