Professional Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS X MIPA 6
1. Kerajaan Waigeo
2. Kerajaan Salawati (marga Arfan)
3. Kerajaan Fatagar (marga Uswanas)
4. Kerajaan Sailolof/Waigama (marga Tafalas)
5. Kerajaan Misool/Lilinta (marga Dekamboe)
6. Kerajaan Rumbati (marga Bauw)
7. Kerajaan Kowiai/kerajaan Namatota
8. Kerajaan Aiduma
9. Kerajaan Kaimana
KERAJAAN WAIGEO
Penguasa Kerajaan Waigeo (sejak abad ke-16 bawahan Ternate): Gandun (1900-1918).
Pusat kekuasaannya kerajaan Waigeo adalah di Wewayai, pulau Waigeo.
Kerajaan Waigeo (marga Tafalas) adalah kerajaan di kabupaten Raja Empat, prov. Papua Barat.
Tahun 1660, Voc memang sempat menandatangani perjanjian dengan sultan Tidore di mana
Tidore mengakui protektorat Belanda atas penduduk Irian barat. Perjanjian ini jelas meliputi
penduduk kepulauan antara Maluku dan Irian. Yang jelas juga, Tidore sebenarnya tidak pernah
menguasai Irian. Jadi protektorat Belanda hanya merupakan fiksi hukum. Tidore menganggap
dirinya atasan Biak.
Terdapat living monument yang berupa makanan Islam yang dikenal dimasa lampau yang masih
bertahan sampai hari ini di daerah Papua kuno di desa Saonek, Lapintol, dan Beo di distrik
Waigeo.
KERAJAAN SALAWATI
Kerajaan Salawati (marga Arfan) adalah kerajaan di kabupaten Raja Empat, prov. Papua Barat.
Muhammad Aminuddin Arfan seorang tokoh Muslim dari Kerajaan Islam Salawati yang turut
mengantar kedatangan OC. Ottow dan GJ. Geissler Sang Bapak Gereja di Papuadi Pulau
Mansinam, dibuang dan diasingkan ke Maros karena menentang penjajahan Belanda dan
meninggal di sana. Habis manis sepah dibuang.
Muhammad Aminuddin Arfan adalah orang penting di Kerajaan Salawati. Ia adalah adik
kandung Raja Salawati. Pada saat itu Kerajaan Salawati merupakan bagian dari kekuasaan
kerajaan Islam Ternate. Sesuai prosedur wilayah, setiap tamu yang akan berkunjung ke Papua,
mereka harus minta izin ke penguasa kawasan di Salawati yang merupakan bagian kekusaan
Ternate. Itu pula yang dilakukan Kerajaan Ternate. Sembari membawa dua orang missionaris
berkebangsaan Jerman, Ottow dan Geissler dengan kapal khusus berwarna putih, utusan
Kerajaan Ternate pamit dulu dengan Penguasa Kerajaan Salawati, sekaligus meminta beberapa
orang untuk mendampingi missionaris yang akan melakukan tugas penginjilan di pulau
Mansinam, Manukwari.Pulau Mansinam dipilih lantaran dianggap masih dihuni mayoritas
Animisme. Setelah dua bulan memperkenalkan Ottow dan Geisler kepada kepala-kepala adat,
barulah Muhammad Aminuddin Arfan kembali ke Salawati. Ironisnya, selang berapa waktu
setelahnya, Muhammad Aminuddin Arfan yang memang anti Belanda ditangkap dan diasingkan
di Maros. Beliau tidak diperkenankan pulang, dan dibiarkan di sana hingga wafatnya. Di sinilah
liciknya para penjajah Salibis. Ditulung malah Mentung (dibantu malah melukai), kata
peribahasa Jawa. Air susu dibalas dengan air tuba. Mungkin karena keadaan yang demikian
itulah maka perkembangan dakwah Islam di Papua menjadi amat lambat, bahkan mungkin
(pernah) terhenti sama sekali.
Kerajaan Fartagar adalah kerajaan marga Uswanas. Terletak di semenanjung Onin yang
membentuk wilayah Kabupaten Fakfak, prov. Papua Barat.