Professional Documents
Culture Documents
Pada uji pengendapan logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh.
Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji,
endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein. Logam Pb ini
merupakan logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam
yang mengandung ion positif dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan
protein. Sama halnya dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung
ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein.
Prinsip dari reagen ini menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa CuSO4
pada suasana basa sehingga menghasilkan larutan yang berwarna biru ke unguan dan ungu.
Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), dan Nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi pada suhu yang tinggi.
Fungsi dari reagen ini adalah untuk mendeteksi keberadaan asam amino dalam suatu sampel uji.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa albumin beraksi positif, hal ini di
tunjukkan dengan warna yang dihasilkan yaitu ungu dan positif karena biuret bereaksi dengan
albumin membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam
protein dalam hal ini karena adanya ikatan peptida pada albumin.
Biuret
Hal ini sesuai dengan pendapatn Fesenden (1997) yang menyatakan bahwa dalam suasana
basa, ion yang berasal dari pereaksi Biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus CO
dan NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet.
Bintang (2010) menyatakn bahwa semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas
dan rantai terakhir asam amino, maka warna ungu akan semakin nampak. Aquades dan
glisin bereaksi negatif ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna yang menunjukkan
tidak adanya ikatan peptida pada sampel tersebut.
Keuntungan utama dari teknik ini adalah tidak adanya gangguan dari senyawa yang
menyerap pada panjang gelombang yang lebih rendah. Teknik ini kurang sensitif terhadap
jenis protein karena absorpsi yang terjadi melibatkan ikatan peptida yang ada di semua
protein, bukan pada gugus samping spesifik
nghasilkan warna ungu pada tetes ke satu, pada larutan tersebut tidak terdapat
endapan, tetapi larutan barubah warna menjadi warna ungu. Hal ini disebabkan
penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino
dari protein. Semakin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan
makin panjang ikatan peptidanya.Sedangkan penambahan NaOH pada protein telur
agar bersifat basa. Bahwa jika protein didihkan dengan asam kuat atau basa kuat
yang pekat, molekulnya akan terhidrolisis menjadi molekul asam amino. Oleh sebab
itu kemungkinan penambahan NaOH agar protein terurai menjadi asam amino.
Sedangkan penambahan CuSO4 berfungsi sebagai uji positif terhadap ikatan
peptida, jika terbentuk warna ungu berarti sampel tersebut mengandung protein.
Lowry
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Agustus 2015 Vol. 20 (2): 124130
ISSN 0853-4217 http://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI
EISSN 2443-3462 DOI: 10.18343/jipi.20.2.124
Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu Hasil
Fermentasi Aspergillus niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit
(Protein Quality and Amino Acid Composition of Fermented Sago Pulp
(FSP) by Aspergillus niger with Urea and Zeolit Addition)
La Ode Muhsafaat1*, Heri Ahmad Sukria2, Suryahadi2
Jurnal Teknologi Pangan Vol.4 No.1 November2012
ISOLASI ALBUMIN DAN KARAKTERISTIK BERAT MOLEKUL HASIL EKSTRAKSI SECARA PENGUKUSAN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus)