You are on page 1of 3

Penerapan Masing-masing Sila di Keluarga dan Studi Kasus Penerapan di Keluarga

Penerapan pancasila dalam kehidupan dibagi menjadi dua yakni penerapan secara
obyektif dan penerapan secara subyektif. Menurut Sanjaya (2011) penerapan secara obyektif
mengacu pada realisasi pelaksanaan pancasila dalam kehidupan bernegara, sementara penerapan
secara subyektif mengacu pada penerapan secara perorangan oleh masing-masing individu.
Penerapan pancasila pada dasarnya tidak hanya dilakukan dalam kehidupan bernegara saja,
melainkan segala aspek kehidupan yang dimulai dari dasar penerapan pada unit lingkungan
terkecil yakni keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pertama kali bagi setiap individu tumbuh dan
mempelajari kehidupan. Keluarga pula merupakan tempat pembelajaran pertama bagi setiap
individu terhadap aspek-aspek kehidupan. Oleh sebab itu dalam hal ini keluarga memiliki peran
yang sangat besar untuk tercapainya pemahaman dan penerapan nilai-nilai pancasila oleh setiap
individu. Menurut Ista (2011) salah satu hal yang menyebabkan pancasila sulit diterapkan
dengan baik ialah karena kurangnya pendidikan mengenai pancasila yang dalam hal ini
merupakan fungsi dari adanya keluarga untuk melaksanakan pendidikan pertama tersebut.
Perilaku yang menerapkan nila-nilai pancasila dalam lingkungan keluarga diantaranya adalah.
1. Adanya kebebasan yang didasari tanggung jawab bagi setiap anggota keluarga dalam
memeluk agama. Dalam hal ini orang tua berhak mengarahkan anak-anaknya terkait
keyakinan yang dianutnya. Orang tua bertanggung jawab atas pendidikan mengenai
agama namun dalam pembuatan pilihan kembali ke masing individu yang bersangkutan.
2. Orang tua berperan sebagai teladan bagi anak-anaknya dengan memberikan contoh
perilaku yang sesuai norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan hukum adat.
Pada kondisi ini orang tua harus dapat dijadikan contoh oleh anak-anaknya, karena
praktik yang dilakukan dalam keluarga akan mempengaruhi perilaku setiap anak dalam
bermasyarakat.
3. Adanya didikan orang tua kepada anak-anaknya untuk menjalankan yang diperintahkan
dan menjauhi larangan dalam beragama. Dalam hal ini orang tua perlu memberikan
pemahaman terkait hal-hal apa saja yang dilarang dan dianjurkan dalam agama yang
diyakininya. Orang tua juga berperan dalam mengontrol perilaku anak-anaknya untuk
memastikan apakah sejauh ini perilakunya dapat diterima atau perlu diluruskan.
4. Adanya didikan mengenai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan masing-masing
anggota keluarga. Dalam berkeluarga setiap orang pasti memiliki peran masing-masing
baik itu sebagai orang tua maupun anak. Dalam hal ini pemahaman akan hak dan
kewajiban masing-masing anggota keluarga menjadi sangat penting karena akan
mempengaruhi karakter dan perilaku individu tersebut salah satunya rasa tanggung
jawab.
5. Terciptanya rasa saling menghormati dan menyayangi antar sesama anggota keluarga.
Adanya anggota dalam keluarga tidak lain adalah untuk dapat saling menyokong satu
sama lain. Oleh sebab itu diperlukan adanya rasa saling menghormati dan menyayangi
antar sesama anggota keluarga sehingga dapat tercipta rasa saling menguatkan antar
anggota keluarga.
6. Adanya pendidikan bagi anak-anak untuk belajar menyampaikan argumennya serta
mendengarkan argumen orang lain di sekelilingnya. Hal ini menjadi sangat penting
karena selanjutnya setiap anak akan menjalani hubungan sosialisasi yang lebih luas dari
lingkup keluarga yakni sekolah dan masyarakat. Keberanian dalam menyampaikan
pendapat serta kemampuan mendengarkan pendapat orang lain adalah hal yang penting
karena dalam masyarakat tidak semua orang sama dan dapat diperlakukan dengan cara
yang sama.
7. Penerapan pemecahan masalah dalam keluarga dengan musyawarah. Penerapan
pemecahan masalah ini dapat memberikan gambaran bagi anak bahwa cara terbaik dalam
menyelesaikan masalah adalah dengan membicarakan masalah tersebut bersama-sama
untuk mencapai kata mufakat bukan dengan melakukan voting atau mengikuti
kepentingan salah satu pihak. Kelak pengalaman seorang anak dalam pemecahan masalah
berdasarkan musyawarah akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
8. Adanya sikap adil bagi orang tua terhadap anak-anaknya (tidak boleh pilih kasih). Dalam
hal ini orang tua harus bersikap adil atau sesuai dengan porsinya pada setiap anak. Orang
tua tidak boleh mengistimewakan seorang anak saja sedangkan anaknya yang lain justru
diabaikan. Perlakuan orang tua dalam penerapan keadilan ini tentu akan berpengaruh
pada perilaku anak-anaknya dalam bermasyarakat.
Belakangan ini yang terjadi dalam keluarga adalah kurangnya penerapan bahkan terjadi
penyimpangan penerapan pancasila dalam kehidupan keluarga. Hal yang marak terjadi di
Indonesia adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik itu terjadi pada salah satu
pasangan umumnya perempuan, anak-anak, bahkan pembantu rumah tangga. Menurut Anwar
(2015) Data Catatan Akhir Tahun 2014 Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan
menunjukkan peningkatan jumlah kasus terhadap perempuan sebanyak 20.000 kasus
dibandingkan kasus tahun 2013. Akan tetapi, penanganan hukum yang diterima korban
umumnya belum berperspektif jender. Menurut Catatan Akhir Tahun 2014, terdapat 293.220
kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2014. Sebanyak 68 persen dari kasus
tersebut adalah kekerasan domestik dan rumah tangga (KDRT) dengan mayoritas korban ibu
rumah tangga dan pelajar.
Bentuk-bentuk kekerasan meliputi penelantaran tanggung jawab, penganiayaan jasmani
dan psikis, serta pernikahan paksa ataupun pernikahan dini. Peristiwa KDRT ini merupakan salah
satu contoh tidak terciptanya penerapan pancasila yang seharusnya terjadi dalam lingkungan
keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu kemungkinan KDRT dapat terjadi dalam
rumah tangga ialah akibat pemahaman yang kurang dari anggota keluarga terhadap nilai-nilai
dalam pancasila sehingga tidak tercipta rasa saling mengasihi dan menyayangi melainkan rasa
menuntut salah satu pihak pada anggota keluarga lainnya.

Daftar Pustaka :
Anwar, Laraswati Ariadne. 2015. Laporan KDRT Meningkat, Penanganan Belum Optimal.
print.kompas.com/baca
Ista, Levyna. 2011. Penerapan Pancasila di Masa Kini. Tugas Akhir Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika Dan Komputer Amikom, Yogyakarta.
Sanjaya, Burhan Abdillah. 2011. Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari. Tugas
Akhir Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom, Yogyakarta.

You might also like