Professional Documents
Culture Documents
Perhatian pemerintah terhadap HAM ada sejak para pendiri negara ini menyusun
UUD45. Dilihat dari kebijakan politik sejak 1945 perhatian tersebut tampak pada
penyusunan GBHN tahun 1993 yaitu dengan dibentuknya KOMISI NASIONAL HAM
( KOMNAS HAM ). Pada tahun 1998 pemerintah mencanangkan Rencana Aksi
Nasional HAM dengan program dan kegiatan lima tahun yaitu 1998 s/d 2003.
Hal-hal yang berkaItan dengan pelanggaran HAM berat terdapat dalam Ps. 7.a.b.
Psl. 104 UU no. 39 th 1999. BAB. IX tentang Pengadilan HAM Psl. 104
(1) Untuk mengadili pelanggaran HAM berat dibentuk pengadilan HAM
dilingkungan Pengadilan umum
(2) Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk dengan UU
dalam juangka waktu paling lama 4 th
(3) Sebelum terbentuk Pengadulan HAM sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
maka kasus kasus pelanggaran HAM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diadili oleh pengadilan yang berwenang
HAM selalu berhubungan dengan kewajiban asasi manusia, bahkaan kewajiban-
kewajiban asasi tersebut karus terlebih dahulu dilakukan agar HAM terpenuhi.
Kewajiban-kewajiban asasi yi: kewajiban dasar yang pokok yang harus dijalankan
oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat, seperti kewajiban taat pada
peraturan perundang-undangan, kewajiban untuk bekerja demi kelangsungan
hidup. Maka apabila orang tersebut menuntut HAM-nya terpenuhi, maka pada
saat yang sama pula terdapat keharusan agar orang tersebut melaksanakan
kewajiban-kewajiban asasinya
HAKEKAT HAM
Merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
keseimbangan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan mum. Begitu
juga upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi HAM, menjadi
kewajiban tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah ( aparatur
pemerintah baik sipil maupun militer ) dan negara.
Bahwa subtansi HAM merupakan sesuatu hal yang bersifat Universal, mengingat
sifatnya yang inherent, sebagai konsekuensinya oleh karena HAM dikaruniai oleh
Tuhan dan bukan pemberian dari orang atau penguasa tertentu, maka siapapun
tidak punya hak untuk merampas ataupun mencabut HAM seseorang.
Mengenai pelaksanaan HAM bersisat Partikular, artinya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan yang bersifat lokal.