Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
belakangan ini.
yang ditimbulkan oleh gas CO2 tersebut semakin parah seiring dengan
bertambahnya konsentrasi CO2 di amosfer. Salah satu cara untuk mengurangi gas
CO2 di atmosfer adalah dengan cara memanfaatkan gas CO2 tersebut untuk
yang sering dimanfaatkan sebagai pelarut (solvent), maka salah satu pemanfaatan
CO2 yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan gas CO2 tersebut sebagai
pelarut. Namun, karena pada kondisi atmosferis, senyawa CO2 berbentuk gas,
maka pemanfaatan CO2 sebagai pelarut harus dilakukan dengan cara penekanan
superkritisnya.
1
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
coriander (Zorca, 2006), ekstraksi senyawa kafein dari biji kopi (Peker, 1992),
dan ekstraksi senyawa -oryzanol dari bekatul (Xu and Godber, 2000). Beberapa
esensial yang dapat diubah dengan cara mengubah tekanan CO2 superkritis,
kelarutan yang lebih selektif dibandingkan dengan pelarut organik, dan mudahnya
memerlukan peralatan ekstraksi yang tahan terhadap tekanan yang sangat tinggi.
adalah yang paling banyak dilakukan saat ini. Proses yang sederhana, tidak
diperlukannya suhu dan tekanan yang tinggi, dan proses recovery pelarut yang
relatif mudah menjadi kelebihan utama dari proses ini. Namun, proses ekstraksi
harga pelarut yang mahal dan kurang cocok untuk bahan makanan atau obat-
obatan. Selain itu, isu mengenai keselamatan proses, kesehatan, dan lingkungan
merupakan senyawa turunan minyak bumi dan bersifat beracun. Pada penelitian
2
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
dan gas CO2 sehingga diharapkan akan mengurangi jumlah kebutuhan pelarut
lingkungan.
superkritis yang menggunakan tekanan 100-200 atm (Ford, 2007). Selain itu,
ekspansi volume yang besar dapat menurunkan kebutuhan pelarut tersebut sebagai
pelarut (Ford, 2007). Sistem GXL dapat mempertahankan kelebihan sifat fisis dari
pelarut murni.
3
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
membantu peleburan partikel berukuran nano secara selektif. Selain itu, disertasi
yang dikerjakan oleh Ford (2007) membahas kegunaan dari GXL pada berbagai
reaksi organik seperti reaksi substitusi nukleofilik dan reaksi hidroformulasi. Pada
disertasi tersebut dijelaskan juga bagaimana CO2 dapat membantu proses recycle
dari katalis homogen yang digunakan dalam reaksi. Penggunaan GXL pada
Pada penelitian ini proses ekstraksi dengan GXL akan diaplikasikan untuk
senyawa derivatif xanthone dapat ditemukan dari berbagai sumber di alam. Kulit
buah manggis adalah salah satu sumber di alam yang paling banyak mengandung
senyawa xanthone.
kulit manggis hanya dibuang tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Pemanfaatan kulit
4
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
masih kurang baik. Selain itu, pengetahuan mengenai metode pemanfaatan kulit
sudah banyak dilakukan di dunia. Bahkan tidak sedikit dari banyak hasil
banyak dikaji.
manggis pun sudah diterapkan oleh masyarakat, selain dibuat dalam bentuk jus,
ada pula yang hanya merebus kulit manggis dan mengkonsumsi air rebusan
tersebut.
dengan menggunakan pelarut organik seperti etil asetat, heksan, dan aseton, telah
berhasil dilakukan oleh Zerena dan Udayana Sankar (2009). Proses ekstraksi
xanthone dengan menggunakan CO2 superkritis pun telah berhasil diteliti oleh
peneliti yang sama pada tahun 2011. Senyawa xanthone dapat pula diekstrak
5
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
sejak awal tahun 2000. Aplikasi GXL pada reaksi non-katalitik, katalitik homogen
maupun reaksi katalitik heterogen adalah yang paling banyak diteliti. Selain itu,
menggunakan GXL ini. Penlitian mengenai aplikasi GXL untuk proses ekstraksi
senyawa esensial dari bahan alam belum banyak dilakukan, walaupun telah
diketahui secara teori suatu sistem GXL dapat dirubah kekuatan pelarutannya
hanya dengan memainkan tekanan sistem. Oleh karena hal-hal tersebut, penelitian
dapat memberikan alternatif metode ekstraksi yang saat ini ada yaitu ekstraksi
pemanfaatan CO2 sebagai pelarut juga dapat mengurangi emisi CO2 ke atomosfer.
6
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
Akan tetapi, berbeda dengan pemanfaatan CO2 sebagai bahan baku sintesis
senyawa lain seperti urea atau natrium bikarbonat (proses Solvay) yang dapat
hanya dapat mengurangi emisi CO2 pada awal saja. Hal ini dikarenakan CO2
yang dimanfaatkan akan selalu di-recycle. Sehingga secara neraca massa tidak
akan ada pengurangan jumlah CO2 di atmosfer secara terus menerus. Namun,
memperpanjang life-cycle dari CO2. Walaupun tidak dapat mengurangi emisi CO2
lingkungan.
Dari segi senyawa yang akan diesktraksi, penelitian ini diharapkan dapat
Senyawa xanthone yang banyak terkandung di dalam kulit buah manggis sangat
bermanfaat di dunia kesehatan pada umumnya dan untuk pengobatan kanker pada
7
Sistem CO2-Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded
Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi Ragaguci
Senyawa Xanthone dari Kulit Manggis 11/341564/PTK/08535
ekstraksi superkritis.