Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
1110312123
Tahun 2016
Case Report Session
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak
hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi
kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan
melihat indikator PHBS di tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah
tangga saling berkait dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan
tidak hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di tatanan institusi pendidikan, tatanan
keberhasilannya masih jauh dari harapan. Berdasarkan Riskesdas 2013, analisis PHBS
meliputi 294.959 rumah tangga (RT) (220.895 RT tanpa balita dan 74.064 RT memiliki
balita). Proporsi nasional RT dengan PHBS baik adalah 32,3%, dengan proporsi tertinggi
DKI Jakarta 56,8% dan proporsi terendah Papua 16,4%. Terdapat 20 provinsi yang masih
memiliki RT dengan PHBS baik dibawah proporsi nasional. Proporsi nasional RT PHBS
baik pada tahun 2007 adalah sebesar 38,7%, ini menunjukkan bahwa terjadinya penurunan
di tahun 2013. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan
PHBS.
Case Report Session
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014 diperoleh gambaran rumah
tangga sehat di kota Padang hanya 67,5%. Tidak jauh berbeda dengan pencapaian kota
Padang, di wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan hanya 64,71% rumah tangga yang ber-
PHBS. Padahal target Kementerian Kesehatan menetapkan rumah tangga di Indonesia yang
mempraktikkan PHBS pada tahun 2014 adalah 70%. Data diatas menunjukkan persentase
rumah tangga ber-PHBS belum mencapai target nasional yang telah ditetapkan. Berdasarkan
Lubuk Kilangan.
Kilangan?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk PHBS masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Kilangan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang pelaksanaan program PHBS di Puskesmas Lubuk Kilangan.
2. Mengetahui tentang pencapaian program PHBS di Puskesmas Lubuk Kilangan.
3. Mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas Lubuk
Kilangan.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada
berbagai literatur, pengamatan terhadap data, serta diskusi dengan kepala puskesmas, kepala
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS
mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas
kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS
yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10
PHBS.
Case Report Session
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan.
2.2.1. PHBS di Rumah Tangga
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga adalah:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan/dokter) karena
menggunakan peratalatn yang aman, bersih dan steril sehingga dapat mencegah
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi. Bayi yang diberi ASI eksklusif adalah
Case Report Session
bayi yang sejak lahir sampai enam bulan hanya diberi ASI saja, tanpa makanan
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, tanpa sabun kotoran dan
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
jentik berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala (PJB)
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
menciptakan tempat kerja ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,
NAPZA, tidak meludah sembarangan tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-
lain.
2.2.5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan sasaran primer harus mempraktikkan perilaku
Pada masing-masing tatanan dapat dijumpai tiga kelompok besar sasaran pembinaan
PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier. Sasaran primer berupa
PHBS.
Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer dalam
kelompoknya atau bagi masyarakat, seperti misalnya tokoh dan pemuka adat, tokoh atau
pemuka agama, tokoh pemuda dan lain-lain. Sedangkan sasaran tersier adalah mereka yang
berada dalam posisi pengambilan keputusan formal, sehingga dapat memberikan dukungan,
baik berupa kebijakan/ pengaturan dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS
Kesehatan yang terlibat. Pembinaan PHBS merupakan kerja bersama yang melibatkan
tokoh masyarakat, swasta, dunia usaha dan lain-lain. Kerjasama dikoordinasikan dalam
bentuk Kelompok Kerja Operasinal (Pokjanal) dan Forum yang diintegrasikan dengan
di tatanan rumah tangga. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan lain dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan dengan memanfaatkan data dari system informasi PHBS yang
terintegrasi dalam system Informasi Kementerian terkait. Hasil pengolahan data diumpan-
perilaku masyarakat di tatanan rumah tangga. Evaluasi dilakukan beberapa tahun sekali
dengan menyelenggarakan survai secara nasional terhadap masyarakat. Oleh karena survai
secara nasional memerlukan biaya yang cukup besar, maka evaluasi terhadap keberhasilan
Kementerian Kesehatan yaitu Riset Kesehatan Dasar dan oleh Badan Pusat Statistik seperti :
BAB III
ANALISIS SITUASI
Puskesmas Lubuk Kilangan didirikan diatas tanah wakaf yang diberi oleh Kerapatan
Adat Nagari (KAN) pada tahun 1981 dengan luas tanah 270 m 2 dan gedung puskesmas
didirikan pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 m2, pada tahun itu juga puskesmas
puskesmas ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelayanan
yang diberikan saat itu meliputi Balai Pengobatan (BP), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
apotik. Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar 10 orang dan sampai saat ini telah
Pada tahun 1997 telah dilakukan renovasi puskesmas secara maksimal, karena adanya
keterbatasan lahan, rumah dinas paramedis yang ada pada saat itu dijadikan kantor dan juga
Case Report Session
ada penambahan beberapa ruangan pelayanan lainnya. Pada tahun awal 2012 dan 2013 ada
renovasi kembali pada gedung utama kantor dan pada ruang pelayanan sehingga pada saat
Saat sekarang kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah permanen terdiri dari
beberapa ruangan kantor, seperti: P3K, Rekam Medis (RM), BP Umum, BP Lansia, BP
Gigi, KIA, KB, Laboratorium, Apotik, Pojok Konsultasi, Imunisasi, dan gudang dengan
jumlah pegawai yang ada sebanyak 60 orang termasuk pustu. Walaupun demikian bangunan
Puskesmas Lubuk Kilangan saat sekarang masih belum mempunyai gudang gizi (PMT).
Pelayanan Puskesmas Lubuk Kilangan yang diberikan saat ini adalah 6 Upaya
(Kesling), Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Keluarga Berancana (KB), Program
Pengobatan (BP) juga ada Upaya Kesehatan Pengembangan yaitu: Upaya Kesehatan
Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota
Padang yang terdiri dari tujuh kelurahan dengan luas wilayah +85,99 km2 terdiri dari 7
f K
el
ur
Dengan kondisi 40% dataran rendah dan 60 % dataran tinggi Curah hujan 471 mm /
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2015
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015
Berdasarkan data di atas jumlah penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan adalah sebanyak
50.032 jiwa dengan jumlah KK 10.707, RT sebanyak 171 dan RW sebanyak 44 dengan rata-
Tabel 3.2 Jumlah sarana pendidikan di kecamatan Lubuk Kilangan tahun 2015
No Kelurahan TK SD SMP SMA
1 Bandar Buat 10 6 3 0
2 Padang Besi 2 4 0 0
3 Indarung 3 6 1 2
4 Koto Lalang 3 3 0 0
5 Batu Gadang 1 2 0 1
6 Baringin 1 1 0 0
7 Tarantang 1 1 0 0
Jumlah 18 23 4 3
Case Report Session
2013 adalah sebanyak 48 yang terdiri dari 18 TK, 23 SD, 4 SMP dan 3 SMA.
dari 34 sarana dalam kondisi baik dan 5 sarana dalam kondisi rusak, termasuk sarana
penunjang dan sarana prasarana lain dalam Puskesmas. Data kondisi sarana kesehatan
Tabel 3.3 Kondisi sarana kesehatan di Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015
Kondisi
Jenis Sarana dan
No Jumlah Rusak Rusak Rusak
Prasarana Baik
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
1 Puskesmas Induk 1 1 0 0 0
2 Puskesmas Pembantu 3 2 0 1 0
3 Rumah Dinas Dokter 1 0 1 0 0
Rumah Dinas
1 0 1 0 0
4 Paramedis
5 Poskeskel 7 7 0 0 0
Puskesmas Keliling
1 1 0 0 0
6 roda 4
7 Ambulance 1 1 0 0 0
9 Sepeda Motor 4 4 0 0 0
II Sarana Penunjang
1 Komputer 10 10 0 0 0
2 Laptop 4 4 0 0 0
3 Mesin Tik 2 1 0 0 1
4 Telepon 1 - 0 0 1
5 Listrik 1 1 0 0 0
6 Sarana Air Bersih 1 1 0 0 0
III Sarana dan Prasarana
lain dalam Puskesmas
1 Laboratorium 1 1 0 0 0
Jumlah 39 34 2 1 2
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015
Sarana dan prasarana yang ada di puskesmas Lubuk Kilangan terdiri dari sarana
kesehatan, sarana penunjang, dan sarana dan prasarana lain dalam puskesmas yaitu
Case Report Session
laboratorium dengan total berjumlah 39 unit. Terdapat 34 unit dalam kondisi baik, 2
unit dalam kondisi rusak ringan, 1 unit rusak sedang, dan 2 unit rusak berat.
2. Bayi : 1.638
3. Batita : 2.080
4. Baduta : 2.048
Idealnya, jumlah masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan untuk satu puskesmas
adalah 30.000 penduduk. Berdasarkan data di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah 50.032 penduduk. Hal ini
tentunya menunjukkan bahwa rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk belum mencapai
standar ideal.
3.6. Ketenagaan
Sumber daya manusia dalam sistem kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan dan non
kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan. Tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien yang berobat di Puskesmas Lubuk Kilangan berjumlah 58 orang dan terdiri dari:
16 AAK 1 PNS
JUMLAH 58
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2015
Secara kuantitatif, sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Lubuk
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 dijelaskan bahwa jumlah minimal tenaga
kesehatan untuk puskesmas non rawat inap kawasan perkotaan adalah 22 orang. Meskipun
demikian, secara kualitatif tetap diperlukan upaya peningkatan kualitas SDM di Puskesmas
Lubuk Kilangan melalui pendidikan dan pelatihan, demi terwujudnya pengembangan upaya
Jumlah Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan: Jumlah kader
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan berjumlah 172 orang, namun yang
aktif hanya berjumlah 163 orang. Jumlah kader yang terbanyak terdapat di Kelurahan
Indarung, sedangkan jumlah kader yang paling sedikit terletak di Kelurahan Tarantang dan
Case Report Session
Beringin.
Berdasarkan grafik diatas, jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Kilangan sebanyak 43 Posyandu dengan jumlah total kader sebanyak 172 kader.
kader yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan jumlah posyandu yang ada di Kelurahan
tersebut.
didapat kelurahan Indarung memiliki persentase paling tinggi sebesar 75,5% diikuti
Kelurahan Bandar Buat sebesar 75%. Sedangkan kelurahan dengan PHBS terendah
yaitu Kelurahan Koto Lalang 52% dan diikuti Kelurahan Baringin 55%. Adapun
per indikator di Wilayah Lubuk Kilangan dapat dilihat pada grafik berikut.
Linakes
ASI Eksklusif
Menimbang Balita
Air Bersih
CTPS
Jamban Bersih
Memberantas Jentik
Makan Buah dan Sayur
Aktifitas Fisik
Tidak Merokok
BAB IV
PEMBAHASAN
Case Report Session
BAB V
PENUTUP