You are on page 1of 10

Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Hamzah Nur
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fak Teknik UNM

Abstrak

Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu dari Standar


Nasional Pendidikan yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan
masyarakat. Pandangan penting terhadap pendidik sebagai berikut. (1) Guru
yang diharapkan masa kini; (2) Tugas guru sebagai panggilan hidup; (3) Guru
yang demokratis; (4) Guru yang professional; (5) Peningkatan kualitas guru.
Mengenai tenaga kependidikan diperlukan adanya pencerahan, pencerahan
tersebut dapat dilaksanakan melalui pendekatan sumber daya manusia, antara
lain meliputi : (1) kompetensi, (2) sertifikasi, (3) kualifikasi, (4) rekrutmen dan
seleksi, (5) pengembangan karier, (6) penilaian kinerja, (7) penghargaan dan
perlindungan, dan (8) pemberhentian. Selanjutnya, tulisan ini juga menyoroti
pendidik dan tenaga kependidikan dari segi poleksosbud.

Kata Kunci: Pendidik, Tenaga Kependidikan, Poleksosbud

Disadari bahwa pembangunan Namun, harapan ini kerap kandas karena


pendidikan bukanlah urusan yang pendidik dan tenaga kependidikan kurang
sederhana, melainkan urusan yang semangat memajukan diri dan tidak banyak
menyangkut berbagai pihak, berbagai aspek yang terus belajar lagi. Hal ini, ditunjukkan
dan dimensi dengan sifatnya yang sangat berdasarkan data hasil uji kompetensi guru
dinamis, kompleks, mendalam dan luas. sebagai berikut. Guru SD menguasai
Untuk itu, pemerintah telah menetapkan kompetensi pedagogik rata-rata baru
Undang- Undang Sistem Pendidikan mencapai 38%, guru SMP 37,42%, guru
Nasional Nomor 20 ahun 2003. Dalam rangka SMA/SMK 37,18 %. Kompetensi
melaksanakan Undang-Undang Nomor 20 kepribadian, guru SD rata-rata baru
Tahun 2003, telah ditetapkan Peraturan mencapai 48%, guru SMP 49,56%, dan guru
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 tentang SMA/SMK 51,52%. Kompetensi profesional,
Standar Nasional Pendidikan yang guru SD 35,33%, guru SMP 36,94%, guru
mencakup standar: (1) isi; (2) proses; (3) SMA/AMK 36,40%. Kompetensi sosial, guru
kompetensi lulusan; (4) pendidik dan tenaga SD 43,60, guru SMP 46,10, guru SMA/SMK
kependidikan; (5) sarana dan prasarana; (6) 44,70%. Selain itu menurut sumber di
pengelolaan; (7) pembiayaan; dan (8) standar Kompas, Rabu, 14 Mei 2007 latar belakang
penilaian pendidikan. Karya tulis ini hanya pendidikan guru dari guru SD sampai
akan menyoroti tentang pendidik dan tenaga dengan guru SMA yang mencapai tingkat
kependidikan. doktor se-Indonesia baru 6 orang. Akibatnya,
Kemajuan zaman dan tantangan zaman pendidikan di Indonesia terbelakang. Yang
yang makin pesat sekarang ini, pendidik dan menarik dengan keadaan seperti itu adalah
tenaga kependidikan idealnya tetap harus munculnya tawaran-tawaran model
belajar, kreatif mengembangkan diri dengan pendidikan alternatif di luar sekolah yang
penemuan baru dalam dunia pendidikan. mendapat sambutan hangat dari kalangan
Hamzah Nur, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

orang tua seperti quantum learning, pendidikan dasar dan menengah


pembelajaran superkilat, pemebelajaran termasuk pendidikan anak usia dini
menyenangkan, dan lain-lain. formal.
Bila pendidikan sekolah di Indonesia b. Dosen bertugas dan bertanggung jawab
ingin maju, salah satunya dibutuhkan sebagai agen pembelajaran yang
pendidik dan tenaga kependidikan yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik,
profesional dan penuh dedikasi. Kenyataan membimbing,dan melatih peserta didik
di lapangan masih banyak pendidik yang pada jenjang pendidikan tinggi sehingga
belum termotivasi untuk meningkatkan menjadi manusia berkualitas yang
provesionalismenya karena kemampuan mengaktualisasikan potensi
yang sangat minim. Dalam hal ini kemanusiaannya secara optimum,
pemerintah perlu turun tangan mengangkat melakukan penelitian untuk
martabat pendidik dan tenaga kependidikan. pengembangan ilmu, teknologi, dan/atau
Dengan mengangkat martabatnya, mereka seni (IPTEKS), serta melakukan
akan sungguh-sungguh dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat.
tugasnya. Mereka akan berkonsentrasi untuk c. Konselor bertugas dan bertanggung jawab
mendidik anak bangsa sehingga dapat memberikan layanan bimbingan dan
menghasilkan generasi yang berkualitas konseling kepada peserta didik di satuan
sesuai dengan tuntutan zaman. pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi.
LANDASAN KONSEPTUAL d. Pamong belajar bertugas dan bertanggung
Perlu dibedakan antara pendidik jawab menyuluh, mengajar, membimbing,
dengan tenaga kependidikan. Guru jelas melatih peserta didik, dan
adalah pendidik. Di dalam Rancangan mengembangkan: model program
Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, pembelajaran, alat pembelajaran, dan
Tahun2005 Pasal 139, Pasal 1 dinyatakan pengelolaan pembelajaran pada jalur
bahwa pendidik mencakup guru, dosen, pendidikan nonformal.
konselor, pamong belajar, pamong e. Pamong bertugas dan bertanggung jawab
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, membimbing dan melatih anak usia dini
pelatih, dan sebutan lain dari profesi yang pada kelompok bermain, penitipan anak
berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta dan bentuk lain yang sejenis.
didik. Di dalam Peraturan Pemerintah f. Widyaiswara bertugas dan bertanggung
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar jawab mendidik, mengajar dan melatih
Nasional Pendidikan, Bab VI, pasal 28 peserta didik pada program pendidikan
dinyatakan bahwa Kompetensi sebagai agen dan pelatihan prajabatan dan/ atau
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar Pemerintah Daerah.
dan menengah serta pendidikan anak usia g. Tutor bertugas dan bertanggung jawab
dini meliputi, kompetensi: pedagogik, memberikan bantuan belajar kepada
kepribadian, profesional, dan sosial. apeserta didik dalam proses pembelajaran
Selanjutnya, di dalam Pasal 2 dinyatakan mandiri atau proses pembelajaran dalam
bahwa pendidik mempunyai tugas dan kelompok pada satuan pendidikan jalur
tanggung jawab sebagai berikut. formal dan nonformal.
a. Guru bertugas dan bertanggung jawab h. Instruktur bertugas dan bertanggung
sebagai agen pembelajaran yang jawab memberikan pelatihan teknis
memotivasi , memfasilitasi, mendidik,, kepada peserta didik pada kursus dan/
membimbing, dan melatih peserta didik atau pelatihan.
sehingga menjadi manusia berkualitas i. Fasilitator bertugas dan bertanggung
yang mengaktualisasikan potensi jawab memberikan pelayanan
kemanusiaannya secara optimum, pada pembelajaran pada lembaga pendidikan
jalur pendidikan formal jenjang dan pelatihan.

2
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009

j. Pelatih bertugas dan bertangggung jawab dan pelaporan pelaksanaan pendidikan


memberikan pelatihan teknis olah raga nonformal.
kepada peserta didik pada kegiatan h. Tenaga administrasi bertugas dan
pelatihan, pada satuan pendidikan jalur bertanggung jawab menyelenggarakan
formal atau nonformal. pelayanan administrasi pada satuan
Adapun, mengenai tenaga pendidikan.
kependidikan dinyatakan di dalam Pasal 140 i. Psikolog bertugas dan bertanggung jawab
Ayat 1 (RPP, Bab XII/2005) sebagai berikut. memberikan pelayanan bantuan
Tenaga kependidikan mencakup pimpinan psikologis-pedagogis kepada peserta
satuan pendidikan, penilik satuan didik dan pendidik pada satuan
pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan khusus dan pendidikan anak
pendidikan formal, tenaga perpustakaan, usia dini.
tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, j. Pekerja sosial bertugas dan bertanggung
tenaga lapangan pendidikan, tenaga jawab meberikan layanan bantuan
administrasi, psokolog, pekerja sosial, sosiologis-pedagogis kepada peserta didik
terapis, tenaga kebersihan sekolah, dan dan pendidik pada satuan pendidikan
sebutan lain untuk petugas sejenis yang khusus dan pendidikan anak usia dini.
bekerja pada satuan pendidikan. Tugas dan k. Terapis bertugas dan bertanggung jawab
tanggung jawab tenaga kependidikan di memberikan layanan bantuan fisiologis-
dalam ayat 2 (Pasal 140/Bab XII/RPP/2005) kinesiologis kepada peserta didik pada
sebagai berikut. satuan pendidikan khusus dan
a. Pimpinan satuan pendidikan bertugas dan pendidikan anak usia dini.
bertanggung jawab mengelola satuan l. Tenaga kebersihan sekolah bertugas dan
pendidikan pada pendidikan formal dan/ bertanggung jawab memberikan layanan
atau nonformal. kebersihan lingkungan sekolah.
b. Penilik bertugas dan bertanggung jawab Tenaga kependidikan, lulusan LPTK
melakukan pemantauan,penilaian, dan atau non-LPTK, pendidikan keahlian atau
pembinaan pada satuan pendidikan non keahlian dalam menjalankan kariernya
nonformal. dituntut mampu menjalankan tugas pokok
c. Pengawas bertugas dan bertanggung dengan sebaik-baiknya. Menjalankan tugas
jawab melakukan pemantauan, penilaian, pokok yang sesuai dengan latar belakang
dan pembinaan pada satuan pendidikan pendidikan diasumsikan sebagai memiliki
dasar, pendidikan menengah, dan peluang untuk mengembangkan
pendidikan anak usia dini jalur formal. kemampuan yang lebih baik daripada yang
d. Tenaga perpustakaan bertugas dan tidak sesuai dengan latar belakang
bertanggung jawab melaksanakan pendidikannya (Mujianto, 2006).
pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan. PANDANGAN TERHADAP GURU
e. Tenaga laboratorium bertugas dan 1. Guru yang diharapkan saat ini
bertanggung jawab membantu pendidik Pengaruh globlasisasi tidak dapat
mengelola kegiatan praktikum di dicegah lagi. Itulah tantangan bagi
laboratorium satuan pendidikan. pendidikan Indonesia yang makin terpuruk
f. Teknisi sumber belajar bertugas dan dan makin kompleks. Tantangan ini
bertanggung jawab mempersiapkan, menuntut sistem pendidikan kita perlu
merawat, memperbaiki sarana dan diperbaharui agar tidak ketinggalan zaman
prasarana pembelajaran pada satuan dan dapat bersaing dengan negara lain. Guru
pendidikan. memegang peranan kunci dalam pendidikan,
g. Tenaga lapangan pendidikan bertugas tetapi perhatian terhadap mereka masih jauh
dan bertanggung jawab melakukan dari memuaskan. Tingkat kesejahteraan
pendataan, pemantauan, pembimbingan, mereka rendah dan tidak sesuai dengan
Hamzah Nur, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

beban tugasnya, sementara sistem bagaimana dapat membantu mereka. Sejalan


pengembangan karier mereka pun tidak dengan seorang dokter mengobati pasien,
jelas. Hal yang lebih menyedihkan lagi, bagaimana dapat menyembuhkan pasien
mereka acapkali mendapat perlakuan yang bukan pertama-pertama minta upah
tidak adil dari birokrasi seperti pegawai (Suparno, 2004).
kantoran biasa, misalnya mereka harus Unsur kedua adalah memenuhi
mengikuti rapat, baris-berbari, mengenakan kepentingan pribadi. Pekerjaan guru
seragam yang sama dengan pegawai akhirnya membuahkan hasil untuk guru itu
kantoran, terjadinya pemotongan gaji, dan sendiri.Dengan melakukan pekerjaan sebagai
kesulitan mengurus kenaikan pangkat yang guru, seorang guru berkembang menjadi
menjadi haknya. Sejalan dengan semangat lebih manusiawi dan mempunyai harga diri.
untuk memajukan pendidikan nasional, Banyak guru kurang dedikasi dalam
sudah sewajarnyalah jika pemechan terhadap tugasnya, sibuk mengerjakan proyek di
maslah-maslah yang dihadapai para guru mana-mana sehingga tidak menyiapkan
mendapat prioritas sehingga hargat dan bahan ajar secara baik dan tidak sungguh-
martabat guru meningkat. Perlu diyakini sungguh memperhatikan anak didik. Guru
bahwa langkah-langkah tersebut mampu yang terlalu menekankan mencari uang
mendorong peningkatan mutu pendidikan. lewat profesi keguruannya akan sering
Semua kita telah mengetahui bahwa mengalami frustasi karena gaji guru memang
tantangan pendidikan saat ini sangat kecil dibandingkan dengan profesi lain yang
kompleks. Hal ini menuntut guru-guru yang setingkat. Ingin menjadi kaya dengan
memiliki karakter dan sifat tertentu, seperti menjadi guru adalah keliru. Kepuasan dan
bersikap sebagai seorang intelektual. kebahagiaan seorang guru terletak pada
kegembiraan batin karena anak didiknya
2. Tugas Guru sebagai Panggilan Hidup berkembang menjadi manusia yang lebih
Pendidikan di Indonesia baik dan lebih utuh.
membutuhkan guru yang menghayati
tugasnya sebagai panggilan. Hansen (1995), 3. Guru yang Demokratis
menjelaskan dua unsur penting dari Seiring dengan upaya bangsa
panggilan, yaitu (1) pekerjaan itu membantu Indonesia untuk hidup berdemokrasi maka
mengembangkan orang lain, dan (2) melalui pendidikan yang demokratis, anak
pekerjaan itu juga mengembangkan dan didik dibantu untuk mengembangkan sikap
memenuhi diri sendiri sebagai pribadi. demokratis yang nantinya berguna bagi
Unsur pertama mengungkapkan, pekerjaan hidup mereka di masyarakat. Proses
disebut panggilan hidup jika pekerjaan itu pembelajaran yang demokratis adalah guru
mengembangkan orang lain ke arah dan siswa saling belajar, saling membantu,
kesempurnaan. Ini berarti, guru pertama- dan saling melengkapi. Berdasarkan teori
tama harus mengembangkan anak didik konstruktivisme bahwa pengetahuan adalah
yang dibimbing untuk berkembang menjadi bentukan siswa, peran guru lebih ditekankan
sempurna baik dalam bidang pengetahuan pada fasilitator yang membantu atau
maupun kehidupan yang lebih menyeluruh. memfasilitasi anak didik agar belajar sendiri
Guru menjalankan fungsinya sebagai membangun pengetahuan mereka (Suparno,
pendidik dan pengajar. Dalam istilah 1997). Guru zaman sekarang bukan lagi satu-
Driyakarya (1980), guru menjalankan satunya sumber informasi. Anak didik bisa
fungsinya membantu anak didik belajar melalui internet, orang tua, media
berkembang menjadi manusia yang lebih komunikasi, perpustakaan, dan lain-lain.
utuh. Guru harus mampu mengusahakan Nilai kehidupan bisa dicari dan dirumuskan
agar anak didik berkembang dan berhasil. bersama antara siswa dengan guru. Siswa
Bila ada anak didik yang nakal dan lambat tidak dikekang dalam berpikir. Dengan
berpikir, ia harus dapat mecari jalan model ini siswa akan lebih bertanggung

4
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009

jawab dalam melakukan nilai itu dalam Percobaan-percobaan untuk


kehidupan mereka. meningkatkan mutu pendidikan profesional
guru di lembaga-lembaga pendidikan tinggi
4. Guru yang Profesional di Amerika masih terus berjalan untuk
Masih banyak guru yang kurang menemukan model yang sesuai dengan
kompeten dalam bidangnya. Beberapa alasan masyarakatnya. Di dalam keberagaman
yang mendasarai bahwa guru belum model yang diinginkan semua mengacu
kompeten sebagai berikut. pada pedoman yang ditentukan oleh National
1) Waktu belajar atau kuliah belum Council for Accreditation of Teacher Education
sungguh menguasai bahan. Mereka lulus (Tilaar, 2006). Badan independen tersebut
tapi bukan lulus yang terbaik. Mereka menentukan 10 syarat dari program
bukan mahasiswa yang terbaik yang pendidikan professional guru sebagai
masuk menjadi calon guru. Kualitas berikut.
dosen yang membimbing dan 1) Perkembangan dan desain kurikulum.
mendampingi mahasiswa calon guru 2) Perencanaan dan manajemen
juga berpengaruh. institusional
2) Beberapa guru mengajarkan yang bukan 3) Evaluasi dan asessmen mengenai
bidangnya. Memang maksudnya baik, kemajuan belajar peserta didik.
daripada tidak ada guru. Guru apapun 4) Supervisi kelas dan manajemen tingkah
diminta mengajar berbagai bidang. laku peserta didik.
Dari keadaan ini tampak jelas 5) Penguasaan teknologi instruksionsl.
diperlukan peningkatan kompetensi agar 6) Perkembangan peserta didik dan cara
semakin menguasai bidang mereka. Juga belajarnya.
diharapkan semakin banyak guru yang 7) Kesulitan-kesulitan di dalam belajar
menguasai bidang yang sesuai dengan (learner exceptionality)
keahliannya. 8) Peraturan-peraturan pendidikan di
Selain kurang menguasai sekolah.
bidangnya,masih banyak guru yang kurang 9) Pendidikan multikultural dan
menguasai model-model pembelajaran globalisasi.
sehingga dalam mengajar hanya 10) Dasar-dasar sosial, sejarah, dan filsafat
menggunakan model itu-itu saja. Guru pendidikan.
mengajar lebih dengan cara yang disenangi Dalam Kompetensi Standar Guru
sendiri, dan kurang memperhatikan yang (Depdiknas, 2006) diungkapkan bahwa guru
disenangi anak didik. Menurut teori Mutiple harus berkepribadian utuh, berbudi luhur,
Intlelligences Gardner (Suparno, 2004), siswa jujur, dewasa, beriman, bermoral, disiplin,
mempunyai intelegensi dan siswa dapat tanggung jawab, berwawasan luas, dan lain-
belajar lebih baik apabila bahan disajikan lain. Sekarang, selain dibutuhkan guru yang
sesuai dengan intelegensi yang menonjol berkepribadian baik juga dibutuhkan guru
pada anak tersebut. Misalnya, seorang anak yang kreatif dan terbuka terhadap segala
yang menonjol intelegensi musikalnya, ia perubahan dan kemajuan yang ada untuk
dapat mudah belajar matematika bila kemajuan siswa.
matematika disajikan dengan musik atau
lagu. Terkait dengan anak didik di dalam 5. Peningkatan Kualitas Guru
kelas beraneka reagam intellegensinya maka Untuk mengatasi banyaknya guru
secara umum guru perlu menggunakan yang tidak berkualitas baik dalam proses
model mengajar yang bervariasi. Model pembelajaran maupun penguasaan
pembelajaran quantum learning, pembelajaran pengetahuan dengan cara memberikan
siswa aktif, pembelajaran menyenangkan penataran, lokakarya, berdiskusi guru
dapat membantu siswa lebih baik dan cepat bidang studi (MGMP), dan memberi
memahami bahan pembelajaran. kesempatan kepada mereka untuk studi
Hamzah Nur, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

lanjut. Yang tidak kalah penting adalah PEMBICARAAN UMUM TENTANG


menyediakan sarana belajar bagi mereka PENGEMBANGAN TENAGA
agar mereka terus mau mengembangkan KEPENDIDIKAN
diri. Untuk itu, perpustakaan bagi guru Pembicaraan mengenai pengembangan
sangat penting. Internet juga perlu agar tenaga pendidikan menyangkut dua hal
mereka mau belajar dari negara lain. pokok yaitu : (1) Pola rekruitmen tenaga
Gaji yang rendah, dengan tuntutan kependidikan, (2) Pengembangan
yang rumit dan persiapan mengajar, koreksi, kompetensi tenaga kependidikan.
dan lain-lain, menjadikan profesi guru Pengamatan lapangan menunjukan ada tiga
kurang menarik bagi banyak orang. Oleh pola pendekatan yang menjadi pilihan
karena itu, sangat diharapkan gaji guru kebijakan dalam rekruitmen tenaga
untuk dinaikkan sehingga guru tidak lagi kependidikan, yaitu : (1) Pendekatan yang
banyak mengerjakan proyek dari luar. Selain didasarkan pada prinsip-prinsip
itu, perlu beberapa model penghargaan profesionalisme, (2) Pendekatan politik balas
seperti jaminan prestasi khusus bagi guru budi dan hubungan baik, (3) Pendekatan
yang sangat baik dan mengahasilkan banyak geogarafis kedaerahan akibat otonomi
inovasi pendidikan. daerah.
Peningkatan kualitas guru menurut
model UNESCO sebagai berikut. (1) 1. Pendekatan profesionalisme
Pendidikan pra-jabatan para guru; (2) Rekruitmen tenaga kependidikan
Sertifikasi atau ijazah para guru;(3) didasarkan pada keahlian tertentu, dengan
Pengerahan atau rekruitmen dan tugas dan tanggung jawab yang dilandasi
penempatan para guru;(4) Kondisi kerja para kompetensi. Kriteria profesionalisme jabatan
guru, seperti besarnya kelas, jumlah jam, kependidikan menurut peraturan
fasilitas pendukung diperhatikan;(5) Gaji pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
guru yang tinggi dan menarikminat kaum menetapkan standar profesionalisme jabatan
muda. fungsional yang mengacu pada kriteria
Di Amerika Serikat maupun Belanda sebagai berikut.
terdapat suatu program pembinaan guru 1) Mempunyai metodologi, teknik analisis,
muda (junior). Biasanya mereka selama lima dan prosedur kerja yang didasarkan atas
tahun pertama dalam praktik terus-menerus disiplin ilmu pengetahuan dan pelatihan
dibimbing oleh guru senior yang telah teknis fungsional.
berpengalaman. Program-program tersebut 2) Memiliki etika profesi yang akan
biasanya dilaksanakan dalam kaitan kerja ditetapkan oleh organisasi profesi.
sama dengan universitas atau college 3) Mempunyai jenjang jabatan tertentu.
pendidikan (Tilaar, 2006). Dengan demikian, 4) Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri.
guru pemula tersebut memperoleh 5) Jabatan fungsional tersebut diperlukan
pengalaman-pengalaman yang sangat dalam pelaksanaan tugas pokok
berharga yang belum pernah ditemukannya organisasi.
baik di bangku kuliah maupun di dalam
praktiknya yang baru saja dialami. 2. Pendekatan politik
Berkaiatan dengan hal tersebut, peranan a. Rekruitmen tenaga kependidikan
organisasi profesi sangat diperlukan. Di lebih terkait degan jabatan Kepala
Indonesia memang peranan organisasi Sekolah dan Pengawas Sekolah yang
profesi belum begitu terasa karena perhatian ditetapkan Kepala Daerah bedasarkan
terbesar dicurahkan kepada perbaikan sosial kedekatan polotik baik melalui
profesi guru. hubungan emosional partai politik
ataupun keterlibatan sebagai anggota
tim sukses pemenangan pilkada
(polotik balas budi).

6
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009

b. Pendekatan geografis kedaerahan sebanyak 899 orang. Sebagai contoh, SMPN


yaitu bentuk rekruitmen tenaga mempunyai 11.234 orang Kepala Sekolah
kependidikan (khususnya Kepala dengan 12.404 orang tenaga Tata Usaha.
Sekolah, Pengawas) ditandai oleh Artinya, tidak semua kepala sekolah
adanya ikatan emosional kedaerahan memiliki Kepala Tata Usaha (KTU) lengkap
(etnik) akibat gaung otonomi daerah dengan anak buahnya. Keadaan ini terjadi
yang salah kaprah. pula dengan SMAN dan SMKN. Ironisnya
Kedua rekruitmen tenaga dulu sebelum diberlakukannya PP Nomor 19
kependidikan tersebut akan berbenturan Tahun 2006 tentang Standar Nasional
dengan pendekatan profesionalisme yang Pendidikan (SPN), SD secara hukum tidak
dibangun Departemen Pendidikan Nasional. memiliki tenaga TU. Namun, kenyataan di
Berarti, adanya peluang terjadi perbenturan lapangan menunjukkan bahwa sebagian TK
dengan kebijakan pusat dalm hal rekruitmen dan SD mengangkat tenaga TU dari guru
tenaga kependidikan. Pendekatan non ysng diperbantukan atau mengangkat tenaga
profesionalisme ini merupakan honor dari luar sekolah. Hal yang serupa
penyimpangan negatif pelaksanaan Undang- telah terjadi pula di sebagian SMPN, SMAN,
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang dan SMKN.
Otonomi Daerah memberi kesan adanya Persatuan KTU Jawa Tengah
otonomi daerah yang salah kaprah. melaporkan bahwa setiap tahun, pada waktu
Pelakasanaan otonomi pendidikan sebagai penerimaan pegawai negeri sipil
implementasi palaksanaan otonomi daerah perbandingan formasi yang dibutuhkan
di bidang pendidikan telah mempengaruhi antara guru dengan Tenaga Administasi
pola pikir masyarakat dan aparat di daerah- Sekolah (TAS) hanya 1:15 yang seharusnya
daerah baik eksekutif, khususnya aparat 1:3 sehingga sekolah masih kekurangan
pendidikan maupun tenaga pelaksana. tenaga TAS. Kenyataan di lapangan, jumlah
Akibatnya, terjadi kesalahan persepsi dalam TAS sekolah negeri hanya berkisar 25% -
bentuk pluralisme tentang kewenangan yang 30%. Selebihnya adalah Pegawai Tidak Tetap
diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 dan (PTT/honorer). Mengingat PTT/honorer
PP Nomor 25 Tahun 2000. yang penghasilannya tidak dibiayai
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor APBN/APBD berdasarkan PP RI Nomor 48
22 Tahun 1999 seharusnya menepis adanya Tahun 2005 tentang pengangkatan tenaga
pengangkatan, pemindahan, dan honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
pemberhentian seseorang pada dan dari (CPNS) tidak mempunyai kesempatan untuk
suatu jabatan tertentu pelaksanaan tersebut menjadi CPNS sampai tahun 2009.
dikaitkan dengan wacana Putera Daerah Secara kualitatif, masih banyak KTU
yang mengabaikan prinsip profesionalisme, diangkat tidak sesuai dengan ijazah
kompetensi, prestasi kerja dan jenjang terakhirnya. Pada hal Standar Pelayanan
pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu Minimal (SPM) menuntut agar jabatan KTU
serta syarat objektif lainnya tanpa diduduki oleh lulusan perkantoran atau yang
membedakan jenis kelamin, suku, agama, sederajat. Akan tetapi, kenyataannya, masih
ras, dan golongan. banyak KTU diangkat dari lulusan SMA.
Selanjutnya, berbicara tentang Tata Sebagai contoh, ada pula lulusan S1 otomotif,
Usaha (TU), jumlah tenaga Tata Usaha di daripada menganggur mau saja menjabat
Indonesia menurut data dari Balitbang (2003) sebagai tenaga TU honorer.
dan Direktorat Tenaga Kependidikan (2005) Bagaimana kiranya potret yang kita
untuk SMP sebanyak 12.404 orang, SMA harapkan Bagai KTU yang sesuai dengan
sebanyak 5.704 orang, dan SMK sebanyak kondisi dan budaya sekolah menurut
4.454 orang. Sementara itu, jumlah Kepala daerahnya. Beberapa butir pertimbangan
Sekolah SMPN sebanyak 11.234 orang, berikut dapat menjadi pemikiran.
SMAN sebanyak 3.203 orang, dan SMKN
Hamzah Nur, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1) Tenaga KTU diharapkan memiliki - Setiap warga negara berhak


kompetensi dasar (kepribadian dan mendapatkan pengajaran (UUD 1945
sosial) dan kompetensi bidang Pasal 31 Ayat 1).
(profesional). - Untuk mewujudkan kedua pernyataan
2) Kualifikasi KTU minimal lulusan D3 di atas, peran pendidik dan tenaga
Administrasi Perkantoran atau kependidikan sangat dibutuhkan.
administrasi pendidikan/manajemen - Bila bangsanya cerdas dan berakhlak
pendidikan. mulia maka sadar tentang aturan serta
3) Sertifikasi KTU berdasarkan sertifikt hukum yang berlaku sehingga
Diklatpim V untuk SD dan SMP dan kestabilan hidup berbangasa dan
Diklatpim IV untuk SMA dan SMK, bernegara akan terjaga.
dengan materi pelatihan mengandung b. Ekonomi
administrasi sekolah. - Keadaan ekonomi pendidik dan tenaga
4) Sistem rekrutmen dan seleksi KTU kependidikan yang layak dapat
untuk SD dan SMP sebagai pejabat menjamin kelancaran proses
struktural eselon V.a. dan untuk SMA pendidikan dan pengajaran sehingga
dan SMK sebagai pejabat eselin IV.b. Tas mendukung program peningkatan
untuk setiap satuan pendidikan mutu pendidikan.
dipenuhi secara memadai sesuai - Bila pendidik dan tenaga kependidikan
kabutuhan sekolah. dapat menghasilkan generasi yang
5) Pembinaan karir KTU melalui diklat- terampil menghasilkan barang dan jasa
diklat ketatausahaan dan kesempatan maka secara langsung dapat
untuk dapat naik ke eselon yang lebih memberikan kontribusi terhadap
tinggi. peningkatan bidang ekonomi baik
6) Penghargaan finansial terhadap KTU untuk kepentingan individu dalam
secara wajar dan adil serta mendapat hidupnya maupun kepentingan
penghargaan sewajarnya atas prestasi masyarakat luas.
dan dedikasinya. 3. Sosial
7) KTU memahami tentang pemberhentian - Pendidik dan tenaga kependidikan
dan pensiunnya. dituntut memiliki kompetensi sosial,
Berdasarkan ilustrasi di atas, sangat misalnya: bisa bekerja sama, pandai
diperlukan adanya pencerahan nasib KTU bergaul, empati, supel, dan lain
agar citra dan profesionalismenya sebaginya.
meningkat. Pencerahan tersebut bisa melalui - Pendidik dan tenaga kependidikan
pendekatan sumberdaya manusia, antara lain bisa membimbing dan mengarahkan
meliputi : (1) kompetensi, (2) sertifikasi, (3) peserta didik untuk dapat
kualisasi, (4) rekrutmen dan seleksi, (5) meningkatkan dan mewujudkan
pengembangan karier, (6) penilaian kinerja, kecerdasan interpersonal (intellegence
(7) penghargaan dan perlindungan, (8) interpersonal) yang menurut Gardner
pemberhentian (Dessler,2003; Cascio,2003; sebagai berikut. Kemampuan untuk
Lunenburg & Orstein,2004) mengerti dan menjadi peka terhadap
perasaan, atensi,motivasi, watak, dan
4. Pandangan Bidang Poleksosbud pada temperamen orang lain. Kepekaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. akan ekspresi wajah, suara dan gerak
a. Politik tubuh orang lain, dan kemampuan
- Pemerintah berusaha mencerdaskan seseorang untuk menjalin relasi dan
kehidupan bangsa melalui peningkatan komunikasi dengan orang lain.
mutu pendidikan. 4. Budaya
- Pendidik dan tenaga kependidikan
bisa menerapkan budaya akademik

8
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009

secara profesional, antara lain sebagai tidak sesuai dengan latar belakang
baerikut. Memahami konsep, prinsip, pendidikannya.
teori/ teknologi, karkteristik, dan Untuk menghadapi tantangan
kecenderungan perkembangan proses persaingan global guru sangat diharapkan
pembelajaran/ bimbingan tiap mata mempunyai kepribadian yang utuh, berbudi
pelajaran dalam rumpun mata luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral,
pelajaran yang relevan. Mengelola, disiplin, tanggung jawab, berwawasan luas,
merawat, mengembangkan, dan dan lain-lain. Sekarang, selain dibutuhkan
menggunakan media pendidikan dan guru yang berkepribadian baik juga
fasilitas pembelajaran/ bimbingan dibutuhkan guru yang kreatif dan terbuka
tiap mata pelajaran dalam rumpun terhadap segala perubahan dan kemajuan
mata pelajaran yang relevan. yang ada untuk kemajuan siswa.
Memanfaatkan teknologi informasi Pembicaraan mengenai pengembangan
dalam pembelajaran. tenaga pendidikan menyangkut dua hal
- Pendidik dan tenaga kependidikan pokok yaitu : (1) Pola rekruitmen tenaga
bisa mentransformasi budaya belajar, kependidikan, (2) Pengembangan
dari tidak tahu menjadi tahu. kompetensi tenaga kependidikan.
- Pendidik dan tenaga kependidikan Pengamatan lapangan menunjukkan ada tiga
bisa mengarahkan peserta didik pola pendekatan yang menjadi pilihan
untuk dapat melestarikan dan kebijakan dalam rekruitmen tenaga
mengkritisi budaya sebagai identitas kependidikan, yaitu : (1) Pendekatan yang
bangsa. didasarkan pada prinsip-prinsip
profesionalisme, (2) Pendekatan politik balas
budi dan hubungan baik, (3) Pendekatan
SIMPULAN DAN SARAN geogarafis kedaerahan akibat otonomi
Pandangan dan pembahasan di atas daerah.
disimpulkan sebagai berikut. Pendidik Pandangan terhadap pendidik dan
mencakup guru, dosen, konselor, pamong tenaga kependidikan dari segi poleksosbud
belajar, pamong widyaiswara, tutor, sebagai berikut. Pemerintah berusaha
instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
lain dari profesi yang berfungsi sebagai agen peningkatan mutu pendidikan yang sangat
pembelajaran peserta didik. Tenaga membutuhkan peran pendidik dan tenaga
kependidikan mencakup pimpinan satuan kependidikan sehingga bisa menghasilkan
pendidikan, penilik satuan pendidikan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
nonformal, pengawas satuan pendidikan Keadaan ekonomi pendidik dan tenaga
formal, tenaga perpustakaan, tenaga kependidikan yang layak dapat menjamin
laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga kelancaran proses pendidikan dan
lapangan pendidikan, tenaga administrasi, pengajaran, menghasilkan peserta didik yang
psokolog, pekerja sosial, terapis, tenaga terampil sehingga bisa memenuhi harapan
kebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk masyarakat serta dapat mendukung program
petugas sejenis yang bekerja pada satuan peningkatan mutu pendidikan. Pendidik dan
pendidikan. Pendidik dan tenaga tenaga kependidikan dituntut memiliki
kependidikan dalam menjalankan kariernya kompetensi sosial, misalnya: bisa bekerja
dituntut mampu menjalankan tugas pokok sama, pandai bergaul, empati, supel, dan lain
dengan sebaik-baiknya. Menjalankan tugas sebaginya dan mengarahkan peserta didik
pokok yang sesuai dengan latar belakang dalam mewujudkan kecerdasan
pendidikan diasumsikan sebagai memiliki interpersonal. Pendidik dan tenaga
peluang untuk mengembangkan kependidikan bisa menerapkan budaya
kemampuans yang lebih baik daripada yang akademik, mentransformasi budaya belajar,
dan mengarahkan peserta didik untuk dapat
Hamzah Nur, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

melestarikan dan mengkritisi budaya sebagai Mujianto. (2006). Rencana Sertifikasi dan
identitas bangsa. Konsorsium Tenaga Kependidikan.
Selanjutnya, rekomendasi yang bisa Jurnal tenaga Kependidikan. Vol. 1, No 1-
diberikan sebagai berikut. Perhatian dan April 2006, hal 70-71.
pengembangan kualitas pendidik dan tenaga Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006
kependidikan hendaknya dilaksanakan tentang Standar Nasional Pendidikan
secara sungguh-sungguh. Selama pemerintah Rancangan Peraturan Pemerintah
tidak sungguh-sungguh mewujudkan Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
pandangan-pandangan dalam Pendidikan.
pengembangan kualitas pendidik dan tenaga
Suparno, P. (1997) Filsafat Kontruktivisme
kependidikan, bisa dipastikan bahwa mutu
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
pendidikan stagnan dan bahkan menurun.
Suparno, P. (2004). Teori Intellegensi Ganda dan
Dampaknya di Sekolah. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Kanisius
Driyarkara. (1980). Driyarkara tentang Tilaar, H.A.R. (2006). Revitalisasi Fakultas
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Ilmu Pendidikan, Sertifikasi Profesi
Guru, Reorganisasi LPTK dan
Hansen, D. (1995). The Call to Teach. New Restrukturisasi Program Studi: Suatu
York: Teachers College, Columbia Wacana Konseptual Jurnal Tenaga
University. Kependidikan, Vol.1 No. 2, Agustus 2006.
Jacques Delor, Chairman. (1996). Belajar Harta
Karun di Dalamnya. Jakarta: UNESCO.
Terjemahan dari Learning: The Treasure
Within oleh W.P. Napitupulu.

10

You might also like