Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena berkat limpahan,
1) Orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan anaknya ini
2) Abang dan adik saya yang membuat hari hari penulis berarti
3) Ibu Dra Rahmi Zulhida Msi selaku dosen mikrobiologi
4) Abang Dedi Yanto Syahputra Sp, Abang Desru Ardian , Kakak Rizky Zaita Putri Sp
Selaku Asisten Dosen Praktikum Mikrobiologi
Semoga apa yang diharapkan selalu baik , dan semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi orang
lain, walau jurnal ini jauh dari kesempurnan , penulis ucapakan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 2
METODE PRAKTIKUM.......................................................................................... 3
Cara Kerja........................................................................................................... 3
Hasil.................................................................................................................... 4
Pembahasan......................................................................................................... 4
Kesimpulan......................................................................................................... 5
Saran.................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler dan ada pula yang
multiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin, jamur multiseluler terbentuk dari
rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang di sebut benang hifa. Hifa memiliki
sekat-sekat yang melintang tiap-tiap sekat memiliki satu sel, Dengan satu atau beberapa inti
sel. Namun ada pula hifa yang tidak memiliki sekat melainkan yang mengandung banyak inti
dan di sebut sinositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan
jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi (Krisno, 2011).
Jamur termasuk divisio mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa
yunani) yang disebut juga fungi (bahasa latin) ada beberapa istilah yang dikenal untuk
menyebut jamur, (a) mashrom, yaitu jamur yang dapat manghasilkan badan buah besar,
termasuk jamur yang dapat di makan. (b) mold, yaitu jamur yang berbentuk seperti benang
dan (c) khamir, yaitu jamur yang bersel satu, jamur merupakan jasad eukariot, yang
berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler, sel-sel jamur tidak berklrofil,
dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada deferensiasi jaringan (Anonim, 2009).
adalah mikroskop medan terang (brigfield), medan gelap (dark field), kontras fase (phase
contrast) dan pendar fluor (fluorescence). Di pihak lain, mikroskop elektron menggunakan
elektron untuk iluminasinya. Ada dua macam mikroskop elektron yaitu tipe transmisi dan tipe
payar (scanning) . Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil kerja dua
sistem lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat dengan
spesimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem
lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang
kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tersebut, pada gilirannya,
Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yait
u makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak
dapat terlihat dengan mata kita, karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya
pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu banyak masalah
mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan pengamatan itu hanya bisa
dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan
dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata,
terutama dalam bidang kedokteran dan biologi adalah mikroskop dalam (bahasa latin
sering digunakan untuk, meningkat kemampuan daya pisah atau lihat seseorang sehingg
a memungkinkan mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata
terbuka (Dwidjoseputro,1994:1).
Sebelum orang mengenal pemakaian mikroskop dengan daya pembesaran yang kuat
dan belum diketahui adanya dunia mikroorganisme. para ahli mikrobiologi tidak mengalami
mata biasa seperti dunia hewan (animalia) dan dunia hewan (plantae). Tumbuhan di anggap
tidak dapat bergarak dan susunannya sedarhana sedangkan hewan dapat bergerak dan
susunannya lebih kompleks. Demikian pula setelah milai di gunakannya mikroskop, orang
segera dapat membedakan antara alga uniseluler yang kasat mata (Irianto, 2006).
Tujuan Praktikum
Penampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. Kita melihat
pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk. Pertumbuhan seperti bulu pada roti
dan selai basi. Jamur d lapangan dan di hutan semua ini merupakan tubuh dari berbagai
macam penampilan tergantung dari spesiesnya. Telaah mengenai cendawan disebut mikologi.
Cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamenthus sedangkan khamir
Jamur atau fungi merupakan organisme bersel tunggal atau bersel banyak. Jamur
merupakan eukariotik dan tidak berklorofil. Sol jamur memiliki dinding yang tersusun atas
kitin. Karena sifat-sifatnya yaitu mengandung kitin, eukariotik dan tidak mengandung
klorofil, jamur ini dikelompokkan dalam kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi. Hal ini
disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan ke dalam dunia hewan atau tumbuhan.
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan hidup secara heterotrof. Jamur hidup
dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur
hidup secara saprofit yaitu hidup dari penguraian sampah-sampah (Amien, 1987:84).
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti
golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus)
berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan
basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu
sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut
diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung
yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa
bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-
gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-
dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut
stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari
spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang
berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika
dentromycota. Zygommycota adalah jamur yang memiliki hifa tidak bersekat. Ascomycota,
kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat. Ciri khas dari ascomycota adalah
memiliki alat pembentuk spora yang di sebut askus. Askus tersebut berada dalam badan yang
disebut askokarp, namun spora jamur ini disebut askopora. Basidiomycota, kelompok jamur
ini memiliki hifa yang bersekat- sekat. Dentromycetes, jamur ini disebut jamur tidak
sempurna, karena cara perkembang biakan generatifnya belum jelas (Nugraha, 2008).
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 20 mikron.
Biasanya berukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi
dan bentuk seringkali tergantung dari cara pembelahan selnya. Sel khamir dapat berbentuk
lonjong, bentuk batang atau bulat. Sel-sel khamir sering dijumpai secara tunggal tetapi
apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya setelah pembelahan maka akan terjadi
bentuk yang disebut pseudomisellium. Khamir tidak bergerak karena itu tidak mempunyai
flagella. Beberapa jenis khamir membentuk kapsul di sebelah luar (Buckle, 2007).
METODE PRAKTIKUM
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada hari rabu tanggal 20 November 2013 pukul
14;30 16:00.
Gunting
Cara Kerja
3. Di gunting selotip sepanjang jari telunjuk dengan ibu jari kira kira 2 cm
6. Diambil de-glass kecil & diletakan pada De glass yang berisi mikroorganisme tadi
Hasil
Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui dari media PDA tamapak jelas
bagian-bagian jamur terdiri dari hyfa, spora,sporangium, pralit, sporangiofor, konidia dan
konidiafora. Jamur multiselular terbentuk dari rangkaian sel pembentuk benang seperti kapas
yang disebut benang hyfa. Ada tidaknya serat pada hyfa menjadi dasar penggolongan jamur.
Hyfa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hyfa yang tumbuh
artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Adapun hyfa yang tumbuh menjadi
konidiofor yang artinya pembawa konidia yang dapat menghasilkan konidium. Kumpulan
hyfa akan membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai misellium. Misellium inilah
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan. amur
memiliki sifat-sifat antara lain : tidak mempunyai klorofil, hidup secara heterotrof, jamur ada
yang uniselular dan ada yang multiselular, jamur dapat berkembangbiak secara seksual dan
aseksual, tidak berfilamen, dan dinding sel mengandung kitin, glikan, selulosa dan manna.
Berdasarkan cara hidupnya jamur ada yang bersifat parasit dan saprofit. Berdasarkan pada
kompatibilitasnya jamur dibedakan atas jamur homotalik yaitu setiap talus mampu
melakukan perkawinan sendiri ataupun tidak. Setiap devisi jamur akan menunjukan ciri-ciri,
bentuk dan sifat yang berbeda-beda. ebelum orang mengenal pemakaian mikroskop dengan
daya pembesaran yang kuat dan belum diketahui adanya dunia mikroorganisme. para ahli
mahluk hidup yang tampak oleh mata biasa seperti dunia hewan (animalia) dan dunia hewan
(plantae). Jamur termasuk divisio mycota (fungi). Mycota berasal dari kata mykes (bahasa
yunani) yang disebut juga fungi (bahasa latin) ada beberapa istilah yang dikenal untuk
menyebut jamur, (a) mashrom, yaitu jamur yang dapat manghasilkan badan buah besar,
termasuk jamur yang dapat di makan. (b) mold, yaitu jamur yang berbentuk seperti benang
dan (c) khamir, yaitu jamur yang bersel satu, jamur merupakan jasad eukariot, yang
berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler, sel-sel jamur tidak berklrofil,
dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada deferensiasi jaringan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Saran
Agar praktikan dapat lebih banyak belajar , dan tak henti hentinya keinginan rasa tahu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Fungi (jamur). http://urghar.blogspot.com/um/2009/11/fungi-jamur html.
Diakses pada tanggal 07 November 2013
November 2013