You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena berkat limpahan,

rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal ini .

Terimakasih saya ucapkan kepada :

1) Orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan anaknya ini
2) Abang dan adik saya yang membuat hari hari penulis berarti
3) Ibu Dra Rahmi Zulhida Msi selaku dosen mikrobiologi
4) Abang Dedi Yanto Syahputra Sp, Abang Desru Ardian , Kakak Rizky Zaita Putri Sp
Selaku Asisten Dosen Praktikum Mikrobiologi

5) Teman teman yang selalu memberikan saya inspirasi

Semoga apa yang diharapkan selalu baik , dan semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi orang

lain, walau jurnal ini jauh dari kesempurnan , penulis ucapakan terimakasih.

Medan , November 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. iii

PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

Latar Belakang................................................................................................... 1

Tujuan.................................................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 2

METODE PRAKTIKUM.......................................................................................... 3

Tempat dan Waktu............................................................................................... 3

Bahan dan Alat.................................................................................................... 3

Cara Kerja........................................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................. 4

Hasil.................................................................................................................... 4

Pembahasan......................................................................................................... 4

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 5

Kesimpulan......................................................................................................... 5

Saran.................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler dan ada pula yang

multiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin, jamur multiseluler terbentuk dari

rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang di sebut benang hifa. Hifa memiliki

sekat-sekat yang melintang tiap-tiap sekat memiliki satu sel, Dengan satu atau beberapa inti

sel. Namun ada pula hifa yang tidak memiliki sekat melainkan yang mengandung banyak inti

dan di sebut sinositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan

jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi (Krisno, 2011).

Jamur termasuk divisio mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa

yunani) yang disebut juga fungi (bahasa latin) ada beberapa istilah yang dikenal untuk

menyebut jamur, (a) mashrom, yaitu jamur yang dapat manghasilkan badan buah besar,

termasuk jamur yang dapat di makan. (b) mold, yaitu jamur yang berbentuk seperti benang

dan (c) khamir, yaitu jamur yang bersel satu, jamur merupakan jasad eukariot, yang

berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler, sel-sel jamur tidak berklrofil,

dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada deferensiasi jaringan (Anonim, 2009).

Berdasarkan sumber iluminasi yang dipakai dikenal dua kelompok utama

mikrosokop yaitu, mikroskop cahaya dan mikrosokop elektron. Mikroskop cahaya


menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber iluminasinya, tergolong ke dalamnya

adalah mikroskop medan terang (brigfield), medan gelap (dark field), kontras fase (phase

contrast) dan pendar fluor (fluorescence). Di pihak lain, mikroskop elektron menggunakan

elektron untuk iluminasinya. Ada dua macam mikroskop elektron yaitu tipe transmisi dan tipe

payar (scanning) . Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil kerja dua

sistem lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat dengan

spesimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem

lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang

kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tersebut, pada gilirannya,

diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan p ada mikroskop (Hadioetomo,1993:5).

Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yait

u makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak

dapat terlihat dengan mata kita, karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya

pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu banyak masalah

mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan pengamatan itu hanya bisa

dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan

dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata,

terutama dalam bidang kedokteran dan biologi adalah mikroskop dalam (bahasa latin

mikro diartikan kecil sedangkan scopium berarti penglihatan). Mikroskop

sering digunakan untuk, meningkat kemampuan daya pisah atau lihat seseorang sehingg

a memungkinkan mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata

terbuka (Dwidjoseputro,1994:1).
Sebelum orang mengenal pemakaian mikroskop dengan daya pembesaran yang kuat

dan belum diketahui adanya dunia mikroorganisme. para ahli mikrobiologi tidak mengalami

kesukaran dalam mengklasifikasikan bermacam-macam mahluk hidup yang tampak oleh

mata biasa seperti dunia hewan (animalia) dan dunia hewan (plantae). Tumbuhan di anggap

tidak dapat bergarak dan susunannya sedarhana sedangkan hewan dapat bergerak dan

susunannya lebih kompleks. Demikian pula setelah milai di gunakannya mikroskop, orang

segera dapat membedakan antara alga uniseluler yang kasat mata (Irianto, 2006).

Tujuan Praktikum

Agar dapat mengamati mikroorganisme dengan menggunakan mikroskop.


TINJUAN PUSTAKA

Penampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. Kita melihat

pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk. Pertumbuhan seperti bulu pada roti

dan selai basi. Jamur d lapangan dan di hutan semua ini merupakan tubuh dari berbagai

macam penampilan tergantung dari spesiesnya. Telaah mengenai cendawan disebut mikologi.

Cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamenthus sedangkan khamir

biasanya bersifat uniseluler ( Pelezar, 2006).

Jamur atau fungi merupakan organisme bersel tunggal atau bersel banyak. Jamur

merupakan eukariotik dan tidak berklorofil. Sol jamur memiliki dinding yang tersusun atas

kitin. Karena sifat-sifatnya yaitu mengandung kitin, eukariotik dan tidak mengandung

klorofil, jamur ini dikelompokkan dalam kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi. Hal ini

disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan ke dalam dunia hewan atau tumbuhan.

Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan hidup secara heterotrof. Jamur hidup

dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur

hidup secara saprofit yaitu hidup dari penguraian sampah-sampah (Amien, 1987:84).
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti

golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus)

berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan

basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu

sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut

diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung

yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa

bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-

gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-

dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut

stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari

spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang

berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika

dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil. (Dwijoseputro, 1978).

Jamur di kelompokkan menjadi beberapa divisi, yaitu zygomycota, ascomycota, dan

dentromycota. Zygommycota adalah jamur yang memiliki hifa tidak bersekat. Ascomycota,

kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat. Ciri khas dari ascomycota adalah

memiliki alat pembentuk spora yang di sebut askus. Askus tersebut berada dalam badan yang

disebut askokarp, namun spora jamur ini disebut askopora. Basidiomycota, kelompok jamur

ini memiliki hifa yang bersekat- sekat. Dentromycetes, jamur ini disebut jamur tidak

sempurna, karena cara perkembang biakan generatifnya belum jelas (Nugraha, 2008).
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 20 mikron.

Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi

dan bentuk seringkali tergantung dari cara pembelahan selnya. Sel khamir dapat berbentuk

lonjong, bentuk batang atau bulat. Sel-sel khamir sering dijumpai secara tunggal tetapi

apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya setelah pembelahan maka akan terjadi

bentuk yang disebut pseudomisellium. Khamir tidak bergerak karena itu tidak mempunyai

flagella. Beberapa jenis khamir membentuk kapsul di sebelah luar (Buckle, 2007).
METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Tempat praktikum dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada hari rabu tanggal 20 November 2013 pukul

14;30 16:00.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini alcohol, Aquades, selotip,

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mikroskop, De glass ,

Gunting

Cara Kerja

1. Dibersihkan De-glass dengan menggunakan alkohol

2. Ditetesi Aquadest sebanyak 2 tetes pada de-glass

3. Di gunting selotip sepanjang jari telunjuk dengan ibu jari kira kira 2 cm

4. Di ambil mikroorganisme yang sudah dibiakan dengan menggunakan selotip

5. Di tempelkan selotip tadi ke permukaan de-glass yang sudah terdapat aquadess

6. Diambil de-glass kecil & diletakan pada De glass yang berisi mikroorganisme tadi

7. Diamati dengan alat mikroskop untuk melihat organisme pada jamur

8. Diamati organisme dan digambar


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui dari media PDA tamapak jelas

bagian-bagian jamur terdiri dari hyfa, spora,sporangium, pralit, sporangiofor, konidia dan

konidiafora. Jamur multiselular terbentuk dari rangkaian sel pembentuk benang seperti kapas

yang disebut benang hyfa. Ada tidaknya serat pada hyfa menjadi dasar penggolongan jamur.

Hyfa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hyfa yang tumbuh

menjulang keatas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium. Sporangium

artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Adapun hyfa yang tumbuh menjadi

konidiofor yang artinya pembawa konidia yang dapat menghasilkan konidium. Kumpulan

hyfa akan membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai misellium. Misellium inilah

yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan. amur

memiliki sifat-sifat antara lain : tidak mempunyai klorofil, hidup secara heterotrof, jamur ada

yang uniselular dan ada yang multiselular, jamur dapat berkembangbiak secara seksual dan

aseksual, tidak berfilamen, dan dinding sel mengandung kitin, glikan, selulosa dan manna.

Berdasarkan cara hidupnya jamur ada yang bersifat parasit dan saprofit. Berdasarkan pada

kompatibilitasnya jamur dibedakan atas jamur homotalik yaitu setiap talus mampu

melakukan perkawinan sendiri ataupun tidak. Setiap devisi jamur akan menunjukan ciri-ciri,

bentuk dan sifat yang berbeda-beda. ebelum orang mengenal pemakaian mikroskop dengan

daya pembesaran yang kuat dan belum diketahui adanya dunia mikroorganisme. para ahli

mikrobiologi tidak mengalami kesukaran dalam mengklasifikasikan bermacam-macam

mahluk hidup yang tampak oleh mata biasa seperti dunia hewan (animalia) dan dunia hewan

(plantae). Jamur termasuk divisio mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa

yunani) yang disebut juga fungi (bahasa latin) ada beberapa istilah yang dikenal untuk

menyebut jamur, (a) mashrom, yaitu jamur yang dapat manghasilkan badan buah besar,
termasuk jamur yang dapat di makan. (b) mold, yaitu jamur yang berbentuk seperti benang

dan (c) khamir, yaitu jamur yang bersel satu, jamur merupakan jasad eukariot, yang

berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler, sel-sel jamur tidak berklrofil,

dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada deferensiasi jaringan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki klorofil


2. Jamur ada yang bersifat uniselular dan ada yang bersifat multiselular
3. Hyfa adalah rangkaian sel yang membentuk benang seperti kapas
4. Kumpulan beberapa hyfa akan membentuk misellium
5. Jamur dapat hidup sebagai parasit ataupun saprofit
6. Jamur hidup secara heterotrof
7. Jamur dapat berkembangbiak secara seksual dan aseksual

Saran

Agar praktikan dapat lebih banyak belajar , dan tak henti hentinya keinginan rasa tahu

dalam praktikum dalam pelajaran mata kuliah pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Fungi (jamur). http://urghar.blogspot.com/um/2009/11/fungi-jamur html.
Diakses pada tanggal 07 November 2013

Amien, 1987. engertian Hifa http://wikipediablogspot/2012/07/jenis-jenis hifahtml. Diakses


pada tanggal 07 November 2013

Buckle, 2007. Anatomi Dan Morfologi Jamur. http://wordpress.com /


2011/01/14.morfologibakteri. Diakses pada tanggal 03 November 2013

Dwidjoseputro,1994. Macam-Macam Klasifikasi Jamur. http://education-nurdia


nugroho.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 November 2013

Dwijoseputro, 1978. Morfologi Dan Anatomi Mikroorganisme. http://zaibio.


wordpress.com/2010/01/08. Diakses pada tanggal 07 November 2013

Hadioetomo,1993. Media-Media Perkembangbiakan Mikroba. http://Antonita.Blogspot.

com/media-media-perkembangbiakan-mikroba.html. Diakses pada tanggal 5

November 2013

Irianto, 2006. Pembuatan Media Mikroorganisme Dan Macam-Macam Media. Http://Alex.


blogspot.com/pembuatan-media-mikroorganisme-dan-macam-macam-media.html.
Diakses pada tanggal 5 November 2013

Krisno, 2011. Pembuatan Media. http://Ana.blogspot.com/pembuatan-media-lapora-


raktikum-mikrobiologi.html. Diakses pada tanggal 5 November 2013

Nugraha, 2008.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.


http://iandrumer.blogspot.com/2011/12/laporan-isolasi-dan-pengamatan.html. Diakses
pada tanggal 16 Nopember 2013.

Pelezar, 2006. Mikroorganisme. http://lardita.blogspot.com.duniamikrobahtml. Diakses pada


tanggal 20 November 2013

You might also like