You are on page 1of 2

Nama : Supriadi Nurdin

Nim : C12116707
Peran : petugas triase

Penanggulangan bencana alam memiliki banyak tim yang terlibat dan sangat kompleks
peranannya. Salah satu peran penting dalam tim RHA (Rapid Respone assessment) adalah
Petugas triase. Karenapetugas triase yang harus memilah dan memilih skala proritas korban
untuk diberikan pertolongan dan dievakuasi terlebih dahulu ke rumah sakit lapangan. Saya yang
berperan sebagai petugas triase bersama dengan Hakman turun kelapangan untuk mengtriase
korban menentukan skala proritas kegawatdaruratan. Triase merah, kuning , hijau dan hitam
menjadi tanda acuan skala proritas kami.

Pelaksanaannya triase kami berjalan mulus, namun ada beberapa kesalahan karena
keterbatasan kami dalam melakukan triase, sehingga terjadi kesalahan penentuan skala proritas.
Hal ini mengakibatkan kerancuan pasien ketika sampai di rumah sakit lapangan.

REVIEW PELAKSANAAN SIMULASI BENCANA BANJIR

1/ Tahap Mitigasi dan kesiapsiagaan

Pada tahap ini Badan penanggulangan bencana daerah bekerja sama dengan pihak
sektoral dalam hal ini pihak kecamatan untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang
kewaspadaan dan tanggap bencana sehingga pada saat terjadi bencana sudah ada bekal untuk
menghadapinya. Materi yang diberikan antara lain bantuan hidup dasar untuk orang awam dan
tanggap siapa bencana.

Edukator dari BPBD membawakan penyuluhan dengan baik sudah ada materi, dan alat
peraga sehingga warga memiliki semangat untuk mendengarkan materi yang diberikan oleh
educator. Hal ini juga di dukung oleh peran pemerintah dan tokoh masyarakat yang mampu
mengakomodir warganya.

2/ Tahap Tanggap Darurat

Kejadian bencana banjir yang terjadi di dua kecamatan yaitu Parangloe dan Patallasang
mengakibatkan korban berjatuhan. Pihak pemerintah dalam hal ini Pak camat berkomunikasi
dengan BPBD untuk mengaktifkan tim resque, RHA atau Rapid Health Asessment, polisi, SAR
dan berbagai bantuan juga datang.

Tim SAR dan polisi datang mengamankan dan memastikan lokasi aman untuk dilakukan
penyelamatan korban kemudian petugas triase, petugas kesehatan lapangan dan evakuator datang
untuk memilah korban dan memberi pertolongan pertama selanjutnya dievakuasi ke rumah sakit
lapangan yang disediakan.

Dalam hal ini ada beberapa peran yang harus diperbaiki lagi terutama cara mengtriase
dan pemberian pertolongan pertama terutama untuk korban yang ditriase merah memerlukan
pertolongan dengan segara terutama bantuan hidup dasar untuk menjamin keselamatan dan
mencegah kecatatan.

Kemudian di rumah sakit lapangan dibagi menjadi 3 area pertolongan disesuaikan dengan
tingkat kegawatdaruratan (area merah, kuning, hijau) dan 1 area hitam untuk perawatan jenazah.
Untuk rumah sakit lapangan peralatan yang tersedia cukup memadai dan korban dapat ditindaki
dengan segera hal ini dapat terwujud karena kerja sama semua pihak.

3/ Tahap Rehabilitasi

Pada tahap ini ada banyak pihak yang terlibat seperti perawat dengan beberapa bagian
seperti perawat jiwa, perawat maternitas, perawat anak dan perawat lansia. Setiap perawat
mengambil bagian peran masing-masing untuk merawat warga yang memiliki trauma bukan
hanya trauma fisik tetapi juga trauma psikis akibat bencana.

Perawat lansia memberikan edukasi kesehatan kepada lansia untuk meningkatkan


kualitas hidupnya, seperti senam lansia. Perawat anak memberikan terapi bermain kepada anak-
anak untuk mengurangi trauma dan berbagi kebahagiaan. Perawat maternitas melayani ibu hamil
untuk memastikan kesehatan ibu dan janinnya. Sedangkan perawat jiwa memberikan terapi
kepada beberapa warga yang sudah mengalami trauma psikologis.

Simulasi bencana banjir ini telah memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang apa
yang bisa dilakukan ketika terjadi bencana. Dan semoga ilmu yang didapat bisa berguna dan
menjadi bagian dari pengabdian masyarakat nantinya. Terima kasih.

You might also like