You are on page 1of 18

UJI POSTULAT KOCH

Oleh :
Nama : Yopi Suisyono
NIM : B1J012006
Kelompok :5
Rombongan : II
Asisten : Irawati Yasmin

LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tanaman merupakan suatu keadaan dimana tumbuhan mengalami


gangguan fungsi fisiologis secara terus menerus sehingga menimbulkan gejala
dan tanda. Gangguan fisiologis ini disebabkan oleh faktor abiotik maupun faktor
biotik (Agrios, 1996). Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang
didukung oleh tiga faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen, dan
lingkungan yang mendukung. Patogen terbukti memiliki daya virulensi yang
mampu menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas.
Rentannya tumbuhan inang diakibatkan oleh adanya substansi-substansi yang
disekresikan oleh patogen dalam mekanisme penyerangan tumbuhan inang.
Kelompok-kelompok substansi yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit baik
langsung atau tidak langsung adalah enzim, toksik, zat pengatur tumbuh, dan
polisakarida (Semangun, 1996).
Adanya ilmu pengetahuan tentang adanya suatu bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman menyebabkan para peneliti mencoba
mengembangbiakkan bakteri tersebut dalam sebuah media. Dalam membuktikan
penyebab suatu penyakit, diperlukan metode pembuktian. Salah satu metode yang
dapat dilakukan adalah metode Postulat Koch (Gunawan, 2011). Percobaan Koch
dan peneliti-peneliti telah membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan
penyakit tertentu pula yang dikenal dengan Postulat Koch. Postulat Koch
memiliki empat syarat untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab
penyakit, yaitu penyebab penyakit harus ditemukan pada semua kasus dari
penyakit yang diperiksa, dapat diisolasi dan dipelihara dalam kultur murni (pure
culture), biakan murni mampu diinokulasi pada tanaman yang sama agar
menimbulkan gejala yang sama pula, dan penyebab penyakit dapat direisolasi dari
tanaman yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali (Hakikah, 2010).
Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis patogen
yang sifatnya bukan parasit obligat. Parasit obligat merupakan parasit yang tidak
dapat hidup tanpa inang, sehingga jenis parasit ini tidak dapat dibiakkan dalam
laboratorium. Teknik Postulat Koch terdapat empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi,
inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi merupakan penemuan gejala penyakit dengan
tanda penyakit pada tanaman atau pada bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu
membuat biakan murni patogen pada media buatan. Inokulasi adalah
menginfeksikan patogen hasil isolasi pada tanaman sehat dengan tujuan
mendapatkan gejala yang sama dengan tahap isolasi. Reisolasi adalah mengisolasi
kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan yag sama saat tahap
isolasi (Gilang, 2012).

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa suatu organisme


patogen merupakan penyebab penyakit pada tanaman yang sakit dengan uji
Postulat Koch.
II. TELAAH PUSTAKA

Isolasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari


populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme
dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di
laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi suatu
mikroorganisme, uji morfologi, fisiologi, dan serologi (Sastrahidayat, 2010).
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan
suatu mikroorganisme tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni.
Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,
maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja (Sadiqul, 2010).
Perkembangan penyakit juga bergantung pada faktor lingkungan, setelah
faktor inang dan patogen. Fungi patogen dalam perkembangannya dipengaruhi
oleh beberapa faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, oksigen, derajat kemasaman
(pH) dan cahaya. Kisaran suhu terendah yang diduga turut mendukung fungi
patogen untuk berkembang biak (Ullstup, 1939 dalam Ogoshi et al., 1985).
Salah satu metode isolasi patogen yang cukup mudah dilakukan adalah
Postulat Koch. Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang
dirumuskan Robert Koch pada 1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890.
Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-
musabab antara parasit dan penyakit. Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan,
yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala
penyakit dengan tanda penyakit (pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang
sakit. Isolasi yaitu membuat biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian
biakan). Inokulasi adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi
dengan tujuan mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu
mengisolasi kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen
yang sama dengan tahap isolasi (Gilang, 2012).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag, sprayer, botol
selai, autoklaf, LAF, bunsen, lumunium foil, wrapper, baki, sendok, bor gabus,
jarum ose, sarung tangan, masker, pinset, cawan petri, scalpel, Erlenmeyer, cover
glass, object glass, mikroskop, buku identifikasi, pipet, kertas label, tissue, pipet
tetes, beaker glass, dan korek api.
Bahan yang digunakan adalah bibit tanaman cabai (Capsicum annum),
tomat (Solanum lycopersicum), sawi (Brassica rape), kangkung (Ipomoea
aquatica), jagung (Zea mays), bayam (Amaranthus spinosus), patogen Fusarium
oxysporum, akuades, jagung giling 725 gr, dedak 224 gr, dan CaCO3 1 gr, alkohol
70%, media PDA, dan chloramphenicol.

B. Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah:


1. Isolasi tanama sakit
2. Peremajaan
3. Identifikasi
4. Pembuatan inokulum

Jagung Dedak CaCO3 Akuades


725 gr 224 gr 2 gr secukupnya

Dimasukkan ke dalam botol selai

Ditutup dengan alumunium foil

Sterilisasi di autoklaf

Didinginkan

1 plug isolat dimasukkan


Diinkubasi hingga tumbuh miselium

5. Inokulasi tanaman uji

15 gr inokulum patogen F. oxysporum diambil

Disimpan pada polybag tanaman uji

Inkubasi 7x24 jam

6. Reisolasi

Tanaman yang sakit dan sehat diambil daunnya

Daun dipotong 1x1 cm

Potongan daun dicelupkan ke alkohol 70%

Potongan daun dicelupkan ke akuades, ditiriskan

Dikeringkan dengan tissue

Ditanaa pada media PDA

Inkubasi 4x24 jam

7. Peremajaan

Hasil reisolasi diambil 1 plug

Dipindah ke media PDA baru

Inkubasi selama 7x24 jam


8. Identifikasi

Hasil peremajaan

Diambil dengan ose dan diletakan pada


object glass

Ditetesi akuades

Ditutup cover glass

Diamati di mikroskop

Dibandingkan dengan pustaka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Postulat Koch


Kelompok
Pengamatan
1 2 3 4 5 6
Nama
Tomat Sawi Kangkung Jagung Cabai Bayam
preparat
MAKROSKOPIS
Pink
Warna Merah Pink Pink
keputih- Putih Hialin
koloni muda keunguan keunguan
putihan
Tepi koloni Bergerigi Bergerigi Rata Bergerigi Rata Rata
Warna
Coklat Merah Pink Pink
sebalik Putih Hialin
muda muda keunguan keunguan
koloni
Tekstur
Halus Halus Halus Halus Halus Halus
permukaan
Pola
Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris
penyebaran
MIKROSKOPIS
Konidium - - Ada Ada Ada -
Septat / tidak - - Ada Tidak ada Ada -

- warna - - Hialin Hitam Hialin -

Hifa Ada Ada Ada Ada Ada Ada


Septat / tidak Septat Ada Ada Tidak ada Ada Ada

- warna Hitam
Hialin Pink Hialin Pink Hialin
kecoklatan
Nama Fusarium Fusarium Fusarium Aspergillu Fusarium Fusarium
spesies sp. sp. sp. s sp. sp. sp.

Gambar 1. Pembuatan inokulum Gambar 2. Inokulasi tanaman uji


Gambar 3. Reisolasi patogen penyebab penyakit

Gambar 4. Peremajaan kontrol Gambar 5. Peremajaan perlakuan

Gambar 6. Identifikasi jamur patogen Gambar 7. Jamur yang teridentifikasi


B. Pembahasan

Alat-alat yang digunakan dalam uji Postulat Koch antara lain yaitu
polybag yang berfungsi untuk menanam tanaman, sprayer berfungsi untuk
menampung larutan akuades atau alkohol, botol selai berfungsi untuk
menumbuhkan inokulum, autoklaf berfungsi untuk sterilisasi alat dan bahan,
laminar air flow berfungsi untuk isolasi dengan lingkungan yang steril, bunsen
berfungsi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aseptis, alumunium foil
berfungsi untuk membungkus botol atau wadah, wrapper berfungsi untuk
merekatkan cawan petri, baki berfungsi untuk menyimpan atau menampung
peralatan, sendok berfungsi untuk mengaduk bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat inokulum, bor gabus berfungsi untuk mengambil isolat jamur, jarum ose
berfungsi untuk mengambil isolate jamur untuk diletakan pada object glass atau
untuk dilakukan peremajaan, timbangan berfungsi untuk menimbang bahan yang
akan digunakan, masker dan sarung tangan berfungsi untuk menjaga dari
kontaminasi, cawan petri berfungsi untuk tempat menumbuhkan isolat jamur,
skalpel digunakan untuk memotong bagian tanaman yang akan digunakan,
erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan yang digunakan, cover glass
berfungsi untuk menutup isolat jamur yang akan digunakan untuk identifikasi dan
untuk melindungi lensa mikroskop bahan yanag akan diamati, cover glass
berfungsi untuk melakukan identifikasi jamur, mikroskop berfungsi untuk
mengamati spesies jamur, buku identifikasi digunakan untuk mencocokan spesies
yang didapat dalam pengamatan, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan
atau akuades, dan beaker glass berfungsi untuk menampung larutan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam uji Postulat Koch antara lain yaitu
jagung giling yang berfungsi sebagai sumber karbon untuk mikroorganisme yang
ditumbuhkan, dedak berfungsi sebagai sumber nutrisi, C2Co3 berfungsi sebagai
buffer media inokulum, akuades berfungsi sebagai pelarut. Selain itu, bahan lain
yang digunakan yaitu alkohol 70% berfungsi untuk sterilisasi sebelum melakukan
kerja agar aseptis, tissue berfungsi untuk membersihkan larutan yang berceceran,
media PDA berfungsi untuk media biakan, patogen Fusarium oxysporu berfungsi
sebgaai mikroorganisme patogen, dan chloramphenicol berfungsi sebabagi
antibiotik. Tanaman yang digunakan yaitu tanaman tomat, sawi, kangkung, cabai,
jagung, dan bayam yang berfungsi sebagai tanaman uji coba.
Tanaman uji yang digunakan dalam acara kali ini yaitu antara lain:
1. Tomat
Tomat merupakan tanaman dari keluarga Solanaceae. Tanaman ini memiliki
siklus hidup yang singkat dan dapat tumbuh 1 sampai 3 meter. Tanaman tomat
memiliki buah berwarna kuning, hijau, dan merah yang biasa digunakan sebagai
sayur. Buah tomat merupakan buah buni, berdaging, kulitnya tipis, licin
mengkilap, dan beragam. Bijinya banyak, pipih, berwarna kuning kecoklatan
(Smith, 1994). Klasifikasi tomat menurut Peralta & Spooner (2001) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum
2. Cabai
Cabai merupakan tanam yang berkerabat dengan lada dan masuk ke dalam
suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Cabai memiliki daun yang bervariasi, ada yang
oval, lonjong, bahkan lanset. Batang tanaman cabai akan tumbuh hingga
ketinggian tertentu. Bebrapa jenis cabai panjang batangnya dapat mencapai 1 m.
batang yang sudah tua akan terlihat adanya warna coklat seperti kayu, yang
merupakan kayu semu akibat dari pengerasa jaringan parenkim. Akar cabia
merupakan akar serabut, dan terkadang terdapat bintil akar. Bunga tanaman cabai
berbenuk bintang yang tumbuh pada ketiak daun. Bunga tersebut merupakan
bunga sempurna, yang berarti pada satu tanaman terdapat bunga antan dan bunga
betina (Harpenas & Dermawan, 2010). Cabai merupakan rempah-rempah dan
juga sayuranyang banyak dibudidayakan di dunia. tanaman ini berasal dari
Amerika Selatan dan Tengah. Cabai dari genus Capsicum memiliki lebih dari 25
spesies, diantaranya adalah Capsicum annuum, C. chinense, C. frutescens, C.
baccatum, C. pubescens dan lain-lain. Cabai kaya akan protein, lipid, karbohidrat,
serat, garam mineral (Ca, P, Fe) dan vitamin A, D3, E, C, K, B2, dan B12 (Orobiyi
et al., 2013). Klasifikasi cabai menurut Samadi (1997) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spesrmatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum anuum
3. Sawi
Sawi merupakan termasuk ke dalam suku kubis-kubisan (Brasicaceae). Sawi
banyak dimanfaat bagian daun dan batangnya sebagai bahan pangan, baik
langsung diolah ataupun segar. Sawi memiliki beberapa manfaat seperti untuk
menghilangkan rasa gatal pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala,
bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal,dan memperbaiki serta
memperlancar pencernaan (Susila, 2006). Klasifikasi sawi menurut Tjitrosoepomo
(1993), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Capparales
Family : Brassicaceae
Genus : Brassica
Species : Brassica rape
4. Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih darisatu tahun.tanaa
ini memiliki perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar kesemua
arah dan dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm. Batang kangkung
bulat berlubang,berbuku-buku, banyak mengandung air dari bukunya dan
memiliki percabangan yang banyak. Tangkai kangkung melekat pada buku-buku
batangnya.di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru.bentuk daun uumnya runcing atau tumpu, permukaan daun
sebelah atas berwarna hijau tua dan sebelah bawahnyaberwarna hijau muda
(Suratman & Setyawan, 2000). Klasifikasi kangkung menurut Tjitrosoepomo
(1993), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Asteridae
Family : Solanales
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea aquatica
5. Jagung
Jagung merupakan tanaman tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan
iklim dan memiliki masa hidup 70-120 hari. Jagung dapat tumbuh hingga 3
meter. Temperatur maksimal dari jagung dari mulai fase pertumbuhan dan
perkembangan adalah 18-32oC. Biji jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam kebutuhan. Jagung biasa digunakan sebagai makanan pokok bagi beberapa
negara di dunia. Jagung sangat sensitif terhadap cekaman air. Hal ini dikarenakan
dapat mengurangi kadar oksigen dalam tanah (Belfield & Brown, 2008).
Klasifikasi jagung menurut Tjitrosoepomo (1993), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Order : Poales
Genus : Zea
Species : Zea mays
6. Bayam
Bayam merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Amaranthaceae.
Tanaman ini dapat dikembangbiakan melalui bijinya. Akar bayam merupakan akar
tunggang. Batangnya kecil bulat, lunak, lebar dan berair. Batang tumbuh tegak
dan dapat mencapai satu meter dengan percabangannya monopodial. Daun bayam
merupakan daun tunggal berwarna hijau dengan bentuk bundar telur memanjang
(ovalis), bunga pada bayam merupakanbunga axilaris,berkelamin tunggal. Setiap
bunganya memiliki lima mahkota. Kumpulan bunganya berbentuk bulir
(Tjitrosoepomo, 2007). Klasifikasi bayam menurut Sudarsono (2005), adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Amaranthales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus spinosus
Postulat Koch merupakan metode untuk membuktikan bahwa suatu
patogen merupakan penyebab dari suatu penyakit pada tanaman. Postulat Koch
atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch pada
1884 yang disaring dan diterbitkan pada 1890. Menurut Koch, keempat
kriterianya harus dipenuhi sebelum patogen yang dianggap sebagai penyebab
penyakit. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit yang sama.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah
terinfeksi tersebut dan saat diidentifikasi menunjukkan mokroorganisme yang
sama dengan hasil isolasi sebelumnya (Sylvia, 2010).
Uji Postulat Koch bertujuan untuk memastikan bahwa patogen yang telah diisolasi
merupakan patogen yang dikehendaki. Patogen yang telah diisolasi diuji
patogenisitasnya pada tanaman sehat (Dewi et al., 2013).
Berdasarkan hasil yang telah didapat kelompok 1-6, patogen yang
diperoleh dari reisolasi dan peremajaan yang dilakukan adalah Fusarium sp. oleh
kelompok 1, 2, 3, 5, dan 6 sedangkan hasil yang diperoleh oleh kelompok 4
adalah Aspergillus sp. Hasil yang didapat sesuai dengan pustaka karena menurut
Isnaini et al., (2010), patogen hasil peremajaan yang diidentifikasi harus sama
dengan patogen yang diisolasi sebelumnya. Meskipun belum diketuhi secara pasti
jenis Fusarium apa yang di dapat, namun kesaaman jenis jamur patogen ini
menjadikan uji Postulat Koch berhasil. Sementara perbedaan hasil yang didapat
oleh kelompok 4 belum dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Patogen hasil pengamatan uji Postulat Koch oleh kelompok 1, 2, 3, 5, dan
sesuai dengan patogen pada awal hasil reisolasi dan peremajaan yaitu dari
jenis Fusarium.
2. Hasil yang didapat oleh kelompok 4 yaitu Aspergillus sp. dan patogen
tersebut tidak sesuai dengan patogen awal hasil reisolasi dan peremajaan.

B. Saran

Untuk praktikum kedepannya, organisme patogen yang digunakan tidak


hanya satu jenis.

DAFTAR REFERENSI

Agrios, G.N., 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Barnett, H.L. & Hunter, B.B., 1998. Illustrated Marga of Imperfect Fungi. 4th ed.
USA: Prentice-Hall, Inc.

Belfield, S. & B. Christine., 2008. Field Crop Manual. Canberra: Maize (A Guide
to Upland Production in Cambodia).
Dewi, N.M., Cholil, A. & Sulistyowati, L.,2013. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam
Perak dan Trichoderma sp. untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium pada
Tanaman Melon. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, (I)3, pp.80-90.

Gilang, R., 2012. Postulat Koch. [Online] Available at


http://restugilang08.student.ipb.ac.id. [Accessed 18 Desember 2015].

Gunawan, R., 2011. Makalah Mikroorganisme Postulat Koch.


Purwokerto:Universitas Muhamadiyah Purwokerto.

Hakikah, S., 2010. Postulat Koch. [Online] Available at


http://sylviahakikah08.student.ipb.ac.id. [Accessed 18 Desember 2015].

Harpenas, A. & R. Dermawan., 2010. Budidaya Cabai Unggul (Cabai Besar,


Cabai Keriting, Cabai Rawit, dan Paprika). Jakarta: Penebar Swadaya.

Isnaini, Mulat., Irwan M. & I Komang D. J. 2010. Studi Pendahuluan Tentang


Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Buah Naga di Kabupaten Lombok
Utara. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Ogoshi, A., B. Sneh. & L. Burpee., 1985. Identification of Rhizoctonia sp.


Minnesota: APS Press.

Orobiyi, A., Dansi, A., Assogba, P., Loko, L.Y., Dansi, M., Vodouhe, R.,
Akouegninou, A. & Sanni, A., 2013. Chili (Capsicum annuum L.) in
Southern Benin: Production Constraints, Varietal Diversity, Preference
Criteria and Participatory Evaluation. International Research Journal of
Agricultural Science and Soil Sciense, (III)4, pp. 107-120.

Peralta, I.E. & Spooner, D.M., 2001. Granule-bound starch synthase (Gbssi) gene
phylogeny of wild tomatoes (Solanum L. section Lycopersicon [Mill.]
Wettst. Subsection Lycopersicon). American Journal of Botany 88, (10)
pp.18881902.

Sadiqul, M., 2010. Laporan Praktikum Laboratorium Lingkungan Isolasi dan


Pemurnian Mikrobia. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Samadi, B., 1997. Budidaya Cabai Secara Komersial. Yogyakarta: Yayasan


Pustaka Nusatam.

Sastrahidayat, I.R., 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Surabaya: Usaha Nasional.

Semangun, H., 1996. Pengaturan Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah


Mada Univ Press.

Smith, A.F., 1994. The Tomato in America. University of Illinois Press.

Sudarsono., 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan


Biologi FMIPA UNY.
Suratman, Priyanto, D. & A.D. Setyawan., 2000. Analisis Keragaman Genus
Ipomoea Berdasarkan Karakter Morfologi. Surakarta.

Susila, A.D., 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi


dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sylvia, H., 2010. Postulat Koch. [Online] Available at


http://sylviahakikah08.student.ipb.ac.id. [Accessed 18 Desember 2015].

Tjitrosoepomo, G., 1993. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press.

Tjitrosoepomo, G., 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

You might also like