You are on page 1of 103

Biostatistik Kesehatan

Pertemuan I
Dr. Edison, MPH

Statistik dipakai dalam masalah-masalah kesehatan, baik dalam rencana, aplikasi, evaluasi, maupun monitoring. Statistik menjadi penting
karena setiap pencatatan permasalahan kesehatan diperlukan untuk melakukan perbaikan.

Ruang Lingkup statistika kesehatan :


Statistika perikehidupan, berupa kelahiran, kematian, dan perkawinan
Mortalitas
Fertilitas
Morbiditas
Pelayanan Kesehatan
Demografi
Lingkungan
Gizi

Guna statistik kesehatan, antara lain :


1. Mengukur derajat kesehatan masyarakat
2. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah
3. Mengevaluasi program kesehatan
4. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
5. Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan,-red) untuk menyelesaikan masalah kesehatan
6. Menentukan prioritas masalah kesehatan

INDIKATOR adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur status kesehatan.


Guna Indikator adalah untuk mengukur, memonitor, dan alat bantu evaluasi
Indikator terbagi 2 :
1. Indikator langsung : dapat dilihat
2. Indikator tidak langsung : tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil
Contoh Indikator :
Imunisasi : Indikator langsung = berapa banyak anak yang telah diimunisasi BCG.
Indikator tidak langsung = berapa banyak penurunan prevalensi TBC pada anak yang
diimunisasi BCG.
PMT pada anak : Indikator langsung = jumlah anak yang diberi PMT
Indikator tidak langsung = perubahan status gizi anak tersebut
Contoh evaluasi apabila TBC tidak menurun : dosis tidak tepat, vaksin tidak cukup, imunisasi terlalu dalam, status gizi anak kurang sehingga
tubuh tidak membentuk imun, dan lain-lain.

Indikator baik apabila : VRSS


- Valid = mengukur yang seharusnya
- Reliable = hasil sama pada waktu dan keadaan berbeda
- Spesific = ada perubahan hanya pada fenomena bersangkutan
- Sensitive = peka terhadap perubahan

NILAI ABSOLUT adalah jumlah orang / frekuensi


Guna nilai absolut : merencanakan perbaikan
Contoh nilai absolut : Data PUS (Pasangan Usia Subur) untuk menentukan target akseptor KB
Kelemahan nilai absolute : Tidak dapat digunakana untuk membandingkan status kesehatan antar satu wilayah dengan wilayah lain.

RASIO adalah perbandingan secara relative (a/b)


Kriteria : -a dan b tidak harus sama, a bukan bagian dari b
Kelebihan : lebih mudah karena tidak perlu population at risk
Kelemahan : Tidak dapat digunakan untuk memonitor status kesehatan dan tidak dapat menentukan nilai yang lebih besar

PROPORSI dan RATE


Proporsi : untuk data yang tidak memperhatikan waktu
Rate : untuk data yang memperhatikan waktu
Proporsi dan rate dipakai untuk menentukan : Incidence Mortality Rate, Incidence Rate, Prevelance Rate, dan lain-lain

PENGANTAR GIZI MASYARAKAT


Ragil Setiyabudi, SKM

A. Pengertian Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi
Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang
dirinya secara wajar dan sehat.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan
yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan
yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

B. Penilaian Status Gizi

Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

Macam-macam penilaian status gizi

1. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

a. Antropometri

1) Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.

2) Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)


Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau
Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit
infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.

Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal
berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat.

Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <>

Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 18,4


Normal Normal 18,5 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 27,0

Obes Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu : jika 2500 gram maka
dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 3900 gram Normal dan jika 4000 gram dianggap gizi lebih.

Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas <>

b. Klinis

1) Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.

2) Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau
riwayat penyakit.
c. Biokimia

1) Pengertian

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot.

2) Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.

d. Biofisik

1) Pengertian

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

2) Penggunaan

Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara
yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2. Penilaian gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
a. Survei Konsumsi Makanan

1) Pengertian

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi.

2) Penggunaan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b. Statistik Vital

1) Pengertian

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan.

2) Penggunaan

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi

1) Pengertian

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis
dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
2) Penggunaan

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai
dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

C. Gizi Daur Kehidupan

United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh
kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. Pada bagan 1 dapat dilihat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada
upaya perbaikan gizi. Pada bagan 1 ini diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan
kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak
pada kematian.

Bagan 1. Gizi menurut daur kehidupan


Keterangan :

WUS = Wanita Usia Subur

BUMIL = Ibu Hamil

MP- ASI = Makanan Pendamping ASI

BB = Berat Badan

KEK = Kurang energi kronis

KEP = Kurang Energi dan Protein

BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah

MMR = Maternal Mortality Rate = Angka Kematian Ibu Melahirkan


IMR = Infant Mortality Rate = Angka Kematian Bayi (anak usia <>

ASI Eksklusif = Pemberian kepada bayi hanya ASI saja (sampai 6 bulan)

D. Permasalahan Gizi Masyarakat

Permasalahan Gizi Masyarakat dapat dilihat pada bagan berikut :


UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah
kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:

1. Penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan
makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit.

2. Penyebab tidak langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

- Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

- Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

- Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan
air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak
keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan.

3. Pokok masalah di masyarakat


Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung
maupun tidak langsung.

4. Akar masalah

Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya
pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak
tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang
tidak memadai.

Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan
atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan
marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita
yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan
menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika
jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti
orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut
Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai busung lapar. Gizi mikro
(khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).

Menurut Hadi (2005), Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi lain
terjadi gizi lebih.

E. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat

Menurut Hadi (2005), solusi yang bisa kita lakukan adalah berperan bersama-sama.
Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, misalnya
kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik menolong bayi dan keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan
Makanan Pendamping (MP) ASI.

Peran Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik maupun saran bagi pemerintah agar supaya
pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan tuntutan masalah yang riil berada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peranan dalam
mendefinisikan ulang kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk kurikulum pendidikan tinggi yang dapat
memenuhi tuntutan zaman.

Menurut Azwar (2004). Solusi yang bisa dilakukan adalah :

1. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM.
Membiarkan penduduk menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan
kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya,
bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta
target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor terkait.

2. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status gizi. Dengan peningkatan status gizi
masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat
diminimalkan.

3. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian best practice (efektif dan efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih
dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat
misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun
intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi diupayakan melalui pembiayaan publik.
4. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya.
Diperlukan sistem informasi yang baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik dan kajian-
kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan.

5. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun
kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu
diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian,
pendidikan diintegrasikan dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.

6. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui
kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.

Kepustakaan

Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII,
Jakarta 17-19 Mei 2004

Hadi, Hamam (2005). Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional : Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 5 Februari 2005.

Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ; Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi
Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004

Soal Latihan :

1. Sebutkan pengertian gizi !

2. Sebutkan dan jelaskan tentang triguna makanan !

3. Jelaskan tentang status gizi dan sebutkan macam-macam penilain status gizi !
4. Coba anda menilai status gizi diri anda sendiri dengan metode IMT, termasuk kategori apa?

5. Gambarkan Bagan Gizi menurut daur hidup !

6. Gambarkan bagan permasalahan gizi masyarakat !

7. Apa solusi yang bisa kita lakukan dengan permasalahan gizi masyarakat menurut Azwar ?

KESEHATAN LINGKUNGAN
January 2, 2009 environmentalsanitation Leave a comment Go to comments

Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti
suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan..
Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup
beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan
dari organisme itu.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :

a. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human
health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors
in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

b. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

c. Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang
diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :


a. Menurut WHO
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja


Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Sumamur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.

Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :


Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak
membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja
yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan
pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Labels: Manajemen Sumber Daya Manusia


EPIDEMIOLOGI DASAR
TIM PENGAJAR
1 DRA. RETNO HESTININGSIH, M KES
2 IR. MARTINI, M KES
3 PRABA GINANJAR, SKM, M.BIOMED
4 ARI WURYANTO, SKM, M KES(Epid)
MATERI
1 PENDAHULUAN
2 SEJARAH PERKEMBANGAN
3 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
4 PENCEGAHAN EPIDEMIOLOGI
5 KLASIFIKASI PENYAKIT
1 INFERENSI KAUSA
2 DESIGN STUDI
3 UKURAN FREKUENSI
4 APLIKASI EPIDEMIOLOGI

KONSEP PENYIDIKAN WABAH


(KLB)
SURVEILLANCE EPIDEMIOLOGI
PROGRAM SCREENING
REFERENSI
1Dr. BUDIORO, MPH

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI
1AZRUL AZWAR, MPH

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI
1WHO, Diterjemahkan tim UGM

epidemiologi dasar
1Lainnya :

-Bisma Murti
-Leon Gordis
-Rothman
RUANG LINGKUP
1SUBYEK & OBYEK EPIDEMIOLOGI
2Masalah Kesehatan :

* Penyakit Infeksi/ menular


* Penyakit Non menular
* Masalah Kesehatan Lain :
program KB
program perbaikan lingk. Pemukiman
program pengadaan& sarana pely.
kesehatan
1SASARAN : Populasi manusia
2MENGUKUR & MENGANALISA FREKUENSI +
PENYEBARAN MASALAH KESEHATAN
EPIDEMILOGI : SEJARAH DAN
BATASAN
1 PENGGUNAAN EPIDEMIOLOGI
tidak terbatas pada kajian penyakit menular / wabah, meluas berbagai
bidang kajian baik pengetahuan kesehatan & kedokteran juga diluar
bidang
tersebut.
1 BATASAN EPIDEMILOGI

tidak pernah dapat memberikan definisi yang sama, menyesuaikan


dengan
perkembangan manuasia.
1 JAMAN PRASEJARAH

Penyembuhan dengan ramuan sederhana dari bahan yang ada di alam.


1 PERADABAN KUNO

INDIA(5000 SMkitab suci Weda)sistem kedokteran


Ayurweda Science of
life.
DATARAN TIONGKOK(2700 SM) Kedokteran Kuno Mesir.
KUNO(1500 SM) Pengetahuan Kedokteran (medical manuscript).
YUNANI KUNOAesculapius(dewa penyembuhan)
anaknya HYGIEA
dipuja sebagai Dewi (Goddess) Kesehatan dan
kebersihan (HYGIENE).
Lanjutan. Sejarah
1 HIPPOCRATES (460377SM)

Bp Kedokteran Modern kejadian penyakit karena


kontak dengan jasad hidup, penyakit berkaitan dengan
lingkungan eksternal dan internal
1 INGGRIS (1775)saat terjadi wabah pes
suatu

cabang ilmu kedokteran yang mengobati wabah


(epidemi dan logos)
1 HIRSCH (1883) Gambaran kejadian, penyebaran
jenis

jenis penyakit pada manusia saat tertentu di berbagai tempat di


bumi dan mengaitkan dengan kondisi eksternal.
1 FROST(1927) Ilmu yang mempelajari
fenomena masal dari penyakit infeksi.
Lanjutan : sejarah 6E
p
1 GREENWOOD (1934) Pengetahuan i
tentang penyebaran (distribusi) penyakit atau
kondisi dalam suatu populasi dan faktor
faktor yang mempengaruhi penyebaran tadi.
2 MORIS (1967) Pengetahuan tentang
sehat dan sakit dari suatu penduduk.
3 Taylor (1967) Studi tentang sehat dan
penyakit dari suatu populasi tertentu.
4 MACMAHON, PUGH & IPSEN
(1970) Studi tentang penyebaran dan
penyebab frekuensi penyakit pada manusia
dan mengapa terjadi distribusi seperti itu.
5 ABDEL R OMRAN (1974) Studi dari
berbagai peristiwa diantara kelompok di
masayarakat.
= pada demos= masyarakat logos= ilmu/
pengetahuan
LANJUTAN : SEJARAH 2I
Epidemiologi : suatu studi tentang kejadian di l
masyarakat.
m
1 LAST (1988)Ilmu tentang distribusi dan
determinan determinan dari keadaan atau u
kejadian yang berhubungan dengan t
kesehatan di dalam populasi tertentu, serta
penerapannya untuk mengendalikan
e
masalahmasalah kesehatan. n
t
EPIDEMIOLOGI a
1 THE STUDY OF THE DISTRIBUTION AND n
DETERMINANTS OF HEALTH-RELATED g
STATES OR EVENTS IN SPECIFIED
POPULATIONS, AND THE APPLICATION OF d
THIS STUDY TO CONTROL OF HEALTH i
PROBLEMS (Last, 1988) s
t
ribusi dan determinan-determinan dari
keadaan atau kejadian yang
berhubungan dengan kesehatan di
dalam populasi tertentu, serta
penerapan dari ilmu ini guna
mengendalikan masalah-masalah
kesehatan
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT 3.
Tah
(NATURAL HISTORY OF DISEASE)
ap
1 Perkembangan secara alamiah Pen
suatu penyakit (tanpa intervensi/ yaki
campur tangan medis) sehingga t
suatu penyakit berlangsung secara Dini
natural. (St
age
PROSES PERJALANAN PENYAKIT of
SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN Clin
ATAS : ical
1. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Dis
Susceptibility) eas
2. Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic e)
Disease)
4. Tahap Penyakit Lanjut
5. Tahap Akhir Penyakit
RIWAYAT ALAMIAH PROSES TERJADINYA PENYAKIT
Peny.
Lanjut
Kematian
PADA MANUSIA Peny. Dini
Penyembhn
Fase prapatogenesis KronisKetd
Interaksi Penyebab,Pejamu & Lingkungan Stimulus kmampuan
Sebelum Org Mulai Sakit HORISON
Interaksi KLINIS
Pemulihan
PENYEBAB PEJAMU Patogenesi
PenyakitManusia s
Faktor LingkStimulus Penyakit Dini
1 Fase Patogenesis Interaksi
2 Reaksi PEJAMU thd STIMULUS PEJAMU &
3 Patogenesis Dini Perub. Dini yg msh kecilPenyakit STIMULUS
lanjut Penyembuhan

Proses penyakit dalam badan manusia


1. TAHAP PRE
PATOGENESIS (Stage of
Susceptibility)Terjadi
interaksi antara host
bibit penyakit
lingkungan , interaksi di
luar tubuh manusia
1Penyakit belum
ditemukandaya tahan tubuh
host masih kuat, sudah
terancam dengan adanya
interaksi tersebut. (tahap ini
kondisi masih sehat)

2. TAHAP INKUBASI(Stage Of
Presymtomatic Disease)
Bibit penyakit sudah
masuk ke dalam tubuh
host,
gejala penyakit belum nampak.
Tiap penyakit
mempunyai masa inkubasi
berbedabeda
beberapa jam, hari, minggu,
bulan sampai
bertahuntahun
TAHAP INKUBASI :
Dimulai dari masuknya
bibit penyakit sampai
sesaat sebelum
timbulnya gejala.
1Daya tahan tubuh tidak
kuat, penyakit berjalan

terus terjadi gangguan pada


bentuk dan
fungsi tubuh, penyakit makin
bertambah
hebat dan timbul gejala.
HORISON KLINIK:
Garis yang membatasi antara
tampak atau
tidaknya gejala penyakit
3. TAHAP PENYAKIT DINI
(Stage of Clinical Disease)
1 Dihitung dari munculnya
gejala penyakit.

1 Tahap ini pejamu sudah merasa


sakit (masih ringan)penderita
masih dapat melakukan
aktifitas(tidak berobat)

1 Perawatan

Cukup dengan obat jalan


menjadi masalah besar dunia
kesehatan (jika tingkat
pengetahuan & pendidikan
masyarakat
rendah)mendatangkan masalah
lanjutan
yang makin besar Penyakit
makin parah berobat
memerlukan perawatan relatif
mahal.
1 Akibat lain bahaya masyarakat
luas menularkan kepada orang
lain dan dapat menimbulkan
KLB atau wabah.
4. TAHAP
PENYAKIT LANJUT
1Penyakit makin
bertambah hebat
2Penderita tidak dapat
melakukan pekerjaan
3Jika berobat umumnya
telah memerlukan
perawatan (bad rest).

1TAHAP AKHIR
PENYAKIT
2Perjalanan penyakit akan
berhenti.
3Berakhirnya perjalanan
penyakit beberapa
keadaan yaitu :
a. Sembuh
sempurnabaik bentuk
dan fungsi tubuh kembali
semula seperti keadaan
sebelum sakit
b. Sembuh dengan cacat

Penderita sembuh
kesembuhan tidak
sempurna
ditemukan cacat pada
pejamu. Kondisi cacat
cacat fisik, fungsional dan sosial.
c. Karier
Perjalanan penyakit seolah
olah terhenti gejala
penyakit tidak tampak
(dalam diri pejamu masih
ditemukan bibit penyakit)
suatu saat penyakit
dapat timbul kembali (daya
tahan tubuh menurun)
d. KRONISPerjalanan penyakit
tampak berhenti gejala penyakit
tidak berubahtidak bertambah
berat ataupun ringan
e. MENINGGAL DUNIA
Terhentinya perjalanan
penyakit pejamu
meninggal
dunia.(keadaan yang tidak
diharapkan)
INFORMASI RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT BERMANFAAT
UNTUK :
1 Diagnostik : Masa inkubasi
pedoman penentuan jenis
penyakit
2 Pencegahan: Mengetahui
rantai perjalanan penyakit mudah
dicari titik potong yg penting dalam
upaya pencegahan penyakit
3Terapi : fase paling awal,
lebih awal diberikan lebih baik
hasil yang diharapkan.
PERJALANAN ALAMIAH
PENYAKIT PES
1 MASA PRA KESAKITAN

Sebelum Manusia Sakit


Agen Penyakit Inang
Yersinia pestis manuasia
(kokobasil)
Gram ()
Fam. EnterobacteriaceaeFaktor
lingkungan
Tikus terinfeksi
pinjal tikus
MASA
KESAKITANPERJALANAN
PENYAKIT PADA
MANUSIAHORISON KLINIS
KESAKITAN DINI
1Timbul papula (benjolan
kecil pada kulit
2Pustula (benjolan
permukaan kulit bernanah)
3Karbunkel (bisul, bisul besar,
radan pd folikel rambut &
sekitarnya mjd satu/ tdk
menunjukkan reaksi jar
setempat)
4Penyebaran daerah kulit
petekie (bintik merak
akibat perdarahan intra
dermel/ submukosa,
vaskulitis (radang pembuluh
darah) & perdarahan krn
trombositopenia (jml
trombosit < normal)
KESAKITAN DINI YANG MULAI
NAMPAKBerdasar Aspek
klinis, dibedakan beberapa
type :
1. Type Bubonik

* Panas (> 41oC)


* Bubo (pembesaran, radang
suparatif
kelenjar limfe) daerah
inguinal (lipat paha)/
femoral (kaitan femur)/
aksila (ketiak)/
servical (leher)
* Takikardi (denyut
jantung cepat >
100/mnt
2. Type Meningeal
* Komplikasi type
bubonic tjd pd hr ke 7
9
* Sakit kepala
Lanjutan Kesakitan dini Penyakit PES
1. Type Pneumonik
(Radang Paru)

* Lemah Badan
* Sakit Kepala
* Vomitus (muntah)
1. Type Septikemik

* Pucat
* Lemah
1. Type Kutaneal

* Papula (penonjolan kecil pada kulit)


* Pustula ( Penonjolan permukaan
kulit berisi nanah)
* Karbunkel(bisul besar,
radang pada folikel rambut)
KESAKITAN LANJUT
1. Type 1. Bubonik

* Konvulsi ( kejang)sampai
koma
* Konstipasi/ diare
* Koagulasi (proses
pembekuan)intra
vascular
1. Type 2. Meningeal

* Neck stiffnes ( kekakuan


leher)
* Tanda kernig (otot betis
nyeri bila tungkai
bawah di luruskan)
positif berlanjut dengan
konvulsi (kejang) & koma.
Lanjutan :Kesakitan lanjut penyakit
PES
1. Type 3. Pneumonik

* Febris (demam) & frustasi


* Batuk, Sesak nafas
* Muntah desertai sputum
produktif & cair
* Ganguan Kesadaran
1. Type 4. Septikemik

* Delirium (keadaan
eksitasi mental &
motoris
pada kesadaran menurun)
atau stupor (kesadaran
menurun) sampai koma.
* Gejala febris (demam)
* Kenaikan suhu badan
terjadi ringan
Type 5. Kutaneal
1. Purpura(perdarahan
multipel dalam dalam
kulit/ selaput lendir)
meluas menjadi nekrotik
(kematian sel/ jaringan
akibat kerusakan sel/
jaringan)
2. Berlanjut menjadi
ganggreng(kematian
jar.

diikuti infeksi bakteri &


pembusukan) daerah
tungkai &
menimbulkan
kehitamhitaman
(black death)
TAHAP AKHIR
PENYAKIT PES PADA
MANUSIA
1. Type 1.

* Kegagalan faal jantung


* Kematian
1. Type 2.

* Kematian
1. Type 3.

* Meninggal pada hari ke 4 dan 5


1. Type 4.

* meninggal hari pertama 3 setelah


timbul gejala fibris
1. Type 5.
* Kematian.
UPAYA PENCEGAHAN
PENYAKIT (Level of
Prevention)
1. Mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian

langkahlangkah didasarkan
data/ keterangan bersumber
hasil analisis/ pengamatan/
penelitian epidemiologi.
1.PENCEGAHAN

3 : Primer, Sekunder &


Tertier
5 (Five Level Of Prevention)
:
* Health promotion(Upaya promosi
Kesehatan)
* Specific protection(Upaya proteksi
Kesehatan )
*Early diagnosis and promt
treatment
(Upaya diagnosis dini & tindakan segera)
* Disability limitation(Upaya
pemberantasan akibat buruk)
* Rehabilitation(Upaya pemulihan
Kesehatan)
LEVEL OF PREVENTION
UPAYA PENCEGAHAN
PENYAKIT PES
1. Health
promotionmenghindari
kemunculan dari/ adanya
faktor resiko
2. Masa PraKesakitan
3. UPAYA PROMOSI
KESEHATAN :

1. Penyuluhan
penduduk
meningkatkan
kesadaran terhadap
kesehatan lingkungan
2. Perbaikan rumah
penduduk tidak mudah
menjadi sarang tikus
3. Pengendalian terhadap
tikus dan pinjal
Lanjutan : Upaya promosi kesehatan
1. Pengendalian
terhadap tikus

* mengatur waktu tanam


* perbaikan sanitasi
lingkungan
* gropyokan, fumigasi dan
trapping
* menggunakan rodentisida
* pengendalian biologis
* alat perekat
Lanjutan : Upaya Promosi Kesehatan
1. Pemberantasan
Pinjal :

* survey rodent dan


pinjal
* survey epidemiologi
* Insektisida
* perbaikan sanitasi
* Rat proofing
memperbaiki
bangunan rumah
1.SPECIFIK
PROTECTIONUpaya
Proteksi
KesehatanBertujuan
mengurangi /
menurunkan pengaruh
penyebab serendah
mungkin

1. Vaksinasipenduduk
daerah endemik, petugas
laboratorium dan perawat
kesehatan

Dewasa 0,5 ml subkutan


1ml setelah 10 28 hari
Diulang setiap 6 bl 0,5 ml
(Haffkin vaccine)
1.Pengobatanpencegaha
n petugas Kesehatan
Tetrasiklin 250 mg/ jam
selam 1 minggu
2.Sulfonamik 2 gr/ hari
selama 1 minggu
3.Sanitasi Lingkungan
3. EARLY DIAGNOSIS
AND PROMT
TREATMENTUpaya
diagnosis dini & tindakan
segera
1. Ditujukan pada
penderita/ dianggap
menderia (suspect)/
terancam akan
menderita
2. Penemuan Kasus
segera lapor kepada
Dinas Kesehatan
setempat dalam waktu
24 jam sejak diketahui
1. DISABILITY
LIMITATIONUpaya
Pemberantasan
akibat
buruk(Pengobatan /
Kurative)

1. Mencegah meluasnya
penyakit/ timbulnya
wabah & proses penyakit
lebih lanjut.
* Isolasi diduga
terbukti menderita
sampai
yang bersangkutan
dinyatakan
sembuh/ Isolasi setelah 2 4
hari
mendapat antibiotika
Lanjutan : Disability limitation
1.Pengobatan dengan
antibiotik

Streptomisin 30 mg/ kg BB/


hari secara
intramuscular 2 4 x sehari.
Untuk anakanak 20
30 mg/ kg BB / hari
Tetrasiklin diberikan
pada hari ke 4 selama
10 14 hari,
Dosis loading 15 mg/ kg BB/
hari dlm 4 x
pemberian sampai hari
pengobatan 10 14
Lanjutan : Disability
limitationPengobatan dengan
antibiotik
1. Kloramfenikol dosis
50 75 mg/ kg BB/hari

intravena 4 x pemberian
selama 10 hari
1. Trimetoprim
sulfametoksazol
2. Sulfadiazin 12 g/ hari
selama 4 7 hari dosis

awal 4 gdilanjutkan 2 g tiap


jam sampai
tercapai suhu badan normal,
diteruskan 500 mg tiap 4
jam sampai
hari 710.
Penggunaan
Sulfadiazuin disertai
pemberian
Sodium Bikarbonat
1. REHABILITATIONU
paya Pemulihan
Kesehatan (rehabilitasi)

1. Usaha untuk mencegah


terjadinya akibat samping
daripenyembuhan penyakit
& pengembalian fungsi fisik,
psikologik dan sosial.

* Pemberian makanan yang


cukup gizi
* Sesuai dengan Type
Contoh :
Type Pneumonik latihan
pernafasan
Type Meningeal therapi
pekerjaan
sekuele ( gejala sisa)
Lanjutan : Pencegahan
4. TINGKATAN
PENCEGAHAN SCR
UMUM :
a. Pencegahan
Primordial(Primordial prevention)
b. Pencehan tingkat
pertama(Primary prevention)
1. Promosi kesehatan dan
pencegahan khusus

c. Pencegahan tingkat
kedua(secondary
prevention)diagnosis dini serta
pengobatan tepat.
d. Pencegahan tingkat
ketiga(tertiary prevention)
pencegahan terhadap cacat dan
rehabilitasi.
a. PENCEGAHAN
PRIMORDIAL
1. Tujuan : untuk
menghindari
kemunculan

adanya faktor resiko


1. Memerlukan
peraturan yang tegas
dari yang berwenang
tidak melakukan hal
hal yang beresiko
timbulnya penyakit
tertentu
1. Contoh : Melarang
menebang pohon

banjir kejadian Diare


b. PENCEGAHAN TINGKAT
PERTAMA (Primary Prevention)
1. Sasaran Faktor
penyebab, Lingkungan

& Pejamu
Penyebab menurunkan pengaruh
serendah mungkin
(desinfeksi, pasteurisasi,
strerilisasi, penyemprotan
insektisida) memutus rantai
penularan.
Lingkungan perbaikan lingkungan
fisik air bersih, sanitasi
lingkungan & perumahan, dll
Pejamu perbaikan status gizi, status
kesehatan, pemberian
imunisasi
c. PENCEGAHAN TINGKAT
KEDUA (Secondary
Prevention)
1. Sasaranpada
penderia / dianggap
menderita

(suspect) & terancam


menderita
Tujuan : diagnosis dini &
pengobatan tepat
(mencegah meluasnya
penyakit/
timbulnya wabah & proses
penyakit
lebih lanjut/ akibat samping
&
komplikasi)
Usaha pencarian penderita,
pemeriksaan CPN, pemberian
chemoprophylakxis
(Prepatogenesis / patogenesis
penyakit tertentu.
d. PENCEGAHAN
TINGKAT KETIGA(Tertiary
Prevention)
1. Sasaran penderita
penyakit tertentu
2. Tujuan mencegah
jangan sampai

mengalami cacat &


bertambah
parahnya penyakit juga
kematian
dan
rehabilitasi( pengembalian
kondisi fisik/ medis, mental/
psikologis & sosial)
KLASIFIKASI PENYAKITUPAYA
UNTUK MENINGKATKAN AKURASI
DIAGNOSIS SETELAH MEMPELAJARI
HASILHASIL DARI BEBERAPA CARA
PEMERIKSAAN :
PENGKLASIFIKASIAN
PENGELOMPOKAN
1. PENYAKIT MENULAR
(INFEKSI)
2. Melalui air
3. Melalui udara
4. Melalui Kelamin
5. Melalui binatang
Lanjutan :KLASIFIKASI PENYAKITl
B. PENYAKIT NON INFEKSI
(TDK MENULAR)
1. Penyakit jantung
2. Penyakit kanker
3. Penyakit Metabolik

KLASIFIKASI PENYAKIT
MENURUT ICD (International
Classification Of Desease)
1984 WHO Pedoman KP & No
Kode setiap penyakit
17 Kelompok Utama menurut
ICD
17 KELOMPOK UTAMA
PENYAKIT MENURUT ICD
1. Penyakit infeksi &
parasit
2. Neoplasma
3. Penyakit endokrin,
nutrisi & metabolik dan
gangguaan imunitas
4. Penyakit darah &
organ pembuluh darah
5. Gangguan mental
6. Sistem saraf dan alat
indra
7. Sistem peredaran
darah
Lanjutan : 17 kelompok penyakit
8. Sistem pernafasan
9. Sistem pencernakan
1. Sistem Kencing dan
kelamin
2. Komplikasi
Kehamilan, persalinan
& nifas
3. Kulit dan jaringan
bawah kulit
4. Sistem otot rangka
dan jaringan ikat
5. Kelainan bawaan
6. Keadaan tertentu
dari masa perinatal
7. Gejala, tanda &
keadaan tidak jelas
8. Cedera dan
keracunan
Pengelompokan menurut
ICD IX Kode tertentu :
3 digit pertama Kode
kelompok Utama
3 digit berikut Nomor untuk
sub kelompok
AKHIR 1992 ICD Rev.X tdk
sama ICD IX.
ICD X lebih sederhana ICD
IX
Misal : Kode untuk gol.
Penyakit Sirkulasi
Kode I ( huruf I)
Contoh : Kode ICD X
Deseases of the Circulatory
sistem (100199).
PENGERTIAN PENYAKIT
MENULAR & TIDAK
MENULAR
1. Penyakit Menular :

Suatu keadaan sakit yang


disebabkan
oleh suatu mikroorganisme/
racun yang
dikeluarkan, ditularkan
secara langsung /
melalui perantara.
Hubungan : HostAgent
Lingkungan
1. Penyakit Non Menular
:
Dalam proses
perkembangan penyakit
tidak ditemukan Agent
Biologis yg jelas.

BY:
KELOMPOK II
Administrasi kesehatan adalah
suatu proses
yang menyangkut perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan,
pengkoordinasian, dan penilaian
terhadap
sumber, tata cara dan kesanggupan
yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan
dan
tuntutan terhadap kesehatan,
perawatan
kedokteran serta lingkungan yang
sehat dengan
jalan menyediakan dan
menyelenggarakan
berbagai upaya kesehatan yang
ditujukan
kepada perseorangan, keluarga,
kelompok, dan
masyarakat.
Manajemen kesehatan
adalah suatu
kegiatan atau seni untuk
mengatur para
petugas kesehatan dan non-
petugas guna
meningkatkan kesehatan
masyarakat
melalui program kesehatan.
Ruang Lingkup Administrasi
dan Manajemen
Kesehatan :
1. Administrasi
2. Manajemen
3. Kepemimpinan
4. Pengambilan Keputusan
5. Hubungan antar Manusia
1. Administrasi
adalah ilmu atau seni yang
mempelajari kerja
sama sekelompok orang dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Manajemen
adalah ilmu atau seni tentang
bagaimana
menggunakan sumber daya secara
efisien,
efektif, dan rasional untuk mencapai
tujuan
organisasi yg telah ditetapkan
sebelumnya.
Lanjutan.
Hal hal penting mengenai
manajemen :
_ Manajemen adalah sebuah ilmu terapan.
_ Manajeman berkaitan dengan kehidupan
organisasi.
_ Organisasi dengan jumlah staf yang
besar
dimana jumlah masing masing
mempunyai
bidang / sasaran yang spesifik.
Lanjutan.
Fungsi Manajemen :
_Planning (perencanaan)
_Organizing(pengorganisasian)
_Actuating (pelaksanaan)
_Controlling (monitoring)
3. Kepemimpinan
adalah hubungan yang tercipta
dari
adanya pengaruh yang dimiliki
oleh
seseorang terhadap orang lain,
sehingga
orang lain tersebut secara
sukarela mau
dan bersedia bekerja sama
untuk
mencapai tujuan yang
diinginkan.
Lanjutan.
Unsur unsur
kepemimpinan :
_Adanya pemimpin.
_Adanya pengikut.
_Adanya sifat atau perilaku
tertentu.
_Adanya situasi dan kondisi
tertentu.
4.Pengambilan
Keputusan
Pengambilan Keputusan adalah
proses
memilih satu alternative dari
beberapa
alternative yang ada.
_ Umumnya proses
pengambilankeputusan
adalah :
_ Penetapan sasaran dan tujuan yang akan
dicapai
_ Perincian tujuan dalam pola / kelompok
kelompok
operasional
Lanjutan
_Menyusun tindakan alternative yg
akan dipilih,
untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan
_menilai masing masing tindakan
alternative
_Memilih tindakan yang terbaik
sebagai
keputusan sementara
_menetapkan keputusan sementara
menjadi
keputusan terakhir dengan menyusun
rencana
pelaksanaan.
5. Hubungan antar
manusia
Hubungan antar manusia adalah
keseluruhan proses interaksi antar
manusia
pada suatu organisasi, baik yang
terjadi secara
formal maupun non formal
_Prinsip-prinsip penerapan
HAM :
_Harus adanya sinkronisasi antar
tujuan bersama
dengan tujuan masing-masing
individu.
_Suasana pergaulan yang
menyenangkan.
_Sadar hakekat individu yang lain.
Lanjutan.
_Memberi suatu dorongan untuk
kemajuan
masing-masing individu dalam suatu
interaksi.
_Harus dapat menciptakan
suasana yang
menarik dalam proses interaksi.
_Harus dapat menghargai
individu lain
dalam suatu kegiatan
_Saling menghormati profesi
yang dimiliki
masing-masing individu.

You might also like