You are on page 1of 13

TUGAS PRAKTIKUM

SURVEI DAN MANAJEMEN INFORMASI PERTANAHAN


MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN

DISUSUN OLEH:
YOANNA ANITA CHRISTY
(14/364066/TK/41871)
KELAS B

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
I. MATA ACARA PRAKTIKUM
Membangun Sistem Informasi Pertanahan

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Melakukan konversi DG dari layer format DWG (Autocad) ke layer format SHP
(ArcGIS).
2. Melakukan editing data geospasial.

III. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Kamis, 06 April 2017 pukul 13.00 WIB 16.00 WIB di Laboratorium Geomatika
Gedung Departemen Teknik Geodesi UGM.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Data Geospasial (DG) dalam format .DWG berupa peta bidang tanah
2. Sebuah laptop yang telah ter-install ArcGIS

V. LANDASAN TEORI
Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik (pasal 1 ayat 6)
. Dari definisi diatas, jelas dimaksudkan bahwa setiap data hasil pengukuran bidang
tanah baik yang dilaksanakan secara sistematik maupun sporadik harus dibuatkan peta
bidang tanahnya.
Peta bidang tanah ini selain merupakan bagian (lampiran) DI 201 B pada
pendaftaran tanah sporadik dan DI 201C pada pendaftaran tanah sistematik, yang
digunakan sebagai salah satu data fisik pada pengumuman, juga dapat digunakan
untuk melengkapi peta pendaftaran yang telah tersedia. Pembuatan peta bidang tanah
adalah berdasarkan data gambar ukur baik itu dilakukan dengan cara pengukuran
terrestrial atau dengan cara identifikasi pada peta foto. Oleh karena itu pembuatan
peta bidang sebenarnya adalah salinan/kutipan dari manuskrip (kartiran) sehingga
bentuk dan ukuran luasnya dianggap relatif benar.
VI. LANGKAH KERJA
A. Input dan Konversi Data Geospasial

1. Membuka software ArcMap 10.1 lalu membuka file yang telah disiapkan dengan

cara klik ikon Add Data , selanjutnya akan muncul kotak dialog Add Data
pilih file yang akan
diolah dan klik Add

Berikut adalah hasilnya


2. Selanjutnya adalah melakukan konversi layer bidang dalam bentuk polyline
dengan cara memilih ArcToolbox kemudian memilih Analysis Tools dan Select
pada kotak dialog Select definisikan Input Features, Output Feature Class, dan
Expression lalu klik OK
3. Melakukan konversi ke .shp pada layer yang lain yaitu bangunan, jalan, selokan,
dan TDT semua dalam bentuk polyline
Berikut adalah hasilnya
4. Selanjutnya melakukan konversi layer polyline menjadi polygon yaitu untuk
bidang dan bangunan dengan cara memilih menu ArcToolbox kemudian memilih
Data Management Tools lalu Feature dan Feature to polygon
Sedangkan untuk TDT dikonversi dari polyline ke point

Berikut adalah hasilnya:


B. Editing data geospasial

1. Terdapat beberapa bidang yang belum terbentuk menjadi fitur poligon, maka
dilakukan editing data spasial. Pertama adalah mengidentifikasi bagian bidang
yang belum menjadi fitur poligon dengan cara klik kanan pada layer bidang
polygon kemudian memilih Open Attributes Table kemudian select semua

2. Kemudian lakukan digitasi dengan cara memilih menu Editor kemudian Start
Editing

3. Untuk memotong fitur poligon menjadi 2 bagian dilakukan dengan cara


menghapus dahulu poligon yang akan dipotong kemudian melakukan digitasi
pada 2 bidang tersebut

4. Melakukan langkah 1-3 untuk bangunan


VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Konversi .dwg ke .shp

2. Hasil konversi
polyline
bidang dan
bangunan ke
poligon
3. Hasil konversi fitur polyline TDT ke fitur titik
4. Hasil keseluruhan dari editing data

5. Jumlah bidang tanah setelah konversi = 272


BIDANG
6. Jumlah bidang pada .dwg = 272 BIDANG

VIII. KESIMPULAN

Pada kegiatan membangun Sistem Informasi Pertanahan diperlukan beberapa


tahap pada software ArcMap yaitu konversi data dan editing data.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ekky. 2009. Peta Bidang. http://artikelbiboer.blogspot.co.id/2009/11/peta-


bidang.html diunduh tanggal 7 April 2017

You might also like