You are on page 1of 16

Nama: Prasetyo Raharjo

NPM: 10040015163

Kelas: D

ANALISIS KASUS PENISTAAN AGAMA OLEH BASUKI

TJAHAJA PURNAMA BERDASARKAN UU NO 28 TAHUN

1999 TENTANG PENYELENGGARAAN NEGARA YANG

BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI dan

NEPOTISME

I. Isi UU No 28 Tahun 1999 Pasal 3 tentang Asas Umum

Penyelenggaraan Negara

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan

Nepotisme, didalam Pasal 3 dijelaskan bahwa Asas-asas Umum Penyelenggaraan

Negara meliputi:

1. Asas Kepastian Hukum;

2. Asas Tertib Penyelenggaraen Negara;

3. Asas Kepentingan Umum;

4. Asas Keterbukaan;

5. Asas Proporsionalitas;
6. Asas Profesionalitas; dan

7. Asas Akuntabilitas.

II. Kronologis Kasus Penistaan Agama

Dikutip dari Beritagar.id, Kasus ini bermula ketika Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok berkunjung ke Pulau Seribu

pada tanggal 27 September 2016 untuk menjelaskan program kerja

sama Pemerintah Provinsi DKI dan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta

dalam bidang perikanan -termasuk memberikan bantuan 4.000 benih ikan kerapu-

Dalam pidatonya, Ahok menjelaskan bahwa warga tak perlu takut soal

kelanjutan program bantuan itu, bila dirinya tak terpilih dalam Pilgub DKI 2017.

Lebih kurang, Ahok menjamin program itu akan tetap berjalan, apa pun hasil

Pilgub kelak.

"Jadi enggak usah pikiran. 'Ah! Nanti kalau enggak kepilih, pasti Ahok

programnya bubar'. Enggak! Saya masih terpilih (menjabat) sampai Oktober

2017," kata Ahok.

Setelahnya, terseliplah pernyataan dia soal penggunaan surat Al Maidah ayat 51

jelang Pilgub DKI 2017.

"Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu

enggak pilih saya. Dibohongin pakai surat Al Maidah ayat 51, macam-macam

itu. Itu hak bapak ibu."


Jadi bapak ibu merasa gak bisa milih nih, karena saya takut masuk neraka,

dibodohin gitu yah nggak apa-apa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu,

program ini jalan saja. Jadi bapak ibu nggak usah merasa enggak enak dalam

nuraninya gak bisa pilih Ahok

Kemudian pada 6 Oktober 2016 Potongan video dari pidato Ahok di pulau

seribu menyebar melalui akun Facebook atas nama Buni Yani. Lalu pada tanggal

10 Oktober 2016 Ahok pun meminta maaf kepada umat muslim terkait dengan

pidatonya tersebut. Beliau menyatakan bahwa tidak bermaksud untuk

menyinggung umat Islam.

Pada tanggal 24 Oktober 2016 Ahok mendatangi Bareskrim Mabes Polri untuk

memberikan klarifikasi terkait pernyataannya pada pidato di Pulau Seribu.

Kemudian pada tanggal 4 November 2016 terjadi unjuk rasa yang bertajuk Aksi

Damai didepan Istana Merdeka. Namun pada saat itu Presiden Joko Widodo

tidak hadir dan digantikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang memberikan janji

agar proses hukum Ahok akan dijalankan dengan cepat dan transparan.

Akhirnya pada tanggal 16 November 2016 Basuki Tjahaja Purnama/Ahok

ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penistaan agama oleh Bareskrim Polri.

Ahok dijerat dengan pasal 156 a KUHP

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 5 tahun barang siapa

dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan

perbuatan: a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau

penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia. b. dengan maksud


agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Juncto Pasal 28 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi

Elektronik

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang

ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhanindividu dan/atau

kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan

antargolongan (SARA).
III. Analisis

1. Menurut Asas Kepastian Hukum

Secara umum pengertian dari Asas kepastian hukum adalah suatu jaminan

bahwa suatu hukum harus dijalankan dengan cara yang baik dan tepat. Pada

intinya, kepastian merupakan tujuan utama dalam hukum. Jika hukum tidak ada

kepastian, maka hukum akan kehilangan jatidirinya. Jika hukum tidak memiliki

jati diri lagi, maka hukum tidak lagi digunakan sebagai pedoman perilaku setiap

orang.

Sedangkan pengertian asas kepastian hukum dalam penyelenggaraan negara

adalah sebuah konsep untuk memastikan bahwa hukum dijalankan dengan baik

sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi siapapun, hukum harus bisa menjadi

pedoman, mengayomi, dan melindungi masyarakat dari bebagai tindak kejahatan

atau pelecehan pada individu atau kelompok.

Untuk kasus yang melibatkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama/Ahok ini

dirasakan belum memenuhi asas kepastian hukum. Mengapa? Karena setelah

Ahok diperiksa oleh penyidik Bareskrim Polri dan diserahkan ke Kejaksaan

Agung, Kejagung pun tidak langsung menahan gubernur nonaktif DKI Jakarta

tersebut.

Dikutip dari BBC Indonesia, Kejaksaan Agung berdalih bahwa ada beberapa

alasan yang buat mereka tidak menahan Ahok.


Pertama, penyidik telah mengajukan surat pencegahan bepergian ke luar negeri

yang masih berlaku sampai sekarang. dengan demikian, tak ada kekhawatiran

(Ahok) akan melarikan diri.

Kemudian yang kedua, sesuai SOP yang ada, apabila penyidik Polri tak menahan

tersangka, kejaksaan pun akan bersikap sama yaitu tidak menahan Ahok

Lalu alasan yag ketiga jaksa peneliti menganggap Ahok bertindak kooperatif

terhadap proses hukum yang sedang berjalan.

Padahal dengan tidak ditahannya Ahok oleh Kejagung itu sudah

melanggar Konstitusi (UUD 1945). Tepatnya dalam pasal 27 ayat (1) Undang-

Undang Dasar 1945 yang berisi:

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak

ada kecualinya.

Dan nampaknya juga kurang memperhatikan Asas-asas penyelenggaraan

negara, khususnya Asas kepastian hukum. Karena dengan tidak ditahannya Ahok,

masih belum menjamin bahwa proses hukum akan ditegakkan. Dan menurut

Ketua Tim Pembela Muslim (TPM), Muhammad Mahendradatta. Yang dikutip

dari republika.co.id, berkomentar melalui akun twitternya bahwa "Penundaan

proses Hukum Ahok karena Pilkada, apapun dasarnya, merupakan pelanggaran

Konstitusi (UUD 45) tentang Kesamaan Kedudukan WN di mata hukum


Beliau juga berkomentar "Karena prinsip kesamaan kedudukan WNI di mata

hukum masuk dalam Pasal HAM UUD 45. Penundaan Proses Hukum Ahok bisa

diterapkan pula sebagai Pelanggaran HAM".

"Penundaan proses hukum tidak dikenal dalam sistem Hukum Indonesia, bahkan

seorang Ustad yang benar-benar sakit saja, ditangkap & diambil dari RS untuk

diproses".

"Kalau sudah ada kecenderungan Pelanggaran Konstitusi (UUD1945) tentu semua

Warga Negara tahu bagaimana kelanjutannya,"

Diharapkan setelah dijadikannya Ahok sebagai tersangka peran pemerintah

atau lembaga pemerintahan, seperti pihak kepolisian, jaksa, dan hakim yang

menangani kasus ini dapat menerapkan Asas Kepastian Hukum dengan benar

dimana negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-

undangan, jadi jika Ahok terbukti bersalah dan akan dihukum haruslah ada pasal

yang benar-benar dilanggarnya dan jika ia terbukti tidak bersalah pun harus ada

pasal yang mengatakan bahwa ia tidak bersalah.

2. Menurut Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

Menurut pengertiannya, Asas tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang

menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian

penyelenggaraan negara.

Dalam penanganan kasus Penistaan Agama yang dilakukan oleh gubernur

DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama/Ahok ini, Ahok nampaknya

mengikuti proses hukum yang sedang berjalan.


Setelah beliau diketahui telah melontarkan pernyataan yang berbau penistaan

agama, kemudian dilakukan gelar perkara di Mabes Polri. Gelar perkara dilakukan

dengan menghadirkan pelapor, saksi ahli dari terlapor dan pelapor maupun

penyidik. Setelah itu turun keputusan bahwa Ahok dinyatakan sebagai tersangka

kasus penistaan agama.

Bareskrim Polri pun melayangkan surat penyidikan dan diteruskan ke jaksa

penuntut umum. Lalu Ahok mulai melengkapi bekas-berkas yang diperlukan

untuk melakukan penyidikan oleh Tim Penyidik Bareskrim Polri. Setelah

melengkapi berkas-berkas yang diperlukan, lalu beliau pun mendatangi kantor

Bareskrim Mabes Polri untuk diperiksa sebagai tersangka.

Namun dalam penyidikan kasus Ahok ini masih terdapat beberapa

kekurangan, Beberapa tokoh Islam menilai penanganan kasus Ahok ini dinilai

kurang cepat. Apalagi dalam pernyataannya, Bareskrim Polri harus meminta izin

dulu kepada presiden. Ini membuat seolah-olah Ahok dilindungi Presiden atau

dengan kata lain ada perlakukan khusus untuk Gubernur DKI Jakarta non aktif

tersebut.

Terkait dengan hal tersebut sudah seharusnya semua elemen masyarakat, baik

Polri maupun masyarakat itu sendiri harus saling membantu sama lain dan tidak

mengganggu proses penyelesaian kasus ahok secara hukum, seperti kepolisian dan

pengadilan yang tidak memperlama atau cepat menyelesaikan kasus ahok dengan

cara yang transparan dan dipenuhinya Asas Keadilan. Dan masyarakat juga
memiliki peran penting untuk tidak mengganggu atau menghambat proses

peradilan tersebut.

3. Menurut Asas Kepentingan Umum

Pengertian dari Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan

kesejahteraanumum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif. Yang

mendasarkan diri pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur

kepentingan dalam kehidupan masyarakat.

Di dalam kasus ini, untuk melaksanakan Asas kepentingan umum

dilakukanlah cara baru dalam melaksanakan gelar perkara yaitu dilakukan secara

terbuka. Mengapa dilakukan secara terbuka? Karena dikutip dari merdeka.com,

hal itu dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo yang bertujuan untuk

menghindari adanya prasangka buruk yang muncul di masyarakat.

Walaupun beberapa peneliti, pengamata, dan politisi berpendapat bahwa gelar

perkara yang dilakukan secara terbuka tidak memiliki dasar hukumnya. Bahkan

diantaranya melawan due process of law.

Selain dari alasan sebelumnya, tujuan dari sidang kasus Ahok yang dilakukan

secara terbuka ini yaitu agar masyarakat bisa memberi keputusan sendiri atas

kasus tersebut. Selain itu juga diharapkan agar masyarakat bisa mengawal

jalannya proses hukum kasus Ahok yang sedang berlangsung.

Bisa dibilang sidang kasus Ahok yang dilakukan secara terbuka ini menjadi

jawaban dari kepolisian untuk memenuhi tuntutan para pihak yang menginginkan

kasus ini segera diproses semenjak dilaporkan ke Polisi pada 7 Oktober lalu.
4. Menurut Asas Keterbukaan

Pengertian dari Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif

tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas

hak aasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

Dan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, setelah melewati

beberapa tahapan dalam proses hukum, akhirnya pada tanggal 16 November 2016

Basuki Tjahaja Purnama/Ahok ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penistaan

agama yang melibatkan dirinya melalui gelar perkara yang dilakukan secara

terbuka.

Keterbukaan di dalam kasus ini maksudnya sebagai wujud transparasi Polri

dalam menangani kasus penistaan agama oleh Basuk Tjahaja Purnama/Ahok

utnuk menghindari adanya intervensi dalam pelaksanaan tugas dan wewenang

aparat penegak hukum guna membelokkan arah penyelidikan, penyidikan dan

penuntutan di luar tujuan penegakan hukum.

Oleh karena itu Presiden Joko Widodo memerintahkan agar persidangan kasus

yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama tersebut disiarkan secara langsung agar

masyarakat dapat mengawasi jalannya proses hukum.

Akan tetapi tidak semua orang bisa merasakan keterbukaan proses hukum dari

kasus Ahok ini. Dikutip dari detik.com, ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa
(GNPF) Bachtiar Nasir mengalami kekecewaan karena tidak diperbolehkan

masuk ke ruang gelar perkara kasus Ahok di Rupatama Mabes Polri.

Beliau menyatakan bahwa Yang diperbolehkan masuk katanya hanya yang

diundang oleh Bareskrim. Selain itu, Nasir juga kecewa tidak semua pelapor

kasus Ahok bisa masuk ke ruang gelar perkara. Karena itu, Nasir menilai proses

tindaklanjut hukum yang dianggap tidak transparan dan menurutnya beliau masih

melihat adanya ketidakterbukaan didalam kasus ini.

Sebaiknya untuk Polri sendiri harus tetap bersikap profesional dalam

menentukan lanjut atau tidaknya proses hukum atas laporan terhadap Ahok. Dan

selain itu juga masyarakat agar tetap bersabar agar tidak menganggu Polri dalam

melakukan penyelidikan.
5. Menurut Asas Proporsionalitas

Menurut pengertiannya, Asas Proporsionalitas adalah asas yang

mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.

Sebagai asas persamaan bahwa Setiap orang dipandang sama dalam hukum

sebagai mana tercantum dalam Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945, tidak ada

proses hukum yang dapat di tunda-tunda dengan alasan apapun yang dianggap

penting untuk didahulukan.

Seperti yang terjadi dengan kasus Ahok sebelumnya yang terabaikan

walaupun sudah ada laporannya, tetapi karena umat Islam yang mengikuti kasus

ini melihat tidak ada perkembangan dalam kasus ini akhirnya mereka bergerak

untuk melakukan unjuk rasa yang bertajuk Aksi Damai untuk menuntut

kelanjutan dan kepastian hukum dalam kasus Ahok ini.

Walaupun dari ahli yang berpendapat bahwa gelar perkara kasus yang

melibatkan Ahok ini tidak boleh digelar secara terbuka karena pasti ada hasil

pemeriksaan yang sifatnya rahasia dan tidak boleh diketahui oleh masyarakat .

Dan juga apabila kasus Ahok ini digelar secara terbuka, maka seharusnya kasus-

kasus lain juga digelar secara terbuka

Tapi kembali lagi ke alasan kenapa gelar perkara ini dilakukan secara terbuka

yaitu karena sudah banyak masyarakat mengetahui hal ini dan ditakutkan adanya

permasalahan lebih lanjut, Presiden menyarankan adanya gelar perkara secara

terbuka agar khalayak tau bagaimana perkembangan penyelidikan terhadap kasus


Ahok ini dan menghindari adanya kericuhan atau hal negatif lainnya yang tidak

diinginkan.

6. Menurut Asas Profesionalitas

Pengertian dari Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian

yang berlandaskan kodeetik dan ketentuan peraturan perundangundangan yang

berlaku.

Profesionalisme berasal dari kata profesional.sedangkan profesional itu

sendiri berasal dari kata profesi. Profesi itu adalah suatu keahlian, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu bidang yang ditekuninya.

Sedangkan profesional adalah suatu makna yang lebih mengacu kepada profesi

sesorang dalam bidang pekerjaan yang dijalankan orang tersebut. Sedangkan

Profesionalisme adalah sebuah istilah atau sebutan yang diberikan kepada

seseorang yang dalam melaksanakan tugas yang diberikan dijalankan dengan baik

dan penuh tanggungjawab dalam sebuah organisasi atau pekerjaan yang telah

dijalankan, dan selalu meningkatkan kualitas yang diharapkan dalam sebuah

bidang pekerjaan atau Organisasi.


Dalam menangani kasus apapun, sebagai polisi, jaksa, maupun hakim harus

bertindak secara profesional dimasing-masing bidang keahliannya agar dapat

memberikan hasil yang maksimal dan sesuai apa yang diharapkan dalam

menjunjung rasa keadilan.

Terkait dengan kasus yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama/Ahok yang

berhubungan dengan asas profesionalitas, secara timing dirasa kurang profesional.

Mengapa? Karena saat Ahok berpidato di Pulau Seribu terjadi pada tanggal 27

September 2016, tetapi baru menjadi heboh di masyarakat/menyebar di

masyarakat pada tanggal 5-6 Oktober 2016 dan baru pada tanggal 7 November

2016 kasus yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini, Telah memanggil

Ahok untuk mengklarifikasi kan masalah-masalah yang melibatkan agama ini.

Mengenai soal waktu Bareskrim memang kurang professional namun setelah

dilakukannya penyelidikan dan menetapkan Ahok sebagai tersangka yang telah

memenuhi unsur melanggar 156-a KUHP dan Pasal 28 Ayat (2) UU No. 11 tahun

2008 tentang ITE adalah merupakan langkah professional yang dilakukannya.

Selain itu, penetapan tersangka Ahok ini merupakan jawaban atas isu yang

beredar, bahwa Polri akan melepaskan Ahok dari tuduhan karena dilindungi

Presiden Joko Widodo yang ditegaskan pula oleh Jokowi bahwa beliau tidak

memberikan perlindungan terhadap Ahok.


7. Menurut Asas Akuntabilitas

Pengertian dari Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Menurut Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus

Selestinus, selama ini praktek penyidikan dan penyelidikan secara tertutup banyak

membuka ruang untuk dilakukannya tindak Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme

(KKN). Oleh karena itu, untuk mencegah dari hal-hal yang demikian, gelar

perkara pada kasus Ahok ini digelar secara terbuka untuk melindungi segenap

warga negara. Jadi menurutnya tidaklah benar bahwa gelar perkara terbuka pada

kasus Ahok ini hanya untuk melindungi Ahok saja

You might also like