You are on page 1of 8

Potensi Minyak Mentah Dedak Padi sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodiesel

Orchidea Rachmaniah* , Yi-Hsu Ju**, dan Shaik Ramjan Vali**


*Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
Sukolilo, Surabaya60111, INDONESIA. Telp. 031-5947118, Fax. 031-5999282.
Email: orchideaceae@yahoo.com
**Chemical Engineering Department, National Taiwan University of Science and Technology, 43 Sec.4
Keelung Rd., Taipei 106-107, TAIWAN.

Abstrak

Biodiesel adalah bahan bakar tak beracun, renewable, dan biodegradable. Tingginya harga bahan baku
minyakmenjadi masalah utama dalam pengembangan biodiesel. Minyak edible (minyak kedelai dan
minyak kanola) sebagai komoditas pangan berharga tinggi menjadi hambatan dalam proses produksi
biodiesel dan mempengaruhi 60-70% harga biodiesel. Nonedible, inexpensive, low-grade oils dapat
digunakan sebagai bahan baku alternatif dan diyakini dapat menurunkan biaya produksi. Penggunaan
minyak dedak padi sebagai bahan baku disertai recovery dan pemurnian senyawa-senyawa bioaktif
sebagai produk samping dapat memberikan nilai tambah sehingga diharapkan akan menurunkan biaya
produksi. Lipase dalam dedak padi mengakibatkan tingginya kandungan fatty acid minyak dedak padi
dibandingkan minyak mentah lain. Metode transesterifikasi berkatalis asam sesuai untuk memproduksi
biodiesel dari minyak dedak padi berkandungan asam lemak tinggi.

Kata kunci: biodiesel; dedak padi; esterifikasi; komponen bioaktif; minyak mentah dedak padi;
transesterifikasi.

Abstract

Biodiesel is a nontoxic fuel, renewable, and biodegradable. The high value of raw oil is the main hurdle to
the commercialization of biodiesel. Use of edible oils as biodiesel feedstock such as soybean oil and
canola oil, can account for 60-70% of biodiesel cost. Nonedible, inexpensive, low-grade oils could be use
as an alternative raw material. Using rice bran oil as a raw material followed by recovery and purification
of bioactive compounds from biodiesel by-product are primary options to be considered to lower the cost
of biodiesel. Due to presence of active lipase in the bran will be increased free fatty acid content in rice
bran oil, thus content is higher compared to the other crude oils. Acid catalyzed-transesterification method
is suitable to applied on rice bran oil high free fatty acid for biodiesel production.

Keywords: biodiesel; rice bran; esterification; bioactive compounds; crude rice bran oil;
transesterification.

PENDAHULUAN fuel. Bahan baku pembuatan biodiesel


umumnya diambil dari bahan mentah minyak
Biodiesel dari minyak-lemak nabati nabati hasil pertanian di wilayah tersebut.
maupun hewani menjadi salah satu topik Jerman, Perancis dan Austria menggunakan
utama penelitian renewable energy sources biodiesel berbahan baku minyak-lemak
dalam beberapa dekade akhir. Biodiesel tanaman kanola/rapeseed oil yang tumbuh
didefinisikan sebagai monoalkyl ester asam baik di daerah subtropis. Amerika Serikat
lemak minyak nabati dan minyak hewani. menggunakan minyak kedelai/soybean oil
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif sebagai bahan baku, Spanyol dengan
menjanjikan yang diperoleh melalui proses minyak zaitun/olive oil, Italia dengan minyak
transesterifikasi minyak-lemak dengan bunga matahari/sunflower oil. Mali dan
alkohol. Biodiesel diyakini lebih ramah Afrika Selatan menggunakan minyak jarak
lingkungan dibandingkan conventional fossil- pagar, sedangkan Filiphina dengan minyak
kelapa dan Malaysia dengan minyak Adanya sedikit kandungan asam lemak dan
sawit/palm oil. Minyak jelantah/used frying oil moisture dalam reaktan menyebabkan
juga telah banyak digunakan sebagai bahan terbentuknya sabun, menurunkan yield ester
baku di beberapa kota besar di negara maju. dan mempersulit pemisahan ester dan
Sekitar 60-70% harga biodiesel dipengaruhi glyserol. Kehadiran asam lemak dalam
oleh harga bahan bakunya (Fukuda, dkk., minyak dapat mengkonsumsi katalis basa
2001). Penggunaan minyak mentah sehingga efisiensi katalis menurun.
nonedible berharga murah disertai Indonesia memanfaatkan padi sebagai
pemanfaatan by-products diharapkan dapat sumber bahan makanan pokok. Proses
menekan biaya produksi sehingga dihasilkan penggilingan padi menghasilkan dedak padi
biodiesel berharga murah. yang cukup melimpah, hingga saat ini
Transesterifikasi merupakan cara dedak padi belum banyak dimanfaatkan dan
umum yang digunakan untuk memproduksi masih terbatas untuk campuran pakan
biodiesel. Reaksi ini melibatkan katalis ternak dan bahan bakar reboiler. Oleh sebab
antara alkohol dengan minyak nabati itu, perlu dilakukan usaha peningkatan nilai
maupun hewani untuk menghasilkan fatty ekonomi dedak padi (rice bran) sebagai by
acid alkyl ester atau biodiesel (Zhang, dkk., product usaha penggilingan padi.
2003). Triacylglyserida (triglyserida) sebagai Penelitian biodiesel yang umum
komponen utama dalam minyak nabati dilakukan berbahan baku minyak
memiliki tiga rantai panjang asam lemak jarak/castor oil dan minyak kelapa
pada gugus glyserolnya yang akan sawit/palm oil. Pada penelitian ini digunakan
teresterifikasi. Ketika triglyserida bereaksi alternatif bahan baku lain berkualitas rendah
dengan alkohol, ketiga rantai asam lemak yang diharapkan akan menekan biaya
akan terlepas dan bergabung dengan gugus produksi pembuatan biodiesel dengan
alkohol membentuk fatty acid alkyl ester maksimal. Penelitian ditekankan pada
(fatty acid methyl ester atau FAME) dan eksplorasi potensi minyak mentah dedak
Glyserol sebagai by-product (Solomon, dan padi sebagai bahan baku biodiesel, baik
T.W. Graham, 1990). Methanol, ethanol, pada recovery senyawa-senyawa bioaktif
propanol, butanol dan amyl alkohol banyak maupun senyawa antioxidan, waxes, gum
digunakan dalam reaksi ini. Namun serta by-product lain yang berdaya jual
methanol lebih banyak digunakan karena tinggi. Penelitian yang dilakukan yaitu
berharga lebih murah dibandingkan alkohol mengekstrak minyak dedak padi dengan
lain, senyawa polar dengan rantai karbon berbagai kandungan asam lemak;
terpendek sehingga bereaksi lebih cepat melakukan analisa komponen-komponen
dengan triglyserida, dan melarutkan semua minyak dedak padi dan dedak terekstrak
jenis katalis, baik basa maupun asam untuk mengetahui nutrisi yang ada; dan
(Zhang, dkk., 2003). melakukan reaksi transesterifikasi berkatalis
Transesterifikasi berkatalis basa asam.
umum digunakan pada proses produksi
biodiesel secara komersial. Metode ini dapat
mencapai 90% konversi dengan waktu MATERI DAN METODE
reaksi 12 jam pada suhu ruang. Sedangkan
metode transesterifikasi berkatalis asam Sampel dedak padi diperoleh dari
berlangsung pada suhu di atas 100oC penggilingan padi yang berlokasi di sekitar
dengan waktu reaksi 348 jam kecuali jika kota Taipei-Taiwan. Lempeng aluminum
reaksi dilakukan pada suhu dan tekanan berukuran 20 x 20 cm dan tebal 250 m
tinggi. Bahan baku minyak anhydrous untuk Thin-layer chromatography (TLC)
diperlukan pada metode berkatalis basa. Ma, diperoleh dari Machery-Nagel (Schweiz,
dkk., (1998). Freedman dkk., (1984), Germany). Semua jenis pelarut dan reagen
menyarankan kandungan asam lemak kimia (methanol, asam klorida, hexane, ethyl
minyak <0,5%-b, dan kandungan moisture asetat, asam asetat, dan alcohol) adalah
minyak <0,06%-b. Penurunan yield ester HPLC-grade atau AR-grade diperoleh dari
akan terjadi jika kedua persyaratan tersebut perusahaan kimia komersial.
tidak dipenuhi oleh reaktan yang digunakan.
Dedak padi (50 g) di letakkan dalam MG dianalisa dengan gas kromatografi tipe
extraction thimble dan meletakkannya dalam Shimadzu GC-17A (Kyoto, Japan) yang
soxhlet. Selanjutnya dilakukan proses dilengkapi FID. Kolom yang digunakan
ekstraksi menggunakan 250 mL hexane adalah DB-5HT (5-Phenyl)-
teknis sebagai pelarut. Proses dilakukan 1- methylpolysiloxane nonpolar (15 meters
2 jam hingga semua minyak terekstrak. 0.32 mm i.d.; Agilent Tech. Palo Alto,
Minyak mentah dedak padi dipisahkan dari California). Suhu injektor dan detektor diset
pelarutnya/hexane menggunakan rotary pada 365 dan 370oC. Suhu kolom dijaga
evaporator. pada 80C selama 0 menit, meningkat
Transesterifikasi berkatalis asam hingga 370C dengan laju 15C /menit dan
minyak dedak padi/substrat dilakukan dijaga pada 370C selama 10 menit.
dengan 1:20 molar ratio, minyak dedak padi Digunakan 1:50 split ratio pada tekanan 60
terhadap methanol (MeOH) dan 10%HCl kPa dengan nitrogen sebagai gas pembawa.
sebagai katalis (%-berat). Reaksi berskala Analisa wax dan gums memerlukan 20
laboratorium dengan three-bottom flask mg wax minyak mentah dedak padi yang
dilengkapi reflux kondenser dan termometer. telah dilarutkan dalam 1 mL khloroform.
Campuran reaksi direflux pada suhu konstan Sampel 1L diinjeksikan pada HT-GC.
70C menggunakan magnetik stirrer dalam Kondisi dan jenis kolom yang digunakan
oil bath. Setiap interval waktu tertentu, sama dengan kondisi dan kolom untuk
diambil 100 L campuran reaksi untuk keperluan analisa produk reaksi.
keperluan analisa.
Campuran reaksi (100 L) diambil
setiap interval waktu tertentu dimasukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam botol sampel berisi 2 mL air-distillate
dan 2 mL hexane p.a. Selanjutnya larutan Indonesia dikenal sebagai negara
dikocok hingga homogen hingga terbentuk dengan keanekaragaman hayati darat
dua lapisan. Lapisan atas, fase organik, terbesar di dunia memiliki banyak tumbuhan
mengandung FAME, TG, DG dan MG potensial penghasil minyak-lemak nabati
sedangkan fase aqueous-nya mengandung selain minyak kelapa sawit. Dedak padi yang
sisa MeOH, glyserol dan katalis. Jalannya selama ini hanya digunakan sebagai bahan
reaksi dipantau secara kuantitatif campuran pakan ternak dan bahan bakar
menggunakan Thin Layer Chromatography reboiler ternyata memiliki kandungan nutrisi
(TLC). 1 L sampel hasil reaksi (fase yang cukup tinggi. Minyak mentah dedak
hexane) di teteskan pada lempeng TLC padi mengandung fatty acids, senyawa-
untuk dielusikan dalam sistem solvent n- senyawa biologis aktif serta senyawa-
hexane/ethyl-asetate/asam asetat (90:10:1, senyawa antioxidant (-oryzanol, tocopherol,
v/v/v). tocotrienol, phytosterol, polyphenol dan
Komposisi asam lemak dianalisa squalene) (Rukmini,C., 1988) yang hingga
menggunakan gas khromatografi setelah saat ini belum banyak dimanfaatkan.
terlebih dahulu dikonversikan menjadi FAME Mengingat kandungannya bermanfaat dan
yang bersesuaian dengan penambahan 20% berdaya jual tinggi, minyak mentah dedak
BF3/methanol pada 60oC. Model padi diteliti sebagai bahan baku pembuatan
khromatografi yang digunakan adalah China biodiesel. Pemanfaatan nonedible, low-
8700F (Taipei, Taiwan) dilengkapi FID. grade oils seperti minyak dedak padi yang
Kolom yang digunakan SP-2330 (30 x 0.25 berharga murah sebagai bahan baku,
mm i.d; Supelco, Bellefonte, PA). Suhu disertai recovery dan pemurnian senyawa-
injektor dan detektor di set pada 250 dan senyawa tersebut di atas sebagai produk
260oC. Suhu kolom dijaga pada 160oC samping diharapkan dapat menghasilkan
selama 2 menit selanjutnya dinaikkan hingga biodiesel berharga murah yang bersaing
235oC dengan laju konstan 15oC /menit, dengan petrofuel. Hasil penelitian ini juga
selama 8 menit. Menggunakan 1:50 sebagai diharapkan memaksimalkan
split ratio. pengakomodasian aneka minyak-lemak
Komposisi produk hasil reaksi berupa hayati lokal sebagai komoditi bernilai jual.
senyawa bioaktif, FAME, TG, FA, DG dan
Terlebih dahulu dilakukan analisa GC Asam Stearat C18:0 1.7112
untuk mengetahui komponen-komponen Asam Oleat C18:1 45.7510
minyak mentahdedak padi guna menentukan Asam Linoleat C18:2 33.4208
tahap penelitian berikutnya. Gambar 1 Asam Linolenat C18:3 0.3645
Asam Arachidat C20:0 1.2063
menunjukkan khromatogram minyak mentah
dedak padi. Terlihat kandungan asam lemak
Kromatogram kandungan wax dalam minyak
yang tinggi dan senyawa antioxidant.
mentah dedak padi ditunjukkan Gambar 2.
Wax tersebut direcovery menggunakan
450 centrifuge 3000-4000 rpm selama 15 menit
2)6.235

dengan menambahkan air mendidih. Wax


400
FA banyak diperlukan di industri kosmetik, cat,
vernish, lem dll.
350

TG
300 7)18.978

250
mv

Oryzanol,
1)5.035

6)18.532

200 DG waxes
MG
4)15.015

150
5)18.057
3)14.422

mV

100 Vit E +
8)19.463

tocopherol
50

5 10 15
Retentiontime(min)

Gambar 1. Khromatogram minyak mentah


dedak padi menggunakan HT-GC 5 10 15 20 25 30
minute

Gambar 2. Khromatogram wax minyak


Hasil analisa kuantitatif komposisi minyak
mentah dedak padi menggunakan HT-GC
mentah dedak padi di tampilkan pada Tabel
1 dan kandungan asam lemak minyak dedak
Keunggulan lain dari dedak padi
padi ditampilkan pada Tabel 2.
adalah tingginya kandungan protein (12-
Tabel 1. Komposisi minyak mentah dedak 15%). Dedak padi mengandung lysine
padi high free fatty acid dengan ratio efisiensi protein tinggi yang
mudah dicerna (< 90%). Sembilan asam
Komposisi amino essensial (threonine, valine, leucine,
Komponen
(%-berat) isoleucine, lysine, tryptophan, phenylalanine,
Triglyserida 18,90 methionine, dan histidine) diidentifikasi
Diglyserida 6,69 terkandung dalam dedak. Kesembilan asam
Monoglyserida 0,19 amino tersebut diperlukan bagi pertumbuhan
Asam lemak 69,54 dan perkembangan balita (Rukmini, C.,
-oryzanol 3,77
1988). Gambar 3 menampilkan kromatogram
Vitamin E dan tocopherol 0,91
asam-asam amino dalam dedak padi.

Tabel 2. Komposisi asam lemak pada


minyak mentah dedak padi

Komposisi
Jenis asam lemak
(%-berat)
Asam Miristat C14:0 0.3366
Asam Palmitat C16:0 17.2096
reaksi transesterifikasi minyak kedelai
(~99%-berat TG) dan minyak dedak padi
(~60%-berat FA) dengan katalis asam, HCl.

Tabel 3. Hasil analisa asam amino


Komposisi (%-berat)
Gambar 3. Kromatogram IEC asam amino Jenis asam amino Dedak padi defatted
menggunakan kromatografi pertukaran ion rice bran
(High Speed Amino Acid Analyzer-Hitachi Aspartate (Asp) 1,104 0,944
Model 835, Ninhydrin postcolumn-reaction Threonine (Thr) 0,551 0,432
detection) Serine (Ser) 0,634 0,533
Glutamate (Glu) 2,192 1,930
Dedak padi juga diyakini mengandung Glycine (Gly) 0,616 0,559
komponen-komponen yang diperlukan untuk Alanine (Ala) 0,767 0,676
Cysteine (Cys) 0,213 0,221
menyusun makanan balita. Penambahan
Valine (Val) 0,748 0,649
komponen-komponen tersebut dapat Methionine (Met) 0,249 0,202
digunakan sebagai makanan diet bagi anak- Isoleucine (Ile) 0,639 0,481
anak penderita alergi makanan tertentu. Leucine (Leu) 1,130 0,924
Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, Tyrosine (Tyr) 0,602 0,436
dedak padi adalah sumber serat/dietary Phenylalanine (Phe) 0,663 0,566
fiber. Kandungan seratnya berkisar 12%. Lysine (Lys) 0,491 0,454
Serat-diet terlarut/dietary soluble fiber pada NH3 0,254 0,258
dedak padi digunakan untuk treatment Histidine (His) 0,282 0,270
Arginine (Arg) 0,927 0,864
hyperlipidemia. Dedak beserta kandungan
Proline (Pro) 0,586 0,511
serat di dalamnya bermanfaat pada
TOTAL 12,649 10,919
perawatan penyakit jantung koroner-arteri
(Rukmini, C., 1988). Dedak padi
terekstrak/defatted rice bran memiliki
berbagai kegunaan selain pemanfaatannya 100
sebagai bahan pakan ternak mengingat FAME
90
kandungan proteinnya hanya berkurang FA
sedikit akibat proses ekstraksi. Tabel 3 80 TG
menampilkan data asam-asam amino dalam MG/ DG
70
dedak padi dan defatted rice bran hasil 60
analisa kromatografi pertukaran ion.
(%-b)

50

Penggunaan katalis basa lebih 40

direkomendasikan pada reaksi 30


transesterifikasi daripada katalis asam 20
(Fukuda, dkk., 2001). Hanya minyak dan 10
lemak anhydrous bebas asam lemak yang
0
dapat digunakan dalam transesterifikasi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
berkatalis basa (Ma, dkk., 1998). Kandungan
asam lemak dan air dalam minyak harus waktu reaksi (jam)

dihindari karena menyebabkan penyabunan Gambar 4. Methanolisis minyak kedelai


trigliserida sehingga menurunkan yield (1:20 minyak/methanol, 10%HCl, 70oC).
methyl ester dan mempersulit proses
pemisahan antara methyl ester dengan Transesterifikasi berkatalis asam minyak
glycerol (Sridharan, R., dan I.M., Mathai, kedelai murni (~99%-berat TG) hanya
1974). Tingginya kandungan asam lemak mencapai <65% konversi FAME setelah 45
bebas pada minyak dedak padi jam reaksi. Sedangkan pada transesterifikasi
menyebabkan katalis basa tidak dapat minyak dedak padi (60%-berat FA) tercapai
digunakan dalam proses transesterifikasi.
Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan hasil
konversi FAME yang cukup tinggi >90% dan 6.8% dan kondisi penyimpanan suhu
dengan waktu reaksi 6 jam (Gambar 5). kamar 25-32C dalam wadah. Sedangkan
Gambar 7 menunjukkan pengaruh waktu
100
penyimpanan dan kandungan moisture
90 terhadap kandungan FA dalam minyak
80 dedak padi. Penelitian menggunakan 500 g
70 dedak padi berkandungan moisture dan FA
60
awal 8,6% dan 5,5% dengan kondisi
penyimpanan suhu kamar 25-32C dalam
(%-b)

50
wadah tertutup.
40 FAME
30 FA 70
TG
20 60 A
MG/DG

kandungan FA (%-berat)
10
50
0
0 1 2 3 4 5 6 40
w aktu reaksi (jam)
30
Gambar 5. Methanolisis minyak dedak padi
(60%FA) (1:20 minyak/methanol, 10%HCl, 20
70oC).
10
Kedua hasil tersebut menunjukkan, katalis 0
asam sesuai untuk low grade high fatty acid 0 50 100
oils seperti minyak dedak padi. Pada tahap waktu penyimpanan (hari)
awal reaksi, minyak dedak padi terkonversi
dengan cepat menjadi FAME >85% untuk 1 Gambar 6. Pengaruh waktu penyimpanan
jam reaksi. Peningkatan waktu reaksi lebih terhadap kandungan FA dalam minyak
lanjut, tidak dapat meningkatan konversi dedak padi.
FAME.

Dedak padi memiliki beberapa enzym,


35
salah satu diantaranya adalah enzym lipase B
yang berperan dalam hidrolisa triglyserida 30
kandungan FA (%-berat)

menjadi asam lemak dan partial glyserida


lainnya (MG dan DG). Peningkatan 25
kandungan asam lemak dalam minyak 20
menyebabkan minyak tengik. Saat padi
tumbuh, lipase dan minyak terisolasi dalam 15
sel yang berbeda. Seiring dengan proses
10
penggilingan sesaat setelah padi dipanen, no addition water
5%wt water
sel-sel tersebut rusak sehingga lipase dan 5 8%wt water
minyak akan bertemu. Enzym lipase hanya 15%wt water
memerlukan beberapa jam untuk membuat 0
minyak menjadi tengik akibat hidrolisa 0 2 4 6 8 10
triglyserida (Orthoefer, F.T., 1996). Laju waktu penyimpanan (hari)
hidrolisa triglyserida oleh lipase dipengaruhi
beberapa kondisi: waktu penyimpanan, Gambar 7. Pengaruh waktu penyimpanan
suhu, dan kandungan moisture. dan kandungan moisture terhadap
Gambar 6 menunjukkan pengaruh kandungan FA dalam minyak dedak padi.
waktu penyimpanan terhadap kandungan FA
dalam minyak dedak padi. Penelitian Jenis asam lemak dalam minyak
menggunakan 500 g dedak padi sangat berpengaruh terhadap karakteristik
berkandungan moisture dan FA awal 10.2% fisik dan kimia biodiesel dikarenakan asam
lemak inilah yang akan membentuk ester diantaranya: tak berlakunya korelasi bagi
atau biodiesel. Freedman dan Bagby (1990), ester metal asam lemak tak jenuh; koefisien
melalui serangkaian pengujian analisis persamaan diperoleh secara empirik
regresi terhadap data hasil pengukuran , sehingga masih diperlukan eksperimen-
mendapatkan korelasi antara angka setane eksperimen untuk melengkapi keperluan
metil ester asam-asam lemak jenuh berantai data; perlu diperoleh korelasi yang dapat
lurus dengan beberapa sifat fisiknya. Tabel 4 mencakup pengaruh antara metal ester yang
menyajikan korelasi-korelasi tersebut. ada (baik sesama jenuh maupun jenuh-tak
Sementara Tabel 5 menampilkan nilai-nilai jenuh). Walaupun korelasi-korelasi tersebut
hasil pengukuran sifat-sifat fisik penting belum tersedia, setidaknya dapat dijadikan
beberapa ester metal asam-asam lemak basis perhitungan taksiran awal akan
yang paling umum (Knothe, dkk., 1997). kualitas biodiesel yang akan dihasilkan.

Tabel 4. Persamaan regresi hubungan KESIMPULAN


angka setan (Y) ester metil asam lemak dan
sifat fisiknya (X) Pengembangan biodiesel sebagai bahan
Sifat Fisik Persamaan
bakar terbarukan berbasis minyak nabati
Titik didih (oC) Y = (41.3) + 0.2785X + 0.001209X2 + 3E-06X3 merupakan suatu prakarsa yang urgen dan
Viskositas (cSt) Y = (-23.48) + 61.6828X + (-12.7738X2) + 0.8769X3 strategis, karena situasi produksi-konsumsi
Panas penguapan minyak mentah dan solar (terutama sektor
(kal/gr) Y = (-1054.9) + 32.324X + (-0.23097X2) transportasi) telah mencapai taraf
Nilai kalor netto mengkhawatirkan, sementara potensi
(kkal/mol) Y = (-62.96) + 0.097X + (-1.69E-05X2)
Banyak atom C asam Y = (-57.26) + 14.892X + (-0.4149X2) keanekaragaman sumberdaya hayati
Teg. Permukaan domestik sangat melimpah.
(dyne/cm) Y = (-1500.58) + 104.656X + (-1.733X2) Minyak mentah dedak padi
Titik leleh (oC) Y = 58.22 + 0.556X berkandungan senyawa bioaktif serta
Indeks bias Y = (-2107.38) + 1522.21X senyawa antioxidant tinggi, wax dan gum
Densitas (gr/cm3) Y = 7216.14 + (-8648.96X)
yang dapat direcovery dengan baik dan
bernilai jual tinggi sebagai by-product.
Kondisi penyimpanan dan kandungan
moisture dedak padi sangat mempengaruhi
Tabel 5. Sifat-sifat fisik terukur beberapa kandungan asam lemaknya. Tingginya
metil ester kandungan asam lemak dalam minyak
Titik Nilai kalor Titik
memperbesar prosen konversi FAME yang
Angka Viskositas netto dicapai dan berdasarkan kandungan asam
Metil ester didih leleh
setan
[oC] 40oC[cSt] [kkal/mol] [oC] lemaknya, biodiesel dari minyak mentah
Metil laurat 60,8 224 1.69 1940 5 dedak padi dapat memenuhi karakteristik
Metil miristat 73,5 262 2.28 2254 18.4 biodiesel yang ditetapkan. Transesterifikasi
Metil palmitat 74,3 323 3.23 2550 28 minyak mentah dedak padi high fatty acid
Metil stearat 75,6 330 4.32 2859 39 (60%FA) berkondisi reaksi: 1:20
55
Metil oleat 356 5.79 2828 -20 minyak/methanol, 10%HCl, dan 70oC
Metil linoleat 33 218.5 4.47 2794 -35 memberikan 85% konversi FAME untuk satu
Metil linolenat 13*) 215 3.68 2750 -57
jam reaksi. Oleh sebab itu, pemanfaatan
minyak dedak padi sebagai nonedible,
Data komposisi asam lemak dari inexpensive, low-grade oils sebagai bahan
suatu minyak nabati, seperti yang baku alternatif pembuatan biodiesel diyakini
dicantumkan pada Tabel 2, sangat berguna dapat menurunkan biaya produksi. Akan
dalam analisis awal suatu biodiesel. tetapi, diperlukan penelitian lebih lanjut
Korelasi-korelasi yang tertera dalam Tabel 4 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
tersebut masih belum memadai untuk reaksi transefterifikasi minyak mentah dedak
mendapatkan angka hasil perhitungan padi menjadi biodiesel.
seluruh sifat-sifat penting biodiesel dengan
tepat. Beberapa kekurangan tersebut
DAFTAR NOTASI
Knothe, Gerhard, Robert O. Dunn, Marvin O.
DG = diglyserida/diacylglyserida Bagby, (1997), Biodiesel : The use of
FA = fatty acid/asam lemak vegetable oils and their derivates as
FAME = fatty acid methyl ester alternative diesel fuels, Research Report of
GC = gas kromatografi Oil Chemical Research, National Center for
IEC = ion exchange chromatography agricultural utilization research. Peoria. USA.
HT-GC = high temperature gas
chromatography Ma, F. and M.A. Hanna, (1999), Biodiesel
MeOH = methanol Production: A Review, Bioresour. Technol.,
MG = monoglyserida/monoacylglyserida 70, hal. 1-15.
TG = triglyserida/triacylglyserida
TLC = thin layer chromatography Orthoefer, F.T., (1996), Rice Bran Oil in
Baileys Industrial Oils and Fat Products,
Vol.2, Y.H.Hui (eds.), A Wiley-Interscience,
DAFTAR RUJUKAN hal. 393-410.
Rukmini, C., (1988), Chemical, Nutritional,
Abhaysah, B. K. D. Agrawal and L.S. Shukla, and Toxicological Studies of Rice Bran Oil,
(1983), A New Approach in Dewaxing and Food Chemistry, 30, hal. 257-268.
Refining Rice Bran Oil, J. Am. Oil Chem.
Soc.,60, hal. 466. Solomon, T.W. Graham, (1990),
Fundamentals of organic chemistry, edisi 3,
Freedman,B., E.H. Pryde and T.L. Mounts., John Wiley & Sons. Canada.
(1984), Variables Affecting the Yields of
Fatty Esters from Transesterified Vegetable Sridharan, R., and I.M., Mathai, (1974),
Oils, J. Am. Oil Chem. Soc.,61, hal. 1638- Transesterification Reactions, J. Scient.
1643. Ind. Res., 33, hal. 178-187.

Freedman,B., and M. O. Bagby., (1990), Zhang, Y., Dube, M.A., McLean, D.D., Kates,
Predicting Cetane Numbers of n-Alcohols M., (2003), Review paper : Biodiesel
and Methyl Esters from their Physical production from waste cooking oil : 1.
Properties, J. Am. Oil Chem. Soc.,67, hal. Process design and technological
565-571. assessment, Bioresour Technol., 89, hal. 1-
16.
Fukuda, H., A. Kondo, and H. Noda, (2001),
Biodiesel Fuel Production by
Transesterification of Oils, J. Biosci.
Bioeng., 92, hal. 405-416.

Goffman, F.D., S. Pinson, and C. Bergman.,


(2003), Genetic diversity for Lipid Content
and Fatty Acid Profile in Rice Bran, J. Am.
Oil Chem. Soc., 80, hal. 485-490.

Klopfenstein, W.E., and Walker, H.S.,


(1983), Efficiencies of Various Esters of
Fatty Acids as Diesel Fuels. J. Am. Oil
Chem. Soc., 60, hal. 8.

You might also like