Professional Documents
Culture Documents
1
ISSN: 2541-4208
STUDI ANATOMI STOMATA DAUN MANGGA
(Mangifera indica) BERDASARKAN
PERBEDAAN LINGKUNGAN
Asep Zainal Mutaqin1, Ruly Budiono2, Tia Setiawati3, Mohamad Nurzaman4,
Radewi Safira Fauzia5
1, 2, 3, 4, 5
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363 Kabupaten Sumedang
email : 1asep.zainal.mutaqin@unpad.ac.id, 2rulybudiono7@gmail.com,
3
tia@unpad.ac.id, 4 m.nurzaman@unpad.ac.id, 5radewisafira3@gmail.com
Diterima :25 Mei 2016 Ditinjau : 05 Oktober 2016 Disetujui :28 Oktober 2016
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stomata daun mangga (Mangifera indica) di
daerah dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Penelitian bersifat deskriptif analisis.
Pengambilan sampel dilakukan melalui survey secara acak di Cagar Alam Pananjung
Pangandaran dan salah satu ruas jalan di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
Paramater yang diamati adalah kerapatan dan kerusakan stomata. Selain itu diukur juga luas
daun, berat partikel debu yang menempel di daun, serta beberapa faktor lingkungan fisik seperti
intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan
dan kerusakan stomata daun mangga (Mangifera indica) yang tumbuh di pinggir jalan yang
banyak dilalui kendaraan bermotor lebih besar dibanding di Cagar Alam.
Kata kunci: stomata, Mangifera indica
Abstract. The study aims to determine the stomata of the leaves of mango (Mangifera indica) in
areas with different environmental conditions. The research is descriptive analysis. Sampling was
done through a random survey in Pananjung Pangandaran Nature Reserve and one of the roads in
Pangandaran Sub District, Pangandaran District. The observed parameters are the density and
stomatal damage. Moreover measured the leaf area, weight of the particles of dust off the leaves,
as well as some physical environmental factors such as light intensity, temperature, and humidity.
The results showed that the leaf stomatal density and damage to mango (Mangifera indica), which
grows in the street that many passed the motor vehicle is greater than in the Nature Reserve.
Keywords: stomata, Mangifera indica
udara berdasarkan (i) bentuk, yaitu gas dan organ tumbuhan sebagai bioindikator yang
partikel; (ii) tempat, yaitu ruangan dan udara paling peka terhadap lingkungan dengan
bebas; (iii) gangguan kesehatan, yaitu iritansia, melihat kerusakan secara makroskopis atau
asfiksia, anestesia, dan toksik; serta asal, yaitu mikroskopis (anatomi) organ tumbuhan
primer dan sekunder. tersebut.
Udara yang tercemar perlu dipantau dan
dikendalikan. Pengendalian pencemaran udara BAHAN DAN METODE
adalah upaya pencegahan dan/ atau
penanggulangan pencemaran serta pemulihan Penelitian bersifat deskriptif analisis.
mutu udara mestinya (Peraturan Pemerintah RI Pengambilan sampel dilakukan melalui survey
No. 41 Tahun 1999). Sementara itu Kovack secara acak di Cagar Alam Pananjung dan ruas
(1992) dalam Romadhoni dan Ubudiyah Jalan Kidang Pananjung di Kecamatan
(2011) menyebutkan bahwa salah satu cara Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
pemantauan pencemaran udara adalah dengan Pengambilan sampel daun di Jalan Kidang
menggunakan tumbuhan sebagai bioindikator. Pananjung tersebut karena diduga bahwa udara
Tumbuhan adalah bioindikator pencemaran di tempat tersebut telah terkontaminasi oleh
yang baik. Tumbuhan bioindikator berupa zat- zat pencemar secara berlebih. Sementara
tumbuhan yang dapat memiliki daya serap itu pengambilan sampel daun di Cagar Alam
yang lebih tinggi dibanding tumbuhan lainnya. Pangandaran berdasarkan asumsi kondisi
Salah satu tumbuhan biondikator adalah lingkungan udaranya masih belum banyak zat
mangga (Mangifera indica). Tumbuhan pencemar. Pengambilan sampel dilakukan
mangga (Mangifera indica) dapat dijadikan pada pukul 10.00 WIB. Sampel yang diambil
bioindikator pencemaran udara, dikarenakan berjumlah 9 sampel pada satu pohon dalam
memiliki daya serap yang tinggi untuk kondisi naungan dan umur yang diasumsikan
mengakumulasi karbondioksida. Karyadi pada sama. Paramater yang diamati adalah
tahun 2005 menyatakan bahwa mangga dapat kerapatan dan kerusakan stomata. Selain itu
menyerap 1,247 kg CO2 per hari. Hal ini diukur juga luas daun, berat partikel debu yang
menunjukan bahwa tumbuhan mangga dapat menempel di daun. Data lingkungan di lokasi
mengakumulasi karbondioksida dalam jumlah tempat ditemukannya spesies mangga
yang sangat besar. Mangga (Mangifera indica) (Mangifera indica) yang diambil sebagai
sering ditanam hampir di setiap lahan, tak sampel juga diukur. Adapun data lingkungan
terkecuali pinggir-pinggir jalan raya. Selain yang diambil di antaranya adalah intensitas
karena kemampuan menyerap karbondioksida cahaya, suhu, dan kelembaban udara.
tumbuhan ini juga memiliki manfaat lainnya Alat dan bahan yang digunakan dalam
seperti sebagai peneduh dan bernilai ekonomis penelitian ini antara lain kaca objek, penggaris,
dari buahnya. neraca analitis, lux meter, termometer,
Tingkat kepekaan tumbuhan berhubungan hygrometer, GPS, handly counter, alat tulis,
dengan kemampuannya untuk menyerap dan kamera, mikroskop, plastik ziploks, kuteks,
mengakumulasikan zat pencemar. Zat-zat selotip, dan kertas milimeter blok.
pencemar akan terdifusi ke dalam daun Langkah kerja yang dilakukan dalam
melalui stomata yang juga dipengaruhi oleh penelitian ini adalah (i) Pengukuran data fisik
keadaan udara di sekitarnya. Hal ini dikarena dilakukan bersamaan dengan pengambilan
stomata berfungsi sebagai pintu gerbang sampel, (ii) berat partikel debu dihitung
pertukaran gas dan uap air antara tumbuhan dengan cara, daun sampel ditimbang kemudian
dengan lingkungan sekitar (Rachmawati, dibersihkan daunnya menggunakan kapas dan
2006). Pencemaran udara di sekitar jalan raya ditimbang kembali. Selisih berat daun sebelum
yang salah satunya karena emisi kendaraan dibersihkan dengan sesudah dibersihkan
bermotor dapat mempengaruhi anatomi merupakan berat partikel debu tersebut, (iii)
stomata atau dengan kata lain stomata luas daun dihitung dengan metode
merupakan bagian tumbuhan tempat terjadinya gravitimeter, yaitu daun dibersihkan dari
penyerapan zat pencemar (Satolom et al., berbagai kotoran. Selanjutnya ketebalan daun
2013). Dengan demikian daun merupakan diukur dan dilanjutkan dengan pembuatan
Mutaqin, et.al., Vol 1, 2016 J Biodjati 15
replika daun di atas kertas milimeter blok. Sementara itu kerapatan stomata, yang
Replika daun digunting dan ditimbang diadopsi dari Lestari (2006), dihitung dengan
beratnya, lalu dibandingkan dengan berat total rumus:
kertas. Luas daun dihitung berdasarkan Jumlah stomata yang rusak x 100%
persamaan: Jumlah stomata yang diamati
Berat kertas replika daun x Luas total kertas Dimana, luas bidang pandang untuk
Berat total kertas perbesaran 400 x = d2 = x 3,14 x (0,5)2
(Sitompul dan Guritno, 1995) = 0,19625 mm2
Tabel 1. Data Pengamatan Stomata, Berat Partikel Debu, serta Luas Daun Mangifera indica di Lingkungan yang Berbeda
Kerusakan Kerapatan stomata Berat partikel Luas daun
stomata (%) (jml/mm2 ) debu (g) (cm2 )
Jalan Kidang Pananjung 39,61 547 0,04 9,5
Cagar Alam Pananjung 16,1 280 0,02 9,6
Tabel 2. Data Pengukuran Lingkungan Fisik di Lokasi Pengambilan Sampel Daun Mangifera indica
Data fisik Jalan Kidang Pananjung Cagar Alam Pangandaran
Titik koordinat S 0704204.16 E 10803927.92 S 0704219.85 E 10803938.63
Intensitas cahaya 109 x 100 lux 30 x 100 lux
Kelembaban 76% 71%
Suhu 31,80 C 32,10 C
Jumlah kendaraan 5400 -
Kecepatan angin 2 m/s 0,3 m/s