Professional Documents
Culture Documents
STANDAR OPRASI
PROSEDURPEMASANGAN KATETER
Standart Operational Prosedure Pemasangan Kateter
Posted: 11th May 2011 by subijakto in Uncategorized
Pemasangan Kateter
1. A. Pengertian
1. Gentle hati-hati
3. Adekuat lubrication
v Macam-macam kateter
1. Bentuk
Sebuah kateter Coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran
prostat yang mengalami obstruksi sebagian uretra
1. Ukuran
1. Atau 1 mm = 3 Fr
1. Bahan
1. Stainless
2. Lateks (karet)
3. Silikon
4. Dilapisi silikon
5. sifat pemakaian
1. Sementara
2. Menetap
3. Sekali pakai
7. jumlah percabangan
1. B. Tujuan
1. C. Indikasi
6. Memeperoleh bahan urin bilatidak dapat ditampung dengan cara yang lain :
menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi atau
pada klien yang mengalami masalah inkontinensia urin
7. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu
pemeriksaan diagnostic
9. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka pengobatan
beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari system urinarius dimana kandung kemih
tidak boleh tegang sehingga menekan struktur yang lain
10. Menjaga agar pasien yang inkontinen teta kering pada daerah perineum, agar kulit
tetap utuh dan tidak infeksi
10. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandng kemih secara normal
v Alat v Bahan
7. Sampiran
8. Lampu
9. Duk bolong
10. Perban
1. E. Prosedur
1. I. Pemasangan Kateter
2. a. Pada Perempuan
1. Cuci tangan.
3. Atur ruangan.
5. Gunakan handscoon.
8. Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan
bagian dalam.
9. Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupkan
pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau
hingga urune keluar.
10. Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan menggunakan
spuit untuk yang dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap, tarik kembali sambil pasient
disuruh napas dalam.
11. Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi kearah samping.
1. Jelaskan prosedur
2. Cuci tangan
3. Pasamng sampiran
4. Pasang perlak
7. Tangna kiri memegang penis lalu prepusium ditarik sedikit kepangkalnya dan
bersihkan dengan kapas sublimat
8. Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 12,5-17,5
cm) lalu masukkan perlahan (kurang lebih 17,5-20 cm) dan sambil anjurkan
pasien menarik napas dalam
10. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter
menetap, dan bila intermiten tarik kembali ambil pasien diminta menarik napas dalam.
11. Sambung kateter dengan kantung penampung dan viksasi kearah atas paha/abdomen.
g.selimut mandi
1. Jelaskan prosedur
7. Siapkan kantung tungkai atau kantung pengumpul Drainase urin untuk disambungkan
ke kateter kondom. Siapkan selang drainase supaya dapat di hubungkan.
10. Bersihkan kulit pada batang penis dan biarkan mengering (30 sampai 60 detik)
11. Dengan tangan yang tidak dominan pegang penis di sepanjang batangnya.dengan
dominan,pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan gulung kantung
tersebut kearah p0enis ( lihat ilustrasi di halaman 1730 )
12. Beri jarak 2,5 cm antara ujung kondom dan ujung penis.
13. Plester batang penis dengan plester elastis secara melingkar(jika perlu) plester hanya
boleh menyentuh kantung kondom, bukan kulit, pasang dengan pas, akan tetapi jangan terlalu
ketat.
14. Menghubungkan selang drainase ke ujung kateter kondom, dapat di gunakan sebuah
kantung drainase atau kantung tungkai(lihat ilustrasi di bawah).yang dipasang di atas atau di
bawah lutut. Pastikan bahwa kantung kondom tidak terpelintir(lihat ilustrasi di bawah)
15. Fiksasi selang sehingga tidak melekuk dan meningkatkan drainase urine secara bebas.
16. Tempatkan lkien pada posisi yang nyaman dan aman(berbaring atau duduk akan tetapi
tidak menyumbat aliran urine)
17. Buang suplai yang terkontaminasi lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
19. Inspeksi kulit pada batang penis secara teratur untuk melihat adanya tanda-tanda
kerusakan atau iritasi.
20. Catat dan laporkan waktu pemasangan kondom, kondisi kulit,serta pola berkemih.
Definisi
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik. (Google, diakses
27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB)
Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologis
(Farmacia.com. , diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB)
Tujuan
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. (AHCPR,
1992 dalam buku fundamental keperawatan vol. 2 karangan Potter dan Perry)
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik
distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali
per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi
berkemih (farmacia.com).
Indikasi
Memberikan pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bledder training yang baik,
manfaat yang akan dicapai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder training dengan
baik.
Tahapan latihan mengontrol berkemih. Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk
mengembalikan kontrol kemih yang normal :
v Langkah Langkah
1. Persiapan alat
Jam
1. Persiapan pasien
1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3
jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam
hari.
2. Berikan klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal
untuk berkemih
4. Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang
telah ditentukan 2-3 jam sekali.
Klien yang mengalami kesulitan untuk memulai atau menghentikan aliran urin dapat
memperoleh manfaat dari melakukan latihan dasar panggul ( Kegel Exercise ).
Langkah-Langkah Latian
1. LATIHAN 1
Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih dan kemudian
memmulainya kembali praktikan setiap kali berkemih.
1. LATIHAN 2
Minta klien mengambil posisi duduk atau bberdiri. Intruksikan klien untuk
mengencangkan otot disekitar anus.
1. LATIHAN 3
Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot
anterior secara perlahan sampai hitungan keempat.
Ulangi latihan empat kali per jam saat terbangun dari tidur selama tiga bukan.
1. LATIHAN 4
Apa bila memungkinkan, ajar klien melakukan sit-ups yang di modifikasi(lutut
ditekuk).
Definisi
BJU ad pengukuran berat jenis urine untuk evaluasi umum terhadap sistem eropoetik maupun
stasus kesehatan. Urine merupakan hasil metabolisme yang dikeluarkan tubuh melalui ginjal
Tujuan
2. Urinometer
5. Tissue
6. Urine
Cara Kerja
Membandingkan Berat Jenis Urine dengan air (H2O) Pada Volume yang Sama
Menggunakan Reagen Strip
Rumus BJU :
Ket :
Suhu Kamar = 27 o C
1. F. Evaluasi
1. Indwelling kateter masuk secara benar, straight masuk dan dilepas tana
menimbulkan
2. Pasien nyaman
3. Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
1. G. Referensi
Bondan palestin, Google.com. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
http://nursingbegin.com/tag/pemasangan-kateter/
http://belibis-a17.com/2008/04/25/kateterisasi-uretra/
http://fredyakbark.blogspot.com/2009/04/anatomi-fisiologi.html