Professional Documents
Culture Documents
Menjadi program Studi yang mandiri, berdaya saing, mampu beradaptasi terhadap
perkembangan sistem industri pada tahun 2020.
Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mandiri dan mampu bersaing
dibidang Teknik Industri dan dunia Industri melalui:
a. Membangun Program Studi yang memiliki keunggulan di bidang sistem industri
b. Membangun program studi yang berdaya saing tinggi.
c. Menumbuh kembangkan budaya penelitian sebagai dasar pelaksanaan pendidikan
dan pengabdian kepada masyarakat untuk kemajuan dunia industri.
d. Melaksanakan kegiatan yang menghasilan karya nyata sehingga dapat bermanfaat
bagi masyarakat.
e. Membangun kemitraan untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat
f. Melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dengan berpedoman pada nilai etika, dan moral akademi
1
d. Terlaksananya kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dalam penemuan
dan pemecahan masalah Industri yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa.
5. ANALISIS SWOT
Kekuatan :
1. Visi dan misi Program Studi sudah mengacu pada visi dan misi lembaga
2. Seluruh dosen terlibat dalam penyusunan Visi dan Misi Program Studi
3. Seluruh dosen memberikan komitmen yang kuat dalam mewujudkan Visi, Misi Program
Studi
4. Sumber Daya Manusia (SDM) Program Studi, sarana dan prasarana yang dimiliki
sangat memungkinkan untuk mewujudkan Visi Program Studi.
5. Beberapa statement visi yang sudah jelas sehingga memungkinkan realisasinya
lebih cepat dan terarah.
Kelemahan:
Peluang:
Ancaman:
1. Tingkat persaingan antar PTS dan PTN yang semakin tinggi, sehingga
membutuhkan strategi dalam pengembangan dan kemajuan program studi.
2. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan program studi.
3. Adanya perkembangan teknologi industri yang sangat cepat sehingga dibutuhkan
penyesuaian misi dan tujuan Prodi yang cepat pula.
1. Tata Pamong
a. Struktur Organisasi
KETUA
Prgram Studi TI
2. Kepala Laboratorium
a. Fungsi :
Menyelenggarakan praktikum dan mengembangkan Laboratorium
b. Tugas Pokok :
i. Mengatur jadual kegiatan praktikum.
ii. Menangani proses perekrutan, dan pembekalan asisten laboratorium.
iii. Mengembangkan materi/modul praktikum.
iv. Mengembangkan dan menghidupkan aktivitas laboratorium sebagai sarana
pendukung kegiatan perkuliahan, penelitian dan pelatihan.
v. Mengatur jadual perawatan peralatan laboratorium
vi. Mengembangkan peralatan dan perlengkapan laboratorium
vii. Mengadakan koordinasi/kerja dengan dosen dalam rangka sinkrunisasi
antara materi praktikum dengan materi kuliah.
viii. Melakukan kerja sama dengan instansi atau pihak lain, dalam rangka
memberdayakan laboratorium
3. Kepala Studio
a. Fungsi :
Menyelenggarakan kegiatan studio.
4. Koordinator TA/KP
a. Fungsi :
Menyelenggarakan kegiatan TA/KP
b. Tugas Pokok :
i. Membuat jadwal kegiatan TA/KP
ii. Memeriksa kelayakan industri/instansi sebagai tempat TA/KP.
iii. Membantu surat menyurat permohonan tempat TA/KP
iv. Membuat jadwal presentasi/ujian TA/KP
v. Melakukan pemeriksaan progres report pelaksanaan TA/KP.
a. Fungsi
b. Tugas Pokok
6. TU Program Studi
a. Fungsi :
Menyelenggarakan kegiatan keadministrasian Program Studi
b. Tugas Pokok :
1. Membantu ka prodi dalam menangani kegiatan-kegiatan keadministrasian
prodi.
2. Berperan aktif membantu ka prodi dalam menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan akademik di prodi.
3. Membantu ka prodi menyusun kalender akademik di tingkat prodi.
4. Membantu ka prodi dalam mengelola keuangan di tingkat prodi.
5. Membantu kaprodi dalam membuat laporan-laporan di tingkat prodi.
Mahasiswa :
Dosen :
c. ANALISIS SWOT
Kekuatan:
Kelemahan :
1. Kurangnya system evaluasi dan kontrol yang dilakukan dalam mekanisme tata
pamong
2. Penempatan personil yang belum optimal pada posisinya (tidak sesuai dengan bidang
keahliannya)
3. Koordinasi masing-masing unit belum berjalan dengan baik, seperti koordinasi
jadual praktikum di laboratorium.
4. Kurangnya kegiatan penelitian mahasiswa yang bersifat profesi di luar Tugas Akhir.
Peluang:
Ancaman :
Apabila sistem evaluasi dan kontrol yang dimiliki oleh Program Studi tidak segera
diperbaiki akan menjadikan fungsi dan manfaat tata pamong semakin bias/kabur. Jika
hal ini sampai terjadi akan dapat mempengaruhi kinerja Program Studi dan akhirnya
menurunkan kualitas dari lulusan sehingga kemampuan bersaing di dunia kerja menjadi
rendah.
1. IP minimal 2.75
2. Mampu berbahasa inggris aktif dan pasif
3. Mempunyai ketrampilan khusus (keahlihan tertentu)
4. Mempunyai pengetahuan yang cukup (mampu analisa dan sintesa)
5. Pengalaman kerja
1. Lebih produktif
2. Lebih ekonomis (pemakaian energi)
3. Lebih ringan
4. Lebih murah
5. Lebih menghemat tempat
6. Lebih ramah lingkungan
1. Kisah sukses lulusan (lulusan terserap oleh pasar kerja dan sesuai dengan
bidangnya)
2. Staf akademik berkualitas (tingkat pendidikan dan bidang keahlihan)
3. Sarana dan prasarana lengkap
4. Proses belajar mengajar tertib
5. Terwadahinya minat dan bakat
6. Ikatan alumni kuat
Program Studi Teknik Industri telah melakukan proses pegendalian mutu, namun
belum berjalan secara efektif. Hal yang dilakukan adalah menyebarkan angket ke setiap
mahasiswa untuk memberikan penilaian dari sikap, kemampuan dan perhatian yang
dimiliki oleh setiap dosen Program Studi. Demikian juga, Program Studi melakukan
pendataan terhadap harapan dan tujuan mahasiswa. Selain angket, Program Studi juga
melakukan open talk dengan mahasiswa melalui kerjasama dengan HMJ.
Sedangkan masalah kehadiran dosen dalam proses belajar-mengajar, pemantauan
dilakukan oleh petugas BAAK. Tingkat kehadiran dosen rata-rata cukup baik yaitu 85,81 %
per semester. Untuk mcningkatkan kehadiran dosen di kelas, BAAK mengirimkan rekapan
absensi dosen ke Program Studi setiap dua minggu sekali, dan Program Studi wajib untuk
mengingatkan dosen yang absen agar segera melakukan kuliah tambahan/pengganti
Untuk meningkatkan mutu pengajaran, lembaga mengeluarkan aturan kehadiran
mahasiswa yang dapat mengikuti ujian (ETS dan EAS) minimal 75 % dari tingkat
kehadiran dosen yang bersangkutan. Lembaga juga sangat perduli terhadap peningkatan
SDM dosen dengan memberikan kesempatan studi lanjut. Sampai tahun 2011, dosen
e. ANALISIS SWOT
Kekuatan:
Kelemahan :
Peluang:
1. Masih terbukanya peluang kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain maupun industri.
2. Makin mudahnya mengakses informasi, sehingga mempermudah proses benchmark
Program Studi dalam mengejar ketertinggalan informasi.
Ancaman :
3. Sistem Informasi
a. Pandangan umum
Secara umum sistem informasi yang ada di lembaga cukup baik. Aliran informasi
dari atas kebawah ataupun sebaliknya dilakukan melalui beberapa cara yaitu,
mekanisme rapat, melalui majalah kampus yang bernama "Patria", penyebaran papan
pengumuman, majalah dinding, website dan jaringan intranet (UNTAG net). Ditingkat
fakultas, mempunyai unit pengolahan data yang diambil dari setiap Program Studi yaitu
"EDP" yang hasilnya dapat dituangkan ke dalam jaringan intranet maupun website.
EDP dipimpin satu orang dosen sebagai ketua dan dibantu tiga orang karyawan.
Sedangkan di tingkat Program Studi sistem informasi melalui mekanisme rapat, dan
papan pengumuman.
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian pemanfaatan sistem informasi tergolong
cukup baik dan efektif, sedangkan kecukupan sarana dan prasarana masih kurang
khususnya perangkat lunak yang melayani jaringan internet. Sedangkan pengelolaan
sistem informasi, baik yang berkaitan dengan tenaga dan dana, semuanya terpusat di
tingkat fakultas.
b. ANALISIS SWOT:
Kekuatan :
1. Sudah adanya badan yang menangani sistem informasi walaupun masih di tingkat
universitas (BPC) dan fakultas (EDP).
2. Adanya media komunikasi yang cukup baik antara civitas akademika seperti majalah
kampus, webxite, intranet dll.
3. Adanya kesadaran dalam pemanfaatan perangkat sistem informasi secara baik
dikalangan civitas akademika Program Studi yang sesuai dengan kebutuhan proses
pendidikan.
Kelemahan :
1. Masih kurangnya SDM yang terlibat dalam pengolahan data-data internal dan eksternal
yang mampu dipergunakan sebagai dasar pengembangan Program Studi
2. Minimnya dana pengembangan yang dialokasikan untuk meningkatkan jumlah
perangkat pendukung dari sistem informasi.
Peluang:
Ancaman :
Apabila ketersediaan dan kualitas sistem informasi tidak segera ditingkatkan akan
dapat menyebabkan kurangnya informasi yang diterima lembaga maupun civitas
akademika, sehingga kualitas kompetensi yang terbangun khususnya dosen dan
mahasiswa menjadi lambat, yang akhirnya dapat menjadikan lulusan berwawasan
sempit.
2. Profil Mahasiswa
Dari jumlah pendaftar dan yang diterima tersebut, mayoritas adalah laki-laki.
Rendahnya prosentase mahasiswa wanita disebabkan karena masih adanya anggapan
dari masyarakat umum bahwa profesi teknik Industri masih identik dengan laki-laki (kasar
dan mengandalkan fisik). Sebenarnya tidak demikian, hampir semua dimensi profesi
bidang teknik Industri dapat dicover oleh tenaga wanita. Langkah ke depan persepsi yang
salah tersebut harus dihilangkan melalui aktifitas dan substansi promosi dengan
memberikan bobot lebih pada wanita.
Salah satu faktor penting keberhasilan proses belajar mengajar adalah tingkat
kemampuan dari calon mahasiswa baru (raw material) . Tingkat kemampuan awal dari
mahasiswa baru dapat dideteksi melalui Nilai Ebtanas Murni (NEM). Nilai Ebtanas Murni
(NEM) yang rendah sebagai cerminan rendahnya kualitas raw material, sehingga
menuntut kreatifitas staf akademik untuk memberikan motivasi, metode pengajaran dan
pembibingan yang tepat serta ketersediaan alat peraga dan bukubuku penunjang yang
lengkap. Gambar 2. menunjukkan profil NEM rata-rata mahasiswa baru lima tahun
terakhir. Rendahnya nilai NEM identik dengan rendahnya tingkat kemampuan mahasiswa,
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
sehingga berdampak pada rendahnya IPK rata-rata lulusan Prodi TI (lihat gambar 3).
Namun demikian trend yang menaik IPK lulusan meskipun pada tingkat yang kecil patut
disyukuri dan terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perbaikan sarana dan
prasarana pembelajaran, variasi metoda pembelajaran, pembenahan SAP dan lain
sebagainya. Disisi lain gambar 4 mengilustrasikan distribusi IPK (dalam prosen), Nampak
bahwa meski IPK sudah didominansi pada rentang menengah, namun masih banyak juga
IPK di rentangan rendah. Hal ini perlu segera mendapat perhatian serius dari Kprodi.
Jika dilihat dari latar belakang SMTA, cukup besar prosentase mahasiswa baru
yang berasal dari pendidikan kejuruan (SMK/STM), rata-rata dalam lima tahun terakhir
sebesar 39,92%. Tabel 1. menyajikan latar belakang SMTA mahasiswa baru dalam lima
tahun terakhir. Latar belakang ini memberikan gambaran bahwa banyak mahasiswa baru
berbasis ketrampilan, sehingga memerlukan perlakuan khusus selama proses
pendidikannya.
Tabel 1. Latar belakang asal SMTA mahasiswa baru
Prosentase
Tahun Jumlah Mhs Jumlah Mhs Dari
Mhs dari SMK
Akademik Diterima SMK
(%)
2005/2006 26 5 15.6
2006/2007 21 4 19.0
2007/2008 20 4 14.8
2008/2009 14 1 6.3
2009/2010 26 2 8.3
Rata-rata dalam lima tahun terakhir 12.8
Dari latar belakang profesi orang tua mahasiswa baru (tabel 2) pegawai negeri,
swasta dan wiraswasta punya dominansi yang nyaris sama yaitu sekitar 25%. Sokongan
orang tua untuk mendorong anaknya (mahasiswa baru) diharapkan mampu membuat
mahasiswa lebih berkualitas. Sedang dari tingkat pendidikan orang tua mahasiswa tiga
terbesar terdiri dari yang berpendidikan SLTA ke bawah rupanya masih besar faktor ini
akan menjadi faktor penghambat untuk menciptakan lulusan yang berkualitas.
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
Tabel 2. Data latar belakang profesi dan pendidikan orang tua mahasiswa baru
Tahun Profesi Pendidikan
Akademik A B C D E F G a b c d e f G
2005/2006 8 4 7 6 2 2 3 4 9 12 2 5 0 0
2006/2007 3 3 6 5 4 0 0 1 4 7 0 8 1 0
2007/2008 5 3 5 6 3 0 5 0 2 12 5 7 1 0
2008/2009 4 1 3 2 2 0 4 0 0 8 2 5 1 0
2009/2010 9 0 4 7 4 2 0 0 2 10 5 9 0 0
Total 29 11 25 26 15 4 12 5 17 41 14 34 3 0
Keterangan:
Kolom Profesi: Kolom Pendidikan:
A. Pegawai Negri a.. SD
B. ABRI/TNI b. SLTP
C. Petani c. SLTA
D. Pegawai Swasta d. SARMUD
E. Wiraswasta e. Sarjana
F. Pensiunan f. Magister
G. Lain-lain g. Doktor
Salah satu faktor yang mendukung potensi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan
studinya adalah tingkat ekonomi orang tua mahasiswa. Karena dengan tingkat ekonomi
orang tua yang tinggi akan menjadi salah satu faktor bagi mahasiswa yang bersangkutan
unrtuk dapat menyelesaikan studinya. Ukuran tingkat ekonomi dalam hal ini adalah
pendapatan rata-rata per bulan orang tua mahasiswa (tabel 3). Data ini diperoleh dari
formulir isian pada saat yang bersangkutan mendaftar menjadi mahasiswa baru. Dari
formulir isian tersebut, terlihat 66% orang tua mahasiswa berpenghasilan lebih kecil dari
Rp. 1.000.000 per bulan. Dampak dari rendahnya tingkat ekonomi orang tua mahasiswa
menyebabkan, banyak mahasiswa harus membiayai sendiri kuliahnya atau biaya sendiri
dengan cara mencari pekerjaan sampingan. Banyaknya mahasiswa yang berprofesi
ganda (kuliah dan bekerja) ini mengakibatkan banyak pula mahasiswa yang IPKnya
rendah dan atau pas-pasan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Prodi untuk
Tabel 4. Jenis beasiswa dan jumlah mahasiswa Teknik Industri penerima beasiswa
Jenis Jumlah
Tahun Total
Beasiswa Penerima
BBM 9
SS 0
2005 13
ADK 2
PPA 2
BBM 10
SS 2
2006 18
ADK 3
PPA 3
BBM 6
2007 SS 0 8
PPA 2
BBM 2
2008 SS 0 3
PPA 1
BBM 2
2009 SS 0 3
PPA 1
Analisa lebih jauh dari Kota asal mahasiswa khususnya Jawa Timur, nampak
distribusinya terkonsentrasi di wilayah Surabaya sebesar 66%. Gambaran lebih jelas
distribusi rata-rata dalam lima tahun terakhir asal mahasiswa dari Jawa Timur berdasarkan
wilayah (setingkat karesidenan) ditunjukkan pada Gambar 6.
Realita ini menunjukkan, bahwa gaung/informasi keberadaan Program Studi Teknik
Industri UNTAG Surabaya hanya di Surabaya dan sekitarnya. Seharusnya kemudahan
akses informasi dan keberadaan unit humas dimanfaatkan secara efektif untuk
menyebarkan keberadaan, profil dan potensi Program Studi Industri sampai pada tingkat
regional dan nasional. Langkah kedepan dalam melakukan promosi harusl melihat peta
tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita penduduk ditiap-tiap daerah
(kantong-kantong ekonomi).
Mengacu pada hasil quisioner terhadap responden mahasiswa Program Studi
Teknik Industri bahwa rata-rata 30% mendaftar di Program Studi Teknik Industri Untag
Surabaya berdasarkan informasi yang diperoleh dari saudara/teman yang kuliah di Untag
a. Layanan Akademik.
Semua layanan akademik yang telah terjadwal seperti kuliah, praktikum, bimbingan
akademik (TA, praktikum, KP) dan lain-lainnya dilakukan secara tepat waktu dan
disiplin disertai dengan monitoring yang ketat dari prodi. Data-data hasil monitoring
segera dianalisis dan segera dilakukan tindakan seperlunya bila memang
diperlukan. Dengan demikian diharapkan akan memberikan hasil yang optimal.
Khusus untuk bimbingan baik itu bimbingan tugas akhir, praktikuim, kerja praktek
dan lain-lainnya dilakukan oleh dosen pembimbing yang telah ditunjuk. Jadwal
bimbingan secara umum dapat dilakukan di setiap hari kerja, namun untuk kondisi-
kondisi tertentu jadwal bimbingan dapat diatur berdasarkan kesepakatan bersama
antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Bimbingan tidak harus dilakukan
berhadapan langsung face to face dari mahasiswa dan dosen pembimbing, namun
dapat juga dilakukan melalui media internet (e-mail misalnya). Untuk mempermudah
monitoring materi pembimbingan, masing-masing dosen pembimbing dan atau
mahasiswa bimbingan memegang kartu bimbingan. Pada kartu tersebut akan
Layanan ini meliputi semua layanan yang tidak terkaita dengan keakademikan
seperti surat-menyurat, pendaftaran tugas akhir, pendaftaran praktikum dan lain
sebagainya. Layanan keadministrasian di tingkat prodi dilayani oleh tata usaha
prodi, layanan di tingkat laboratorium dilayani oleh laboran sedang layanan di
tingkat koordinator, atau pada level yang lebih rendah lagi dimana tidak ada tenaga
keadministrasian secara kusus, maka layanan langsung dilayani koordinatornya
masing-masing. Karena perkuliahan berlangsung dari pagi jam 07.00 wib hingga
malam jam 21.00 wib, maka layanan keadministrasian juga dilakukan selama itu
pula. Semua layanan dilakukan secara instan (one day services) kecuali layanan-
layanan yang melibatkan unit-unit lain yang diluar jangkauan prodi dapat dilakukan
hingga esuk hari.
c. Layanan lain-lain.
Layanan lain-lain yang dimaksudkan adalah layanan baik bersifat akademik maupun
non akademik yang harus dilakukan oleh unit-unit lain diluar prodi TI seperti :
1. Layanan Kesehatan.
3. Layanan kesehatan
4. Layanan kemahasiswaan.
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
Telah terbentuk unit-unit kegitan kemahasiswaan seperti olah raga, teater, hobi
dan lain sebagainya yang bisa diikuti oleh mahasiswa sesuai dengan minat dan
bakatnya.
5. Layan perbankan
6. Layanan jaringan
5. Kegiatan Ekstrakurikuler
6. Pelacakan Lulusan
7. ANALISIS SWOT
Kekuatan :
Kelemahan :
1. Banyaknya lulusan SMTA dan yang sederajat, Poltek/D3 yang berminat melanjutkan studi
di perguruan tinggi.
2. Perkembangan industri (khususnya di Jatim) yang semakin meningkat.
Ancaman:
Total jumlah Staf yang dimiliki oleh Program Studi Teknik Industri sebanyak 20
orang, yang terdiri dari 19 orang Staf akademik, 1 orang Staf administrasi. Adapun profil
lebih lengkap Staf akademik prodi dapat dilihat pada tabel 5. Semua tenaga akademik
sudah berijazah S2 dengan dua diantaranya S3 merupakan modal dasar utama yang
membanggakan untuk bisa membawa prodi berkinerja prima.
3. Kecukupan
Dari 19 orang Tingkat pendidikan Staf akademik Prodi Teknik Industri adalah 2
orang sudah berijazah S3 dan selebihnya berijazah S2. Rasio jumlah staff akademik
dengan mahasiswa kurang lebih 1 : 3. Angka ini jauh di bawah dari angka ideal. Namun
4. Diskripsi SWOT
Kekuatan :
1. Keahlian Dosen Program Studi sesuai dengan bidang ilmu teknik Industri.
2. Seluruh dosen yang sudah menempuh jenjang pendidikan S2 dan beberapa S3
3. Ratio dosen dengan mahasiswa kecil
3. Staf Dosen dan administrasi mempunyai loyalitas tinggi terhadap Program Studi
4. Aturan kerja karyawan sudah jelas.
5. Hubungan kerja karyawan dengan pimpinan lembaga berjalan baik .
Kelemahan:
1. Penempatan Dosen pada tugas akademik belum sepenuhnya sesuai dengan keahliannya
2. Jumlah tenaga pendukung Program Studi (administrasi dan asisten laboratorium) masih
kurang
3. Kurangnya kesempatan Dosen, dan karyawan administrasi untuk mengembangkan
kemampuan dan karir.
Peluang:
1. Banyaknya lulusan dari Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri yang berkualitas,
sehingga memperbesar pilihan recruitment dosen baru unruk Program Studi.
2. Banyaknya program pemerintah yang dicanangkan untuk peningkatan kualitas dosen
Perguruan Tinggi di Indonesia, baik dalam bentuk beasiswa studi lanjut maupun
pelatihan, lomba cipta (penelitian) atau loka karya.
3. Banyak industri yang berkaitan dengan bidang keilmuan dosen Program Studi,
sehingga potensi pengembangan ke arah luar (kerjasama) sangat besar.
Ancaman:
Masa studi di program Studi Teknik Industri Untag Surabaya adalah 8 (delapan)
semester dengan jumlah total SKS sebanyak 147. Total SKS ini terdistribusi dalam 8
(lima) kelompok yaitu
i. Matakuliah Ilmu Sosial dan Manajemen 10 sks
ii. Matakuliah Pengetahuan Umum 18 sks
iii. Matakuliah Matematika dan Ilmu Alam 16 sks
iv. Matakuliah Engineering Science 12 sks
v. Matakuliah Industrial Engineering Science I 16 sks
vi. Matakuliah Industrial Engineering Science II 14 sks
vii.Industrial Engineering Design 12 sks
viii. Matakuliah Muatan Lokal 57 sks
Sedangkan detail dari keseluruhan mata kuliah per semester, dapat dilihat pada
lampiran.
Dasar dari pengelompokan mata kuliah, serta jumlah SKS untuk masing-masing
kelompok mata kuliah tersebut diatas adalah berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional RI. Nomor 045/2002. Dalam keputusan pasal 3 ayat 2e,
menjelaskan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional (kurnas) Program Sarjana
Ilmu Teknik, paling sedikit 90 sks dan selebihnya berupa muatan lokal. Kali ini prodi TI
menetapkan Kurikulum lokal Prodi TI sebanyak 57 sks. Sehingga, komposisi
pengelompokan mata kuliah di Program Studi Teknik Industri sudah sesuai dengan
Kurikulum Nasional. Sedangkan perbedaan untuk masing-masing bidang, terletak pada
mata kuliah keahlian yang diambil.
Kurikulum di Program Studi Teknik Industri, dibuat berdasarkan pada beberapa
aspek yaitu aspek hukum, aspek pasar, dan aspek efisiensi. Aspek hukum yaitu
kurikulum dibuat dan mengacu pada aturan tertentu yang berlaku seperti:
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
pengelompokan mata kuliah, penentuan jumlah SKS kelompok mata kuliah, bobot SKS
untuk mata kuliah, maupun jumlah total SKS yang dipakai. Semuanya mengacu pada
Kurikulum Nasional (KurNas), yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti. Aspek pasar yaitu
kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan permintaan dan kebutuhan pasar
(khususnya industri instansi yang terkait), sehingga diharapkan lulusan yang dihasilkan
bisa langsung diserap oleh pasar kerja. Sedangkan aspek efisiensi mempertimbangkan
kurikulum yang dibuat dengan jumlah SKS yang tidak terlalu banyak, tetapi dapat
menghasilkan kualitas lulusan yang baik. Setelah dihasilkan kesepakatan isi kurikulum,
pihak Program Studi menyampaikan ke Rektor, melalui fakultas untuk disahkan.
Mekanisme evaluasi dan penyempurnaan kurikulum, dilakukan setiap 4 tahun sekali
dengan tetap mempertimbangkan tiga aspek tersebut diatas.
Pengambilan mata kuliah (SKS) untuk mahasiswa baru (semester satu)
menjalankan sistem paket, yaitu mengambil 8 mata kuliah yang ditetapkan dengan total
18 SKS. Sedangkan mahasiswa semester 2 dan seterusnya, pengambilan mata kuliah
berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya
Kurikulum yang dijalankan selama ini disamping mata kuliah, mahasiswa
diwajibkan mengikuti beberapa macam tugas dan praktikum. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan menganalisa kenyataan di lapangan
dengan materi perkuliahan yang dipelajari.
Sejak semester gasal 2006/2007, mata kuliah SKL diganti dengan KKN. Format
pelaksanaan KKN dievaluasi pada akhir pelaksanaan dengan maksud hasil
pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan jiwa sosial kemasyarakatan. KKN meliputi perkuliah tatap muka
pembekalan materi, pelaksanaan di lokasi daerah binaan, dan memberikan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.
Sebagai hasil akhir yang diharapkan dari kurikulum ini adalah menghasilkan
lulusan yang mempunyai kemampuan akademis, ketrampilan serta mempunyai jiwa
enterpreneurship. Diharapkan Lulusan bukan sebagai sarjana pencari kerja tetapi ikut
menciptakan lapangan kerja baru dan membuka sudut pandang mahasiswa untuk
berinovasi yang tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Harapan Program Studi dari kurikulum yang dijalankan dalah mampu menghasilkan
lulusan yang :
1. Mempunyai kemampuan akademis
2. Mampu menciptakan lapangan kerja
3. Dapat bekerja di segala bidang
4. Berjiwa enterpreneurship yang turun memperhatikan kelestarian lingkungan
hidup.
b. ANALISIS SWOT :
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
Kekuatan :
1. Fleksibelitas mata kuliah yang ditawarkan dan adanya kerjasama dengan Industri untuk
memberi kesempatan kerja praktek bagi mahasiswa, akan menghasilkan lulusan yang
siap pakai.
2. Dukungan peralatan laboratorium yang cukup memadai sehingga Program Studi mampu
melaksanakan praktikum secara mandiri.
3. Struktur kurikulum memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan diri
4. Struktur kurikulum mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi
Kelemahan:
1. Kurang selarasnya antara kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja dan pengguna
lulusan (stake holder)
2. Mata kuliah keahlian belum sepenuhnya mengacu pada kebutuhan dan kepentingan
industri.
Peluang:
Ancaman :
2. PEMBELAJARAN
a. Proses Belajar Mengajar
b. Evaluasi (nilai)
Statistik hasil proses belajar mengajar ditunjukkan dalam gambar 3. Dalam kurun
waktu lima tahun terakhir prestasi kelulusan (rata-rata IPK) cenderung stagnan di
sekitar 2.9. Mengacu pada IPK minimal yang dikehendaki dunia kerja, maka harus ada
upaya nyata dari prodi untuk mengubah kecenderungan itu agar menaik paling tidak
prodi harus bisa menaikkan IPK minimal yang ada di atas IPK minimal yang dikehendaki
pasar tenaga kerja yang terus menaik yang dahulu 2.75 kini sudah 3. Menaiknya IPK
akan mempermudah lulusan mencari pekerjaan dan pada akhirnya akan
memperpendek masa tunggu lulusan.
Kalau dilihat dari gambar 4. Distribusi IPK didominasi pada rentang 2.75-3.25.
Masih terlalu minim IPK di atas 3.5. Hal ini disebabkan karena lulusan SMA (raw
material) yang masuk di prodi TI rata-rata kemampuannya rendah. Disamping proses
belajar mengajar yang harus segera dioptimalkan, nampaknya upaya kuliah penyegaran
perlu diberikan kepada mahasiswa baru. Kuliah ini disamping sebagai upaya
penyegaran bagi mahasiswa baru juga merupakan upaya penyeragaman materi,
mengingat mereka berasal dari berbagai SLTA dengan tingkat kualitas yang beraneka
ragam.
f. ANALISIS SWOT :
Kekuatan :
Kelemahan:
Peluang:
Kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pembelajaran yang diikuti dengan kemudahan untuk meng aksesnya, sehingga
sangat menunjang peningkatan proses pembelajaran.
Ancaman :
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
Dalam era globalisasi, apabila semangat penggunaan informasi dari luar dengan
mekanisme pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dipadukan secara tepat dan
efektif, dapat menjadikan kualitas hasil lulusan tidak mampu bersaing dalam dunia
kerja.
4. SUASANA AKADEMIK
a. Uraian Keadaan
Suasana akademik yang baik dan kondusif lebih terasa saat mahasiswa
menyusun Tugas Akhir, dimana interaksi mahasiswa dengan dosen cukup tinggi.
Demikian juga selama proses pembuatan laporan tugas-tugas maupun praktikum.
Sedangkan interaksi sehari-hari antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan
mahasiswa tidak terlalu intens dikarenakan kesibukan mahasiswa (kerja).
Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia kurang dimanfaatkan oleh
mahasiswa hal ini disebabkan karena banyaknya mahasiswa yang sudah bekerja atau
sedang mencari kerja untuk memenuhi biaya pendidikannya. Hal ini menjadikan waktu
luang mereka tersita untuk pekerjaan, sehingga sebagian besar aktivitasnya dikampus
hanya untuk mengikuti perkuliahan belaka.
b. ANALISIS SWOT:
Kekuatan:
1. Sarana berinteraksi dosen dan mahasiswa di dalam kampus cukup baik sehingga
memberikan dukungan dalam meningkatkan suasana akademik.
2. Adanya perhatian Program Studi kepada dosen yang melakukan pembinaan mahasiswa
di bidang akademis.
3. Hubungan/interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam kesehariannya berjalan dengan
baik.
4. Rancangan menyeluruh untuk pengembangan suasana akademik yang kondusif untuk
pembelajaran cukup baik.
5. Antusisme dari mahasiswa dalam mengikuti seminar-seminar tugas akhir.
Kelemahan :
1. Kualitas kegiatan akademik dosen dan mahasiswa secara umum masih kurang.
2. Kurangnya aktivitas seminar-seminar formal dikampus (di luar tugas akhir)
3. Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan ilmiah masih sangat kurang.
4. Tidak berjalannya secara baik kelompok-kelompok ilmiah yang dibentuk oleh mahasiswa
(HMJ).
Peluang:
1. Diberikannya beasiswa dari pemerintah, industri maupun instansi lain yang mampu
merangsang dan memacu kegiatan akademik mahasiswa.
2. Adanya informasi lowongan kerja yang ditujukan ke Program Studi dari perusahaan-
perusahaan dapat memacu motivasi mahasiswa agar meningkatkan
kemampuannya dan mendorong untuk menyelesaikan studinya.
Ancaman :
1. PEMBIAYAAN
Evaluasi Diri Program Studi Teknik Industri, 2011
Fakultas Teknik - UNTAG Surabaya
a. Pengelolaan
Alur keuangan yang berhubungan dengan program studi dapat diuraikan sebagai
berikut: Biaya pendidikan SPP dari mahasiswa masuk ke Yayasan dan biaya praktikum
masuk ke Fakultas. Selain dari dana-dana tersebut juga ada dana yang berasal dari
beasiswa. Dana yang masuk ke Yayasan dipergunakan untuk membayar gaji staf,
pengadaan fasilitas baru, perawatan fasilitas dan untuk kepentingan operasional yang
lain.
Karena pengelolaan keuangan terpusat di Universitas, selisih antara pendapatan
dan pengeluaran yang cukup besar dari keuangan pada Program Studi (lampiran)
digunakan untuk subsidi silang kepada Program Studi lain yang pendanaannya minus.
Kebijakan tersebut harusnya diubah, dengan lebih dahulu mengutamakan kebutuhan
Program Studi.
Secara umum, Program Studi Teknik Industri tidak mengeloia secara langsung
keuangan untuk operasional proses belajar mengajar. Pengelolaan dana dilakukan di
tingkat Universitas dan Fakultas. Dan saat ini alokasi dana untuk pemeliharaan,
pengembangan dan maintenance peralatan laboratorium ada di Fakultas.
c. Akuntabilitas
d. ANALISIS SWOT
Kekuatan :
1. Adanya kewenangan Program Studi untuk megelola dana yang diajukan dan telah
disetujui Fakultas.
2. Adanya pandapatan dana ke Program Studi dari hasil pemberdayaan laboratorium
yang dapat disewakan ke Perguruan Tinggi lain
Kelemahan:
1. Sumber dana yang diperoleh lembaga prosentase yang paling besar berasal dari
mahasiswa
2. Program Studi belum mempunyai wewenang dalam mengelola keuangan secara
penuh dari sumber dana untuk mewujudkan program-program yang dicanakan
(alokasi dana untuk Program Studi dalam kurun waktu tertentu belum jelas)
3. Kontrol dalam penggunaan keuangan belum sepenuhnya berjalan baik.
Peluang:
Ancaman:
Makin menurunnya perolehan dana lembaga yang dapat mempengaruhi kinerja dan
kondisi Program Studi. Hal ini disebabkan masih sangat rendahnya kerjasama yang
telah dilakukan Program Studi dan kecendrungan trend jumlah maliasiswa menurun.
Jumlah kelas yang digunakan untuk Program Studi teknik Industri, pada setiap
semester sejumlah 5 ruang dengan luas bangunan sebesar 275 m2, dengan daya
tampung keseluruhan sebanyak 235 mahasiswa. Detail penggunaan ruang kuliah
serta kapasitas masing-masing ruang, seperti terlihat pada tabel 7.
Dari jumlah total mahasiswa aktif 82 mahasiswa dan jumlah ruangan yang
digunakan 5 ruang menunjukkan rasio luas bangunan dengan mahasiswa adalah
3.4:1 yang mengindikasikan penyediaan ruang lebih dari cukup.
a.3. Laboratorium
Laboratorium yang dimiliki Program Studi Teknik Industri sebanyak 8 jenis yang
menggunakan 5 (lima) ruang dengan luas total 450 m2 , Detailnya dapat dilihat tabel
7. Bila didasarkan pada standar luas lantai 3 m2/ praktikan, untuk melayani 20 %
mahasiswa praktikan, untuk jumlah mahasiswa Program Studi Industri sebanyak 82
mahasiswa, dengan asumsi separuh yang melakukan kegiatan praktikum, sedangkan
yang separuhnya melakukan bimbingan, dimana pendekatan asumsi ini adalah
keseimbangan peluang antara mahasiswa praktikum dan mahasiswa bimbingan,
maka diperoleh kebutuhan standar luas lantai sebesar = 3x(0,2)x58 = 35 m 2, yang
menunjukkan bahwa luas yang dimiliki lebih dari cukup.
a.4. Perpustakaan
Ruang di Program Studi teknik Industri, secara umum terbagi atas dua ruang
yaitu ruang Program Studi (kajur dan sekjur), dengan luas 16,2 m2, dan ruang dosen
sebanyak 7 ruang dengan luas masing-masing 9 m 2. Dosen yang menjabat kalab
menempati ruangan di labnya masing-masing. Sehingga secara keseluruhan ruang
kerja staf akademik telah terpenuhi dengan baik.
Rasio ruang antara bagian administrasi dengan ruang akademik adalah 1 : 8,5.
dasar perhitungan yaitu ruang administrasi meliputi ruang Program Studi, ruang
administrasi fakultas, dan ruang asisten lab. Sedangkan ruang akademik meliputi ruang
kuliah, ruang dosen, ruang seminar fakultas dan ruang laboratorium.
Untuk fasilitas ruang pertemuan staf fakultas teknik, mempunyai luas lantai
sebesar 57,6 m2. Sedangkan ruang yang bisa dipergunakan oleh seluruh fakultas
(dosen, staf administrasi ataupun mahasiswa) baik untuk seminar, diskusi maupun
rapat, mempunyai luas total lantai sebesar 1581,60 m2. Dengan standar kebutuhan luas
lantai 0,15 m2/mahasiswa, dengan jumlah mahasiswa aktif sampai dengan tahun
akademik 2009/2010, sebanyak 4000 mahasiswa, Untag Surabaya hanya
membutuhkan luas lantai sebesar (0,15 x 4000) = 600 m 2, sehingga kesediaan ruang
tersebut masuk dalam kategori berlebih.
c. ANALISIS SWOT
Kekuatan :
1. Tersedianya secara baik dan sangat menunjang proses perkuliahan seperti gedung
kuliah, ruang laboratorium, perpustakaan dll.
2. Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur dilakukan dengan baik oleh badan
administrasi umum (BAU) sehingga meningkatkan keberlanjutannya.
Kelemahan :
1. Jumlah fasilitas pendukung proses pembelajaran masih kurang seperti OHP, infocus
dan LCD.
2. Tingkat kualitas peralatan laboratorium masih kurang, sehingga menghambat
kelancaran aktivitas penelitian.
Peluang:
b. ANALISIS SWOT:
Kekuatan:
1. Tersediannya jurnal Program Studi dan fakultas untuk membantu publikasi hasil
penelitian dosen.
2. Adanya penelitian dan dosen Program Studi yang diterima dan dibiayai Pemprop/kota
menunjukan kalau kualitas penelitian cukup baik.
3. Adanya dukungan dari lembaga penelitian di tingkat universitas yang cukup besar
dalam rnemotivasi peneliti-peneliti muda/pemula.
Kelemahan :
1. Banyak dana penelitian-penelitian dari pihak lain (pemerintah), yang dapat digunakan
untuk peneliti-peneliti muda.
2. Terbukanya kesempatan untuk melakukan kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi
lain.
Ancaman:
a. Uraian Keadaan
b. ANALISIS SWOT
Kekuatan :
1. Pengabdian masyarakat secara nyata telah dilakukan oleh lembaga yang melibatkan
dosen dan mahasiswa dalam bentuk KKN (Kuliah Kerja Nyata).
2. Tersedianya unit yang menangani program pengabdian kepada masyarakat dan
kerjasama (LPKM Universitas).
Kelemahan :
Peluang:
Ancaman :
Analisa SWOT ini didasarkan pada faktor-faktor dari hasil analisis SWOT masing-
masing komponen, sehingga nilai yang diperoleh merupakan hasil analisa SWOT secara
keseluruhan.
1. Penentuan Bobot
Dari nilai skor akan diperoleh nilai bobot masing-masing faktor. Bobot mempunyai nilai
1 sampai dengan 0 yang menunjukkan tingkat penting-tidaknya faktor internal maupun
eksternal terhadap posisi strategis program studi.
a. Nilai 0 menunjukkan tidak penting
b. Nilai 1 menunjukkan sangat penting
2. Penentuan Rating.
5. Matrik Internal-Eksternal
Program Studi Teknik Industri UNTAG Surabaya menitik beratkan strategi pada
pertumbuhan yang agresif demi peningkatan daya tarik masyarakat, yaitu :
1. Visi dan misi yang selama ini belum terukur harus dilakukan perubahan menjadi
terukur, sehingga dalam proses pencapaiannya menjadi lebih mudah.
2. Peningkatan kesadaran seluruh civitas akademika dalam pemahaman visi dan
misi sehingga setiap aktivitas yang dilakukan mengarah dalam proses perwujudan
visi, misi tersebut.
3. Membangun dan mengolah kemampuan lain (khususnya skill) dari mahasiswa
yang mempunyai rata-rata nilai NEM relatif rendah, sehingga menjadi lulusan yang
tetap memiliki kompetensi keilmuan sebagaimana dibutuhkan masyarakat.
Strategi yang dilakukan oleh Program Studi untuk mengurangi kelemahan dan
mengatasi ancaman, adalah:
1. Melakukan pembenahan pada kurikulum agar sesuai dengan visi dan misi
sehingga menghasilkan lulusan dengan daya saing tinggi.
2. Meningkatkan aliran informasi yang mampu menggugah semangat akademis
mahasiswa dan dosen, sehingga menjadikan SDM yang berwawasan luas
terhadap perkembangan.
3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar badan/unit pendukung Program
Studi, sehingga benar-benar menjadi satu kekuatan yang terintegrasi dalam
peningkatan mutu lulusan.
Berdasarkan strategi-strategi diatas, program studi memandang perlu adanya
tindakan yang lebih tegas, efektif dan efisien, mulai dari persiapan pendidikan
sampai mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dengan daya saing tinggi.
Sebagai langkah awal keberlanjutan/strategi jangka panjang Program Studi, tiga hal
utama yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas educational process baik yang
berkaitan dengan SDM, metode maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan
sehingga benar-benar memenuhi kebutuhan pasar kerja.
2. Meningkatkan jaringan komunikasi dengan stakeholder (industri, pemerintah,
masyarakat dan alumni) sehingga langkah Program Studi selalu sejalan dengan
perkembangan dunia luar.
3. Membangun wadah yang dapat dipergunakan sebagai ajang kompetisi
intelektual antara mahasiswa dengan mahasiswa, maupun dosen dengan dosen
baik yang berkaitan dengan SDM internal maupun eksternal. Wadah ini akan
menjadi salah satu penyokong peningkatan academic atmosphere. Wadah yang
sedang dirintis adalah SCC (Student Creativity Centre) yang pada intinya
meningkatkan kepedulian intelektual mahasiswa terhadap permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekitar, yang hasilnya dapat berupa konsep maupun produk
inovasif/kreativitas. Wadah ini berdiri sebagai referensi, penghimpun dan
REFFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN